2. KASUS :TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN DI RS. KARTIKA CIBADAK 3. JUDUL :HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS. KARTIKA CIBADAK 4. KAJIAN MASALAH F-1 (Insidensi Kasus/Variabel Dependen) a. Rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan masyarakat dalam upaya mencegah, memulihkan serta menyembuhkan penyakit dan meningkatkan status kesehatan. Oleh sebab itu, rumah sakit berupaya untuk meningkatkan berbagai fasilitas pelayanan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Sudarwanto, 2000). b. pasien merupakan individu terpenting di rumah sakit, yaitu sebagai konsumen, sebagai pasien yang mempercayakan penyembuhannya kepada rumah sakit yang dipilih, mereka mempunyai kebutuhan yang diharapkan dapat diperoleh melalui rumah sakit tersebut. Harapan pasien dari pelayanan rumah sakit dalam proses pengobatan akan menimbulkan suatu kepuasan yang diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan. (Soejadi, 2001). c. Kepuasan pasien merupakan indicator utama dari standar suatu fasilitas kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan. Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak terhadap jumlah kunjungan pasien yang akan mempengaruhi provitabilitas fasilitas kesehatan, sedangkan sikap petugas terutama perawat terhadap pasien juga akan berdampak terhadap kepuasan pasien, dimana kebutuhan pasien dari waktu ke waktu akan meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang diberikan (Atmojo, 2006). d. Menurut Tjiptono,1997 dalam Purwanto,2007 Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu : 1. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), merupakan karakteristik sekunder atau karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan, misalnya: kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, AC, sound system, dan sebagainya. 3. Keandalan (reliability), sejauhmana kemungkinan kecil akan mengalami ketidakpuasan atau ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan keperawatan dirumah sakit. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh mana karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan pengobatan. 5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya. 6. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan memberikan penanganan yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu. 7. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca indera. Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan sejuk, dan sebagainya. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat. e. Menurut Kotler ( 2005 ) metode dalam mengukur kepuasan pelanggan yaitu : 1. Sistem keluhan dan saran. Pemberi pelayanan memberikan kepuasan pada pelanggan dengan cara menerima saran, keluhan masukan mengenai produk atau jasa layanan. Jika penanganan keluhan, masukan dan saran ini baik dan cepat, maka pelanggan akan merasa puas, sebaliknya jika tidak maka pelanggan akan merasa kecewa. Contoh dengan menggunakan formulir, kotak saran, kartu komentar. 2. Survei kepuasan pelanggan. Model ini berusaha menggali tingkat kepuasan dengan survei kepada pelanggan mengenai jasa yang selama ini mereka gunakan. Jika dilakukan dengan baik , survei akan mencerminkan kondisi lapangan yang sebenarnya mengenai sikap pelanggan terhadap produk atau jasa yang digunakan. 3. Ghost Shopping (pembeli bayangan) Yaitu model yang mirip dengan marketing intelligence yaitu pihak pemberi jasa dari pesaingnya dengan cara berpura – pura sebagai pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan hal – hal yang berkaitan dengan cara memahami kelemahan dan kekuatan produk jasa atau cara pesaing dalam menangani keluhan. 4. Analisa pelanggan yang hilang Analisa pelanggan tertentu yang berhenti menggunakan produk jasa dan melakukan studi terhadap bekas pelanggan mereka. f. Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman “marketing servis competin trough quality” (New york Freepress, 1991: 16) yang dikutip (Efendy, 2010) mengidentifikasi lima kelompok karekteristik yang digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan, antara lain : 1. Tangibles ( keadaan yang ada, kenyataan sarana yang ada ) Meliputi penampilan fisik, peralatan dan berbagai materi komunikasi. Kelancaran pelayanan kesehatan posyandu di pengaruhi oleh beberapa aspek antara lain adalah : sumber daya manusia yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya, tersedianya berbagai sumber atau fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang di berikan (Nurachmah, 2001). 2. Realibility( dapat di percaya ). Yakni kemampuan untuk memberikan jasa sesuai dengan yang di janjikan terpecaya dan akurat, konsisten dan kesesuaian pelayanan. Pelayanan yang di berikan kepada pasien merupakan bentuk pelayanan yang profesianal yang berfokus pada berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien ( Nurachmah, 2001) 3. Responsiveness ( ketanggapan atau tanggung jawab ) Yakni kemauan para petugas kesehatan untuk membantu para pasien dan memberikan pelayanan dengan cepat, serta mendengarkan dan mengatasi keluhan yang di ajukan pasien, pasien dapat informasi secara lengkap dan jelas tentang kondisi kesehatannya(Nurachmah, 2001). 4. Assurance ( kepastian atau jaminan ) Mencakup kemampuan para petugas kesehatan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah di kemukakan kepada pelanggan.Bentuk pelayanan ini seyogyanya di berikan oleh para petugas kesehatan yang memiliki kemampuan serta sikap daan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan perkembangan profesi yang ada.Seorang petugas kesehatan harus mempunyai kemampuan yang cukup dalam menjawab pertanyaan pasien, mampu memberikan kepercayaan kepada pasien dan keluarga, mampu menjaga kesopanan dalam memberikan pelayanan kesehatan. 