Anda di halaman 1dari 6

EKSPLORASI PERAN PERAWAT DAN AHLI GIZI DALAM

PEMBERIAN NUTRISI PADA PASIEN KRITIS

I. LATAR BELAKANG
Peningkatan layanan kesehatan saat ini sedang berkembang dengan
berfokus menyediakan kualitas layanan yang tinggi.Mencegah serta
mengatasi malnutrisi dirumah sakit berpotensi untuk memaksimalkan
kualitas perawatan.Malnutrisi adalah masalah umum yang dijumpai pada
kebanyakan pasien yang masuk kerumah sakit,terutama peningkatan biaya
perawatan yang dapat merugikan pasien.Malnutrisi mencakup kelainan
yang disebabkan oleh defisiensi asupan nutrisi,gangguan metabolisme
nutrisi,atau kelebihan nutrisi.Sebanyak 40% pasien dewasa menderita
malnutrisi yang cukup serius yang dijumpai pada saat mereka tiba dirumah
sakit dan dua pertiga dari semua pasien mengalami perburukan status
nutrisi selama mereka dirawat dirumah sakit.Support nutrisi yang
diberikan meliputi nutrisi enteral dan nutrisi parenteral.
Nutrisi enteral adalah pemberian nutrisi melalui fungsi
gastrointestinal,sedangkan nutrisi parenteral adalah upaya pemberian
nutrisi melalui intravena kepada pasien yang mempunyai fungsi
gastrointestinal tidak adekuat.Nutrisi enteral merupakan salah satu
pemberian nutrisi utama dianjurkan kepada pasien yang mempunyai fungsi
gastrointestinal adekuat.Alasan utama pemilihan nutrisi enteral
dikarenakan bersifat fisiologis,dan untuk menghindari komplikasi yang
disebabkan oleh nutrisi melalui infus.Nutrisi enteral bisa diberikan melalui
oral atau menggunakan tube feeding.
Dukungan nutrisi pada pasien kritis meliputi terapi obat,
perawatan,dan diet.Serta peran interdisipliner diantaranya ahli gizi dan
perawat,dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif
studi.Teknik yang dilakukan yaitu wawancara dengan jumlah enam orang
diantaranya lima orang perawat dan satu orang ahli gizi.Pendekatan ini
dilakukan untuk membantu menggali informasi terkait peran perawat dan
ahli gizi pada perawatan intensif.
Perawat merupakan disiplin ilmu dengan dasar pemikiran bahwa
perawatan dilakukan secara komprehensif meliputi kebutuhan biologis,
psikologis,sosiologis,kultur,dan spiritual. Perawat memandang pasien satu
kesatuan utuh,sebab perawat memiliki keyakinan bahwa kebutuhan
biologis,psikologis,sosiologis,kultur,dan spiritual saling mempengaruhi
satu dengan lainnya.Perawat menggunakan pendekatan asuhan
keperawatan untuk mengatasi masalah nutrisi yang tertuang didalam
diagnosis keperawatan.
Sedangkan,Ahli gizi merupakan profesional medis yang berfokus
pada aspek kebutuhan gizi penggunaan diet yang tepat,mencegah
komplikasi dengan diet yang sesuai serta membantu proses penyembuhan
dengan ketersediaan gizi yang cukup. Jadi,perawat dan ahli gizi
merupakan tenaga profesional yang berasal dari disiplin ilmu yang
berbeda namun,saling bersinggungan dalam tugas pengelolaan nutrisi pada
pasien kritis.

