Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puja dan Puji Syukur tercurahkan kepada Allah SWT karena

atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

ini dengan tepat pada waktunya dengan judul ”Ceragem Batu Giok Untuk Asam

Urat”. Banyak kesulitan yang kami hadapi dalam membuat tugas makalah ini tapi

dengan semangat dan kegigihan serta arahan sehingga penulis mampu menyelesaikan

tugas makalah ini dengan baik.

Kami menyimpulkan bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, oleh

karena itu kami menerima kritik dan saran, guna kesempurnaan tugas makalah ini dan

bermanfaat bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Indramayu, Desember 2017

Penyusun,

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................2

C. Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Komplementer ................................................................................3

B. Klasifikasi Tepapi Komplementer ...........................................................................3

C. Hubungan antara Klasifikasi dengan Terapi ............................................................4

BAB III PEMBAHASAN

A. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer ..........................................................5

B. Ceragem Batu Giok..................................................................................................6

C. Proses Terapi Menyembuhkan Penyakit ..................................................................6

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................9

B. Saran ........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit gout (asam urat) adalah penyakit yang berhubungan dengan


tingginya kadar asam urat dalam darah. Seseorang akan di katakan menderita
asam urat jika kadar asam urat dalam darahnya di atas 7 mg/dl pada laki- laki dan
di atas 6 mg/dl pada wanita. Prevalensi penyakit gout pada populasi di USA
diperkirakan 13,6/100.000 penduduk. Sedangkan, di Indonesia sendiri
diperkirakan 1,6-13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan
meningkatnya umur (Tjokroprawiro, 2007). Perlu diketahui pula di Indonesia gout
diderita pada usia lebih awal dibandingkan dengan negara barat. 32% serangan
gout terjadi pada usia dibawah 34 tahun. Sementara di luar negeri rata-rata
diderita oleh kaum pria diatas usia tersebut. Di Indonesia, asam urat menduduki
urutan kedua setelah osteoartritis. Namun, di Indonesia prevalensi penyakit asam
urat belum diketahui secara pasti dan cukup bervariasi antara satu daerah
(Dalimarta, 2008).
Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi hiperurisemia
ada beberapa yaitu: adanya gangguan metabolisme purin bawaan, kelainan
pembawa sifat atau gen, kebiasaan pola makan berkadar purin tinggi (seperti:
daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis), penyakit
seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi, radioterapi (Misnadiarly,
2008). Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) disebabkan oleh
peningkatan produksi (overproduction), penurunan pengeluaran (underexcretion)
asam urat melalui ginjal, atau kombinasi keduanya (Wachjudi, 2006). Bahaya dari
penyakit gout ini adalah nyeri dan sakit parah di persendian, asidosis metabolik,
batu ginjal, gagal ginjal, pirai, dan penyakit jantung koroner. Dari bahaya-bahaya
tersebut, penderita akan mengalami hambatan mobilitas fisik, sehingga perlu
dilakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi bahaya tersebut.

3
Solusi yang dapat digunakan adalah melakukan terapi komplementer
Ceragem Batu Giok. Berdasarkan dari study kasus, terapi ceragem batu giok
cukup efektif menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer?
b. Apa klasifikasi terapi komplementer?
c. Bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi?
d. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer?
e. Apakah yang dimaksud dengan Ceragem Batu Giok?
f. Bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer.
2. Untuk mengetahui apa klasifikasi terapi komplementer.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara klasifikasi dengan terapi.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer.
5. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Ceragem Batu Giok.
6. Untuk mengetahui bagaimana proses terapi menyembuhkan penyakit.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Komplementer

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha


untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit,
perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan.Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi
pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan
dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan
komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara
umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).

B. Klasifikasi Terapi Komplementer


1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas
berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang
mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi musik, berdoa,
journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).

5
2. Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy,
nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya
herbal, dan makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan
tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna,
serta hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik.

C. Hubungan antara klasifikasi dengan terapi


Terapi ceragem batu giok termasuk dalam klasifikasi terapi energi. Terapi
energi adalah terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik. Ceragem batu giok akan menghasilkan sinar inframerah
ketika dipanaskan. Sinar inframerah akan menstimulasi panas sampai pada
jaringan sub cutan yang mengakibatkan vasolidasi pembuluh darah meningkat,
serta meningkatkan metabolisme mengakibatkan peningkatan suply O2 ke
jaringan tersebut sehingga nyeri berkurang. Sinar inframerah dapat membersihkan
darah dan mencegah/mengurangi rematik karena asam urat tinggi.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer


1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
(Didukung oleh teori keperawatan berdasarkan Teori Orem
(1971). Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu klien
mencapai perawatan diri secara total. Nightingale (1860) Tujuan keperawatan
untuk pasilitasi proses penyebuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan
klien. Rogers (1970) Untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang
sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan.)
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar
bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
2. Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan berkaitan dengan terapi komplementer yang diberikan kepada
pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri
dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

7
3. Peran edukator
Didukung oleh Teori Peplau (1952). Tujuan keperawatan untuk
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien. King (1971), tujuan
keperawatan untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien
mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Peran ini
dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran researcher
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

B. Ceragem Batu Giok


Ceragem merupakan teknik penobatan efektif yang
menggabungkan perpaduan antara teknologi canggih dunia kedokteran dengan
pengobatan tradisional warisan leluhur. Ceragem merupakan pilihan alternatif
yang menghubungkan antara teknologi barat dengan pengobatan warisan leluhur.
Percampuran antara dua dunia pengobatan itu diyakini menimbulkan sinergi yang
ampuh membantu kesembuhan. Disini kita dapat mengetahui apa ceragem itu
sendiri, yaitu sebutan alat kesehatan yang menggunakan teknologi sinar infra
merah yang dipadukan dengan batu giok dalam balutan mesin berteknologi
canggih. Manfaat utama dari pengobatan ceragem sendiri yaitu mampu
menyembuhkan beragam penyakit. Seperti gangguan ginjal, kencing manis, sakit
jantung, asam urat, darah tinggi, gangguan labung, stoke dan lain-lain.

C. Proses Terapi Menyembuhkan Penyakit

Pada ceragem terdapat empat prinsip utama pengobatan yakni urut, knop,
Infra merah jauh dan Chiroparactic (tulang belakang) menjadi langkah proses

8
penyembuhan. Merupakan kerja penyinaran sinar infra merah jauh yang menjadi
bagian prosesi dalam tubuh untuk memperbaiki diri. Proses dari pengobatan
ceragem itu sendiri yaitu prinsip urut pada tubuh manusia diyakini masyarakat
timur memiliki aliran chi. Apabila terserang penyakit maka aliran chi menjadi
terhambat dan akibatnya metabolisme tubuh tidak berjalan normal lalu tubuh pun
sakit. Dengan batu giok yang berjumlah 9 buah pada ceragem akan memberikan
tekanan pada tubuh pada 12 titik di daerah tulang belakang dan 3 titik pada perut,
dengan begitu aliran darah akan menjadi lancar. Sedangkan prinsip kop, diyakini
mampu memberikan rangsangan, mengaktifkan fungsi sel, membantu
memproduksi sel, membersihkan pembuluh darah hingga malancarkan peredaran
darah, memperbaiki syaraf dan menaktifkan metabolime hingga tubuh anti bodi
pun meningkat. Prinsip ketiga, pemberian sinar infra merah. Menurut
kepercayaan masyarakat Timur, sinar infra merah merupakan sinar kehidupan
yang diyakini mampu menembus ke dalam tubuh dengan mengeluarkan rasa
panas dan selanjutnya mendeteksi penyakit di tubuh. "Jika pasien merasakan
panas, lalu usai pemberian sinar infra merah kulit menjadi kemerahan dan terfokus
maka pasien memiliki penyakit di tubuhnya. Sinar infra merah yang berpadu
ketika batu giok memberikan tekanan pada titik-titik pada tubuh akan sumber
penyakit. Hasil deteksi terlihat pada kulit yang menjadi kemerahan karena
peredaran darah ditubuh tidak lancar.Prinsip terakhir adalah Chiropractic atau
tulang belakang. Ceragem, dikatakan pengobatan yang menyakini bahwa sumber
berbagai penyakit berasal dari tulang belakang. Tulang punggung, sendiri
memiliki susunan syaraf yang vital bagi tubuh. Ketika tubuh mengalami gangguan
maka diyakini permasalahan bisa berasal dari tulang belakang.Seluruh tahapan
prinsip dilaksanakan dalam waktu 30 menit. Dibagi menjadi dua sesi, pertama sesi
bagian tulang belakang serta pinggul dan kedua, sesi badan. 13 titik pada tulang
belakang dan 3 titik pada perut diberi waktu penekanan oleh giok dan penyinaran
sinar infra merah jauh selama dua menit. Pemberian sinar infra merah jauh tidak
dilakukan secara terus menerus namun berotasi. Prosesi Tubuh Esensi pengobatan
Ceragem, pada dasarnya tercantum dalam tiga poin yakni menyembuhkan,

9
mendeteksi dan merawat.pasien, dengan sendirinya setelah mengikuti pengobatan
Ceragem akan tahu apa yang harus dilakukan. Jika dalam dunia kedokteran
dikenal dengan istilah pantangan. Namun, ceragem menanamkan kepada pasien
untuk menyadari hal-hal apa yang harus dilakukan guna kesembuhan
mereka."Ceragem tidak kenal pantangan, namun lebih membutuhkan kesadaran
pasien menjaga diri mereka sendiri.
Proses kerja CBG adalah proses pelepasan energi panas listrik
melalui batu giok yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga pada alat
terapi tersebut terdapat tiga kabel yang masing-masing berisi batu giok 6-9 buah.
Salah satu kabel berisi batu giok tersebut berfungsi untuk bagian punggung yang
diletakkan di bawah tempat tidur. Batu giok tersebut dapat bergerak baik secara
otomatis maupun terfokus pada bagian punggung. Dua kabel berisi batu giok
lainnya dirancang secara manual. Artinya keduanya digunakan dan ditempelkan
pada bagian tubuh yang sakit mulai dari ujung kaki sampai ke ujung bagian
kepala. Penggunaan CBG dianjurkan 3-4 kali sehari. Fungsi terapi CBG tersebut
adalah memperlancar peredaran darah dan proses kimiawi dalam tubuh manusiawi
lewat batu giok dengan bantuan listrik. Panasnya bisa mencapai 60 derajat celsius.
Energi panas tersebutlah yang membantu pemulihan dan penyehatan dinamika
peredran darah dalam tubuh.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem


pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Berdasarkan penjelasan di atas, ceragem batu giok efektif dalam
menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran sebagai pemberi
asuhan keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran edukator,
peran researcher.

B. Saran
1. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang terapi
komplementer.
2. Manfaat bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal terapi komplementer.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://catatanperawatblog.wordpress.com/2016/10/08/therapi-komplementer-dan-
alternatif/
https://rahmamiaa05.blogspot.co.id/2017/03/tugas-terapi-komplementer-makalah.html

12

Anda mungkin juga menyukai