Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI PERTEMUAN 3

Dosen pengajar : Paskah Rina Situmorang, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
Fronika Harahap
NIM : 2014201023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TINGKAT III/SEMESTER V
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN
T/A 2022/2023

\
TUGAS
Setiap mahasiswa membuat model kolaborasi perawat dengan petugas kesehatan yang ada
di rs (pilih salah satu petugas kesehatan)

Kolaborasi Perawat Dengan Ahli Gizi

Fungsi perawat dalam interdepanden ini bahwasanya tindakan perawat berdasar


padakerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan lainnya. Fungsi ini tampakketika
perawat bersama tenaga kesehatan lainnya melakukan kolaborasi dalammemberikan
pelayanan kesehatan yang bertujuan mengupayakan kesembuhan pasien.Mereka biasanya
tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang tanagamedis. Sebagai sesama
tenaga kesehatan, masing-masing tenaga kesehatanmempunyai kewajiban untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuaidengan bidang ilmunya. Dalam
kolaborasi ini, pasien menjadi fokus upaya pelayanankesehatan. Misalnya kolaborasi antara
perawat dengan ahli gizi. Hal ini dapatdicontohkan dalam penanganan ibu hamil yang
menderita DM / diabetes mellitus, perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat
rencana untuk menentukankebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan
janin. Ahli gizimemberikan kontribusi dalam perencanaan makanan dan perawat
mengajarkan pasienmemilih makan sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung
jawab secara bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan
kesehatanterutama untuk bidang keperawatannya.

Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia(SDM). Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap
orang dan memerlukan pedomanagar tercapai pelayanan yang bermutu. Agar pemenuhan
gizi pasien dapat sesuaidengan yang diharapkan maka perawat harus mengkonsultasikan
kepada ahli gizi tentang obat obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak
mengkonunikasikannyamaka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja
menghambatabsorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik
antara Hubungan kerja antara Perawat dan Profesi Gizi juga di wujudkan dalam bentuk
Kolaborasi, karena dalam menyelesaikan masalah Pasien, ada beberapa hal yang harus di
perhatikan diantaranya: “ Mutu peleyanan, Wewenang dan Kolaborasiâ yang
memerlukan otonomi, kepimimpinan, advokasi dan perhatianuntuk mengembangkan
kualitas pelayanan perawatan pasien, penelitian, atau pendidikan dari tingkat tenaga non ahli
sampai tenaga ahli. ( Professional Practice atuniversity health network , 2002). Kolaborasi
merupakan bagian dari Kemitraandengan prinsip perencanaan dan pengambilan keputusan
bersama, berbagi saran, kebersamaan, tanggung gugat, keahlian dan tujuan serta
tanggungjawab bersama(ANA cit Sieglar 1994).

Ahli gizi menerima laporan dari perawat akan adanya pasien baru atau pasienlama
yang perlu penanganan diit atau secara aktif ahli gizi datang ke ruangan danmenskrining
pasien yang perlu diit. Kemudian ahli gizi mempersiapkan alat danasuhan gizi serta
melakukan anamnesisi gizi pada pasien. Lalu ahli gizi menentukanstatus gizi berdasarkan
antropometri dan data biokimia serta menentukan bentukmakanan dan jenis diit yang sesuai.
Kemudian ahli gizi menuliskan usulan kepadadokter utama yang merawat tentang bentuk
makanan dan jenis diit bagi pasien padalembar asuhan gizi. Ahli gizi menginformasikan
kepada perawat yang bertanggung jawab dan penata gizi tentang bentuk makanan dan jenis
diit. Selang 1-2 hari atauwaktu yang dibutuhkan ahli gizi mengkaji ulang diit yang telah
diberikan dan bila perlu mendiskusikan dengan dokter yang merawat. Ahli gizi bekerja sama
dengandokter yang merawat menentukan bentuk makanan dan jenis diit yang sesuai dengan
perkembangan pasien. Ahli gizi memberitahu perawat yang bertanggung jawab dan petugas
penata gizi bila ada perubahan diit pasien.
Prosedur ditisien di ruang rawatinap dengan nomor register DPM/IG-ASGI/G-001
dari surat keputusan RSSt.Elisabeth No.040/SK.01.03 tanggal 1 Juli 2010 tentang
pengesahan & pemberlakuan SPO Instalasi Gizi, penentuan diit dan bentuk makan pasien
rawat inapdilakukan dietisien yang berpedoman pada diagnosis dokter, hasil laboratorium,
pemeriksaan klinis, antropometri dan pemeriksaan lain yang menunjang.
Sumber :
http://perawatpintar.web.id/2010/07/free-askep-rencana-asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan-dengue-syok-syndrome/
http://detra2509blogger.blogspot.com/2011/04/ilmu-gizi-asuhan-keperawatan-pada.html
http://askep-net.blogspot.com/2012/03/fungsi-perawat.html
http://himika.fk.ugm.ac.id/penerapan-kolaborasi-pendidikan-dan-praktik-antar-profesi-
kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai