Anda di halaman 1dari 12

PEMASANGAN INFUS PADA BAYI DAN ANAK

DAN TRANFUSI DARAH

Anggota Kelompok 2 :

Bella Febrilia (0120005)


Dian Zuafidah Mu’azaroh (0120008)
Dwi Ari Herdiansyah (0120011)
Elsa Dwi Cahyaningrum (0120016)
Nanda Ummul Rahmah (0120025)
Sodikin (0120031)
Wahyuningsih Putri Erna (0120037)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PEMASANGAN INFUS PADA BAYI DAN ANAK DAN TRANFUSI DARAH” .
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Anak. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam
bidang medis. Serta pembaca dapat mengetahui tentang bagaimana dan apa sebenarnya
Pemasangan infus pada bayi dan anak dan Tranfusi darah.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena


itu,kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk
melengkapai segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Mojokerto, 17 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover.............................................................................................................................. 1

Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3

BAB I
Pendahuluan.................................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3. Tujuan..................................................................................................................... 4

BAB II
Pembahasan....................................................................................................................5
a. Pengertian pemasangan cairan infus .....................................................................5
b.Cara pemasangan infus pada bayi dan anak.................................................................7
c. Pengertian transfusi darah ...........................................................................................9
d. Maanfat transfusi darah...............................................................................................9

BAB IV
Penutup.......................................................................................................................11
Daftar Pustaka...........................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 latar Belakang

Kebutuhan cairanmerupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara


fisiologis kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir 90%
dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Secara keseluruhan, presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia.
Presentasecairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria dewasa
57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari tital berat badan, dan dewasa tua
45% dari total berat badan. Selain itu, presentase jumlah cairan tubuh yang bervariasi
juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika lemak dalam tubuh
sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan
tubuh lebih sedikit dibandingkan pada pria, karena jumlah lemak pada tubuh wanita
dewasa lebih banyak dibandingkan dengan lemak pada tubuh pria dewasa

Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh
dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien
rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yangcukup selama masa penyembuhan
atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa
obat-obatan lain. (Lachman, 2008)

Salah satu tugas penting bidan adalah memberikan pelayanan yang aman dan
nyaman bagi klien. Salah satunya yaitu dengan memberikan cairan infus kepada klien
yang sedang mengalami kekurangan cairan. Seorang bidan memiliki tanggung jawab
penuh dalam memperhatikan status kesehatan dengan memberikan asuhan khususnya
pemberian cairan infus kepada klien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pemasangan cairan infus ?
2. Bagaimana cara pemasangan infus pada bayi dan anak?
3. Apa pengertian transfusi darah ?
4. Apa maanfat transfusi darah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemasangan cairan infus
2. Untuk mengetahui cara pemasangan infus pada bayi dan anak
3. Untuk mengetahui transfusi darah
4. Untuk mengetahui manfaat transfusi darah

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Pengertian Pemasangan Cairan

Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam

tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena ( pembuluh balik ) untuk

menggantikan cairan dan zat-zat makanan dari tubuh yang mengalami

gangguan kesimbangan cairan , elektrolit , dan asam basa.

Infus merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat

untuk menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung

ditransfunsikan ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah . infus berperan

penting dalam dunia kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk

ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien .sehinggga pasien

mendapatkan nutrisi makanan , meskipun pasien tidak makan. Oleh karena itu

cairan infus berperan penting dalam kelangsungan hidup pasien.

B.      Tujuan Pemasangan infus

1. Sebagai akses pemberian obat

2. Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

3. Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui mulut

C.       Indikasi

Pasien dehidrasi, syok, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum
transfusi darah, pasien yang tidak bisa atau tidak boleh makan dan minum melalui
mulut, pasien yang memerlukan pengobatan tertentu.

