DosenPembimbing :
IndraYulianti, S.ST., M. Kes
DisusunOleh :
Kelompok 1
1. Arliza Rizqiya (201802001)
2. Tanti Ardiah Garini (201802002)
3. Eka Nurrohmawati (201802003)
4. Dellavia Okta Trisdiana (201802004)
5. Putri Indah Wahyuni (201802005)
6. Ekdira Putri Wulandari (201802006)
7. Dina Dwi Wulandari (201802007)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah asuhan kegawat darurtan .Terima
kasih kami sampaikan kepada Ibu Indra Yulianti., SST.,M.Kes. Selaku dosen mata kuliah
asuhan kegawat darurtan telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas
mata kuliah asuhan kegawat dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri
kami dan khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik
yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 3
A. Latar Belakang................................................................................... 3
B. Tujuan................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gawat Janin...................................................................... 4
B. Etiologi .............................................................................................. 5
C. Patofisiologi ...................................................................................... 6
E. Komplikasi ............................................................................................... 8
G. Penatalaksanaan ............................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran yang
komprehensif tentang kejadian, faktor resiko dan pendekatan standar
serta membahas bagaimana menghindari gawat janin dan menangani
situasi ini jika terjadi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
4
adalah bahwa pola-pola ini lebih merupakan cerminan fisiologi
daripada patologi janin. Pengendalian frekuensi denyut jantung
secara fisiologis terdiri atas beragam mekanisme yang saling
berkaitan dan bergantung pada aliran darah serta oksigenasi.
Selain itu, aktivitas mekanisme-mekanisme pengendali ini
dipengaruhi keadaan oksigenasi janin sebelumnya, seperti tampak
pada insufisiensi plasenta kronik, sebagai contoh. Yang juga
penting, jika janin menekan tali pusat, tempat aliran darah terus
menerus mengalami gangguan. Selain itu, persalinan normal
adalah proses yang menyebabkan janin mengalami asidemia yang
semakin meningkat (Rogers dkk., 1998). Dengan demikian,
persalinan normal adalah suatu proses saat janin mengalami
serangan hipoksia berulang yang menyebabkan asidemia yang tidak
terelakkan. Dengan kata lain, dan dengan beranggapan bahwa
“asfiksia” dapat didefinisikan sebagai hipoksia yang menyebabkan
asidemia, persalinan normal adalah suatu proses yang menyebabkan
janin mengalami asfiksia.
B. Penyebab (Etiologi)
Terdapat beberapa etiologi (penyebab) dari gawat janin :
1. Etiologi fetal distress- Ibu
a) Penurunan kemampuan membawa oksigen ibu
b) Anemia yang signifikan
c) Penurunan aliran darah uterin
d) Posisi supine atau hipotensi lain, preeklampsia
e) Kondisi ibu yang kronis
f) Hipertensi
2. Etiologi – Faktor Uteroplasental
a) Kontraksi uterus seperti hiperstimulas dan solusio plasenta
b) Disfungsi uteroplasental
infark plasental
korioamnionitis
5
3. Etiologi – Faktor Janin
a) Kompresi tali pusat
Oligohidramnion
C. Patofisiologi
Dahulu diperkirakan bahwa janin mempunyai tegangan oksigen
yang lebih rendah karena ia hidup di lingkkungan hipoksia dan sidosis
yang kronik. Terapi pemikiran itu tidak benar karena bila tidak ada
tekanan (stress), janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan dalam
kenyataannya konsumsi oksigen per gram berat badan sama dengan
orang dewasa. Meskipun tekanan oksigen parsial (pO 2 ) rendah,
penyaluran oksigen pada jaringan tetap memadai.
Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas
angkut oksigen pada janin lebih besar dibandingkan dengan orang
dewasa. Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan
arus darah lebih besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian
penyuluhan oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan
periferdapat terselenggara dnegan relatif baik. Sebagai hasil
metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruvat, CO 2 dan air di
sekresi melalui plasenta. Bila plasenta mengalami penurunan fungsi
6
akibat dari ruang intervili yang berkurang, maka penyaluran oksigen
dan ekskresi CO 2 akan terganggu yang berakibat penurunan pH atau
timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan
janin harus mengolah glukosa menjadi enersi melalui reaksi anerobik
yang tidak efisien, bahkan menimbulkan asam organik yang
menambahkan asidosis metabolik. Pada umumnya asidosis janin
disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau arus darah tali pusat.
Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan
jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan
redistribusi darah bila terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak
dan jantung)akan menerima penyaluran darah yang lebih banyak
dibandingkan jaringan perifer. Badikardia mungkin merupakan
mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien sebagai
akibat hipoksia. Yang akan dibahas disini adalah diagnosis gawat
janin dalam persalinan yang dapat diketahui dengan teknik
pengawasan atau pemantauan
elektronik jantung janin dan teknik pemeriksaan darah janin (PDJ)
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
a. Asfiksia
b. Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik.
komplikasi Gawat janin atau asfiksia intrauterin merupakan akibat dari
kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion)
atau prolapsus talipusat KPD pada kehamilan yang sangat muda
dandisertai oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya
deformitas janin.
F. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g. Pemeriksaan sitologi vagina.
8
1. Normal apabila denyut jantung janin berkisar antara 110-160
x.menitdengan variasi 6-25 x/menit, dimana didapatkan suatu
kondisi akselerasi tanpa deselarasi.
2. Intermediet
3. Abnormal, apabila ada tanda-tanda perlambatan atau deselerasi
dengan kemampuan nol atau bradikardi substansial
dengankemampuan nol
9
Pengambilan darah janin harus dilakukan di luar his dan sebaiknya ibu
dalam posisi tidur miring daerah diambil sebanyak 0,25 ml kemudian
dilakukan pemeriksaan pH,Pco2,Po2. nilai pH sendiri tidak akan
memperlihatkan perbedaan antara respirasi dan asidosis metabolik.
Penatalaksanaan dari penyebab asidosis secara teoritis berbeda,dimana
pada keadaan asidosis metabolik membutuhkan terminasi segera,
sementara keadaan asidosis respiratotrik dapat merespon resusitasi
standar. Jika deselerasi tidak memberikanrespon yang cepat pada gawat
janin, maka segera dilakukan pemeriksaan sampel darah janin.
Beard dan kawan kawan mendapatkandalam penelitiannya ada hubungan yang erat
antara pH darah kulit kepala janin intra partum dengan apgar skor 2 menit pada
neonatus. Seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.Tabel 2. korelasi anatara pH
darah kulit kepala dengan pola deselerasi.Dikutip dari Ramon M.
Sementara Winkyosastro menetapkan Interprestasi pada hasil pemeriksaan darah
janin adalah sebagai berikut :
pH 7,25 normal
pH 7,25-7,10 tersangka asidodis dan dilakukan pemeriksaan ulang10 menit
kemudian
pH < 7,10 Asidosis dan janin harus dilahirkan segeraPemeriksaan darah
janin dan pemantauan denyut jantung janin salingmenunjang dan telah
dibuktikan mempunyai korelasi yang erat.Pemeriksaan darah janin terutama
berguna untuk menera atau memastikankeadaan janin bila terdapat
gambaran denyut jantung janin yang abnormal.Meskipun demikian perlu
diingat bahwa hasil pemeriksaan darah janin itu sesaat dan mungkin perlu
diulangi. Zallar dan Quiland merekomendasikan suatu protokol yaitu : jika
pH besar dari 7,25 maka persalinan di observasi. Jika pH antaraa
7,20 – 7,25 Pengukuran pH harusdiulangi dalam 30 menit, Jika pH kurang
dari 7,20 maka sampel darah kulit kepala yang lain harus segera diambil
dan ibu harus diterminasi segera. Sirkulasi janin mungkin berubah dengan
penyaluran darah yang lebih baik ke organ vital yaitu otak dan jantung
dalam keadaan asidosis.Pada umumnya hipoksia dan asidosis atau infeksi
intrapartum dapatmenyebabkan takikardi dari fetus Adanya mekonium pada
cairan amnionlebih sering terlihat saat gawat janin mencapai maturitas dan
10
bukanmerupakan tanda-tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa
disertaidengan kelainan denyut jantung janin merupakan suatu peringatan
untuk pengawasan lebih lanjut. Mekonium kental merupakan tanda
pengeluaranmekonium pada cairan amnion yang berkurang dan merupakan
indikasi perlunya persalinan yang cepat dan penanganan mekonium pada
salurannafas atas neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium,
sementara pada presentasi bokong mekonium dikeluarkan pada saat
persalinan akibatkompresi abdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan
merupakankegawatan kecuali jika terjadi pada awal persalinan
G. Penatalaksanaan
Penanganan umum:
1. Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan
oksigen dari obu ke janin lebih lancer.
2. Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.
3. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena
dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan
meningkat dengan resiko hipoksis janin.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga
mengalami hipoksia.
Penyebab gawat janin dapat meliputi :
a. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-
plasenta dalam waktu lama)
Penyakit hipertensi
Diabetes mellitus
Postmaturitas atau imaturitas
b. Kompresi (penekanan) tali pusat
13
DAFTAR PUSTAKA
Sarifudin bari,dkk:2014 Buku Panduan Praktis pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Nenonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
14