LETAK SUNGSANG
Disusun Oleh :
ANA ROSNA
NIM. ………….
Disusun Oleh :
ANA ROSNA
NIM. ………….
Mengetahui
Kepala Puskesmas Xxx
NAMA
NIP
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut terucap dari seorang makhluk selain ucapan syukur
alhamdulillah kepada kholiknya yang telah mewajibkan untuk sujud, dzikir dan ikhlas
sahabatnya dan kepada umatnya sampai akhir zaman termasuk kita semua. Amin.
Letak Sungsang”. Adapun maksud dari makalah ini adalah sebagai salah satu syarat
Tasikmalaya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi penelitian ini tidak terlepas
dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa moril maupun
material. Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. peneliti
juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi yang
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan.......................................................................... 4
A. Persalinan........................................................................................ 5
B. Persalinan Sungsang...................................................................... 8
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana pada letak sungsang posisi janin yang membujur dalam uterus dengan
bokong atau kaki yang dapat meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas.
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini merupakan
meningkat menjadi 359/100.000 kelahiran hidup. AKI pada tahun 2020 kembali
menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2020).
(SDGs) sampai 2030. Salah satu tujuan dalam SDGs adalah meingkatkan
sampai 70 per 100.000 kelahiran hidup. Sebenarnya kematian ibu dan bayi ini
dapat dicegah melalui deteksi dini terjadinya kasus serta rujukan yang cepat dan
tepat untuk setiap kasus kegawatdaruratan pada maternal dan neonatal (Kemenkes
RI, 2016).
1
Penyebab dari tingginya AKI tahun 2018 adalah perdarahan mencapai
31,79%, hipertensi dalam kehamilan 24,62 %, infeksi 5,54%, partus macet 4,74%,
komplikasi aborsi tidak aman 1,09%, dan sebab lain 32,22% (Kemenkes, 2020).
Angka kematian tersebut lebih banyak terjadi diakibatkan oleh perdarahan saat
atonia, retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi atau robekan jalan lahir dan
kelainan darah.
Melihat dari tingginya kasus kematian ibu baik yang disebabkan oleh
menunjukkan adanya komplikasi pada proses persalinan. Salah satu penyulit yang
terjadi saat persalinan adalah letak sungsang dimana posisi janin yang membujur
dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana bokong atau
Komplikasi pada bayi dengan persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala, baik pada ibu maupun pada janin. Komplikasi
yang terjadi pada ibu adalah rupture uteri, robekan pada portio uteri, vagina dan
(Saifuddin, 2013). Selain itu, komplikasi dapat terjadi pada bayi yaitu terdapat
2
Angka kesakitan pada bayi juga tinggi karena mungkin terjadi fraktur
humerus atau klavikula pada waktu melahirkan lengan, serta paralisis lengan
karena tekanan atau tarikan pada pleksus brakialis. Persalinan letak sungsang juga
terjepitnya tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki
rongga panggul serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya
bayi baru lahir yaitu dapat dilihat dari nilai p.value 0,005. Sedangkan odd rasio/
faktor resiko (OR) yaitu 4,101, artinya ibu yang bersalin dengan presentasi
bokong kemungkinan 4,101 kali bayinya mengalami asfiksia bayi baru lahir
dibandingkan dengan ibu yang tidak presentasi bokong. Adapun kegiatan yang
lipat lebih besar terjadi perdarahan postpartum dan 5.32 kali lebih besar skor
apgar menit ke 5 kurang dari tujuh bila dibandingkan persalinan sungsang bedah
sesar.
kasus letak sungsang pada tahun 2020 mencapai 83 kasus (dari 873 persalinan.
3
Kasus persalinan letak sungsang mengalami peningkatan bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2019 kasus persalinan letak sungsang
kematian ibu akibat mengalami perdarahan dan 2 kasus kematian bayi akibat
asfiksia.
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penelitian
Penulisan makalah ini dapat menjadi bahan pengembangan bagi ilmu kebidanan
sungsang baik pada ibu maupun janin. Sehingga bidan dalam melakukan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian
proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia
luar (Indrawati, 2010). Pengeluaran hasil konsepsi atau janin ini juga
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
berlangsung selama 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.
2. Macam-macam persalinan :
5
Menurut cara persalinan yang dilakukan, persalinan dapat dibagi
c. Persalinan buatan adalah proses persalinan yang dibantu dari luar, seperti
2010 adalah:
a. Kala I Persalinan
6
membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu
1) Fase laten pada kala satu persalinan: Dimulai sejak awal kontraksi
2) Fase aktif pada kala satu persalinan: Frekuensi dan lama kontraksi
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
janin (APN,2011).
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut
Gejala dan tanda kala dua persalinan : ibu merasa ingin meneran
7
vagina dan spingter ani membuka; meningkatnya pengeluaran lendir
Pada saat his datang kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka
dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan
c. Kala III
d. Kala IV
(Wiknjosastro, 2010).
B. Persalinan Sungsang
1. Pengertian
membujur dalam uterus dengan bokong atau kaki pada bagian bawah dimana
bokong atau kaki akan dilahirkan terlebih dahulu daripada anggota badan
bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus
merupakan bagian rendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana janin
8
terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri. Patofisiologi Letak janin dalam uterus bergantung
pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan
sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak,
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang.
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati
ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada diruangan
yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti
mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih
bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Kemenkes, 2016).
9
2. Klasifikasi persalinan Letak Sungsang
Ada beberapa posisi letak sungsang yang ibu hamil perlu untuk
mengetahuinya, yakni:
50% sampai 70%. Saat dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan atau
dokter akan diketemukan (teraba) bagian bokong dengan jelas. Hal ini
disebabkan karena terjadinya ekstensi kedua sendi lutut dan kedua kaki ke
atas sehingga ujungnya jadi setnggi bahu bahkan sampai kepala. Bokong
teraba bokong saja, maka pada presentasi bokong kaki sempurna ini
footling ) ( 10-30%).
footling), peluang kejadiannya sekitar 10% sampai 30%. Hanya ada satu
bagian kaki yang berada di samping bokong sementara bagian kaki yang
lain terangkat ke atas sehingga bagian terendah yang bisa teraba saat
10
Presentasi Bokong (Sungsang) terjadi jika bokong dengan/atau kaki
presentasi verteks.
bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar, sementara di
fundus teraba bagian yang keras, bundar dan melenting. Denyut jantung janin
2010) :
11
karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul. Akibat
adanya plasenta previa atau ari – ari berada di segmen bawah dari ruang
rahim, menyebabkan ruang bawah tersebut menjadi sempit dan bayi akan
sulit berotasi akibat lasenta previa tersebut, sehingga posisi bayi akan tetap
sungsang.
yang membuat janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas
kepala kurang sesuai dengan bentuk pintu atas panggul. Posisi sungsang
bayi terhadap ruang di dalam rahim. Akibat bentuk kepala yang lebih
terluas di rahim, sehingga kepala akan berada di atas (tempat luas) dan
trimester ketiga. jumlah air ketuban yang berlebihan) karena anak mudah
bergerak.
12
d. Kehamilan ganda dan kehamilan lebih dari dua
nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni
adalah ukuran janin yang kecil. Akibat ukuran janin yang kecil sementara
keadaan ruang yang sedang longgar tersebut akibatnya kepala janin bisa
saja berada di atas dan bokong janin berada di bawah dan disebut
sungsang.
f. Kelainan Uterus
kehamilan dan bentuk rahim. Bayi sering berotasi secara fisiologi dengan
lebih besar dari kepala janin) akan menuju ke bagian rahim yang lebih
luas.
13
g. Keadaan tali pusat yang pendek
Tali pusar pendek menjadi penyebab posisi janin sungsang. Hal ini
berotasi pada saat berada di dalam kandungan. Sehingga bayi tetap pada
5. Malpresentase
2010).
dengan penunjuk ubun-ubun kecil posisi transversal (saat masuk pintu atas
Dengan presentasi tersebut, kepala janin akan masuk panggul adlam ukuran
sikap kepala janin fleksi. Sikap yang tidak normal akan menimbulkan
malpresentasi pada janin dan kesulitan persalinan terjadi oleh karena diameter
3,5 kg. Apabila lebih dari itu, maka perslainan cenderung memilih pada
14
6. Cara Persalinan Letak Sungsang
atau mulut.
b. Pembukaan lengkap.
15
2) Setelah bokong lahir, tidak boleh melakukan tarikan atau dorongan
3) Pada saat kepala masuk ke dalam rongga panggul tali pusat tertekan antara
kepala janin dan panggul ibu. Dengan demikian lahirnya kepala tidak
boleh memakan waktu lebih dari 8 menit setelah umbilikus lahir. Setelah
umbilikus lahir, tali pusat ditarik sedikit sehingga kendor untuk mencegah
teregangnya tali pusat dan tali pusat terjepit antara kepala dan panggul.
(Saifuddin, 2010):
1) Prasat bracht
bagian atas, bahu lengan dan kepala janin dapat dilahirkan. Pada
prasat bracht ini, penolong tidak sama sekali melakukan tarikan dan
manual hilfe.
16
2) Cara klasik
Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan kedua
janin ditarik ke atas sehingga perut janin ke arah perut ibu tangan
tersebut.
atas atau berada dibelakang leher janin. Karena memutar tubuh dapat
17
dilahirkan tetap sebagai lengan depan. Kedua kaki dipegang dengan
sampai fossa cubiti dan lengan depan dikeluarkan dengan kedua jari
3) Muller
sama dengan cara yang telah diuraikan di depan, sesudah itu baru
4) Lovset
ukuran muka belakang, dengan kedua tangan pada bokong tubuh janin
18
bahu belakang, dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin kearah
5) Melahirkan kepala
bahu janin dari belakang dengan jari telunjuk dan jari tengah berada di
sebelah kiri dan kanan leher. Janin ditarik ke bawah dengan tangan
disini bahwa tangan kiri tidak boleh ikut menarik janin, karena dapat
2) Cunam Piper
dilakukan pada leher. Kedua kaki janin dipegang oleh pembantu dan
19
dan melintang terhadap panggul. Cunam ditarik ke bawah sampai
Komplikasi persalinan pada letak sungsang dapat terjadi pada ibu maupun
pada janin sendiri, berikut ini adalah komplikasi dari persalinan letak
1) Perdarahan
yang terjadi selama atau setelah persalinan tahap III, ketika dilahirkan
yang terjadi setelah bayi lahir. Batasan jumlah darah yang keluar tidak
20
keadaan tertentu, misalnya anemia perdarahan yang lebih sedikit dapat
tekanan darah sistolik <90 mmHg, denyut nadi > 100x/menit, kadar
atonia, retensio plasenta, sisa plasenta, laserasi atau robekan jalan lahir.
a) Atonia uteri
(Saifuddin 2010).
21
b) Retesio plasenta
c) Plasenta previa
uteri, serviks, daerah sekitar klitoris dan uretra dan bahkan yang
22
(2015) disebutkan bahwa Rupture perineum adalah robekan yang
karena proses desakan kepala janin atau bahu pada proses persalinan.
sehingga setiap Rupture perineum harus dijahit dengan baik, agar tidak
panggul. Rupture perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi
tindakan (episiotomi).
23
spontan jalan lahir, trauma forceps atau vacum ekstrasi, atau
telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa
vagina, perineum, porsio, serviks dan uterus. Ciri yang khas dari
robekan jalan lahir yaitu kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil,
robekan ringan berupa lecet, yang berat berupa robekan jalan lahir
(Nugroho, 2011).
24
Laserasi jalan lahir adalah robekan perineum yang disebabkan
a. Tingkat I
b. Tingkat II
c. Tingkat III
d. Tingkat IV
mukosa rektum.
bawah rahim uterus yang menipis, atau pelahiran afteroming head pada
25
Yulice (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa
besar terjadi perdarahan postpartum dan 5.32 kali lebih besar skor
lainnya adalah Rasa nyeri (tegang), terutama di bagian bawah perut (di
rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih
bila kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak
berat, suhu sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit. Bila luka
terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,
26
Menurut Mochtar (2010) infeksi biasanya terdapat pada tempat-
vulvitis yaitu luka bekas episiotomi atau robekan perineum yang kena
terinfeksi dan servisitis yaitu infeksi pada serviks agak dalam dapat
27
Trauma persalinan salah satunya terjadi akibat lamanya
Normalnya persalinan berjalan kurang lebih 8-10 jam mulai fase awal,
tahap mengejan. Tapi karena berbagai hal, ada ibu yang harus melalui
dari fase awal hingga fase akhir. Itu artinya, ibu akan merasakan his
fisik, meliputi kecilnya lingkar panggul ibu sehingga bayi sulit keluar.
