Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

ESSAY KELOMPOK KESEHATAN SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah
Keperawatan Kelompok Khusus

Disusun Oleh :
MOCH. CHANDRA BARA
220120190502

PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat merupakan seseorang yang telah menempuh pendidikan
keperawatan didalam maupun luar negeri yang telah diakui oleh
pemerintah sesuai dengan peraturan perundang – undangan (UU No.38
Tahun 2014). Keperawatan diakui sebagai profesi, sebuah profesi diartikan
sebagai pekerjaan yang membutuhkan keluasan pengetahuan, keterampilan
dan kesiapan (Kozier,2016). Sebuah profesi di klasifikasikan dari 6 aspek
yaitu persayaratan pelatihan secara berkepanjangan yang khusus untuk
mendapatkan body of knowledge yang berkaitan dengan peran yang
dilakukan, pengenalan individu terhadap layanan, baik secara komunitas
maupun organisasi, kode etik, otonomi dan profesional organisasi (Kozier,
2016)

Menurut Aspiah dan Mulyono (2020) dalam studi literaturnya


menyebutkan bahwa perawat sekolah adalah perawat professional yang
memiliki praktik khusus dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan
kesehatan, akademik yang sukses, dan pencapaian kehidupan jangka
panjang pada anak dalam usia sekolah. Salah satu peran utama perawat
sekolah ialah meningkatkan kesehatan pada anak dalam usia sekolah.

Kesehatan siswa berdampak langsung dengan kemampuan siswa itu


sendiri dalam belajar. Siswa yang kebutuhan kesehatannya tidak terpenuhi
akan mengalami kesulitan dalam terlibat pada proses pendidikan.
Kebutuhan terkait kesehatan akan membuat berhasil pencapaian siswa
dalam pendidikannya dengan memberikan dukungan kesehatan melalui
penilaian, intervensi, dan tindak lanjut kepada seluruh siswa dilingkungan
sekolah. Dukungan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan siswa
dalam hal kesehatan fisik, mental, sosial dan emosional serta
meningkatkan pencapaian mereka dalam proses pembelajaran (NASN,
2016).
Untuk menjalankan hal tersebut maka perawata harus mengetahui
aspek legal mereka karena terdapat keharusan untuk memperbarui
pengetahuan profesional agar dapat memberikan perawatan yang aman
kepada klien dalam hal ini siswa disekolah berdasarkan kebutuhan mereka.
Perawat akan merasa ragu dalam melakukan tindakan jika tidak memiliki
pemahaman yang mendalam tentang aspek legal yang berkaitan dengan
profesi keperawatan (Paudel Subedi, Timalsina, & Bhele, 2018).

Selain itu, dalam keperawatan komunitas juga secara umum telah


memiliki kode etik. Sesuai dengan perkembangan zaman akan muncul
masalah yang ditemui dalam melakukan praktik sehari – hari dikaitkan
dengan restrukturisasi sistem perawatan kesehatan, kemajuan teknologi,
dan kemajuan genetik. Hal tersebut akan memunculkan masalah etik dan
hak asasi manusia yang baru, yang akan diperkuat dengan konflik nilai
yang akan membuat perawat harus mampu memberikan perawatan yang
etis serta menghormati hak asasi manusia (Ivanov & Oden, 2013).

Aspek legal dan etik didalam keperawatan berlaku dalam semua area
keilmuan keperawatan, seperti halnya pada perawat sekolah. Pelayanan
perawatan harus diberikan secara profesional untuk dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam hal ini siswa sekolah baik secara
individu ataupun komunitas sekolah secara luas (Efendi & Makhfudli,
2013).

Peran perawat di sekolah selain memberikan asuhan keperawatan juga


sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan yang termasuk bagian dari
promosi kesehatan. Karena hal itu kemampuan perawat sebagai pendidik
secara benar dan baik harus dimiliki oleh setiap perawat, baik perawat di
sekolah maupun perawat kesehatan masyarakat (Depkes, 2006). Jumariah
dan Mulyadi (2017) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa sebagian
besar peran perawat sebagai pendidik berada dalam angka yang kurang
optimal yaitu 56,7%.

Makalah ini berfokus untuk menjelaskan prinsip keperawatan pada


kelompok kelompok khusus kesehatan sekolah, kebijakan publik yang
berdampak pada derajat kesehatan sekolah serta menjelaskan aspek legal
dan etik serta peran perawat diranah kesehatan sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah prinsip keperawatan di kelompok kesehatan sekolah ?

2. Bagaimanakah kebijakan publik yang berdampak pada derajat


kesehatan sekolah ?

3. Bagaimanakah aspek legal dan etik perawat dalam melaksanakan


upaya kesehatan sekolah ?

4. Bagaimanakah peran perawat dalam meningkatkan kesehatan pada


kelompok khusus sekolah ?

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah menjelaskan prinsip
perawat terhadap kelompok khusus kesehatan sekolah, kebijakan
public yang berdampak pada derajat kesehatan kelompok kesehatan
sekolah, aspek legal dan etik serta peran perawat sekolah dalam
pelayanan kesehatan komunitas.
2. TUJUAN KHUSUS
Tujuan khusus penulisan makalah ini antara lain untuk :
a. Mengetahui prinsip dalam keperawatan kelompok khusus sekolah.
b. Mengidentifikasi kebijikan publik yang berdampak kepada derajat
kesehatan kelompok khusus kesehatan sekolah.
c. Memahami konsep legal dan etik dalam keperawatan di kelompok
kesehatan sekolah.
d. Memahami peran perawat di sekolah sebagai pelayanan kesehatan
komunitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip Keperawatan Kelompok Khusus Kesehatan Sekolah
Keperawatan kesehatan komunitas menurut Azrul Azwar (2000)
diartikan pada setiap kata sebagai berikut :

1. Keperawatan merupakan ilmu yang mempelajari penyimpangan


ataupun tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang akan
mempengaruhi berubahan ataupun penyimpangan yang
mengakibatkan tidak berfungsinya setiap unit dari tubuh manusia
secara optimal, yang akan mempengaruhi individu, keluarga,
ataupun kelompok masyarakat.

2. Kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari terntang kesehatan


manusia dari tingkat individu sampai dengan kelompok
ekosistem serta perbaikan fungsi dari unit dalam sistem tubuh
manusia mulai dari sub sistem sampai dengan sistem tubuh
manusia.

3. Komunitas merupakan kelompok manusia yang berhubungan


dengan manusia lain dan saling ketergantungan dalam upaya
memenuhi kebutuhan sehari hari.

Smith & Mauren (1995) menjelaskan bahwa perawat komunitas


bertanggung jawab dalam menyediakan pelayanan bagi orang sakit
ataupun orang cacat dirumah yang mencakup pengajajaran dan
pengasuhan, mempertahanakan lingkungan yang sehat, dan mengajarkan
upaya peningkatan derajat keseahtan, mencegah penyakit dan injuri, serta
mengidentifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat yang mengancam.

Perawat kesehatan sekolah menurut Logan (1986) adalah keperawatan


yang berfokus pada anak ditatanan pendidikan, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun
masyarakat sekolah dalam melakukan perencanaan pelayanan. Fokus
utama kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya, dan ditunjang
dengan guru serta kader.

Perawat Kesehatan Sekolah Keperawatan sekolah adalah keperawatan


yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna memenuhi
kebutuhan anak dengan mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat
sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).
Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya
dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.

B. Kebijakan Publik yang Berdampak pada Derajat Kesehatan Sekolah

Banyak kebijakan publik yang berdampak pada derajat kesehatan


disekolah antara lain :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang pedoman penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah. Tertuang Keputusan tersebut
terdapat sasaran dalam upaya mewujudkan kesehatan di sekolah.
Persayaratan kesehatan lingkungan sekolah yang dimuat berupa
bangunan/ halaman sekolah, bagaimana pencahayaan, ventilasi,
serta kebisingan, diseritai dengan adanya promosi hygiene dan
sanitasi.
2. Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Menteri Agama Republik Indonesia, dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomo 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun 2014,
Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Pembinaan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah. Perilaku
hidup sehat menjadi penting demi terwujudnya kualitas
peningkatan pendidikan. Usaha kesehatan Sekolah/ Madrasah
(UKS/M) pemerintah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
terhadap kesehatan masyarakat disekolah, dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, terwujudnya
perilaku hidup bersih dan sehat, serta terjadi pertumbuhan dan
perkembangan anak yang optimal. UKS/M memiliki sasaran
berupa peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
masyarakat sekolah.
3. Pedoman Sekolah Sehat Berkarakter Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Tahun 2019 oleh Kemendikbud RI..
Kemendikbud mengeluarkan pedoman sekolah sehat berkarakter
untuk menguatkan dan membangun siswa agar menjadi pribadi
yang sehat dan mengembangkan potensi digambarkan sebagai nilai
religius, mandiri, nasionalis, gotong royong, dan memiliki
integritas. (Kemendikbud RI, 2019).
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan,
Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Padah Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun
Akademik 2020/2021 Di Masa Pandemi Corona Virus Disease
(COVID-19). Selama masa pandemi, sekolah yang berada di zona
kuning, orange, dan merah tidak dapat melalukan pembelajaran
secara luring melainkan tetap melanjutkan pembelajaran dari
rumah sesuai dengan :
a. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
b. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19.
c. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2791
Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat pada
Madrasah.
d. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 657
Tahun 2020 tentang Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19
di Lingkungan Perguruan Tinggi Keagaamaan Islam.

C. Legal dan Etik dalam Kesehatan Sekolah.


1. Legal

Aspek legal yang bisa dijadikan perawat sebagai landasan dalam

rencana maupun tindakan keperawatan disekolah adalah sebagai

berikut:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009

Tentang Kesehatan

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014

Tentang Keperawatan

c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.

d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

279/MENKES/SK/IV/ 2006 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan di

Puskesmas

Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang

rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat

maupun tidak terikat dalam suatu institusi.


e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang pedoman

penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah.

f. Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan Menteri

Dalam Negeri Republik Indonesia Nomo 6/X/PB/2014,

Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81

Tahun 2014 Tentang Pembinaan Pengembangan Usaha

Kesehatan Sekolah/ Madrasah.

g. Pedoman Sekolah Sehat Berkarakter Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah

Atas (SMA) Tahun 2019 oleh Kemendikbud RI.

2. Etik
Prinsip-prinsip etik dalam layanan kesehatan komunitas di sekolah

diantaranya adalah :

1. Benefience perawat harus bisa mempertimbangkan manfaat

maupun kerugiannya. Dalam layanan kesehatan di sekolah

kegiatan yang diberikan dapat memberikan manfaat bagi

dirinya dan meminimalkan risiko kesehatan yang dapat terjadi.

2. Non Maleficience, merupakan suatu tindakan agar terhindar

dari bahaya baik dengan cara menggunakan prosedur yang

benar. Tindakan yang dilakukan haruslah berlandaskan

evidence based agar pelaksanaannya tetap menggunakan

prosedur yang benar.


3. Autonomy menjelaskan mengenai maksud dan tujuan

dilakukan penelitian, peneliti juga memberikan kebebasan

kepada partisipan untuk menentukan keputusan untuk ikut

serta sebagai responden ataupun menolak sebagai responden

tanpa adanya paksaan. Setiap masyarakat sekolah memiliki

hak dalam memilih tindakan yang akan dilakukannya.

4. Fidelity, yaitu membangun kepercayaan antara perawat

dengan masyarakat sekolah. Hubungan saling percaya antara

perawat dengan masyarakat sekolah dapat mendukung

terlaksananya suatu kegiatan yang dilakukan dalam layanan

sekolah.

5. Confidentiality, perawat akan menjamin kerahasiaan identitas

dan data pribadi klien.

6. Veracity, perawat akan menjalankan etika kejujuran dengan

cara memberikan informasi mengenai maksud, manfaat,

tujuan, prosedur yang jelas mengenai layanan kesehatan yang

dilakukan.

7. Justice, perawat tidak akan melakukan diskriminasi dengan

memperlakukan masyarakat sekolah sehingga mendapatkan

kesempatan yang sama. Dalam pelaksanaannya, setiap

perawat yang memberikan pelayanan diharapkan dapat

mempertimbangkan siapa yang menerima manfaat dan

menanggung beban dari dilaksanakannya pelayanan


D. Peran Perawat dalam Kesehatan Sekolah.
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat mempunyai
peran:
a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data,analisa data,serta perumusan dan
prioritas masalah;

b. Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina usaha


kesehatan di sekolah(TPUKS);

c. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan yang


di susun;

d. Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS

e. Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di tetapkan.

2. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di


puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat
juga di tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat
puskesmas.bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai koordinator maka
pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling
tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan secara
langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan
klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan
kesehatan peserta didik secara perseorangan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawat Komunitas memiliki cakupan tugas yang luas, salah satunya
di ranah kelompok khusus sekolah. Kesehatan siswa berdampak langsung
dengan kemampuan siswa itu sendiri dalam belajar. Siswa yang kebutuhan
kesehatannya tidak terpenuhi akan mengalami kesulitan dalam terlibat
pada proses pendidikan. Namun, dalam upaya memenuhi kebutuhan siswa
tersebut perawat sekolah harus melihat dari kebijakan publik yang sudah
ada dan berpengaruh terhadap kesehatan siswa dan lingkungan sekolah.
Selain itu perlu penerapan konsep keperawatan yang berlandaskan
kepada aspek legal dan etik yang ada pemerintahan serta masyarakat.
Legal dan etik akan menjadi arah bagaimana kita selaku perawat
komunitas khususnya dalam memberi pelayanan kelompok sekolah agar
apa yang dilakukan sesuai dengan konsep hukum yang ada di Indonesia
dan konsep etika yang berlaku pada masyarakat. Sehingga peran perawat
sekolah dapat terlaksana tanpa mengabaikan aspek hukum dan
kemanusiaan.
B. REKOMENDASI
1. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan dalam pelaksanaan program kesekolah terutama
program UKS agar kesehatan masyarakat di sekolah dapat terpenuhi
dan mengoptimalkan kinerja puskesmas.
2. Bagi Pihak Sekolah
Sekolah sebagai ranah pendidikan dan penguatan mental siswa,
sehingga dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu
sekolah dalam menentukan proses kebijakan dan pendidikan kesehatan
yang ada di sekolah serta pemenuhan posisi untuk perawat sekolah
lebih dianggap penting.
3. Bagi Perawat Sekolah
Sebagai acuan pelaksanaan asuhan keperawatan sekolah dan menjadi
gambaran aspek legal dan etik yang bisa dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Aspiah & Mulyono, (2020). Peran Perawat Sekolah dalam Memberikan Edukasi
Kesehatan Terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Sekolah :
Tinjauan Literatur. Jakarta : Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Budiono, M. A., & Sulistyowati, M. (2013). Peran UKS (usaha kesehatan sekolah) dalam
penyampaian informasi kesehatan reproduksi terhadap siswa SMP Negeri X di
Surabaya. Jurnal Promkes, 1(2), 184-191.
Efendi, F., & Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ivanov, L. L., & Oden, T. L. (2013). Public Health Nursing, Ethics and Human Rights.
Public Health Nursing, 30(3), 231-238. doi:10.1111/phn.12022
Jumariah & Mulyadi, (2017). Peran Perawat dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas).Jakarta : Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia
Juniarti, N., Haroen, H., & Yani, D. I. (2017). Upaya Penguatan Pelayanan Kesehatan
Primer Pada Anak Sekolah Di Pangandaran. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(4), 232-235.
Kozier, B., Gloneria., Berman, A., Snyder, S. (2016). Fundamentals of Nursing :
Conseps, Process, and Practice, 10 ed. New Jersey : Pearson Education.
Kemendikbud RI. (2019). Pedoman Sekolah Sehat Berkarakter Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Jakarta: Kemendikbud RI.
Paudel Subedi, K. K., Timalsina, K., & Bhele, R. L. (2018). Nurse's Awareness on
Ethico-legal Aspects of Nursing Profession. J Nepal Health Res Counc, 16(1),
49-52.
Peraturan Bersama Kemendikbud Kemenkes Kemenag Kemendagri. (2014). Peraturan
Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomo 6/X/PB/2014, Nomor 73 Tahun
2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Pembinaan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Kemenkumham
RI
Potter, P., Perry, A., Stockert, P., & Hall, A. (2009). Fundamentals of Nursing. 8
Edition.Singapore: Elsevier Inc.  
Solum, L. L., & Schaffer, M. A. (2003). Ethical problems experienced by school nurses.
J Sch Nurs, 19(6), 330-337. doi:10.1177/10598405030190060501
Rustina, Y. (2015). Hakikat Profesi dan Profesionalisme dalam Pelayanan Keperawatan.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Thiroux, J. P. (2007). Ethics Theory And Practice (9th ed.). NJ: Pearson Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai