KOMPLEMENTER
Diajukan untuk memenuhi syarat salah tugas Mata Kuliah Keperawatan Holistik,
Transkultural & Terapi Komplementer
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Puji syukur di haturkan kepada Allah SWT, yang memberikan rahmat dan
nikmat-Nya sehingga penulis dapat Menyusun makalah untuk tugas mata kuliah
“Keperawatan Holistik, Transkultural dan Terapi Komplementer”. Tak lupa pula
sholawat dan salam tercurah tak henti – hentinya untuk junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, kerabat dan sahabat yang telah
menghantarkan kita pada zaman yang lebih baik dan terhindar dari kefasikan.
Penulis sepenuhnya menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna dengan beragam hambatan dan keterbatasan serta referensi penulis
terkait keperawatan komplementer, akan tetapi dengan penuh kesungguhan
penulis membuat makalah ini dan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Tak banyak harapan penulis dalam pembuatan makalah ini, hanya saja
penulis berharap agar makalah ini dapat memperluas wawasan dan informasi baik
penulis pribadi maupun pembaca makalah ini khususnya dalam “Aspek Legal dan
Etik pada Terapi Komplementer” maupun wawasan keperawatan itu sendiri.
Demikian penulis mengharapkan walaupun dengan penuh keterbatasan dan
hambatan yang ada, makalah ini mampu membimbing kita semua dalam
meningkatkan pengetahuan dan informasi serta menjadi motivasi untuk lebih
banyak membaca khususnya tentang “Aspek Legal dan Etik dalam Terapi
Komplementer”
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keperawatan Komplementer
1. Pengertian.................................................................................... 4
2. Prinsip..........................................................................................5
3. Tujuan.......................................................................................... 7
4. Klasifikasi....................................................................................7
5. Jenis..............................................................................................8
B. Terapi Komplementer Bekam
1. Pengertian................................................................................ 13
2. Jenis Bekam............................................................................. 13
3. Titik Bekam.............................................................................15
C. Tinjauan Aspek Etik dan Hukum Terapi Komplementer Bekam
1. Aspek Etik..................................................................................16
2. Aspek Legalitas Hukum.............................................................18
BAB III PENUTUP................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menentukan tujuan Bersama dalam mencapai suatu tingkat kesehatan yang baik
serta optimal (Meleis, 1990). Seiring dengan persepsi tersebut maka kebutuhan
metode untuk meraih kondisi kesehatan yang optimal salah satunya dengan
menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan
teori, seperti teori Nightingale, Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi
konvensional seperti dengan ramuan, terapi herbal, akupuntur, pijat, bekam dan lain-
lain. Terapi komplementer sendiri diartikan sebagai suatu cara penyembuhan yang
didasari oleh system, modalitas serta praktik berbasis kesehatan yang didukung oleh
4
Untuk itu penting bagi kita selaku perawat untuk memahami berbagai aspek
dari terapi komplementer ini sendiri. Perawat adalah orang yang telah lulus
yaitu pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan. Pandangan
dasar tersebut yaitu memandang manusia secara utuh (holistik) meliputi dimensi
Permasalahan yang sering terjadi dilapangan perawat sering melupakan legalitas dan
batasan-batasan tindakan yang bisa diberikan dalam ranah ruang likup profesi
tentang terapi komplementer. Pemahaman perawat tentang aspek legal dan etik
hukum perlu di tingkatkan agar perawat semakin paham tentang aspek legal dan etik
hukum.
seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam.
5
penyembuhan yang bersumber pada berbagai system, modalitas dan praktek
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (Medis) ke
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pelayanan non medis
(sangkal putung) dari pada mengobatkan ke Rumah Sakit ahli tulang. Sakit adalah
suatu alasan yang paling umum untuk mencari pengobatan demi memperoleh
kesembuhan. Hal ini dibuktikan di salah satu Negara modern (Israel), dimana dalam
pengobatan nyeri. Di negara tersebut ada 395% terlihat warga yang mengunjungi
sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer
diterapkan sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang
6
permintaan pasien sendiri ataupun atas rujukan dokter. Diharapkan dengan
yang lebih baik. Di Indonesia, Rumah Sakit Kanker “Dharmais “Jakarta merupakan
salah satu dari 12 rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen Kesehatan untuk
dalam institusi rumah sakit maupun secara mandiri. Terapi komplementer adalah
salah satu model terapi yang digunakan perawat dalam melakukan perawatan
kepada pasien. Model filosofi holistik dan peduli (caring ) dalam pemberian
bahkanlebih penting dalam perawatan kesehatan di mana hal ini dilatih oleh perawat
dan profesional kesehatan lainnya hari ini (Lindquist, Snyder, & Tracy, 2014)
mengetahui lebih banyak aspek-aspek legal secara hukum dan etik dalam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Terapi Komplementer didalam Keperawatan ?
2. Bagaimana Terapi Komplementer Keperawatan Bekam ?
3. Bagaimana Aspek Etik dan Hukum Terapi Komplementer Bekam?
C. Tujuan
1. Diketahuinya Konsep Terapi Komplementer didalam Keperawatan.
2. Diketahuinya Terapi Komplementer Keperawatan Bekam.
3. Diketahuinya Aspek Etik dan Hukum Terapi Komplementer Bekam.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
8
digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu Negara
(Purwanto, 2013).
sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi
kesejahteraan.
9
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai
psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada
yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern.
misalnya tai chi, chikung, dan reiki. Teori keperawatan yang ada dapat
(Widyatuti, 2008).
10
3. Tujuan
adalah :
menyeluruh.
sistem- sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar
tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh
asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat.
yang berarti terapi yang didapatkan melalui proses sosial yang bukan
merupakan sistem yang baku dalam pelayanan kesehatan namun cukup kuat
positif bagi kesehatan pasien. Dalam hal ini kemampuan terapis secara
Ruang
11
lingkup tindakan komplementer yang berlandaskan ilmu pengetahuan
Practice).
Treatments).
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet and Nutrition
Treatment Methods).
a. Komplementer Medik
dilakukan oleh dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya yang
12
bertanggung jawab terhadap tindakan komlementer yang diberikan
kepada klien.
perawat, dll).
Komplementer-Alternatif).
Komplementer Alternatif).
13
6) Mempunyai SIK-TPKA (Surat Ijin Kerja Tenaga Pengobatan
KomplementerAlternatif)
konvensional, yaitu :
amputasi.
b. Komplementer Tradisional
konvensional
14
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
1109/Menkes/Per/2007 adalah :
15
6) Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan: terapi ozon, hiperbarik,
EECP.
c. Komplementer Keperawatan
oleh perawat praktisi. Menurut Perry & Potter (2004) dalam Purwanto
tindakan
16
keperawatan holistik. Pada implementasi terapi holistik di Indonesia,
1. Pengertian
2. Jenis Bekam
metode bekam yang bervariasi. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah
asal dan budayanya. Menurut Sayed et al. (2013) secara umum bekam
terbagi menjadi dua jenis bekam yaitu bekam kering (Dry Cupping) dan
bekam basah (Wet Cupping). Kedua jenis bekam ini diyakini dapat
mngeluarkan cairan dan toksin, membantu peredaran darah pada otot dan
kulit serta mampu menstimulasi sistem saraf tepi. Dalam penelitian terkait
17
Salah satu poin yang dijabarkan adalah perbedaan langkah-langkah
yang digunakan dalam praktek perlakuan bekam kering dan basah. Pada
pada bekam basah terdiri dari penghisapan atau penyedotan disertai oleh
perlukaan area tersebut. Beberapa jenis bekam yang berkembang antara lain:
Pada jenis bekam ini tidak ada darah yang keluar atau tidak dilakukan
b. Bleeding Cupping (wet cupping) therapy atau dengan kata lain bekam
basah. Prosedur yang dilakukan pda bekam ini terdiri dari 2 langkah yaitu
perlukaan yang menjadi jalan keluarnya cairan darah. Bekam jenis ini
istilah hijamah.
