1. Definisi
Cephalhematoma merupakan pengumpulan darah di subperiosteal
akibat ruptur pembuluh darah yang berada di antara tulang tengkorak dengan
periosteum. Kelainan ini berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan
tidak melampaui sutura1. Tulang tengkorak yang sering terkena adalah tulang
parietal,
tetapi
kadang-kadang
dapat
terjadi
pada
tulang
oksipital.
3. Klasifikasi
Menurut letak jaringan yang terkena ada 2 jenis, yaitu6 :
a. Subgaleal
Galeal merupakan lapisan aponeurotik yang melekat secara longgar
pada sisi sebelah dalam periosteum. Pembuluh-pembuluh darah vena di
daerah ini dapat tercabik sehingga mengakibatkan hematoma yang berisi
sampai sebanyak 250 ml darah. Terjadi anemia dan bisa menjadi syok.
Hematoma tidak terbatas pada suatu daerah.
Penyebabnya adalah perdarahan yang letaknya antara aponeurosis
epikranial dan periosteum. Dapat terjadi setelah tindakan ekstraksi vakum.
Jarang terjadi karena komplikasi tindakan mengambil darah janin untuk
pemeriksaan selama persalinan, risiko terjadinya terutama pada bayi dengan
gangguan hemostasis darah. Kadang-kadang sukar didiagnosis, karena
terdapat edema menyeluruh pada kulit kepala. Perdarahan biasanya lebih
berat dibandingkan dengan perdarahan subperiosteal, bahaya ikterus lebih
besar.
b. Subperiosteal
Karena periosteum melekat pada tulang tengkorak di garis-garis
sutura, maka hematoma terbatas pada daerah yang dibatasi oleh suturasutura tersebut. Jumlah darah pada tipe subperiosteal ini lebih sedikit
dibandingkan pada tipe subgaleal, fraktur tengkorak bisa menyertai.
Pinggirnya biasanya mengalami klasifikasi. Bagian tengah tetap lunak dan
sedikit darah akan diserap oleh tubuh. Mirip fraktur depresi pada tengkorak.
Kadang-kadang menyebabkan ikterus neonatorum.
4. Patofisiologi
Cephalhematoma terjadi ketika pembuluh darah pecah selama
persalinan atau kelahiran yang menyebabkan perdarahan ke dalam daerah
antara tulang dan periosteum. Cedera ini paling sering terjadi pada wanita
primipara dan sering berhubungan dengan persalinan forsep atau ekstraksi
vakum. Tidak seperti caput succadenum, cephalhematoma berbatas tegas dan
tidak melebar sampai batas tulang. Cephalhematoma dapat melibatkan salah
satu atau kedua tulang parietal. Tulang oksipital lebih jarang terlibat, dan
tulang frontal sangat jarang terkena. Pembengkakan biasanya minimal atau
tidak ada saat kelahiran dan bertambah ukurannya pada hari kedua atau ketiga.
Kehilangan
darah
biasanya
tidak
bermakna.
Cephalhematoma
tidak
8. Penatalaksanaan
Tidak diperlukan penanganan khusus untuk cephalhematoma tanpa
komplikasi. Kebanyakan lesi diabsorbsi dalam 2 minggu sampai 3 bulan
tergantung besar kecilnya benjolan. Lesi yang menyebabkan kehilangan darah
hebat ke daerah tersebut atau yang melibatkan fraktur tulang di bawahnya perlu
dievaluasi lebih lanjut. Hiperbilirubinemia dapat terjadi selama resolusi
hematoma ini. Infeksi lokal dapat terjadi dan harus dicurigai bila terjadi
pembengkakan mendadak yang bertambah besar. Namun apabila dicurigai
adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dan
dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain6 :
a. Menjaga kebersihan luka
b. Tidak boleh melakukan masase luka/benjolan cephalhematoma
c. Pemberian vitamin K untuk mengurangi perdarahan
d. Bayi dengan cephalhematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya
karena pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih
e. Pemeriksaan X-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai adanya fraktur
(mendekati hampir 5 % dari seluruh cephalhematoma)
f. Pemeriksaan CT scan kepala juga dapat dilakukan untuk membantu
penegakan diagnosis
DAFTAR PUSTAKA
1. Madan A, Hamrick SE, Ferriero DM. Central nervous system injury and
neuroprotection. Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA. Averys
Diseases of the Newborn. Edisi ke-8. Philadelphia: Elsevier Saunders,
2005: 979-89
2. Laroia
N.
Birth
Trauma.
2006.
Diunduh
dari:
http://www.emedicine.com/htm
3. Mochtar R. 2013. Sinopsis Obstetri. Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: EGC
4.