IUD
6) Pola seksual
Untuk mengetahui berapa frekuensi yang dilakukan ibu (Muslihatun
dkk, 2009). Pada kasus leukorea hubungan seksual terganggu karena
ibu merasa tidak nyaman.
7) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu merasa
takut atau cemas dengan keadaan sekarang (Nursalam, 2009).
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2009).
a. Status generalis
i. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan dengan
kriteria baik yaitu apabila ibu mampu melakukan aktivitas secara
mandiri tanpa bantuan atau lemah apabila ibu tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri (Matondang, 2013)
ii. Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis yaitu
kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya. Apatis adalah keadaan kesadaran
yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh. Delirium adalah gelisah, disorientasi, memberontak, berteriak-
teriak. Somnolen kesadaran menurun respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang. Stupor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi respon
terhadap nyeri. Coma yaitu tidak bisa dibangunkan tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (Muslihatun dkk, 2009).
(2) Inspekulo
Untuk mengetahui keadaan servik (cairan/darah, luka, peradangan
atau tanda-tanda keganasan, keadaan dinding vagina, posisi benang
IUD (Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus akseptor KB IUD dengan
leukorea fisiologi adalah terdapat cairan putih yang berlebihan
(Suratun, 2013).
(3) Pemeriksaan penunjang dan laboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila
diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium. Pada kasus akseptor
KB IUD dengan leukorea fisiologi dilakukan pemeriksaan pap
smear (Muslihatun dkk, 2009).
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kecemasan berhubungan dengan stress terhadap perubahan status
kesehatannya.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi vulva
hygiene.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Leukorea berlebih.
4. Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang KB IUD
3. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
. Keperawatan hasil
1. Kecemasan Tujuan : 1. Gunakan 1. Untuk membina
berhubungan Kecemasan terkontrol pendekatan yang hubungan saling
dengan stress menenangkan percaya
terhadap Kriteria hasil : 2. Jelaskan semua 2. Pengetahuan
perubahan 1. Klien mampu prosedur dan apa tentang prosedur
status mengidentifikasi yang dirasakan mengurangi rasa
kesehatannya dan selama prosedur cemas
. mengungkapkan 3. Ukur tanda – tanda 3. Untuk mengetahui
gejala cemas vital status kesehatan
2. Mengidentifikasi, 4. Temani pasien klien
mengungkapkan untuk memberikan 4. Untuk mengurangi
dan menunjukkan keamanan dan rasa cemas
tehnik untuk mengurangi takut 5. Informasi tentang
mengontol cemas 5. Berikan informasi penyakit dapat
3. Vital sign dalam faktual mengenai mengurangi nyeri
batas normal diagnosis, tindakan 6. Dukungan
4. Postur tubuh, prognosis keluarga sangat
ekspresi wajah, 6. Libatkan keluarga berperan dalam
bahasa tubuh dan untuk menurunkan nyeri
tingkat aktivitas mendampingi klien 7. Teknik relaksasi
menunjukkan 7. Instruksikan pada membantu
berkurangnya pasien untuk mengurangi nyeri
kecemasan menggunakan 8. Untuk mengetahui
tehnik relaksasi tingkat kecemasan
8. Identifikasi tingkat 9. Menjaga
kecemasan kelembaban
9. Bantu pasien daerah genetalia
mengenal situasi dan menjaga
yang menimbulkan kelembaban dan
kecemasan tetap kering serta
mencegah infeksi
2. Kurang Tujuan : 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
pengetahuan Klien paham tentang pengetahuan pasien sejauh mana
berhubungan proses penyakitnya dan keluarga pengetahuan
dengan 2. Jelaskan tentang pasien dan
kurangnya Kriteria hasil : proses penyakit : keluarga tentang
informasi 1. Pasien dan defenisi, tanda dan penyakitnya.
vulva keluarga gejala yang biasa 2. Informasi tentang
hygiene. menyatakan muncul pada penyakitnya
pemahaman penyakit, dengan menambah
tentang penyakit, cara yang tepat pengetahuan.
kondisi, prognosis 3. Identifikasi 3. Penyebab dapat
dan program kemungkinan ditimbulkan
pengobatan penyebab, dengan bersifat fisiologi
2. Pasien dan cara yang tepat atau patologi
keluarga mampu 4. Diskusikan pilihan 4. Penanganan yang
melaksanakan terapi atau tepat dapat
prosedur yang penanganan mengurangi
dijelaskan secara dampak resiko jika
benar tidak dilakukan
3. Pasien dan vulva hygiene
keluarga mampu
menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
3. Resiko Tujuan : 1. Pertahankan teknik 1.
infeksi Infeksi tidak terjadi aseptif resiko infeksi.
berhubungan 2.
dengan Kriteria hasil : 2. Cuci tangan setiap penyebaran infeksi
Leukorea 1. Klien sebelum dan
berlebih bebas dari tanda sesudah tindakan 3.
dan gejala infeksi 3. Anjurkan klien terjadinya infeksi
2. Menunj untuk rajin 4.
ukkan kemampuan mengganti pakaian lebih dini tanda
untuk mencegah dalam. dan geajala infeksi
timbulnya infeksi 4. Monitor tanda dan dapat mengurangi
3. Jumlah gejala infeksi resiko terjadinya
leukosit dalam infeksi
batas normal 5.
4. Menunj 5. Kaji tanda-tanda inflamasimenanda
ukkan perilaku terjadinya inflamasi kan terjadinya
hidup sehat infeksi
5. Status 6. Kolaborasikan 6.
imun, pemberian menghilangkan
gastrointestinal, antibiotik dengan infeksi
genitourinaria dokter
dalam batas
normal
3. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
dilakukan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali
proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah
dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum
terlaksana (Yulifah dan Surachmindari, 2014). Evaluasi yang diharapkan setelah
diberikan asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi IUD dengan leukorea
fisiologi adalah ibu mengetahui tentang penyebab leukorea fisiologi dan ibu
tetap menggunakan KB IUD, Leukorea teratasi/sembuh.