Anggota Kelompok 2 :
MOJOKERTO
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PEMASANGAN INFUS PADA BAYI DAN ANAK DAN TRANFUSI DARAH” .
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Anak. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam
bidang medis. Serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana dan apa sebenarnya
Pemasangan infus pada bayi dan anak dan Tranfusi darah.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover.............................................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
BAB I
Pendahuluan.................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3. Tujuan..................................................................................................................... 4
BAB II
Pembahasan....................................................................................................................5
a. Pengertian pemasangan cairan infus .....................................................................5
b.Cara pemasangan infus pada bayi dan anak.................................................................7
c. Pengertian transfusi darah ...........................................................................................9
d. Maanfat transfusi darah...............................................................................................9
BAB IV
Penutup.......................................................................................................................11
Daftar Pustaka...........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 latar Belakang
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh
dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien
rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yangcukup selama masa penyembuhan
atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa
obat-obatan lain. (Lachman, 2008)
Salah satu tugas penting bidan adalah memberikan pelayanan yang aman dan
nyaman bagi klien. Salah satunya yaitu dengan memberikan cairan infus kepada klien
yang sedang mengalami kekurangan cairan. Seorang bidan memiliki tanggung jawab
penuh dalam memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan khususnya
pemberian cairan infus kepada klien.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemasangan cairan infus
2. Untuk mengetahui cara pemasangan infus pada bayi dan anak
3. Untuk mengetahui transfusi darah
4. Untuk mengetahui manfaat transfusi darah
BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Pengertian Pemasangan Cairan
tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena ( pembuluh balik ) untuk
untuk menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung
penting dalam dunia kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk
ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien .sehinggga pasien
mendapatkan nutrisi makanan , meskipun pasien tidak makan. Oleh karena itu
3. Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut
C. Indikasi
Pasien dehidrasi, syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum
transfusi darah, pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan minum melalui
mulut, pasien yang memerlukan pengobatan tertentu.
D. Kontraindikasi
5
1. Inflamasi (bengkak, nyeri demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki) (Yuda, 2010)
2. Hematoma
Yaitu darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah, terjadi
akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan berulang
pada pembuluh darah.
Tanda-tanda: tenderness, memar.
Penyebab: vena terembes, jarum tidak pada tempatnya dan darah mengalir.
Intervensi: abbocath dipindahkan, gunakan tekanan dan kompres, cek kembali tempat
keluar darah.
3. Infiltrasi
Yaitu masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah)
atau kebocoran cairan infus ke jaringan sekitar. Terjadi akibat ujung jarum infus
melewati pembuluh darah.
Tanda-tanda: kepucatan, bengkak, dingin, nyeri dan terhentinya tetesan infus.
Intervensi: kaji tingkat keparahan, lepas infus, tinggikan ekstremitas yang terpasang
infus.
f. Pedoman Pemilihan Vena
1. Gunakan vena distal terlebih dahulu
2. Gunakan tangan yang tidak dominan jika mungkin
3. Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat
4. Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi prosedur atau pembedahan yang direncanakan
5. Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktivitas pasien
6
H. Tipe Vena yang perlu Dihindari
7
7. Menggantungkan flabot pada tiang infus
8. Membuka kemasan infus set
9. Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan menutup klem yang ada pada
saluran infus
10. Menusukkan infus set ke dalam flabot infus dan mengisi tabung tetesan dengan cara
memencet tabung tetesan infus hingga setengahnya.
11. Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang
infus lalu tutup kembali klem
12. Memilih vena yang akan dipasang infus
13. Meletakkan torniquet 10-12 cm di atas tempat yang akan ditusuk, menganjurkan
pasien menggenggam tangannya
14. Melakukan desinfeksi daerah penusukkan dengan kapas alkohol secara sirkuler dengan
diameter ±5 cm
15. Menusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, dengan
menggunakan tangan yang dominan.
16. Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath
17. Memasukkan abbocath secara pelan-pelan jarum yang ada pada abbocath, hingga
plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar semua
18. Segera menyambungkan abbocath dengan selang infus
19. Melepaskan tourniquet, menganjurkan pasien membuka tangannya dan melonggarkan
klem untuk melihat kelancaran tetesan
20. Merekatkan pangkal jarum pada kulit dengan plester
21. Mengatur tetesan infus
22. Menutup tempat tusukan dengan kassa steril, dan direkatkan dengan plester
23. Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak digerak-gerakkan agar
abbocath tidak bergeser
24. Membereskan alat dan merapikan pasien
25. Melepas sarung tangan
26. Mencuci tangan
27. Melakukan dokumentasi
8
resipien. Transfusi darah merupakan salah satu komponen terapi yang sangat penting
dalam penatalaksanaan resipien. Pemberian transfusi darah harus berpegang pada prinsip
bahwa manfaat yang akan di terima oleh resipien jauh lebih besar dibandingkan risiko
yang akan di tanggung, semboyan “memberikan darah yang tepat kepada pasien yang
tepat pada waktunya dan tempat yang tepat” harus benar-benar dilaksanakan dalam
Transfusi darah yaitu upaya kesehatan berupa segala tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk menghasilkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan
kesehatan yang mencakup kegiatan – kegiatan penyerahan, penyumbang darah dan penyampaian
darah kepada pasien melalui sarana pelayanan kesehatan. Palang Merah Indonesia (PMI)
khususnya bagian UDD (Unit Donor Darah) berusaha memenuhi permintaan darah oleh pasien
yang membutuhkan. Namun tidak semua permintaan darah dapat terpenuhi karena calon pendonor
darah harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh UDD PMI Kabupaten Gresik
Demam, menggigil
Alergi, Gatal, kemerahan di kulit
Infeksi
Kelebihan cairan
Kelebihan zat besi
Sesak nafas
9
Sakit kepala
Cemas, gelisah
Syok
Nyeri dada, nyeri punggung
Penyakit graft versus host
Reaksi transfusi lambat : antara 24 jam sampai 2 minggu setelah transfusi
BAB III
PENUTUP
10
Kesimpulan
Transfusi darah yaitu upaya kesehatan berupa segala tindakan yang dilakukan
dengan tujuan untuk menghasilkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan
pemulihan kesehatan yang mencakup kegiatan – kegiatan penyerahan, penyumbang
darah dan penyampaian darah kepada pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://anysws.blogspot.com/2015/02/makalah-pemasangan-infus.html
11
https://dokumen.tips/documents/isi-makalah-pemasangan-infusdocx.html
https://medi-call.id/blog/fungsi-cairan-infus/
http://eprints.umg.ac.id/336/2/6.%20BAB%20I.pdf
12