D.    Kontraindikasi

5
1. Inflamasi (bengkak, nyeri demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus

2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah)

3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki) (Yuda, 2010)

E.       Resiko Pemasangan Infus

1.      Flebitis (peradangan pembuluh vena)


Tanda-tanda: hangat, merah, bengkak di daerah luka tusukan.
Penyebab: kurangnya aliran darah di sekitar abbocath, gesekan di dalam vena.
Intervensi: ganti abbocath, gunakan kompres hangat, pemberian analgesik anti
inflamasi.

2.      Hematoma
Yaitu darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah, terjadi
akibat penekanan yang kurang tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan berulang
pada pembuluh darah. 
Tanda-tanda: tenderness, memar.
Penyebab: vena terembes, jarum tidak pada tempatnya dan darah mengalir.
Intervensi: abbocath dipindahkan, gunakan tekanan dan kompres, cek kembali tempat
keluar darah.

3.      Infiltrasi
Yaitu masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh darah)
atau kebocoran cairan infus ke jaringan sekitar. Terjadi akibat ujung jarum infus
melewati pembuluh darah.
Tanda-tanda: kepucatan, bengkak, dingin, nyeri dan terhentinya tetesan infus.
Intervensi: kaji tingkat keparahan, lepas infus, tinggikan ekstremitas yang terpasang
infus.
f.       Pedoman Pemilihan Vena
1.      Gunakan vena distal terlebih dahulu
2.      Gunakan tangan yang tidak dominan jika mungkin
3.      Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang adekuat
4.      Pilih lokasi yang tidak mempengaruhi prosedur atau pembedahan yang direncanakan
5.      Pastikan lokasi yang dipilih tidak mengganggu aktivitas pasien

6
H.      Tipe Vena yang perlu Dihindari

1.      Vena yang telah digunakan sebelumnya


2.      Vena yang telah mengalami infiltrasi atau flebitis
3.      Vena keras dan sklerotik
4.      Vena kaki, karena sirkulasi lambat dan komplikasi sering terjadi
5.      Ekstremitas yang lumpuh
6.      Vena yang dekat area terinfeksi
7.      Vena pada jari, karena mudah terjadi komplikasi (flebitis, infiltrasi) dan dekat dengan
persyarafan
8.      Vena yang terletak di bawah vena yang terjadi flebitis dan infiltrasi

J .   Persiapan Alat pemasangan infus

1.      Baki yang telah dialasi


2.      Perlak dan pengalas
3.      Bengkok
4.      Tiang infus
5.      Hanscoon
6.      Torniquet
7.      Kapas alkohol
8.      Infus set
9.      Cairan infus
10.  Abbocath
11.  Jam tangan
12.  Plester /hipafik
13.  Kassa
14.  Gunting plester

k.      Prosedur pemasangan Infus


1.      Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2.      Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
3.      Memasang sampiran
4.      Mencuci tangan
5.      Memasang perlak dan pengalas
6.      Memakai sarung tangan

7
7.      Menggantungkan flabot pada tiang infus
8.      Membuka kemasan infus set
9.      Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan menutup klem yang ada pada
saluran infus
10.  Menusukkan infus set ke dalam flabot infus dan mengisi tabung tetesan dengan cara
memencet tabung tetesan infus hingga setengahnya.
11.  Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang
infus lalu tutup kembali klem
12.  Memilih vena yang akan dipasang infus
13.  Meletakkan torniquet 10-12 cm di atas tempat yang akan ditusuk, menganjurkan
pasien menggenggam tangannya
14.  Melakukan desinfeksi daerah penusukkan dengan kapas alkohol secara sirkuler dengan
diameter ±5 cm
15.  Menusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, dengan
menggunakan tangan yang dominan.
16.  Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath
17.  Memasukkan abbocath secara pelan-pelan jarum yang ada pada abbocath, hingga
plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar semua
18.  Segera menyambungkan abbocath dengan selang infus
19.  Melepaskan tourniquet, menganjurkan pasien membuka tangannya dan melonggarkan
klem untuk melihat kelancaran tetesan
20.  Merekatkan pangkal jarum pada kulit dengan plester
21.  Mengatur tetesan infus
22.  Menutup tempat tusukan dengan kassa steril, dan direkatkan dengan plester
23.  Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak digerak-gerakkan agar
abbocath tidak bergeser
24.  Membereskan alat dan merapikan pasien
25.  Melepas sarung tangan
26.  Mencuci tangan
27.  Melakukan dokumentasi

L . Pengertian Transfusi Darah

Transfusi darah adalah suatu kegiatan memindahkan darah donor kepada

8
resipien. Transfusi darah merupakan salah satu komponen terapi yang sangat penting

dalam penatalaksanaan resipien. Pemberian transfusi darah harus berpegang pada prinsip

bahwa manfaat yang akan di terima oleh resipien jauh lebih besar dibandingkan risiko

yang akan di tanggung, semboyan “memberikan darah yang tepat kepada pasien yang

tepat pada waktunya dan tempat yang tepat” harus benar-benar dilaksanakan dalam

melakukan transfusidarah (Mulyantari & Yasa 2016).

Transfusi darah yaitu upaya kesehatan berupa segala tindakan yang dilakukan dengan

tujuan untuk menghasilkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan

kesehatan yang mencakup kegiatan – kegiatan penyerahan, penyumbang darah dan penyampaian

darah kepada pasien melalui sarana pelayanan kesehatan. Palang Merah Indonesia (PMI)

khususnya bagian UDD (Unit Donor Darah) berusaha memenuhi permintaan darah oleh pasien

yang membutuhkan. Namun tidak semua permintaan darah dapat terpenuhi karena calon pendonor

darah harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh UDD PMI Kabupaten Gresik

M. Manfaat Transfusi Darah

 Meningkatkan kadar Hb (Hemoglobin) pada keadaan anemia,


 Mengganti darah yang hilang karena perdarahan misalnya perdarahan saat melahirkan,
 Mengganti kehilangan plasma darah misalnya pada luka bakar,
 Mencegah dan mengatasi perdarahan karena kekurangan/kelainan komponen darah
misalnya pada penderita thalasemia.

 Resiko Transfusi Darah

 Demam, menggigil
 Alergi, Gatal, kemerahan di kulit
 Infeksi
 Kelebihan cairan
 Kelebihan zat besi
 Sesak nafas

9
 Sakit kepala
 Cemas, gelisah
 Syok
 Nyeri dada, nyeri punggung
 Penyakit graft versus host
 Reaksi transfusi lambat : antara 24 jam sampai 2 minggu setelah transfusi

BAB III
PENUTUP

10
Kesimpulan

Infus merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk


menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung
ditransfunsikan ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah . infus berperan
penting dalam dunia kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk
ini untuk suplai zat makanan ke dalam tubuh pasien .sehinggga pasien
mendapatkan nutrisi makanan , meskipun pasien tidak makan. Oleh karena itu
cairan infus berperan penting dalam kelangsungan hidup pasien.

Transfusi darah yaitu upaya kesehatan berupa segala tindakan yang dilakukan
dengan tujuan untuk menghasilkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan
pemulihan kesehatan yang mencakup kegiatan – kegiatan penyerahan, penyumbang
darah dan penyampaian darah kepada pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.

Saran

Mempelajari sesuatu tidaklah cukup hanya dengan melihat saja, penyaji


menyarankan kepada semuanya agar lebih banyak membaca guna memahami tentang
konsep dasar dari makalah ini. Semoga apa yang di sampaikan dalam makalah
memberi manfaat untuk kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

http://anysws.blogspot.com/2015/02/makalah-pemasangan-infus.html

11
https://dokumen.tips/documents/isi-makalah-pemasangan-infusdocx.html

https://medi-call.id/blog/fungsi-cairan-infus/

http://eprints.umg.ac.id/336/2/6.%20BAB%20I.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai