Anda di halaman 1dari 66

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA

Nathania Christika - 406147045

BAB I
PENDAHULUAN

Pada usia lanjut seseorang lebih rentan terkena penyakit kanker dan juga penyakit
lainnya, hal ini disebabkan karena pada usia lanjut metabolisme tubuh cenderung menurun
yang berakibat turunnya kekebalan tubuh yang berperan aktif melawan bibit penyakit yang
tanpa sengaja ataupun diam-diam masuk kedalam tubuh. Selain faktor fisik, faktor psikologi
lansia juga ikut mempengaruhi rentannya lansia terjangkit kanker, pada lansia emosi
cenderung meledak-ledak tak terkontrol akibat tidak stabilnya hormon karena menopause.1
Selain itu, pada usia lanjut resiko penyakit kanker akan meningkat karena kanker
tumbuh dan berkembang memerlukan waktu yang cukup lama dan seseorang akan sadar
bahwa penyakit kanker tumbuh dan bekembang dalam tubuhnya ketika penyakit kanker
tersebut telah menimbulkan gejala, dan itu terjadi di usia-usia lanjut karena sebagian kanker
tidak menimbulkan gejala sama sekali di stadium awal dan baru memunculkan gejala pada
stadium lanjut bahkan stadium akhir.1
Kanker pada usia lanjut cukup beragam. Faktor resiko terjadinya kanker pada
seseorang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, mutasi gen, pola hidup, aktivitas
fisik, lingkungan tempat tinggal sampai infeksi virus tertentu merupakan faktor resiko yang
umum terjadi di masyarakat.1
Gejala yang timbul pun sangat bervariasi, umumnya kanker lansia ataupun kanker
yang terjadi di usia dini dan kanker dewasa, menyebabkan mual, muntah, pusing, dan
sebagian kanker menimbul benjolan yang terlihat oleh mata maupun bersembunyi di balik
lapisan kulit dan daging.1

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

BAB II
KANKER PAYUDARA
2.1 Definisi1,2
Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang
abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringanjaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah
pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada
bagian tubuh tertentu seperti payudara.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor
174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel
yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak
beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan
bentuk, ukuran maupun fungsinya.
Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak
melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar
akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di
kelenjar getah bening.

2.2 Epidemiologi1
Kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai sekitar 40 kasus setiap 100.000
penduduk pada tahun 2012, menurut data di organisasi kesehatan dunia (WHO).
Dibandingkan dengan negara tetangga kita, Malaysia, kanker payudara di Indonesia lebih
banyak diderita oleh wanita usia muda dan pada tahap yang lebih lanjut. Kanker payudara
tidak hanya menyerang kaum wanita tapi juga pria walaupun jarang.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

2.3 Faktor Resiko2

Usia haid pertama dibawah 12 tahun.


Wanita menikah tidak mempunyai anak.
Melahirkan anak pertama pada usia diatas 30 tahun.
Tidak menyusui.
Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam waktu

yang cukup lama.


Usia menopause lebih dari 55 tahun.
Pernah operasi tumor jinak payudara.
Riwayat kanker dalam keluarga.
Wanita yang mengalami stres berat.
Konsumsi lemak dan alkohol berlebihan.
Perokok aktif dan pasif.

2.4 Klasifikasi2
Kanker payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif dan invasif.
Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara duktal
invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata invasif berarti
kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80 persen dari semua kasus kanker
payudara invasif merupakan jenis semacam ini. Jenis kanker payudara invasif lain
meliputi :
Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar penghasil
susu yang disebut lobulus.

Kanker payudara terinflamasi.

Kanker Paget pada payudara.

Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau metastasis.
Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya biasanya melalui kelenjar
getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau aliran darah.
Kanker payudara non-invasif
Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang
menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang paling umum
dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak
dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

2.5 Gejala2
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal
pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya
baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini
biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan
tidak mengganggu aktivitas.
Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium
dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut.
Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk
disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah
dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba
benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti :
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama
benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat payudara
ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah
ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang
tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang tidak
hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau sudah
diobati.
g. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
h. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau dorange) akibat dari neoplasma
menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting kulit. Payudara yang
mengalami peau dorange.

2.6 Stadium2
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu :
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1 - 2 cm dan
tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan
yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar
dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan
penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu
atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari
2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih
bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.
Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema
(lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5 cm. Kanker
sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang
rusuk dan otot dada.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker
sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak,
kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan
adalah pengangkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif
bukan lagi kuratif (menyembuhkan).

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

2.7 Diagnosis2
Anamnesis dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan
kanker payudara.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pemeriksaan fisik payudara untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya.


Pemerikasaan payudara dilakukan saat 1 minggu dari hari terakhir menstruasi.
Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka dan posisi badan tegak.
Inspeksi untuk melihat simetri payudara kanan dan kiri,kelainan papila, letak dan
bentuk, retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda radang, dan ulserasi. Dilakukan dalam
keadaan kedua lengan diangkat keatas untuk melihat ada tidaknya bayangan tumor di
bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.
Palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.
Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan
pemeriksaan dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu :
a. Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
b. Needle core biopsy dengan jarum Silverman
c. Excisional biopsy dan pemeriksaan potong beku waktu operasi

2.8 Pemeriksaan Penunjang2

Mamografi. Pemeriksaan dengan mamografi umumnya digunakan


untuk mendeteksi keberadaan kanker.

USG. Jenis pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan apakah


benjolan pada payudara berbentuk padat atau mengandung cairan.

Biopsi. Pemeriksaan ini meliputi proses pengambilan sampel sel-sel


payudara

dan

mengujinya

untuk

mengetahui

apakah

sel-sel

tersebut bersifat kanker. Melalui prosedur ini, sampel biopsi juga


akan diteliti untuk mengetahui jenis sel payudara yang terkena
kanker, keganasannya serta reaksinya terhadap hormon.
Saat didiagnosis positif mengidap kanker, diperlukan sejumlah
pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui stadium dan tingkat
penyebaran kanker. Di antaranya :

MRI dan CT scan.

Rontgen dada.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pemeriksaan

tulanguntuk

mengecek

apakah

kanker

sudah

menyebar ke tulang.

Biopsi kelenjar getah bening di ketiak. Jika terjadi penyebaran


kanker, kelenjar getah bening pertama yang akan terinfeksi adalah
noda limfa sentinel. Lokasinya bervariasi jadi perlu diidentifikasikan
dengan kombinasi isotop radioaktif dan tinta biru.
Pemeriksaan yang akan menunjukkan reaksi kanker pada jenis-jenis

pengobatan tertentu. Di antaranya :

Pemeriksaan HER2. Kanker yang dirangsang oleh protein, disebut


dengan HER2 (human epidermal growth factor receptor 2), dapat
ditangani dengan obat-obatan yang memblokir efekHER2. Jenis
pengobatan ini disebut terapi biologis atau molekul.

Pemeriksaan
payudara

juga

reseptor
mungkin

hormon.
dipicu

Pertumbuhan

oleh

hormon

sel

kanker

alami

tubuh,

misalnya estrogrn dan progesteron. Sampel sel kanker akan diambil


dari payudara dan diuji untuk melihat reaksinya pada estrogen atau
progesteron. Jika hormon menempel pada sel kanker, yaitu pada
reseptor hormon, sel tersebut akan disebut sebagai reseptor
hormon positif.

2.9 Tatalaksana2
Ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan dokter sebelum
memutuskan pengobatan yang terbaik, yaitu stadium serta tingkat
perkembangan kanker, kondisi kesehatan menyeluruh dari penderita
dan masa menopause.
Kanker payudara yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin
biasanya berada pada stadium awal. Kanker payudara primer (sel
kanker pertama berawal dari sel payudara dan bukan hasil penyebaran
sel kanker dari organ lain) umumnya bisa sembuh secara total jika
didiagnosis dan diobati sejak dini.
Sedangkan kanker yang terdeteksi akibat gejala fisik yang muncul
mungkin sudah berada pada stadium lebih lanjut. Jika terdeteksi pada
stadium lanjut dan setelah menyebar ke bagian lain tubuh, maka
kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi


penderitanya.
Jenis penanganan kanker payudara yang pertama biasanya adalah
operasi. Jenis operasinya bervariasi tergantung jenis kanker payudara.
Proses operasi biasanya ditindaklanjuti dengan kemoterapi, radioterapi,
atau perawatan biologis untuk beberapa kasus tertentu. Kemoterapi
atau terapi hormon juga terkadang dapat menjadi langkah pengobatan
pertama.
Jika terdeteksi pada stadium lanjut setelah menyebar ke bagian lain
tubuh, kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan
yang akan dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan
beban bagi penderitanya.
Operasi
Operasi untuk kanker payudara terbagi dua, yaitu operasi yang
hanya mengangkat tumor dan operasi yang mengangkat payudara
secara menyeluruh (mastektomi). Operasi plastik rekonstruksi biasanya
dapat dilakukan langsung setelah mastektomi. Untuk menangani
kanker payudara stadium awal, penelitian menunjukkan bahwa
kombinasi operasi pengangkatan tumor dan radioterapi memiliki
tingkat kesuksesan yang sama dengan mastektomi total.
Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)
Dalam lumpektomi, bentuk payudara akan dibiarkan seutuh
mungkin. Operasi ini umumnya dianjurkan untuk tumor berukuran
kecil dan meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan
sehat di sekitarnya. Pertimbangan dalam menentukan jumlah
jaringan payudara yang akan diangkat meliputi kuantitas jaringan di
sekitar tumor yang perlu diangkat, jenis, ukuran, lokasi tumor, dan
ukuran payudara.
Mastektomi (pengangkatan payudara)
Proses operasi ini adalah pengangkatan seluruh jaringan
payudara, termasuk puting. Penderita dapat menjalani mastektomi
bersamaan dengan biopsi noda limfa sentinel jika tidak ada indikasi
penyebaran kanker pada kelenjar getah bening. Sebaliknya,
penderita dianjurkan untuk menjalani proses pengangkatan kelenjar
getah bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian itu.
Operasi plastik rekonstruksi
Ini adalah proses operasi untuk membuat payudara baru yang
semirip mungkin dengan payudara satunya. Operasi plastik
rekonstruksi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

rekonstruksi langsung yang bersamaan dengan mastektomi, dan


operasi rekonstruksi berkala yang dilakukan beberapa waktu setelah
mastektomi. Operasi pembuatan payudara baru ini bisa dilakukan
dengan menggunakan implan payudara atau jaringan dari bagian
tubuh lain.
Kemoterapi
Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah
operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker dan sebelum operasi
yang berguna mengecilkan tumor. Jenis dan kombinasi obat-obatan
antikanker yang digunakan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan
jenis kanker dan tingkat penyebarannya.
Efek samping kemoterapi umumnya akan memengaruhi sel-sel
sehat. Karena itu, pencegahan atau pengendalian sebagian efek
samping akan ditangani dengan obat-obatan lain oleh dokter. Beberapa
efek samping dari kemoterapi meliputi hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, sariawan atau sensasi perih dalam mulut, rentan terhadap
infeksi, kelelahan, serta rambut rontok.
Kemoterapi

juga

bisa

menghambat

produksi

hormon estrogen tubuh. Penderita yang belum mengalami menopause


akan mengalami menstruasi yang terhenti selama kemoterapi. Siklus
ini seharusnya akan kembali setelah pengobatan selesai. Namun,
menopause dini juga mungkin bisa terjadi pada wanita yang berusia di
atas 40 tahun karena mereka mendekati usia rata-rata menopause.
Jika bagian tubuh lainnya sudah terkena penyebaran kanker
payudara, kemoterapi tidak akan bisa menyembuhkan kanker. Tetapi
kemoterapi dapat mengecilkan tumor, meringankan gejala-gejala, dan
memperpanjang usia
Radioterapi
Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa selsel kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya
diberikan sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar
kondisi tubuh dapat pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita
kanker payudara membutuhkannya.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

10

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping,


yaitu iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna
kulit payudara menjadi lebih gelap, kelelahan berlebihan serta
limfedema

(kelebihan

cairan

yang

muncul

di

lengan

akibat

tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).

Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker Payudara

Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu


estrogen atau progesteron alami (kanker positif reseptor-hormon),
terapi hormon digunakan untuk menurunkan tingkatan kanker atau
menghambat efek hormon tersebut. Langkah ini juga kadang dilakukan
sebelum operasi untuk mengecilkan tumor agar mudah diangkat, tapi
umumnya diterapkan setelah operasi dan kemoterapi.
Jika kondisinya kurang sehat, penderita tidak akan bisa menjalani
operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Karena itu, terapi hormon dapat
menjadi alternatif sebagai proses pengobatan tunggal.
Durasi terapi hormon yang umumnya dianjurkan adalah maksimal
lima tahun setelah operasi. Jenis terapi yang akan dijalani tergantung
kepada usia, apakah Anda sudah menopause atau belum, tingkat
perkembangan kanker, jenis hormon yang memicu kanker, dan jenis
pengobatan lain yang dijalani.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah dua jenis
obat yang biasanya digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen
berfungsi untuk menghambat estrogen agar tidak mengikatkan diri
pada sel-sel kanker.
Sedangkan

penghambat

enzim

aromatase

dianjurkan

untuk

penderita yang sudah mengalami menopause. Fungsinya adalah


menghalangi kinerja aromatase, yaitu substansi yang membantu
produksi estrogen dalam tubuh setelah menopause. Contoh obat ini
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

11

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

dalam bentuk tablet yang tersedia dan diminum setiap hari adalah
letrozol, eksemestan, dan anastrozol.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan
beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual,
muntah

serta

berdebar (hot

sensasi

rasa

flushes). Tetapi,

panas,

berkeringat,

tamoksifen

memiliki

dan

jantung

efek

samping

khusus, yaitu dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada


penderita kanker payudara.

Ablasi Atau Supresi Ovarium

Ablasi atau supresi ovarium akan menghentikan kinerja ovarium


untuk memproduksi estrogen. Ablasi sendiri bisa dilakukan dengan
operasi atau radioterapi. Ablasi ovarium akan menghentikan kinerja
ovarium secara permanen dan memicu menopause dini.
Supresi ovarium menggunakan agonis luteinising hormone-releasing
hormone (aLHRH)yang bernama goserelin. Pemakaian obat ini akan
menghentikan menstruasi untuk sementara. Menstruasi akan kembali
normal setelah proses pemakaian selesai. Bagi penderita berusia
mendekati usia menopause atau sekitar 45 tahun, menstruasi mereka
mungkin

akan

berhenti

secara

permanen

meski

pemakaian goserelin sudah selesai.


Suntikan goserelin diberikan sebulan sekali. Efek samping obat ini
menyerupai masa menopause seperti perasaan yang emosional,
kesulitan tidur dan sensasi panas yang disertai dengan jantung yang
berdebar-debar.

Terapi Biologis Dengan Trastuzumab

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

12

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pertumbuhan sebagian jenis kanker payudara yang dipicu oleh


protein HER2 (human epidermal growth factor receptor 2) disebut
positif HER2. Selain menghentikan efekHER2, terapi biologis juga
membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Jika
tingkat protein HER2 Anda tinggi dan Anda mampu menjalani terapi
biologis, trastuzumab mungkin akan dianjurkan oleh dokter untuk Anda
setelah kemoterapi.
Antibodi berfungsi memusnahkan sel-sel berbahaya seperti virus
dan bakteri. Protein ini diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan
tubuh. Trastuzumab adalah jenis terapi biologis yang dikenal sebagai
antibodi monoklonal. Obat ini akan menghambat HER2 sehingga sel-sel
kanker akan mati.
Terapi ini tidak cocok untuk penderita dengan penyakit jantung
seperti angina, hipertensi, atau penyakit katup jantung. Jika memang
diharuskan menggunakan trastuzumab, penderita harus menjalani
pemeriksaan jantung secara rutin. Efek samping lain dari trastuzumab
adalah mual, sakit kepala, diare, sesak napas, menggigil, demam, serta
rasa nyeri.

2.10 Pencegahan2
Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker
payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan
kanker payudara. Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan
melindungi tubuh dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik.
Usaha

pencegahan

primordial,

kanker

pencegahan

payudara
primer,

dapat

berupa

pencegahan

pencegahan

sekunder,

dan

pencegahan tertier.
Pencegahan Primordial
Pencegahan sangat dini atau sangat dasar ini ditujukan kepada
orang sehat yang belum memiliki faktor risiko dengan memberikan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

13

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak


berkembang yaitu dengan membiasakan pola hidup sehat sejak dini
dan menjauhi faktor risiko changeable (dapat diubah) kejadian kanker
payudara. Pencegahan primordial yang dapat dilakukan antara lain :
1) Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung
serat dan vitamin C, mineral, klorofil yang bersifat antikarsinogenik
dan radioprotektif, serta antioksidan yang dapat menangkal radikal
bebas, berbagai zat kimia dan logam berat serta melindungi tubuh
dari bahaya radiasi.
2) Perbanyak konsumsi kedelai serta olahannya yang mengandung
fitoestrogen yang dapat menurunkan risiko terkena kanker
payudara.
3) Hindari makanan yang berkadar lemak tinggi karena dapat
meningkatkan berat badan menyebabkan kegemukan atau obesitas
yang merupakan faktor risiko kanker payudara.
4) Pengontrolan berat badan dengan berolah raga dan diet seimbang
dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara.
5) Hindari alkohol, rokok, dan stress.
6) Hindari keterpaparan radiasi yang berlebihan. Wanita dan pria yang
bekerja di bagian radiasi menggunakan alat pelindung diri.
Pencegahaan Primer
Pencegahan primer adalah usaha mencegah timbulnya kanker pada
orang sehat yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.
Pencegahan primer dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko
untuk terkena kanker payudara. Beberapa usaha yang dapat dilakukan
antara lain :
1) Penggunaan Obat-obatan Hormonal. Penggunaan obat-obatan
hormonal harus sesuai dengan saran dokter.
Wanita yang
mempunyai riwayat keluarga menderita kanker payudara atau yang
berhubungan, sebaiknya tidak menggunakan alat kontrasepsi
yang mengandung hormon seperti pil, suntikan, dan susuk KB.
2) Pemberian ASI. Memberikan ASI pada anak setelah melahirkan
selama mungkin dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara.
Hal ini di sebabkan selama proses menyusui, tubuh akan
memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi
hormon estrogen. Hormon estrogen memegang peranan penting
dalam perkembangan sel kanker payudara.
3) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Semua wanita di atas umur
20 tahun sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan untuk
menemukan ada tidaknya benjolan pada payudara. Sebaiknya
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

14

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

SADARI dilakukan pada waktu 5-7 hari setelah menstruasi terakhir


ketika payudara sudah tidak membengkak dan sudah menjadi
lembut.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

15

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

4) Pemeriksaan Mammografi. Pemeriksaan melalui mammografi


memiliki akurasi tinggi yaitu sekitar 90% dari semua penderita
kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya kanker payudara. Karena hal tersebut, menurut
American Cancer Society mammografi dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lain :
a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali
mammografi.
b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi dilakukan
1-2 tahun
sekali.
c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi
dilakukan setiap tahun dan pemeriksaan rutin.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan diagnosis dini
terhadap penderita kanker payudara dan biasanya diarahkan pada
individu yang telah positif menderita kanker payudara agar dapat
dilakukan pengobatan dan penanganan yang tepat.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

16

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai


dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan, mencegah
komplikasi penyakit, dan memperpanjang harapan hidup penderita
Pencegahan
sekunder
dapat
dilakukan
dengan
anamnesis,
pemeriksaan fisik yang tepat, dan penatalaksanaan medis yang tepat.
Semakin dini kanker payudara ditemukan maka penyembuhan akan
semakin mudah. Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium
kanker didiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan,
radioterapi, kemoterapi, dan terapi homonal.
Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier dapat dilakukan dengan perawatan paliatif
dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan
memperlambat progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan
keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial, dan spritual.
Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dikakukan Rehabilitasi
supaya penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya
rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti
menghilangkan rasa nyeri, harus mendapatkan asupan gizi yang baik,
dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca
operasi.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

17

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

BAB III
KANKER PROSTAT

3.1 Definisi3
Prostat adalah kelenjar kecil di panggul pria yang merupakan bagian
dari sistem reproduksi. Prostat berada di bawah kandung kemih di
depan rektum. Kelenjar prostat mengelilingi uretra, yaitu saluran yang
membawa urin dari kandung kemih ke penis. Prostat membantu
menghasilkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma.
Ketika terjadi ejakulasi, prostat mengeluarkan cairan ini menuju uretra.
Cairan yang dikeluarkan akan mengalir bersama dengan sperma
sebagai air mani.
Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma
prostat, bentuk lain yang jarang adalah: sarkoma (0,1-0,2%),
karsinoma sel transisional (1-4%), limfoma dan leukemia. Kanker
prostat saat ini merupakan jenis keganasan non-kulit yang terbanyak di
negara barat atau keganasan tersering ke 4 pada pria di seluruh dunia
setelah kanker kulit, paru dan usus besar.

3.2 Etiologi3
Penyebab kanker prostat yang pasti hingga kini masih belum
diketahui. Tapi kanker prostat memengaruhi terutama pria yang
berusia lanjut. Sekitar delapan dari sepuluh kasus diderita oleh pria
berusia di atas 65 tahun.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

18

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Selain

usia,

berikut

ini

adalah

beberapa

faktor

yang

bisa

meningkatkan risiko terkena kanker prostat :

Riwayat kesehatan keluarga. Jika ada keluarga laki-laki yang


menderita kanker prostat atau wanita yang menderita kanker
payudara, risiko Anda untuk terkena kanker prostat akan meningkat.

Makanan. Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium


tinggi terlalu sering juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker
prostat.

Obesitas. Berkelebihan berat badan meningkatkan risiko seorang


laki-laki terkena kanker prostat.

3.3 Faktor Resiko3

Resiko meningkat pada usia lebih dari 50 tahun.


Faktor keturunan. Pria dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga beresiko 2-3

kali lebih besar.


Kebiasaan makan. Diet tinggi lemak telah dikaitkan dengan peningkatan resiko

kanker prostat.
Agen kimia. Paparan terhadap bahan kimia seperti cadmium telah terlibat dalam
perkembangan kanker prostat.

3.4 Gejala3
Pada tahap awal, kanker prostat umumnya tidak menimbulkan
gejala apa pun. Tapi ketika pembengkakan prostat telah memengaruhi
uretra atau kanker mulai menyebar, berikut ini adalah beberapa gejala
yang biasanya muncul :

Lebih sering buang air kecil, terutama saat malam hari

Merasa nyeri saat buang air kecil atau butuh waktu lama

Terdapat darah dalam air kencing atau air mani

Tekanan air kencing berkurang

Air kencing keluar saat batuk atau tertawa

Tidak mampu kencing sambil berdiri

Disfungsi ereksi

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

19

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Prostat pria umumnya akan bertambah besar seiring bertambahnya


usia. Gejala-gejala di atas perlu diwaspadai, meski tidak selalu berarti
mengidap kanker prostat. Berikut ini adalah gejala kanker prostat
ketika sudah memasuki tahapan yang lebih parah :

Penurunan berat badan

Kehilangan selera makan

Rasa sakit pada tulang terutama punggung bagian bawah, paha dan
pinggul

Mual dan muntah

Konstipasi

Merasa sakit atau kaku pada bagian panggul, punggung bawah,


paha atas, atau pada tulang di sekitarnya

Kelemahan atau kelumpuhan pada tubuh bagian bawah

3.5 Diagnosis3,4
Terdapat beberapa tes dan juga pemeriksaan yang harus dijalani
untuk mendiagnosis kanker prostat. Berikut ini adalah beberapa tes
dan pemeriksaan yang bisa dijalani untuk mendiagnosis kanker
prostat :
Pemeriksaan colok dubur
Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan jari yang sudah
dibungkus sarung tangan dan diolesi pelumas ke dalam rektum untuk
memeriksa kelenjar prostat yang posisinya di sebelah rektum. Jika
dokter menemukan ketidaknormalan pada tekstur, bentuk, maupun
ukuran kelenjar prostat Anda, mungkin Anda memerlukan tes lanjutan
lainnya.
Tes

PSA

(prostate-specific

antigen atau

antigen

khusus

prostat)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

20

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Kelenjar prostat menghasilkan protein yang disebut dengan PSA.


Kadar PSA pada darah semua pria cukup sedikit, tapi kadar PSA akan
bertambah seiring bertambahnya usia seorang pria.
Tes darah PSA berfungsi mengukur kadar PSA dalam darah. Tes PSA
tidak spesifik untuk mendeteksi kanker prostat karena kondisi lain
seperti peradangan pada prostat juga menyebabkan meningkatnya
PSA dalam darah. Selain itu, ada sebagian penderita kanker prostat
yang tidak mengalami peningkatan kadar PSA. Hanya sekitar 45%
penderita kanker prostat mempunyai kada PSA yang tinggi.
Biopsi
Prosedur biopsi adalah pengambilan sampel jaringan prostat untuk
diteliti lebih jauh apakah terdapat sel kanker. Ini adalah langkah yang
paling bisa diandalkan dalam mendiagnosis kanker prostat.
Selain tiga prosedur di atas, rangkaian prosedur CT-scan, MRI dan
juga pemeriksaan tulang mungkin dianjurkan untuk memeriksa jika ada
penyebaran sel-sel kanker ke bagian tubuh lain.

3.6 Stadium3,4
Untuk menentukan cara penanganan yang tepat untuk kanker
prostat, perlu diketahui pada tahap berapakah kanker yang diderita.
Dengan demikian, pengobatan yang tepat bisa diberikan.

Stadium I. Pada tahap ini, kanker masih sangat kecil dan belum

menyebar ke luar kelenjar prostat.


Stadium II. Pada tahap ini, kanker lebih besar dan belum menyebar

ke luar kelenjar prostat.


Stadium III. Kanker sudah menyebar keluar dari kelenjar prostat

tapi masih berada di jaringan sekitarnya misalnya uretra.


Stadium IV. Kanker sudah menyebar lebih jauh, misalnya ke
kandung kemih, rektum, atau pun tulang.

3.7 Tatalaksana4

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

21

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Bagi penderita kanker prostat, mungkin akan membingungkan


dalam memilih prosedur pengobatan terbaik yang bisa dilakukan. Tiap
pengobatan yang dilakukan memiliki risiko dan juga keuntungan
masing-masing.

Pengobatan

kanker

prostat

tergantung

kepada

beberapa faktor, yaitu : Stadium kanker, Ukuran kanker, Seberapa luas


penyebaran kanker yang telah terjadi, dan kondisi kesehatan pasien.
Untuk penderita kanker prostat pada stadium awal, mereka bisa
memilih untuk menunggu dan mengawasi perkembangan kanker. Ada
beberapa kasus kanker prostat yang tidak memerlukan pengobatan
sama sekali dan ini perlu dipertimbangkan karena ada efek samping
pengobatan

yang

tergolong

signifikan.

Apabila

memilih

untuk

mengawasi kanker prostat, maka selama masa pengawasan, informasi


tambahan

bisa

dikumpulkan

untuk

membantu

menentukan

pengobatan yang tepat.


Pengawasan prostat ini mengharuskan Anda menjalani tes PSA dan
juga

prosedur

biopsi

secara

teratur.

Hal

ini

dilakukan

untuk

memastikan sedini mungkin apakah ada pertumbuhan sel kanker.


Rangkaian prosedur ini dilakukan untuk menentukan pengobatan
sesuai dengan tahapan kanker yang diderita, terlebih ketika kanker
prostat sudah menyebar keluar dari kelenjar prostat.

Operasi
1) TURP atau trans-urethral resection
TURP adalah prosedur operasi dalam memotong bagian dari
kelenjar prostat. TURP dilakukan dengan cara anastesi umum atau
anastesi tulang belakang, agar Anda tidak merasakan rasa sakit
selama pembedahan berlangsung. Tujuan dari operasi adalah
meringankan atau menghilangkan gejala buang air kecil yang
terganggu akibat kanker prostat. Dokter bedah akan memasukkan
kawat besi dengan bagian melingkar di ujungnya ke dalam uretra
menuju prostat. Arus listrik digunakan untuk memanaskan bagian
melingkar yang berfungsi untuk memotong kanker prostat.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

22

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

2) Prostatektomi radikal
Prostatektomi radikal adalah prosedur operasi untuk mengangkat
kelenjar prostat dan jaringan di sekitarnya. Prostatektomi radikal
bisa menyembuhkan kanker prostat pada pria jika kanker belum
menyebar keluar dari kelenjar prostat. Tapi terdapat kemungkinan
kecil bahwa tidak semua sel-sel kanker bisa terangkat. Ada
kemungkinan sel kanker akan kembali pasca operasi.
Beberapa potensi komplikasi dari prosedur prostatektomi radikal
adalah :

Inkontinensia urin, yaitu ketidakmampuan mengendalikan buang


air kecil.

Disfungsi ereksi. Lebih dikenal dengan istilah impotensi.


Ketidakmampuan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi.

Tidak bisa lagi ejakulasi sehingga tidak bisa memiliki anak


melalui hubungan intim.

Radioterapi
Radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel
kanker pada kasus di mana kanker belum menyebar keluar dari
prostat.

Radioterapi

juga

bisa

digunakan

pasca

operasi

untuk

membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Selain itu, radioterapi juga


dilakukan untuk meredakan gejala atau rasa sakit dan memperlambat
tingkat perkembangan kanker pada kasus kanker yang sudah lanjut.
Pasien tidak perlu menjalani rawat inap untuk menjalani prosedur
radioterapi. Berikut ini adalah beberapa efek samping radioterapi pada
kanker prostat :

Rambut kemaluan rontok

Merasa kelelahan

Merasa tidak nyaman di sekitar anus dan rektum

Peradangan pada kandung kemih

Ketidakmampuan untuk ereksi

Inkontinensi urin

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

23

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Masalah dengan buang air besar, seperti daire dan pendarahan

Terapi Hormon
Terapi hormon biasanya digabungkan dengan prosedur radioterapi.
Terapi

hormon

yang

dilakukan

sebelum

radioterapi

bertujuan

meningkatkan kesuksesan pengobatan. Sedangkan terapi hormon yang


diberikan

setelah

radioterapi

dimaksudkan

untuk

mengurangi

kemungkinan kembalinya sel-sel kanker.


Selain fungsi di atas, terapi hormon juga bisa digunakan untuk
memperlambat perkembangan kanker prostat stadium akhir dan
meredakan gejala atau pun rasa sakit yang muncul.
Efek samping dari terapi hormon pada kanker prostat adalah :
Kehilangan gairah seksual, Disfungsi ereksi, Penambahan berat badan, Pembengkakan
dada, Hot flush, Berkeringat.
Tablet steroid bisa digunakan jika terapi hormon tidak lagi berhasil karena kanker
bersifat resistan terhadap hormon. Steroid bisa digunakan untuk menyusutkan tumor dan
menghambat pertumbuhan tumor.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

24

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

BAB IV
KANKER PARU

4.1 Pendahuluan5
Paru-paru memiliki dua fungsi utama, yaitu menyebarkan oksigen ke
dalam darah saat menghirup napas dan membuang karbondioksida
saat menghela napas. Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker
yang paling umum terjadi. Kanker paru-paru yang berasal dari
penyebaran kanker lain disebut kanker paru-paru sekunder. Di laman
ini, jenis kanker yang dibahas adalah kanker paru-paru primer, yaitu
yang berawal dari paru-paru itu sendiri.
Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling bisa
dicegah. Paling tidak terdapat 80-90 persen kasus kanker paru-paru
yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.Pada tahap awal, tidak
ada tanda atau gejala kanker paru-paru yang jelas. Tapi kemudian
gejala seperti batuk secara berkelanjutan hingga mengalami batuk
darah,

selalu merasa kehabisan napas, kelelahan tanpa alasan,dan

penurunan berat badan akan muncul.

4.2 Epidemiologi1
Pada tahun 2012, kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang
paling sering terdiagnosis dan penyebab kematian akibat kanker
tertinggi di dunia. Kanker paru-paru adalah jenis kanker yang paling
sering menyerang laki-laki Indonesia. Berdasarkan data Globocan
atau International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun
2012, di Indonesia terdapat 25.322 kasus kanker paru-paru yang
menimpa pria dan 9.374 kasus yang menimpa wanita.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

25

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

4.3 Jenis Kanker Paru5


Terdapat dua jenis kanker paru-paru primer berdasarkan jenis
selnya, yaitu kanker paru-paru sel kecil (small-cell lung cancer/SCLC)
dan kanker paru-paru non-sel kecil (non-small-cell lung cancer/NSCLC).
Kanker paru-paru non-sel kecil berpeluang empat kali lebih sering
terjadi dibandingkan dengan kanker paru-paru sel kecil.
Kanker paru-paru sel kecil (SCLC) biasanya hanya menimpa para
perokok berat dan penyebarannya lebih cepat dibandingkan dengan
kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC).

4.4 Faktor Resiko5

Usia 50 tahun ke atas.

Usia 20 tahun ke atas dengan riwayat merokok atau perokok pasif.

Riwayat kanker paru dalam keluarga

Menghirup arsenik

Radiasi

Polusi udara

4.5 Etiologi5
Perokok aktif dan perokok pasif
Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Maka para perokok aktif menjadi kelompok yang
paling berisiko.Asap rokok yang diisap mengandung lebih dari 50 zatzat pemicu kanker yang akan memberi dampak secara langsung
terhadap jaringan paru-paru. Misalnya nikotin yang dipakai di dalam
insektisida serta tar yang digunakan dalam pembuatan aspal jalanan.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

26

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pada awalnya, kerusakan ini dapat diperbaiki oleh tubuh. Tapi


pengulangan dan keberlanjutan dari merokok menyebabkan kerusakan
pada jaringan paru-paru terus bertambah. Kerusakan inilah yang
mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal hingga akhirnya
muncul sel kanker.
Saat ini, lebih dari 60 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif.
Jumlah ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Indonesia berada di
urutan ketiga dalam negara-negara dengan perokok aktif tertinggi, di
belakang China dan India.
Selain tembakau, ganja juga mengandung zat-zat yang dapat
memicu kanker. Tembakau sering dicampur dengan ganja. Meski
kuantitas tembakau yang dicampur dengan ganja lebih sedikit
dibandingkan dengan rokok, para perokok ganja mengisap lebih dalam
dan lebih lama. Dampak mengisap tembakau dan ganja jauh lebih
buruk daripada mengisap rokok biasa.
Perokok pasif adalah orang yang terkena pajanan asap rokok tapi
tidak merokok secara langsung. Meski tidak merokok secara langsung,
perokok pasif tetap berisiko terkena kanker paru-paru. Risiko perokok
pasif terkena kanker paru-paru meningkat setidaknya 20 persen
dibandingkan orang yang tidak terkena pajanan asap rokok.

Polusi udara
Menurut data WHO, Asia Tenggara berada di posisi kedua sebagai wilayah
penyumbang buruknya polusi udara di dunia. Risiko terkena kanker paru-paru
akan meningkat jika kita terkena pajanan polusi udara contohnya dari asap
kendaraan atau asap pabrik. Sekitar satu dari 100 kematian karena kanker
paru-paru diakibatkan oleh tingkat polusi yang tinggi. Menghirup asap
pembuangan dari kendaraan maupun pabrik bisa memiliki dampak yang
sama seperti merokok pasif.

Pajanan di tempat bekerja

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

27

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Beberapa pekerjaan memiliki kemungkinan kaitan dengan meningkatnya


risiko terkena kanker paru-paru. Pegawai yang terkena pajanan beberapa
senyawa kimia yang bersifat karsinogenik, seperti asbes, nikel, batu bara,
silika, dan arsenik memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paruparu.

Pajanan radiasi

Radon adalah bagian dari udara yang kita hirup. Radon adalah gas
radioaktif yang muncul secara alami. Gas ini berasal dari batuan dan
tanah dalam jumlah yang sangat kecil. Gas radon ini bisa berpindah
tempat melalui tanah. Gas ini akan masuk ke dalam rumah melalui
celah-celah pondasi, pipa, saluran air atau lubang terbuka lainnya. Gas
ini bisa diuji dengan alat pengujian sederhana, karena gas radon
bersifat tidak kasat mata dan tidak berbau. Jika dihirup, gas radon
dapat merusak paru-paru, terutama bagi seorang perokok.

4.6 Gejala5
Pada tahap awal, kanker paru-paru tidak menyebabkan gejala apa
pun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah
mencapai suatu tahap tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala utama
yang akan dialami penderita kanker paru-paru.

Batuk yang berkelanjutan dan bertambah parah, hingga akhirnya


mengalami batuk darah.

Mengalami sesak napas dan rasa nyeri di dada.

Mengalami kelelahan tanpa alasan.

Pembengkakan pada muka atau leher.

Sakit kepala.

Sakit pada tulang, bisa pada bahu, lengan atau tangan.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

28

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Berat tubuh menurun.

Kehilangan selera makan.

Suara menjadi serak.

Kesulitan menelan atau sakit saat menelan sesuatu.

Perubahan pada bentuk jari, yaitu ujung jari menjadi cembung.

4.7 Diagnosis5
Deteksi dini terhadap kanker dapat meningkatkan keberhasilan
proses pengobatannya. Berikut ini adalah beberapa tes yang bisa
dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker.

Tes

pencitraan.

Diagnosis

pertama

untuk

kanker

paru-paru

biasanya menggunakan X-ray. Pencitraan X-ray dari paru-paru bisa


memperlihatkan tumor yang ada. Jika dari X-ray dicurigai terdapat
kanker

paru-paru,

tes

lanjutan

perlu

dilakukan

untuk

memastikannya.

CT Scan bisa memperlihatkan abnormal kecil yang tidak bisa


terlihat dengan X-ray. Dengan memanfaatkan CT scan, pencitraan
yang lebih jelas dan detail bisa didapatkan.

PET-CT Scan bisa memperlihatkan lokasi sel kanker yang aktif.


Pencitraan ini biasa dilakukan jika hasil pemeriksaan dengan CT
Scan menunjukkan terdapat sel kanker pada stadium awal.

Pemeriksaan dahak. Dahak yang kita keluarkan saat batuk dapat


diperiksa

di

laboratorium

dengan

mikroskop.

Terkadang

pemeriksaan ini bisa digunakan untuk melihat apakah terdapat selsel kanker di dalam paru-paru.

Biopsi atau pengambilan sampel jaringan paru-paru. Prosedur


ini dilakukan setelah tes pencitraan dan memperlihatkan bahwa
terdapat sel kanker pada bagian dada. Dokter akan mengambil
sampel sel jaringan dari dalam paru-paru.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

29

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

4.8 Stadium5

Stadium 1. Kanker masih berada di dalam paru-paru dan belum


menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya. Besarnya tumor
pada tahap ini masih di bawah 5 cm.

Stadium 2. Tumor berukuran apa saja yang sudah menyebar pada


bagian-bagian lain seperti kelenjar getah bening, rongga dada,
diafragma, atau lapisan yang membungkus paru-paru. Selain itu,
kanker juga tergolong stadium 2 jika telah berukuran lebih dari 5
cm.

Stadium 3. Pada tahap ini, ada sel kanker yang telah menyebar ke
kelenjar getah bening yang berada jauh dari paru-paru atau tumor
yang ada di paru-paru sudah sangat besar dan menyerang organ
lain di dekat paru-paru.

Stadium 4. Kanker sudah menyebar ke paru-paru sebelah atau


organ tubuh lain yang jauh dari paru-paru seperti otak dan hati,
atau cairan yang mengandung sel kanker mungkin sudah muncul di
sekitar jantung atau paru-paru.

4.9 Tatalaksana5
Pengobatan dan penanganan untuk kanker paru-paru tergantung
kepada jenis, ukuran, posisi kanker, dan stadium kanker yang diderita.
Kesehatan penderita juga berpengaruh dalam menentukan pengobatan
yang bisa dijalani.
Operasi pengangkatan kanker bisa dilakukan jika kanker hanya
berada di satu sisi paru-paru dan belum menyebar. Selain itu, kondisi
kesehatan

penderita

kanker

paru-paru

perlu

diperiksa

apakah

memungkinkan untuk dilakukan operasi. Operasi pengangkatan kanker


biasanya akan dilanjutkan dengan kemoterapi untuk melenyapkan selsel kanker yang tersisa.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

30

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Untuk kanker yang telah menyebar, hanya radioterapi dan/atau


kemoterapi yang bisa dilakukan. Selain itu, terapi biologis juga tersedia
sebagai alternatif dari kemoterapi. Terapi biologis bertujuan untuk
mengendalikan dan menekan perkembangan kanker.

Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat kanker paru-paru serta
sebagian

jaringan

sehat

disekitarnya.

Hal

ini

dilakukan

demi

mengantisipasi jika ada sel kanker yang sudah menyebar.


Wedge

resection adalah prosedur operasi yang mengangkat

sebagian kecil jaringan paru-paru karena tumor yang ada berukuran


kecil atau jika kinerja paru-paru penderita telah menurun karena
operasi lobektomi yang telah dijalani sebelumnya.
Lobektomi adalah proses pengangkatan seluruh bagian lobus
dalam satu paru-paru. Lobus adalah bagian dari paru-paru yang
memiliki batas jelas. Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, sedangkan
paru-paru kiri dari dua lobus. Dalam prosedur lobektomi, seluruh lobus
dari paru-paru yang terserang kanker akan diangkat. Paru-paru masih
bisa berfungsi dengan sisa lobus yang ada.
Pneumonektomi adalah prosedur operasi pengangkatan satu sisi
paru-paru secara keseluruhan. Pelaksanaan prosedur ini hanya jika
terpaksa, misalnya karena sel-sel kanker berada di tengah satu sisi
paru-paru atau sudah menyebar ke seluruh bagian paru-paru tersebut.
Penderita tetap akan bisa bernapas setelah operasi-operasi di atas.
Jika sebagian dari paru-paru diangkat, sisa jaringan yang masih ada
akan mengembang

setelah beberapa

lama. Ini akan membuat

bernapas menjadi makin mudah. Butuh beberapa minggu untuk pulih


sepenuhnya dari operasi paru-paru.
Sama halnya dengan operasi-operasi lain, operasi pengangkatan
paru-paru

juga

mungkin

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

berujung

kepada

komplikasi.

Contoh

31

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

komplikasi operasi paru-paru antara lain peradangan pada paru-paru,


pendarahan, dan penggumpalan darah.

Radioterapi
Radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel
kanker. Terutama pada kondisi pascaoperasi, prosedur ini juga bisa
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Jika
operasi sudah tidak mungkin, radioterapi dilakukan untuk meredakan
gejala atau rasa sakit dan memperlambat tingkat penyebaran kanker.
Kemungkinan efek samping yang bisa terjadi akibat radioterapi
adalah :

Batuk hingga mengeluarkan dahak bercampur darah.

Sakit pada bagian dada.

Kesulitan dalam menelan.

Kulit memerah dan terasa perih.

Sering merasa kelelahan.

Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi dilakukan secara berkala dalam waktu
beberapa

minggu

atau

bulan

dengan

diselingi

istirahat

untuk

memulihkan diri. Prosedur penanganan memakai obat-obatan untuk


membunuh sel-sel kanker, memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker,
serta menghambat penyebarannya.
Kemoterapi juga kadang diberikan sebelum operasi dengan tujuan
untuk membuat kanker menyusut dan menjadi lebih mudah untuk
diangkat. Selain itu, kemoterapi juga bisa dilakukan pascaoperasiuntuk
membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Fungsi lain dari
kemoterapi adalah untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi gejala
kanker.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

32

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Efek samping yang akan muncul akibat kemoterapi antara lain


kelelahan fisik, mual, muntah, kerontokan rambut, serta munculnya
tukak pada perut. Kemoterapi juga bisa membuat tubuh menjadi lebih
rentan untuk terkena infeksi.

Terapi biologis
Langkah pengobatan ini merupakan alternatif dari kemoterapi.
Terapi ini menggunakan obat-obatan seperti erlotinib dan gefitinib yang
berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi ini biasa
direkomendasikan bagi mereka yang mengidap kanker paru-paru nonsel kecil yang telah menyebar sehingga sulit untuk diobati dengan
radioterapi atau operasi.

4.10 Pencegahan5

Jangan merokok dan hindari menjadi perokok pasif. Cara


utama untuk mencegah kanker paru-paru adalah dengan tidak
merokok. Hindari juga menjadi perokok pasif jika lingkungan Anda
dipenuhi dengan perokok aktif. Terutama bagi para perokok aktif,
berhentilah merokok sekarang juga. Meski sudah bertahun-tahun
merokok, langkah ini tetap akan bermanfaat dan bisa mengurangi
risiko terserang kanker paru-paru.

Pilihan

menu

makanan

yang

sehat. Biasakanlah

untuk

mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi akan kandungan


serat. Buah dan sayuran sebaiknya menjadi menu utama seharihari. Hindari mengonsumsi terlalu banyak vitamin dalam bentuk pil
atau tablet karena obat-obatan semacam itu bisa memiliki efek
samping.

Berolahraga secara teratur. Usahakan untuk melakukan olahraga


secara teratur. Bagi yang jarang sekali berolahraga, mulailah
rutinitas ini secara bertahap. Bagi orang dewasa dianjurkan
berolahraga setidaknya selama 2-3 jam dalam satu minggu.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

33

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

BAB V
KANKER KOLON DAN REKTUM

5.1 Pendahuluan1
Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar
atau bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia. Penyakit ini
dapat diidap oleh segala usia, meski 90 persen penderitanya berusia di
atas 60 tahun.
Sebagian

besar

kasus

kanker

usus

besar

diawali

dengan

pembentukan gumpalan-gumpalan sel berukuran kecil yang disebut


polip adenoma. Gumpalan ini kemudian menyebar secara tidak
terkendali seiring waktu.

5.2 Etiologi6
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

34

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pertumbuhan sel di area tubuh tertentu yang tidak terkendali dan


bersifat merusak merupakan penyebab kanker. Pada penyakit kanker
usus besar, pertumbuhan tersebut bermula di dalam gumpalan sel
pada

lapisan

usus

bagian

dalam,

kemudian

menjalar

dan

menghancurkan sel-sel lain di dekatnya, atau bahkan hingga ke


beberapa area tubuh lainnya.
Pada awalnya, sel-sel yang diproduksi lapisan usus bersifat tidak
berbahaya dan memiliki manfaat untuk menjaga kenormalan fungsi
tubuh. Namun belum diketahui apa yang memicu sel-sel tersebut
rusak, berubah menjadi sel kanker dan tumbuh secara tidak terkendali.
Meski penyebab kanker usus besar tidak diketahui, beberapa faktor
berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit
tersebut, di antaranya :

Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan

Kekurangan serat.

Mengonsumsi minuman beralkohol.

Merokok

Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Berusia 60 tahun ke atas.

Menderita penyakit gangguan pencernaan, salah satunya adalah


kolitis ulseratif atau radang kronis di usus besar.

Menderita diabetes.

Kurang berolahraga.

Memiliki kerabat dekat, misalnya orang tua atau saudara kandung,


yang menderita kanker usus besar.

Menderita suatu masalah genetika yang menyebabkan tumbuhnya


gumpalan-gumpalan sel atau polip di dalam usus besar. Kondisi ini
disebut familial adenomatous polyposis (FAP).

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

35

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

5.3 Gejala6
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker
usus besar, di antaranya :

Adanya darah pada kotoran atau bahkan pendarahan di anus.


Berubahnya tekstur kepadatan kotoran.
Menurunnya berat badan.
Tubuh terasa lelah.
Nyeri atau kram pada bagian perut.
Perut kembung.
Meningkatnya frekuensi buang air besar atau diare.
Konstipasi.
Hilang nafsu makan.
Tidak semua gejala tersebut akan dirasakan penderita. Sebagian

ada yang menjadi sering buang air besar dengan disertai darah pada
kotorannya dan sebagian ada yang tidak disertai darah, namun
merasakan nyeri pada perutnya.

5.4 Diagnosis6
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker usus
besar, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala-gejala yang
dirasakannya. Selain itu, biasanya dokter juga akan menanyakan
apakah

pasien

menderita

suatu

kondisi

tertentu

yang

dapat

memperbesar risiko terkena kanker usus besar atau apakah memiliki


kerabat dekat penderita kanker usus besar.
Setelah

penjelasan

pasien

didapat,

dokter

akan

melakukan

pemeriksaan sederhana dengan cara mengecek kondisi anus pasien


untuk melihat adanya pembengkakan. Sebuah alat yang disebut
sigmoidoskopi dapat digunakan dokter jika diperlukan. Sigmoidoskopi
merupakan alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

36

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

kamera di ujungnya untuk dimasukkan ke usus besar melalui anus.


Melalui monitor, dokter dapat melihat apakah ada tanda-tanda kanker
usus besar.
Selain sigmoidoskopi, ada beberapa macam pemeriksaan yang
dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan kanker usus besar,
terutama jika sigmoidoskopi saja dirasa dokter belum cukup. Beberapa
pemeriksaan tersebut adalah :

Kolonoskopi. Konsep pemeriksaan ini sebenarnya sama seperti


sigmoidoskopi. Hanya saja pada kolonoskopi, alat yang digunakan
lebih panjang sehingga mampu menjangkau lebih dalam ke usus
besar.

Kamera

yang

dipasang

di

ujung

kolonoskopi

mampu

memberikan gambar bagian-bagian usus besar yang tidak normal


akibat serangan kanker. Bahkan jika diperlukan, biopsi atau
pengambilan sampel bisa dilakukan dengan alat khusus yang
disertakan pada kolonoskopi. Sampel tersebut selanjutnya diteliti di
laboratorium guna mendeteksi adanya kanker. Sebelum melakukan
kolonoskopi, pasien akan diberi obat pencahar oleh dokter agar
perutnya bersih dari kotoran, sehingga hasil yang didapat dari

proses pengamatan akan jauh lebih baik.


Kolonoskopi virtual. Pemeriksaan ini disebut juga dengan CT
colonography. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan jika pasien tidak
dapat menjalani kolonoskopi biasa karena alasan medis tertentu. Di
dalam kolonoskopi virtual, selang khusus akan dimasukkan ke anus.
Gas kemudian akan dipompakan melalui selang, sehingga usus
pasien akan sedikit mengembang. Setelah itu, dokter akan bisa
mengamati keadaan usus dari segala sudut dengan bantuan CT
scan.

5.5 Stadium6
Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan penyakit
kanker usus besar, di antaranya :

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

37

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Stadium 1. Pada tahap ini kanker sudah mulai tumbuh di dalam


usus besar, namun belum menyebar karena masih terhalang

dinding usus.
Stadium 2. Pada tahap ini kanker telah menyebar ke seluruh

dinding usus besar, bahkan menembusnya.


Stadium 3. Pada tahap ini kelenjar getah bening yang letaknya

berdekatan dengan usus besar telah digerogoti oleh kanker.


Stadium 4. Ini merupakan tingkat paling parah dari penyebaran
kanker usus besar. Pada tahap ini kanker telah makin jauh
menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, misalnya
paru-paru dan hati.
Penentuan tingkat keparahan kanker usus besar bisa dilakukan

melalui diagnosis. Hal ini berguna dalam membantu dokter untuk


memberikan pengobatan yang tepat.

5.6 Tatalaksana6
Stadium atau tingkat keparahan kanker akan menentukan jenis pengobatan apa yang
akan dilakukan oleh dokter. Berikut ini adalah tiga jenis pengobatan utama pada kasus
kanker usus besar.

Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian
sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang diminum, infus, atau
kombinasi keduanya. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah cetuximab dan
bevacizumab.
Pada kasus kanker usus besar, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan
tujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang dirasakan pasien, atau
memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan pascaoperasi untuk
mencegah kanker kembali.
Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, tergantung
tingkat keparahan kanker. Sebagian besar pasien kanker usus besar biasanya menjalani
sesi infus kemoterapi selama beberapa jam atau hari dalam waktu dua hingga tiga minggu
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

38

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

sekali. Tiap siklus kemoterapi dipisahkan oleh jeda waktu istirahat selama beberapa
minggu dengan tujuan agar penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi.
Beberapa efek samping kemoterapi adalah :

Mual

Muntah

Lelah

Kaki dan tangan terasa gatal atau panas

Sariawan

Diare

Rambut rontok
Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir.

Radioterapi
Tujuan radioterapi sama seperti kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-sel kanker.
Namun pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran
radiasi.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor atau
meringankan gejala apabila kanker telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain.
Sedangkan radioterapi yang dilakukan pascaoperasi bertujuan untuk mencegah kanker
supaya tidak kembali.
Beberapa efek samping radioterapi adalah :

Menjadi sering buar air kecil

Diare

Lelah

Mual

Kulit di sekitar anus atau panggul terasa panas

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

39

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Ada dua jenis radioterapi, di antaranya :

Radioterapi eksternal. Pada metode ini sel-sel kanker dihancurkan dengan


memancarkan gelombang radiasi tingkat tinggi ke kanker Biasanya terapi ini
dilakukan sebanyak lima hari dalam seminggu, selama satu hingga lima minggu. Tiap
sesi pengobatan akan menghabiskan waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit.

Radioterapi internal. Pada metode ini kanker usus akan disusutkan dengan
menggunakan selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker. Radioterapi
internal biasanya dilakukan sebanyak satu sesi sebelum operasi.

Operasi
Jenis operasi penanganan kanker usus besar dilakukan tergantung dari tingkat
keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker yang terdiagnosis masih dalam
tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan
pertumbuhan kanker. Jika tidak bisa melalui kolonoskopi, maka bisa diangkat melalui
operasi lubang kunci atau laparoskopi.
Prosedur kedua dinamakan operasi kolostomi. Operasi ini dilakukan jika kanker telah
menyebar melalui dinding-dinding usus. Pada operasi ini, bagian usus besar yang
digerogoti kanker akan diangkat. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitarnya juga akan
diangkat.
Jika kesehatan pasien sangat buruk akibat penyebaran kanker yang sudah makin
parah, maka tujuan pemberlakuan operasi adalah untuk meringankan gejala pasien.
Dengan dikombinasikan dengan kemoterapi atau radioterapi, langkah ini diharapkan
dapat meningkatkan peluang hidup pasien

5.7 Pencegahan6
Kita dapat mencegah penyakit kanker usus besar dengan cara memperkecil risiko
terkena penyakit tersebut. Memang beberapa faktor pemicu kanker, seperti riwayat
kesehatan keluarga dan kondisi genetika, dapat memberi risiko bagi kanker usus besar
untuk menggerogoti seseorang. Namun jika kita menjalani hidup secara sehat, bukan
tidak mustahil risiko tersebut akan hilang. Beberapa tips untuk mencegah kanker usus
besar adalah :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

40

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Rutin berolahraga. Disarankan untuk rutin berolahraga selama dua setengah jam
dalam seminggu. Jenis-jenis olahraga yang bisa Anda lakukan misalnya adalah jalan
cepat atau bersepeda.

Makanan sehat. Untuk menghindari risiko kanker usus besar, konsumsilah makanan
yang kaya akan serat, misalnya buah-buahan, kacang-kacangan, atau sereal.
Perbanyak mengonsumsi ikan dan kurangi konsumsi daging.

Pertahankan berat badan sehat.

Kurangi minuman alkohol.

Hindari asap rokok. Jika Anda perokok aktif, disarankan untuk berhenti sekarang
juga agar terhindar dari risiko penyakit kanker. Sedangkan bagi Anda yang tidak
merokok, sebaiknya hindari diri menjadi perokok pasif.

5.8 Prognosis6
Peluang sembuh penderita akan tergantung pada seberapa parah kanker tersebut telah
menyebar pada saat terdiagnosis. Diperkirakan sekitar 80 persen penderita kanker usus
besar masih memiliki peluang untuk hidup setidaknya satu tahun setelah terdiagnosis.
Bahkan setengah dari 80 persen penderita tersebut masih bisa memiliki peluang untuk
hidup lebih lama ke depannya, yaitu setidaknya 10 tahun.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

41

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

BAB VI
KANKER SERVIKS

6.1 Pendahuluan7
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim
sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Pada usia berapa pun,
semua wanita bisa menderita kanker serviks. Tapi penyakit ini cenderung memengaruhi
wanita yang aktif secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker serviks sangat jarang
terjadi pada wanita berusia di bawah 25 tahun.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker
serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah
berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi
pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab
kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks,
rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.

6.2 Epidemiologi1,7
Menurut WHO, terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena kanker serviks pada tiap
tahunnya. Dan 80 persen di antaranya berada di negara-negara berkembang, salah satunya
adalah Indonesia. Tiap satu menit muncul kasus baru dan tiap dua menit terdapat satu
orang meninggal akibat kanker serviks. Jadi bisa disimpulkan bahwa kanker serviks
adalah jenis kanker yang sering menyerang wanita.
Di Indonesia, pada tiap harinya, diperkirakan muncul 40-45 kasus baru dan sekitar 2025 orang meninggal akibat kanker serviks. Berarti tiap bulan Indonesia kehilangan 600750 perempuan akibat kanker serviks. Angka kematian kanker serviks di Indonesia
tergolong tinggi dan sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis.
Biasanya kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang
memeriksakan kondisinya. Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi makin
sulit.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

42

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

6.3 Faktor Resiko7

Aktivitas seksual terlalu dini: Melakukan hubungan seksual pada umur terlalu dini
akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.

Berganti-ganti pasangan seksual: Memiliki banyak pasangan seksual akan


meningkatkan risiko terinfeksi HPV.

Merokok: Wanita yang merokok berisiko dua kali lipat. Ini mungkin disebabkan oleh
bahan kimia berbahaya dari tembakau yang muncul di leher rahim.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Kondisi ini mungkin dikarenakan


mengonsumsi obat tertentu seperti imunosupresan. Obat ini digunakan agar tubuh
tidak menolak donor organ dari orang lain atau karena menderita HIV/AIDS.

Melahirkan anak: Makin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka risiko
makin tinggi. Wanita yang punya tiga anak tiga kali lebih berisiko terkena kanker
serviks daripada wanita yang tidak punya anak sama sekali. Diperkirakan bahwa
perubahan hormon saat sedang hamil membuat leher rahim lebih rentan terserang
HPV.

Minum pil kontrasepsi atau KB lebih dari lima tahun: Mengonsumsi pil KB
cukup lama akan meningkatkan risiko dua kali lipat mengalami kanker serviks. Meski
hal ini masih belum jelas alasannya.

6.4 Etiologi7
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau
HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat
kelamin. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi
penyebab munculnya kanker serviks. Ada banyak jenis HPV dan sebagian besar adalah
virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher
rahim untuk bisa berfungsi secara normal dan akhirnya bisa memicu kanker.
Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu
HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70 persen kasus kanker
serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah terinfeksi karena HPV jenis ini tidak
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

43

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

menimbulkan gejala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski
banyak wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.
Kondom bisa melindungi Anda dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu
sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan
tubuh wanita mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV
bisa bertahan selama bertahun-tahun. Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di
permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker.
Vaksin untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah
tersedia. Vaksinasi HPV yang saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18
atau vaksin kuadrivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18.

6.5 Gejala7
Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kemungkinan
gejala tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan gejala terjadi saat kanker sudah
memasuki stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin sangat
penting untuk menangkap sel pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.
Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk flek adalah gejala yang sering terlihat
dari kanker serviks. Pendarahan biasanya terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa
menstruasi atau setelah menopause. Segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan
jika terjadi pendarahan yang tidak normal lebih dari satu kali.
Selain pendarahan yang abnormal, gejala lain yang mungkin muncul adalah :

Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari
biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah.

Rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual.

Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya, misalnya menstruasi yang


lebih dari 7 hari untuk 3 bulan atau lebih, atau pendarahan dalam jumlah yang sangat
banyak.
Kanker pada stadium akhir akan menyebar ke luar dari leher rahim menuju ke

jaringan serta organ di sekitarnya. Pada tahapan ini, gejala yang terjadi akan berbeda,
antara lain :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

44

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Terjadinya hematuria atau darah dalam urin.

Bermasalah saat buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter.

Perubahan pada kebiasaan buang air besar dan kecil.

Penurunan berat badan.

Pembengkakan pada salah satu kaki.

Nyeri pada tulang.

Kehilangan selera makan.

Rasa nyeri pada punggung dan samping, ini disebabkan


pembengkakan pada ginjal. Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis.

6.6 Cara Penyebaran7


Jika kanker serviks tidak didiagnosis dan tidak ditangani, perlahan-lahan sel kanker
akan keluar dari leher rahim dan menyebar ke organ serta jaringan di sekitarnya. Kanker
bisa menyebar ke vagina dan otot yang menopang tulang panggul. Sel kanker juga bisa
menyebar ke tubuh bagian atas. Kondisi ini akan menghalangi saluran yang mengalir dari
ginjal ke kandung kemih atau sering disebut sebagai ureter.
Kanker bisa menyebar ke kandung kemih, rektum, dan akhirnya sampai ke hati,
tulang dan paru-paru. Sel kanker ini juga bisa menyebar ke sistem limfatik. Sistem
limfatik terdiri dari serangkaian nodus dan saluran yang menjalar ke seluruh
tubuh dengan cara yang sama seperti sistem peredaran darah.
Nodus limfa menghasilkan banyak sel khusus yang dibutuhkan oleh sistem kekebalan
tubuh. Jika Anda terkena infeksi, nodus di leher atau di bawah ketiak akan membengkak.
Pada beberapa kanker serviks stadium awal, nodus limfa yang dekat dengan leher rahim
mengandung sel kanker. Dan pada beberapa kanker serviks stadium akhir, nodus limfa di
dada dan perut juga bisa terinfeksi kanker.

6.7 Diagnosis7
Jika kanker serviks terdeteksi sejak dini, tingkat keberhasilan pengobatan menjadi
lebih tinggi. Rujukan pada seorang ginekolog atau dokter spesialis sistem reproduksi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

45

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

wanita akan diberikan jika hasil pap smear menunjukkan adanya sel yang abnormal pada
leher rahim. Pada kebanyakan kasus, keberadaan sel-sel abnormal ini tidak berarti kanker
rahim. Rujukan pada ginekolog juga diberikan jika terjadi pendarahan abnormal pada
vagina untuk melihat apakah ada perubahan abnormal pada leher rahim.

Prosedur Kolposkopi. Kolposkopi adalah pemeriksaan leher rahim untuk mencari


kelainan. Dokter akan memakai kaca pembesar khusus untuk melihat vulva, vagina,
dan leher rahim. Proses ini menggunakan mikroskop dengan lampu kecil di ujungnya.
Jika terlihat kelainan pada proses kolposkopi, sampel kecil jaringan akan diambil dari
leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop, untuk melihat apakah ada sel kanker
di dalamnya. Seluruh proses ini akan dilakukan oleh dokter ginekolog.

Biopsi Kerucut (Cone Biopsy). Sebuah prosedur operasi kecil bernama biopsi
kerucut (cone biopsy) mungkin perlu dilakukan. Istilah biopsi kerucut diambil dari
jaringan berbentuk kerucut yang diambil dari leher rahim. Sel-sel dari jaringan ini
akan diperiksa dengan mikroskop untuk memeriksa apakah ada sel kanker. Prosedur
ini dilakukan di rumah sakit dengan pemakaian bius lokal. Efek sampingnya adalah
pendarahan yang mungkin terjadi hingga satu bulan setelah operasi. Selain itu,
menstruasi juga mungkin akan terasa nyeri. Jika leher rahim mengandung sel kanker
atau sel yang berpotensi menjadi kanker, penanganan lebih lanjut diperlukan untuk
memastikan seluruh sel abnormal tersebut terangkat.
Dengan pemeriksaan biopsi, pasien bisa mengetahui apakah mengidap kanker serviks

dan apakah sudah menyebar. Jika memang terdapat kanker serviks, pemeriksaan lanjutan
untuk melihat sejauh mana penyebaran kankernya adalah :

Tes darah : dilakukan untuk memeriksa kondisi hati, ginjal, dan sumsum tulang.

Pemeriksaan organ panggul : rahim, vagina, rektum, dan kandung kemih akan
diperiksa apakah terdapat kanker.

CT scan : pemindaian kondisi tubuh bagian dalam dengan komputer untuk


mendapatkan gambar tiga dimensi. Berguna untuk melihat kanker yang tumbuh dan
apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain.

X-ray dada : untuk melihat apakah kanker sudah menyebar ke paru-paru.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

46

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

MRI scan : pemindaian memakai medan magnet yang kuat dan gelombang radio
menghasilkan gambar dari dalam tubuh. Berguna untuk melihat apakah kanker sudah
menyebar dan seberapa jauh penyebarannya.

PET scan : jika digabungkan dengan CT scan, dapat melihat penyebaran kanker dan
juga memeriksa respons seseorang terhadap pengobatan yang dilakukan.

6.8 Status Prakanker7


Kanker serviks butuh bertahun-tahun untuk tumbuh dari sel sehat ke sel prakanker
dan akhirnya sel kanker. Perubahan abnormal sel-sel sebelum kanker inilah yang dikenal
dengan sebutan cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau sel prakanker. Perubahan sel
akibat infeksi HPV, menjadi CIN dan akhirnya menjadi kanker sangat lambat. Proses ini
bisa terjadi dalam kurun waktu 10-20 tahun.
CIN adalah kondisi pertumbuhan sel abnormal sebelum kanker. Kondisi ini umumnya
tidak mengancam kesehatan seseorang secara langsung, tapi berpotensi berubah menjadi
kanker. Walau risiko sel-sel CIN berubah menjadi kanker tergolong kecil, dokter akan
memantau atau menanganinya sebagai langkah pencegahan kanker serviks. Tujuanpap
smear adalah mengidentifikasi tahap ini agar CIN ditangani sebelum sepenuhnya berubah
menjadi kanker.
Tingkat perubahan sel abnormal bisa dibagi menurut tingkat keparahannya, yaitu :

CIN 1 Kondisi ini terjadi saat perubahan pada sel-sel leher rahim masih sedikit atau
tidak terlalu signifikan. Bisa ditangani atau dipantau secara berkala karena sel-sel
pada tahap CIN 1 bisa berubah menjadi normal kembali tanpa penanganan medis.

CIN 2 Terjadi perubahan yang lebih dari CIN 2; umumnya sel-sel abnormal
diangkat oleh dokter.

CIN 3 Pada tahap ini, perubahan sel sangat abnormal tapi belum bersifat kanker.
Sel-sel CIN 3 akan diangkat oleh dokter.

6.9 Stadium7

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

47

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Stadium kanker yang diderita bisa ditentukan setelah semua tes selesai dilakukan.
Stadium digunakan untuk menjelaskan seberapa jauh kanker sudah menyebar. Jika
stadium kanker makin tinggi, maka penyebaran yang terjadi lebih luas.

Stadium 0 : stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tapi ada
perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut
sebagai cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).

Stadium 1 : kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran.

Stadium 2 : kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan di jaringan sekitarnya.
Tapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.

Stadium 3 : kanker sudah menyebar ke dinding panggung dan/atau ke bagian bawah


dari vagina.

Stadium 4: kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain, seperti
paru-paru.

6.10 Tatalaksana7
Pengobatan terhadap kanker serviks tergantung pada beberapa faktor. Misalnya
stadium kanker, usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, kondisi medis lain yang
sedang dihadapi dan pilihan pengobatan yang diinginkan. Memutuskan cara pengobatan
terbaik bisa sangat membingungkan. Kanker serviks biasanya akan ditangani oleh tim
yang terdiri dari dokter dari berbagai spesialisasi.
Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi dua. Yang pertama adalah
penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh
organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya. Dan yang kedua adalah penanganan
kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi, kadang operasi juga
perlu dilakukan.
Jika diagnosis kanker serviks sudah diketahui sejak awal, kemungkinan pulih
sepenuhnya cukup bagus. Tapi jika kanker sudah menyebar, peluang pulih total akan
berkurang. Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, bisa dilakukan
perawatan paliatif. Perawatan jenis ini berfungsi untuk memperlambat penyebaran

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

48

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

kanker, memperpanjang usia pasien dan mengurangi gejala yang muncul, misalnya rasa
sakit dan pendarahan vagina.

Prosedur Pengangkatan Sel-sel Prakanker


Hasil pap smear mungkin tidak menunjukkan adanya kanker serviks, tapi bisa dilihat
jika terjadi perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker di masa mendatang.
Berikut ini adalah beberapa penanganan yang tersedia :

Biopsi kerucut : yaitu pengangkatan wilayah tempat jaringan yang abnormal melalui
prosedur operasi.

Terapi laser : pemakaian laser untuk membakar sel-sel abnormal.

LLETZ atau large loop excision of transformation zone : sel-sel abnormal dipotong
memakai kawat tipis dan arus listrik.

Operasi
Operasi radical trachelectomy. Prosedur ini lebih cocok untuk kanker serviks yang
terdeteksi pada stadium awal dan akan ditawarkan kepada wanita yang masih ingin
memiliki anak. Operasi ini bertujuan mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya, dan
bagian atas dari vagina, tanpa mengangkat rahim. Pasien masih berpeluang memiliki anak
karena rahim tidak diangkat. Pasca operasi, rahim dan vagina membutuhkan waktu untuk
pulih. Akan disarankan menunggu enam bulan hingga setahun setelah operasi sebelum
memutuskan untuk hamil.
Operasi yang melibatkan pengangkatan rahim. Histerektomi adalah operasi
pengangkatan rahim wanita. Histerektomi dilakukan untuk berbagai alasan, salah satunya
untuk operasi kanker serviks stadium awal. Agar kanker tidak kembali lagi, radioterapi
juga mungkin perlu dilakukan.
Ada dua jenis operasi histerektomi. Pertama, histerektomi sederhana, di mana operasi
ini, leher rahim dan rahim akan diangkat. Pada beberapa kasus, ovarium dan tuba falopi
juga diangkat. Dilakukan untuk kanker serviks stadium awal.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

49

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Yang kedua histerektomi radikal. Leher rahim, rahim, jaringan di sekitarnya, nodus
limfa, ovarium dan tuba falopi, semuanya diangkat. Ini operasi yang cenderung dilakukan
pada kanker serviks stadium satu lanjutan dan stadium dua pada tahap awal.

Efek samping atau komplikasi jangka pendek dari operasi histerektomi adalah :

Pendarahan

Infeksi

Risiko cidera pada ureter, kandung kemih dan rektum

Penggumpalan darah
Kemungkinan komplikasi jangka panjang dari operasi histerektomi adalah :

Ketidakmampuan menahan kencing.

Vagina menjadi pendek dan lebih kering, hubungan seksual bisa terasa menyakitkan.

Pencernaan dalam usus terhalang karena adanya penumpukan bekas luka. Mungkin
diperlukan operasi lagi untuk membukanya.

Pembengkakan pada lengan dan kaki karena penumpukan cairan atau limfedema.
Meski risiko komplikasi ini kecil, tapi akan sangat menyulitkan jika terjadi. Dengan

histerektomi, kehamilan tidak mungkin terjadi dan jika ovarium diangkat, ini juga bisa
memicu terjadinya menopause jika pasien belum mengalaminya.
Pelvic exenteration adalah operasi besar yang hanya disarankan jika kanker serviks
kembali muncul setelah pernah diobati dan sempat sembuh. Operasi ini dilakukan jika
kanker kembali ke daerah panggul, tapi belum menyebar ke wilayah lain. Setelah operasi,
vagina bisa direkonstruksi ulang memakai kulit dan jaringan yang diambil dari bagian
tubuh lainnya. Anda tetap bisa melakukan hubungan seks beberapa bulan setelah operasi
ini. Terdapat dua tahapan pelvic exenteration yang harus dilewati. Tahap pertama, kanker
akan diangkat bersamaan dengan kandung kemih, rektum, vagina, dan bagian bawah dari
usus. Lalu tahap yang kedua, dua lubang yang disebut stoma akan dibuat di perut untuk
mengeluarkan urin dan kotoran dari tubuh. Kotoran yang dibuang dimasukkan ke dalam
kantong penyimpanan, disebut dengan istilah kantong colostomy.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

50

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Radioterapi
Untuk penanganan kanker serviks stadium awal, radioterapi bisa dilakukan sendiri
atau dikombinasikan dengan operasi. Sedangkan untuk kanker serviks stadium akhir,
radioterapi digabung dengan kemoterapi. Kombinasi ini bertujuan untuk mengendalikan
pendarahan dan rasa nyeri.
Proses radioterapi biasanya berjalan sekitar satu sampai dua bulan. Meski begitu,
radioterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker, terkadang radioterapi juga
menghancurkan jaringan yang sehat. Efek samping bisa bertahan selama berbulan-bulan
atau bahkan tahunan. Pada beberapa kasus, efek samping ini bisa bersifat permanen. Tapi,
kebanyakan efek samping akan hilang dalam dua bulan setelah menyelesaikan
pengobatan.
Tapi keuntungan radioterapi sering kali lebih besar dari risiko dan efek sampingnya.
Bagi beberapa orang, radioterapi menawarkan harapan satu-satunya untuk memusnahkan
kanker. Efek samping dari radioterapi adalah :

Sakit saat buang air kecil.


Pendarahan dari vagina dan rektum.
Diare.
Kelelahan.
Mual.
Merusak kandung kemih dan usus sehingga kehilangan kontrol dalam membuang air

besar dan kecil.