II. TUJUAN
Tujuan dibuat untuk :
a. Permasalahn yang diangkat dari jurnal tersebut adalah
menganalisis tentang eksplorasi peran perawat dan ahli gizi dalam
pemberian nutrisi pada pasien kritis
b. Menjelaskan implikasi penelitian bagi keperawatan kritis

III. TINJAUAN PUSTAKA


A. Peran perawat
Perawat merupakan disiplin ilmu dengan dasar pemikiran
bahwa perawatan dilakukan secara komprehensif meliputi
kebutuhan biologis, psikologis, sosiologi, kultur, dan spiritual.
Perawat memandang pasien merupakan satu kesatuan utuh,sebab
perawat memiliki keyakinan bahwa kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologi, kultur, dan spiritual saling mempengaruhi satu dengan
lainnya.Perawat menggunakan pendekatan asuhan keperawatan
untuk mengatasi masalah nutrisi yang tertuang didalam diagnosis
keperawatan.Peran perawat merupakan tugas assesment atau
mengkaji dimana hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang
serta terus menerus untuk mengidentifikasi adanya perubahan
status nutrisi atau resiko mengalami malnutrisi pada pasien
(Bloomer Melissa J,2017).
B. Peran Multidisipliner Tim
Dalam pemenuhan nutrisi pada pasien dukungan dari
multidisiplin tim juga merupakan tugas yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan diantaranya dokter,apoteker,ahli gizi dan perawat
(Mare,2011).
Adapun peran dari multidisiplin tim yaitu dokter
bertanggung jawab pada seluruh proses pelaksanaan,apoteker
bertanggung jawab memberikan terapi obat yang tidak
mempengaruhi proses penyerapan makanan,ahli gizi bertanggung
jawab menyediakan formula makanan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan pasien,dan perawat bertanggung jawab menyediakan
akses masuknya makanan,memaksimalkan penyerapan makanan
sampai makanan dihantarkan ke seluruh tubuh.
C. Nutrisi Care
Perawatan nutrisi pada pasien merupakan hal penting yang
harus dilakukan oleh tenaga kesehatan diantaranya perawat dan
ahli gizi.Perawat sebagai first line dalam mengelola nutrisi ,yang
mana bahwa tugas perawat sangatlah kompleks sesuai dengan
dasar pemikiran bahwa kebutuhn nutrisi meliputi kemampuan
memasukan, mencerna, mengabsopsi serta menghantarkan zat
nutrien sampai mengahasilkan energi.Tugas perawat juga
digambarkan dalam pengkajian yang dilakukan secara berulang-
ulang untuk menentukan perubahan pada status nutrisi pasien atau
resiko mengalami malnutrisi.Sedangkan ahli gizi ditekankan
sebagai peran pendamping pasien dalam menentukan atau memilih
jenis makanan yang disukai pasien.Ahli gizi dengan pasien terjadi
interaksi berupa konsultasi terkait diet bedasarkan jenis penyakit
yang dialami oleh pasien.Kehadiran ahli gizi dapat dipercaya
mempengaruhi psikologis pasien dan membantu membangun
lingkungan yang mendukung asupan makan pasien.
IV. PEMBAHASAN
A. Aspek positif dan Aspek negatif
Aspek positif :
1) Dapat menambah pengetahuan mengenai pentingnya peran
perawat dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi pada pasien
kritis
2) Peran perawat dan ahli gizi sama-sama saling membutuhkan
untuk mencapai satu tujuan yaitu agar nutrisi pasien dapat
terpenuhi

Aspek negatif :

Apabila peran perawat dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi pada
pasien tidak terpenuhi maka pasien tersebut akan mengalami
malnutrisi dan proses penyembuhan akan memakan waktu yang
lama