5. Empathy ( perhatian ) Kesediaan para petugas kesehatan untuk peduli memberikan perhatian secara pribadi pada pasien. Hubungan antara para petugas dengan pasien adalah suatu bentuk hubungan terapiutik/ professional dan timbal balik yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas hasil suatu tindakan melalui suatu proses pembinaan, pemahaman tentang dua pihak yang sedang berhubungan(Nurachmah 2001). g. Indikator Mutu Pelayanan ( Depkes RI, 2001 ) 1. Indikator mutu pelayanan rumah sakit. a. Indikator pelayanan non bedah. b. Angka pasien yang dekubitus c. Angka kejadian infeksi karena jarum infus. d. Angka kejadian infeksi karena tranfusi darah. e. Angka ketidak lengkapan catatan medik. f. Angka keterlambatan pertama gawat darurat. 2. Indikator Pelayanan bedah a. Angka infeksi luka operasi. b. Angka komplikasi pasca operasi. c. Waktu Tunggu sebelum operassi. 3. Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi. a. Angka kematian ibu karena eklamsi. b. Angka kematian ibu karena perdarahan c. Angka kematian ibu karena sepsis d. Angka perpanjangan waktu rawat inap ibu melahirkan. e. Angka kematian bayi dengan BB ≤ 2000 gr. f. Indikator untuk mutu standar asuhan keperawatan. 4. Standar dokumentasi Instrumen yang digunakan untuk mengetahui catatan keperawatan yang dibuat oleh perawat dilakukan dalam rekam medis sesuai aturan dokumentasi atau tidak. 5. Observasi Dilakukan selama pemberian asuhan keperawatan berlangsung yang dilakukan oleh observer. 6. Angket. Indikator masukan untuk memahami persepsi pasien terhadap proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat selama proses asuhan keperawatan berlangsung. F-2 (Solusi/Kenapa Variabel independen yang dipilih) Contoh: kasus post katarak a. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien yaitu mutu pelayanan keperawatan yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai suatu saranan untuk meningkatkan penyembuhan pasien. b. Mutu pelayanan keperawatan bertujuan untuk memberikan terapi yang baik terhadap kelangsungan kesembuhan pasien yang membutuhkan pelayanan keperawatan. c. Mutu pelayanan kesehatan ( Azwar, 2003 : 17 ) mempunyai banyak segi atau bersifat multi dimensional, yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan ( pasien dan keluarga ) dan menurut penyelenggaraan pelayanan kesehatan ( rumah sakit ). Pengertian mutu menurut berbagai segi diuraikan sebagai berikut: 1. Dari segi pemakai jasa pelayanan, pengertian mutu terutama berhubungan erat dengan ketanggapan dan kemampuan petugas rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan pasien dan komunikasi petugas dengan pasien, termasuk di dalamnya keramahan dan kesungguhan. 2. Dari pihak rumah sakit sendiri, termasuk didalamnya dokter, paramedis, derajat mutu terkait pada pemakaian yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. 5. KERANGKA TEORI (Identifikasi faktor-faktor lain/spider web) a. Kerangka Teori Indikator Mutu Pelayanan ( Depkes RI, 2001 ) 1. Indikator mutu pelayanan rumah sakit. 2. Indikator pelayanan non bedah. a. Angka pasien yang dekubitus b. Angka kejadian infeksi karena jarum infus. c. Angka kejadian infeksi karena tranfusi darah. d. Angka ketidak lengkapan catatan medik. e. Angka keterlambatan pertama gawat darurat. 3. Indikator Pelayanan bedah a. Angka infeksi luka operasi. b. Angka komplikasi pasca operasi. c. Waktu Tunggu sebelum operassi. 4. Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi. a. Angka kematian ibu karena eklamsi. b. Angka kematian ibu karena perdarahan c. Angka kematian ibu karena sepsis d. Angka perpanjangan waktu rawat inap ibu melahirkan. e. Angka kematian bayi dengan BB ≤ 2000 gr. 5. Indikator untuk mutu standar asuhan keperawatan. a. Standar dokumentasi Instrumen yang digunakan untuk mengetahui catatan keperawatan yang dibuat oleh perawat dilakukan dalam rekam medis sesuai aturan dokumentasi atau tidak. b. Observasi Dilakukan selama pemberian asuhan keperawatan berlangsung yang dilakukan oleh observer. 6. Angket. Indikator masukan untuk memahami persepsi pasien terhadap proses asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat selama proses asuhan keperawatan berlangsung. 7. Menurut Yazid (2004: 286), ada enam faktor menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk yaitu : a. Tidak sesuai harapan dan kenyataan b. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan c. Prilaku personel kurang memuaskan d. Suasana kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang e. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga tidak sesuai; f. Promosi/iklan tidak sesuai dengan kenyataan. b. Kerangka kerja Populasi : pasien ruangan perawatan Sampling : Non Probability Sampling:Purposive Sampling Sampel : Pasien ruang perawatan yang memenuhi Pengumpulan data : Data Primer Variabel Independen : Mutu Pelayanan Variabel Dependen : Kepuasan Pasien Penyajian Data : Penyajian Data Dalam Bentuk Tabel Distribusi c. Variabel Penelitian Variable-variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti ada dua kategori, yaitu: 1. Variable bebas (independen variable) Variable independen (bebas) dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan berupa tindakan dan asuhan keperawatan yang propesional dan bertindak sesuai dengan SOP yang berlaku di RS serta memberikan kepuasan pelayanan kepada pasien. 2. Variable Terkait (dependen variabel) Variable Devenden (Terkait) dalam penelitian ini adalah kepuasan pasien. d. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif Variabel Definisi Operasional Parameter Alat ukur Skala
Variabel Kualitas pelayanan - Kinerja, kuesioner Ordinal
independen: yang diberikan oleh - Keistimewaan, Mutu pelayanan perawat sesuai dengan keperawatan standar asuhan keperawatan.
Variabel Kepuasan pasien - Dimensi kuesioner Ordinal
dependen : adalah kenyataan Tingkat ungkapanperasaan - Dimensi Kepuasan pasien setelah kepercayaan pasien membandingkan - Dimensi tanggung pelayanan jawab keperawatan yang - Dimensi jaminan diterima dengan - Dimensi empati harapannya di instalasi rawat inap RSI Sitti Maryam Manado