18
f. Medicinal (Herbal) Cupping adalah metode bekam yang menggunakan
b. Al-Akhada’ain (dua urat leher) titik ini adalah dua urat disamping kiri
dan kanan leher. Posisinya di bawah garis batas rambut kepala belakang
penyakit lain.
d. Al-Katifain (bahu kiri dan kanan) Titik ini berada di bahu kiri dan kanan
19
f. Belikat kiri dan kanan Bermanfaat untuk gangguan paru-paru, gangguan
h. Ala Dzohril Qadami (betis) Titik ini berada di betis kiri dan kanan.
atau salah dalam suatu tindakan atau perilaku. Bioethics, Biomedical ethics,
dan medical ethics adalah komponen Etik yang memiliki hubungan erat
dilaksanakan oleh komisi etik pelayanan keperawatan, sehingga hal ini akan
salah
20
asuhan keperawatan maupun perilaku seorang perawat dari segi etik.
pasien. hal ini perlu pembuktian dari pengobatan itu sendiri karena
memberikan obat yang bersifat vitamin, obat vitamin itu tidak memiliki
efek samping akan tetapi tidak menyembuhkan penyakit dan itu telah
dibuktikan secara klini. pada hal ini, terapi komplementer yang biasanya
diberikan pada pasien yang itu benar atau tidak, karena bisa saja terjadi
ingin memberikan
21
kesehatan pada pasien atau mungkin ada motif lain sperti membeli
c) Justice : suatu bentuk terapi adil terhadap orang lain yang menjunjung
dunia.
semakin
22
meningkatkan. Interaksi dari kekuatan-kekuatan ini secara signifikan
yang luas dari model pengobatan ini dan banyak profesional kesehatan serta
kesehatan, praktek, dan produk yang saat ini tidak dianggap sebagai bagian
NCCAM mengakui bahwa lainnya sistem perawatan kesehatan yang ada dan
Meskipun
23
demikian, hampir 30 negara yang telah menambahkan berbagai definisi ke
Oleh karena itu, dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki izin
1) Pasal 28A tentang “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
2) Pasal 28H (ayat 1) tentang “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
24
Menkes tersebut menjelaskan cara-carauntuk mendapatkan izin praktek
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu
Dalam
25
menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya
alternatif.
ilmiah
26
pengobatan/perawatan dalam satu kesatuan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Komplementer.
Tradisional.
Kesehatan.
27
BAB III
PENUTUP
bekam. Didalam menjalankan terapi komplementer ada aspek etik dan legal yang
harus diperhatikan oleh perawat. etik adalah landasan perilaku seseorang dalam
memutuskan benar atau salah dalam suatu tindakan atau perilaku, didalam
keperawatan etika dibagi menjadi lima yaitu, aspek integritas dan kejujuran,
memiliki wewenang dalam segi aspek hukum untuk menjalankan praktik terapi
Dasar 1945, Peraturan Mentri Kesehatan, dan Peraturan Direktur Bina Pelayanan
Medik.
28
DAFTAR PUSTAKA
El Sayed, S., Mahmoud, H., & Nabo, M. (2013). Medical and Scientific
Bases of Wet Cupping Therapy (Al-hijamah): in Light of
Modern. Alternative and Integrative Medicine, 2(5), 1 - 12.
Lindquist, R., Snyder, M., & Tracy, mary fran. (2014). Complementary &
Alternative Therapies in Nursing. New York: Springer Publishing
company, LLC.
Mclean, S., & Mason, john kenyon. (2004). Legal And Ethical Aspects Of
HealthcarE. United States of America: cambridge university press.
29
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional
30