B. Implikasi penelitian bagi keperawatan kritis


1. Pembahasan isi jurnal pertama
Penelitian ini dibuat untuk mengetahui apa peran perawat
dan ahli gizi dalam pemenuhan nutrisi pada pasien kritis.Teknik
yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif
studi,yang mana data yang diambil dengan melakukan wawancara
kepada lima orang perawat dan satu orang ahli gizi.wawancara
dilakukan dibeberapa tempat terpisah dengan durasasi wawancara
kurang lebih 60 menit.Media bantu penelitian yaitu aplikasi
recorder yang tersedia di handphone.Wawancara dipandu
kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan ternik wawancara
semiterstruktur.Analisa data menurut panduan interpretive
phenomenological analysis (IPA) dengan pendekatan giving voice
dan making sence untuk mencapai pemahaman(Noon,2018).
Dari hasil penelitian ini didapatkan total partisipan 6 orang
yang terdiri dari lima orang perawat dan satu orang ahli
gizi,rentang lama kerja 1,5-18 tahun,laki-laki (n=3),wanita (n=3)
dengan status pendidikan tinggi sarjana (n=5) dan tingkat diploma
(n=1).Hasil wawancara ditemukan 3 tema,yaitu perawat berperan
sebagai : 1) First line dalam dukungan nutrisi, 2) memaksimalkan
asupan makan dengan modifikasi lingkungan, 3) Ahli gizi sebagai
konselor dan perawat sebagai asesor.
2. Jurnal pendukung
Peningkatan layanan kesehatan saat ini sedang berkembang
dengan berfokusnya menyediakan kualitas layanan yang
tinggi.Malnutrisi menjadi masalah umum selama perawatan
dirumah sakit mencakup kelainan yang disebabkan oleh defisiensi
asupan nutrisi,gangguan metabolisme nutrisi,atau kelebihan
nutrisi.Sebanyak 40% pasien dewasa menderita malnutrisi yang
cukup serius yang dijumpai pada saat mereka tiba dirumah sakit
dan dua pertiga dari semua pasien mengalami perburukan status
nutrisi selama mereka dirawat dirumah sakit.Paien kritis sering
menerima nutrisi yang tidak adekuat akibat keterlambatan
pemberian nutisi.
Perawat dan ahli gizi merupakan peran penting dalam
pemenuhan nutrisi pada pasien.Perawat sebagai asesor yang
bertugas untuk mengkaji status pasien,memberikan asupan nutrisi
diet oral atau enteral (tube feeding),mengawasi respon pasien
terhadap diet/dukungan nutrisi,dan melaporkan keluhan pasien
terhadap diet yang diberikan.Ahli gizi sebagai konselor juga
merupakan peran pendamping pasien dalam menentukan jenis
makanan yang disukai pasien terkait diet berdasarkan jenis
penyakit pada pasien.
Namun,dalam penelitian ini peran perawat lebih
diutamakan karena perawat bertanggung jawab penuh terhadap
pemenuhan nutrisi pada pasien.Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang mana penelitian ini menggunakan 2
variabel,variabel bebas adalah pengetahuan perawat tentang
pemberian nutrisi dan variabel terikat yaitu perilaku perawat
dalam pemberian nutrisi.Kuesioner akan diisi langsung oleh
responden dengan menjawab pertanyaan yang telah
disediakan,sedangkan lembar observasi akan diisi oleh peneliti
dengan pengamatan dari tindakan yang dilalukan responden dalam
memberikan nutrisi melalui oral atau menggunakan tube feeding.
3. Implikasi bagi keperawatan kritis

Manfaat penelitian ini bagi keperawatan kritis yaitu untuk


mengetahui apa saja peran perawat dan ahli gizi dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi pada pasien kritis serta pengetahuan seorang
perawat dalam mengelola managemen nutrisi dan tanggung jawab
seorang perawat dalam pengambilan keputusan untuk mengelola
nutrisi pada pasien.

V. KESIMPULAN
Dalam pemenuhan nutrisi pada pasien kritis merupakan hal yang
sangat penting bagi tenaga kesehatan.Terutama peran perawat karena
perawat bertanggung jawab dalam pemberian nutrisi pada pasien,perawat
berperan sebagai first line yang merupakan gambaran seorang manager
yang memiliki otonomi dalam mengatur diri sendiri mengelola
nutrisi.Perawat memaksimalkan asupan nutrisi dengan memodifikasi
lingkungan membuat pasien senyaman mungkin serta melibatkan keluarga
dalam pemenuhan nutrisi pasien. Bukan hanya perawat yang bertugas
dalam pemberian nutrisi pada pasien peran ahli gizi juga dapat
mempengaruhi asupan nutrisi pada pasien dapat terpenuhi.Sehingga
perawat dan ahli gizi bekerja sama dan saling membutuhkan untuk
mencapai satu tujuan akhir didefinisikan sebagai kolaborasi interdisipliner.

Anda mungkin juga menyukai