sehingga ibu merasakan sakit yang lama pula. Hal ini diperjelas
dengan hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 < 0,05 dengan
28
4) Partus lama
jam atau lebih atau lebih tanpa kelahiran bayi (partus lama) pada
partus tak maju adalah suatu persalinan dengan his yang adekuat namun
persalinan pertama usia ibu lebih dari 35 tahun dapat terjadi lebih
partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-
29
sungsang, letak lintang, presentasi ganda. Masalah-masalah pada
bahwa ada hubungan yang bermakna antara janin dengan kelainan letak
dengan kejadian persalinan lama, serta pada ibu hamil dengan janin
kelainan letak akan mengalami resiko persalinan lama lebih besar 2,11
1) Aspirasi
ketuban, baik ketika bayi masih berada di dalam rahim maupun sesaat
30
mengelilingi bayi di dalam rahim. Cairan ketuban dan mekoniuim
atau jika bayi menghirup nafasnya yang pertama, maka campuran air
2) Asfiksia
setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukan oksigen dan tidak
aspirasi antara air ketuban dan lendir. Asfiksia juga bisa disebabkan
oleh perdarahan pada otak bayi akibat tekanan saat proses persalinan,
lain adalah fraktur atau kerusakan pada daerah tulang leher bayi yang
31
bayi baru lahir aterm maupun post-term. Kandungan mekonium antara
yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau
32
BAB III
PEMBAHASAN
Umumnya pada proses persalinan, posisi kepala bayi terletak dibagian terendah
atau bawah panggul, namun tidak sedikti persalinan dengan posisi janin sungsang.
Seperti halnya yang terjadi di Puskesmas Xxx kasus sungsang dilakukan dengan
kasus sungsang yaitu pertolongan persalinan pervaginam yang tidak berhasil melalui
bersi luar.
Pertolongan persalinan letak sungsang pervaginam yang tidak sempat atau tidak
berhasil dilakukan versi luar adalah dengan melakukan pertolongan fisiologis secara
Brach Persalinan Brach ini berhasil karena berlangsung dalam satu kali his dan
hiperlordose.
perineum, melakukan episiotomi dan melahirkan bokong murni secara bracht dengan
cara: Mencengkram bokong dengan kedua tangan ibu, ibu jari berada sejajar dengan
panjang paha, kemudian jari yang lain memegang daerah panggul bayi, jangan
melakukan intervensi apapun ikuti terus proses lahirnya bayi. Setelah perut dan
sebagian dada lahir maka longgarkan tali pusat. Saat angulus scapula inferior berada
33
dibawah simpisis dilakukan hiperlordosis kearah perut ibu dengan demikian lahirlah
yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan
juga harus merumuskan tindakan darurat /segera yang harus dirumuskan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan segera yang
pada letak sungsang posisi janin yang membujur dalam uterus dengan bokong atau
kaki yang dapat meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas. Kasus letak
sungsang memiliki dampak pada ibu dan janin. Komplikasi yang terjadi pada ibu
adalah rupture uteri, robekan pada portio uteri, vagina dan peritoneum, syok serta
Proses persalinan yang salah jelas dapat menimbulkan resiko bagi janin.
Untuk itu biasanya dokter, bidan menggunakan partograf (alat untuk memantau
kemajuan persalinan). Jika persalinan dinilai berjalan lambat, maka harus segera
dilakukan operasi (seksiosesaria). Untuk ibu yang baru pertama kali hamil atau
terdapat faktor resiko tinggi/ penyulit pada kehamilannya maka persalinan sesar
34
BAB IV
PENUTUP
yang terjadi adalah presentasi bokong murni, maka persalinan normal masih relatif
mudah dilakukan. Namun, hanya berlaku bagi ibu yang sudah pernah melahirkan bayi
sempat atau tidak berhasil dilakukan versi luar sehingga dilakukan pertolongan
fisiologis secara Brach Persalinan Brach ini berhasil karena berlangsung dalam satu
kali his dan mengejan, Sedangkan penolong dalam hal ini bidan membantu
melakukan hiperlordose.
yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan
juga harus merumuskan tindakan darurat /segera yang harus dirumuskan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan segera yang
35
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Salemba Medika. Jakarta
Elisabeth dan Th.Endang ( 2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Pustaka Baru Press. Jogjakarta
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta
Setyaningsih. 2012. Jurnal : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Persalinan
Sungsang. Diakses tanggal 9 Agustus 2021
36