Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK

SLB-C

MOCH CHANDRA BARA


220120190502
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan,
dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat (UU SISDIKNAS
No.20 tahun 2003).
PENDAHULUAN

Pendidikan anak berkebutuhan khusus atau Lembaga Pendidikan Luar Biasa adalah
lembaga pendidikan yang profesional, yang bertujuan membentuk peserta didik yang
menyandang kelainan fisik dan mental agar mampu mengembangkan sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti
pendidikan lanjutan (Marsidi, 2007).
PENDAHULUAN

Anak dengan masalah retardasi mental mempunyai keterbatasan kognitif maupun


sosial. Retardasi mental merupakan disabilitas kognitif yang muncul pada masa
kanak- kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi intelektual di
bawah normal (IQ sekitar 2 standar deviasi yang dibawah normal, dalam rentang 65
sampai 75 atau kurang) disertai keterbatasan- keterbatasan lain pada sedikitnya dua
area fungsi adaptif: berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sumber-sumber komunitas,
pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan
bekerja (Betz dan Sowden, 2009).
PREVALENSI

Sedangkan data dari kemdikbud 2017,


Di Dunia sebanyak 121.244 anak merupakan anak
berkebutuhan khusus (ABK). Angka
tersebut diantaranya ada 64.403 anak
kelompok tunagrahita atau retardasi mental.

Hampir 83 juta penduduk


dunia diperkirakan mengalami
keterbelakangan mental
(World Health Organization,
2013). Di Indonesia
RETARDASI Mental

Retardasi mental merupakan disabilitas kognitif yang


muncul pada masa kanak- kanak (sebelum usia 18 tahun)
yang ditandai dengan fungsi intelektual di bawah normal
(IQ sekitar 2 standar deviasi yang dibawah normal, dalam
rentang 65 sampai 75 atau kurang) disertai keterbatasan-
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaptif:
berbicara dan bahasa, keterampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan
sumber- sumber komunitas, pengarahan diri, kesehatan
dan keamanan, akademik fungsional, bersantai dan
bekerja (Betz dan Sowden, 2009).
Penyebab Retardasi Mental

Trauma (sebelum dan sesudah lahir)


a. Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
b. Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama
atau sesudah lahir
c. Cedera kepala yang berat
Penyebab Retardasi Mental

Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)


a. Rubella kongenitalis
b. MeningitiS
c. Infeksi sitomegalovirus bawaan
d. Ensefalitis
e. Toksoplasmosis kongenitalis
f. Listeriosis
Infeksi HIV
Penyebab Retardasi Mental

Kelainan kromosom
a. Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindrom Down)
b. Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindrom
Angelman, sindrom Prader-Willi)
c. Translokasi kromosom dan sindrom cri du chat
Penyebab Retardasi Mental

Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan


a. Galaktosemia
b. Penyakit Tay-Sachs
c. Fenilketonuria
d. Sindroma Hunter
e. Sindroma Hurler
f. Sindroma Sanfilippo
g. Leukodistrofi metakromatik
h. Adrenoleukodistrofi
i. Sindroma Lesch-Nyhan
j. Sindroma Rett
k. Sklerosis tuberosa
Penyebab Retardasi Mental

Metabolik
a. Sindroma Reye
b. Dehidrasi hipernatremik
c. Hipotiroid Kongenital
d. Hipoglikemia (diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik)
Penyebab Retardasi Mental

Keracunan
a. Pemakaian Alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya
pada ibu hamil
b. Keracunan metilmerkuri
c. Keracunan timah hitam
Penyebab Retardasi Mental

Gizi
a. Kwashiokor
b. Marasmus
c. Malnutrisi
Penyebab Retardasi Mental

Lingkungan
a. Kemiskinan
b. Status ekonomi rendah
c. Sindroma deprivasi
(Utaminingsih, 2015)
SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan bagian dari lembaga pendidikan


yang mampu mewadahi dan menyelenggarakan pendidikan secara khusus
untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus pula. Satuan SLB
disebut juga sistem segregasi, yang merupakan sekolah dengan
pengelolaannya berdasarkan jenis satu atau dua ketunaan namun terdiri dari
beberapa jenjang. Satuan pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus
terdiri dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Sedangkan jenis
pendidikan Luar Biasa yang diprogramkan meliputi beberapa tipe seperti
SLB-A bagi peserta didik Tuna netra, SLB-B bagi peserta didik tuna rungu,
SLB-C bagi peserta didik tuna grahita dan sebagainya.
SLB-C

SLB-C menjadi suatu lembaga atau wadah bagi anak


berkebutuhan khusus (ABK) jenis Tuna grahita. Anak Tuna
grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak
yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata
(Somantri, 1996).
SLB-C

SLB-C menjadi suatu lembaga atau wadah bagi anak


berkebutuhan khusus (ABK) jenis Tuna grahita. Anak Tuna
grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak
yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata
(Somantri, 1996).
KONSEP COMMUNITY AS PARTNER

Community as partner dijelaskan oleh Anderson & McFarlane (2011)


berdasar pada model yang dikembangkan oleh Neuman dengan
menggunakan pendekatan manusia secara utuh dalam melihat masalah
pasien. Kemudian model community of client dimodifikasi oleh Anderson
dan McFlarlane untuk menggambarkan definisi keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai perpaduan antara kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut kemudian dinamakan dengan model
“community as partner” untuk memperjelas dasar dari perawatan
kesehatan masyarakat.
KONSEP COMMUNITY AS PARTNER
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
SLB-C
DATA INTI

DEMOGRAFI

STATISTIK VITAL

SEJARAH.

ETNIS DAN BUDAYA

PERSEPSI TERHADAP KESEHATAN


PENGKAJIAN KELOMPOK KHUSUS SLB-C
SUBSISTEM
LINGKUNGAN FISIK

SISTEM KESEHATAN

EKONOMI

KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

KEBIJAKAN DAN PEMERINTAHAN

KOMUNIKASI

PENDIDIKAN

REKREASI
"KETIKA ANDA BERFOKUS PADA DISABILITAS SESEORANG, ANDA AKAN
MENGABAIKAN KEMAMPUAN, KEINDAHAN, DAN KEUNIKAN MEREKA. BEGITU
ANDA BELAJAR UNTUK MENERIMA DAN MENCINTAI MEREKA APA ADANYA, ANDA
SECARA TIDAK SADAR BELAJAR UNTUK MENCINTAI DIRI SENDIRI TANPA SYARAT.“

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai