Disusun Oleh:
SOLEH GUNAWAN
Sukabumi, 2018
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Terapi Komplementer........................................................... 3
B. Klasifikasi terapi komplementer......................................................... 3
C. Hubungan klasifikasi dengan terapi................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
A. Peran perawat dalam terapi komplementer........................................ 5
B. Ceragem Batu Giok................................................................................................................. 6
C. Proses terapi menyembuhkan penyakit................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................................ 9
BAB IV DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
LAMPIRAN................................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gout (asam urat) adalah penyakit yang berhubungan dengan tingginya kadar asam
urat dalam darah. Seseorang akan di katakan menderita asam urat jika kadar asam urat dalam
darahnya di atas 7 mg/dl pada laki- laki dan di atas 6 mg/dl pada wanita. Prevalensi penyakit
gout pada populasi di USA diperkirakan 13,6/100.000 penduduk. Sedangkan, di Indonesia
sendiri diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan
meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007). Perlu diketahui pula di Indonesia gout diderita pada
usia lebih awal dibandingkan dengan negara barat. 32% serangan gout terjadi pada usia dibawah
34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria diatas usia tersebut. Di
Indonesia, asam urat menduduki urutan kedua setelah osteoartritis. Namun, di Indonesia
prevalensi penyakit asam urat belum diketahui secara pasti dan cukup bervariasi antara satu
daerah (Dalimarta, 2008).
Penyakit gout terjadi jika timbunan kristal asam urat yang mengendap dalam persendian,
meningkat. Peningkatan tersebut, dapat di sebabkan ginjal yang mengalami gangguan membuang
asam urat dalam jumlah yang banyak (Wijayakusuma, 2008). Umumnya, gout ini menyerang
lutut, tumit dan jempol kaki. Sendi yang terserang tampak bengkak, merah, panas, nyeri di kulit,
sakit kepala, dan tidak nafsu makan. Penyebabnya adalah naiknya kadar asam urat dalam darah
(Hariana, 2005). Serangan asam urat timbul secara mendadak dan sering terjadi pada malam hari
(Wijayakusuma, 2008) . Ini di karenakan, asam urat cenderung akan mengkristal pada suhu
dingin (Utami, 2003).
Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi hiperurisemia ada beberapa
yaitu: adanya gangguan metabolisme purin bawaan, kelainan pembawa sifat atau gen, kebiasaan
pola makan berkadar purin tinggi (seperti: daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah,
bayam, buncis), penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi, radioterapi
(Misnadiarly, 2008). Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) disebabkan oleh
peningkatan produksi (overproduction), penurunan pengeluaran (underexcretion) asam urat
melalui ginjal, atau kombinasi keduanya (Wachjudi, 2006). Bahaya dari penyakit gout ini adalah
nyeri dan sakit parah di persendian, asidosis metabolik, batu ginjal, gagal ginjal, pirai, dan
penyakit jantung koroner. Dari bahaya-bahaya tersebut, penderita akan mengalami hambatan
mobilitas fisik, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi bahaya
tersebut.
Solusi yang dapat digunakan adalah melakukan terapi komplementer Ceragem Batu Giok.
Berdasarkan dari study kasus, terapi ceragem batu giok cukup efektif menurunkan kadar asam
urat dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?
b. Apa klasifikasi terapi komplementer?
c. Bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi?
d. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer?
e. Apakah yang dimaksud dengan Ceragem Batu Giok?
f. Bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer.
2. Untuk mengetahui apa klasifikasi terapi komplementer.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer.
5. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Ceragem Batu Giok.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer
adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.Pengobatan komplementer dilakukan
dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan
komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, sehingga
untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah
dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan
dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari
pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem pengobatan
dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari
pengobatan konvensional.
Berdasarkan penjelasan di atas, ceragem batu giok efektif dalam menurunkan kadar asam
urat dalam tubuh.
Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran edukator, peran researcher.
B. Saran
1. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang terapi komplementer.
2. Manfaat bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal terapi komplementer
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. 1999. Nurse’s Handbook Of
Alternative And Complementary Therapies. Pennsylvania : Springhouse
Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat. Depok: Penebar Swadaya.
Fitri. 2014. Terapi Ceragem Beserta Manfaatnya. Diakses dari :http://sehat.link/terapi-ceragem-
beserta-manfaatnya.info
Gusti. 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer. Diakses
dari : http://gustinerz.com/prinsip-keperawatan-holistik-dalam-terapi-komplementer/
Hariana, A. 2005. 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Misnadiarly. 2008. Mengenal Penyakit Arthritis. Puslitbang Biomedis Dan Farmasi, Badan
Litbangkes , 57.
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. 2004. Clinical Nursing Skills: Basic to Advanced Skills. New
Jersey : Pearson Prentice Hall.
Snyder, M. & Lindquist, R. 2002. Complementary/Alternative Therapies In Nursing. 4th Ed. New
York: Springer.
Suhariningsih, Wurlina, DK Meles, Tity P. Kajian Biofisika Terhadap Manfaat Dan Efek Samping
Terapi Ceragem. Diakses pada :http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34924_Ceragem.pdf
Sukarmin. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pasien Gout
Di Desa Kedungwinong Sukolilo Pati. Diakses Pada :http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=356772&val=426&title=FAKTOR-FAKTOR%20YANG%20BERHUBUNGAN%20DENGAN
%20KADAR%20ASAM%20URAT%20DALAM%20DARAH%20PASIEN%20GOUT%20DI%20DESA
%20KEDUNGWINONG%20SUKOLILO%20PATI
Tjokroprawiro A., Setiawan P.B, Santoso D, Soegiarto G.. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Airlangga University Press.
Utami. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Rematik & Asam Urat. Jakarta: AgroMedia.