Mempersempit vagina sehingga seks menjadi terasa sakit.
Kulit seperti terbakar di daerah panggul.
Kemandulan.
Merusak ovarium, berakibat pada menopause dini.
Sel telur bisa diangkat melalui operasi dari ovarium sebelum radioterapi, jika Anda

mencemaskan soal kesuburan. Sel telur ini bisa ditanamkan kembali di rahim. Untuk
mencegah menopause, ovarium bisa dipindahkan di luar daerah panggul yang tidak
terpengaruh radiasi. Proses ini lebih dikenal dengan istilah ovarian transposition.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

51

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Kemoterapi
Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan radioterapi. Untuk
kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan
mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering disebut sebagai kemoterapi
paliatif. Kemoterapi memakai obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Berbeda
dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi
akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini mengincar sel yang tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat, terutama sel kanker. Tapi sel sehat yang berkembang biak
dengan cepat juga bisa terpengaruh.
Kemoterapi bisa memakai satu obat khusus untuk membunuh sel kanker. Satu jenis
obat ini biasanya disebut cisplatin. Tapi kombinasi obat-obatan kemoterapi juga bisa
diterapkan. Pengobatan kemoterapi diberikan melalui infus pada pasien rawat jalan.
Pasien diperbolehkan pulang setelah menerima pengobatan sesuai dosis.
Pasien harus sering melakukan tes darah ketika melakukan kemoterapi. Tes darah
bertujuan untuk memeriksa kesehatan ginjal karena beberapa obat-obatan kemoterapi bisa
merusak ginjal.
Pengobatan ini juga bisa merusak jaringan yang sehat. Efek samping yang paling
sering terjadi adalah :

Mengalami sariawan.

Kehilangan selera makan.

Merasakan kelelahan.

Mual dan muntah.

Rambut rontok : rambut bisa tumbuh kembali dalam waktu tiga sampai
enam bulan setelah kemoterapi selesai. Tapi tidak semua kemoterapi
menyebabkan rambut rontok.

Jumlah sel darah merah berkurang: ini bisa mengakibatkan kelelahan dan
sesak napas. Anda akan rentan terhadap infeksi karena kekurangan sel
darah putih.

Tindakan lanjut pasca bedah


Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

52

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Setelah pengobatan kanker serviks, sangat penting untuk menerima pemeriksaan


lanjutan, terutama pada vagina dan leher rahim diperlukan jika kanker belum diangkat.
Pemeriksaan ini bertujuan mencari pertanda karena adanya risiko kanker bisa kembali.
Biopsi akan dilakukan kembali jika ada hal yang mencurigakan. Kemunculan kembali
kanker ini biasanya terjadi sekitar satu setengah tahun setelah selesai pengobatan.
Perawatan lanjutan dilakukan tiap empat bulan sekali, ini untuk dua tahun pertama
setelah pengobatan selesai. Lalu tiap enam bulan sampai satu tahun sekali selama tiga
tahun berikutnya.

Perawatan paliatif
Perawatan paliatif bisa menjadi alternatif jika pasien tidak ingin mendapatkan
perawatan kanker. Perawatan ini bertujuan untuk mengendalikan gejala-gejala akibat
kanker dan membuat Anda merasa lebih nyaman. Tanyakan pada dokter agar Anda paham
dengan apa yang akan terjadi.

6.11 Komplikasi7
Rasa sakit akibat penyebaran kanker
Rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf, tulang,
atau otot. Tapi beberapa obat pereda rasa sakit biasanya bisa dipakai untuk
mengendalikan rasa sakit itu. Obat-obatan yang dipakai mulai dari parasetamol, obat anti
inflamasi non-steroid atau NSAIDs, hingga morfin. Semua tergantung pada tingkat rasa
sakit yang dirasakan. Jika pereda rasa sakit tidak banyak membantu, tanyakan obat yang
mungkin memiliki efek lebih kuat. Radioterapi jangka pendek juga efektif untuk
mengendalikan rasa sakit.
Pendarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina, usus, atau
kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di rektum atau di vagina. Bisa juga terjadi
pendarahan saat buang air kecil. Pendarahan berlebihan bisa ditangani dengan kombinasi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

53

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bisa menghalangi aliran darah.
Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat bernama asam traneksamat. Obat ini
membuat darah menggumpal sehingga dapat menghentikan pendarahan. Radioterapi juga
efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.
Penggumpalan darah setelah pengobatan
Seperti kanker lainnya, kanker serviks bisa membuat darah menjadi lebih lengket
atau kental dan cenderung membentuk gumpalan. Risiko penggumpalan darah juga
meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pasca operasi. Munculnya tumor
yang besar bisa menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat
aliran darah dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki. Gejala terjadinya
penggumpalan darah pada kaki antara lain:

Sakit yang terasa sangat dalam di area kaki yang terkait.

Rasa sakit dan pembengkakan di salah satu bagian kaki, biasanya pada betis.

Kulit memerah, terutama pada bagian belakang kaki di bawah lutut.

Pada bagian yang terjadi penggumpalan, kulit akan terasa hangat.


Yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya pulmonary embolism atau emboli paru

karena akibatnya bisa sangat fatal. Emboli paru adalah penggumpalan darah dari
pembuluh darah di kaki bergerak ke paru-paru dan menghalangi pasokan darah ke paruparu. Penggumpalan darah di kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan
pengencer darah, misalnya obat-obatan jenis heparin atau warfarin. Semacam stocking
juga akan dibalutkan ke kaki karena bisa membantu memperlancar peredaran darah ke
seluruh tubuh.
Gagal ginjal
Ginjal berfungsi membuang materi limbah dari dalam tubuh. Limbah ini dibuang
melalui urin melewati saluran yang disebut ureter. Tes darah sederhana bisa dilakukan
untuk mengawasi kinerja ginjal. Tes darah ini biasanya disebut sebagai tingkat serum
kreatinin.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

54

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pada beberapa kasus kanker serviks lanjutan, kanker bisa menekan ureter. Ini
menyebabkan terhalangnya aliran urin untuk keluar dari ginjal. Terkumpulnya urin di
ginjal lebih dikenal dengan istilah hidronefrosis. Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal
membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga
kehilangan seluruh fungsinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai gagal ginjal.
Pengobatan untuk gagal ginjal adalah dengan mengeluarkan semua urin yang
terkumpul di ginjal. Pipa akan dimasukkan melalui kulit dan ke dalam tiap ginjal, dikenal
sebagai nefrostomi perkutan. Pilihan pengobatan lain adalah memperlebar kedua saluran
ureter. Ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa besi kecil atau stent ke dalam ureter.
Beberapa gejala yang muncul akibat gagal ginjal bisa sangat beragam, yaitu :

Sesak napas.

Kelelahan.

Mual.

Pembengkakan pada pergelangan, tangan atau kaki karena penimbunan cairan.

Darah dalam urin.

Produksi cairan vagina yang tidak normal


Cairan vagina bisa berbau aneh dan tidak sedap akibat dari kanker serviks stadium
lanjutan. Cairan yang keluar bisa muncul karena beberapa alasan, yaitu :

Kerusakan pada jaringan sel-sel.

Kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga terjadi kebocoran isi organ-organ
tersebut yang keluar melalui vagina.

Karena infeksi bakteri pada organ vagina.

Pengobatan untuk kelainan cairan vagina ini menggunakan gel antibakteri yang
mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung
zat arang (karbon). Karbon adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerap
bau yang tidak sedap.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

55

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal
antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula bisa
terbentuk antara kandung kemih dan vagina. Ini bisa mengakibatkan
pengeluaran cairan tanpa henti dari vagina. Terkadang fistula bisa
terjadi antara vagina dan rektum. Fistula termasuk komplikasi yang
tidak umum. Hanya terjadi pada 2 persen kasus kanker serviks
lanjutan.
Untuk memperbaiki fistula, biasanya perlu dilakukan operasi. Tapi ini sering kali
tidak mungkin dilakukan pada wanita dengan kanker serviks lanjut karena kondisi mereka
yang sudah sangat lemah. Jika operasi tidak memungkinkan, krim dan pelembap bisa
digunakan untuk mengurangi pengeluaran cairan. Ini juga bertujuan untuk melindungi
vagina dan jaringan di sekitarnya agar tidak rusak dan terjadi iritasi.

6.12 Pencegahan7
Cara utama dalam mencegah kanker serviks adalah mencegah tertular virus HPV.
Diperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh virus ini. Langkahlangkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks meliputi
berhubungan seks dengan aman, setia pada pasangan, screening rutin pada leher rahim,
vaksinasi, serta berhenti merokok.
Kebanyakan kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV jenis tertentu.
Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, maka gunakan
kondom ketika berhubungan seksual untuk mengurangi risiko tertular HPV.
Risiko tertular HPV juga meningkat seiring dengan jumlah pasangan seksual
seseorang. Wanita yang hanya memiliki satu pasangan pun juga bisa terkena infeksi ini
jika pasangannya memiliki banyak pasangan seksual lain.
Screening untuk kanker serviks atau pap smear adalah metode untuk mendeteksi selsel yang berpotensi menjadi kanker. Pap smear leher rahim bukanlah tes untuk kanker.
Tes ini hanya memeriksa kesehatan sel-sel pada leher rahim. Kebanyakan hasil tes pada
wanita menunjukkan hasil normal. Lakukanlah pap smear secara teratur. Wanita yang
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

56

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

pernah berhubungan seks dan terutama sudah berusia 25-49 tahun, disarankan untuk
melakukan tes tiap tiga tahun sekali. Untuk wanita usia 50-64 tahun, disarankan
melakukan tes lima tahun sekali.
Vaksinasi HPV atau human papilomavirus melindungi wanita dari infeksi jenis virus
utama yang menyebabkan kanker serviks. Vaksin akan lebih efektif jika diberikan pada
gadis sebelum aktif secara seksual. Meski vaksin HPV bisa mengurangi risiko kanker
serviks, tapi vaksin ini tidak menjamin Anda bebas dari penyakit ini. Anda tetap
sebaiknya menjalani pap smear secara rutin meski sudah mendapatkan vaksinasi.
Risiko terkena kanker serviks juga bisa dikurangi dengan menjauhi rokok. Orang
yang merokok lebih sulit dalam menghilangkan infeksi HPV dari tubuh. Infeksi inilah
yang berpotensi menjadi kanker.

BAB VII
KANKER KULIT

7.1 Definisi8
Kanker kulit adalah pertumbuhan abnormal sel-sel di kulit. Kanker kulit umumnya
paling sering timbul di wajah, terutama pada orang-orang yang banyak terpapar (terkena)
cahaya matahari (sinar ultra violet) secara langsung. Cukup cahaya matahari maka akan
membuat sehat, namun bila kebanyakan maka akan mendatangkan bahaya.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

57

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Kanker kulit biasanya tumbuh di lapisan paling luar kulit (epidermis), sehingga tumor
(benjolan) bisa terlihat dari luar. Jadi, gejala kanker kulit pada tahap awal cukup mudah
ditemukan. Kanker kulit juga merupakan jenis kanker yang paling sedikit menyebabkan
kematian pada penderitanya, hal ini disebabkan karena kanker kulit jarang sekali
mencapai organ-organ vital penting seperti jantung, paru-paru, ginjal dan batang otak
pada manusia.

7.2 Jenis-Jenis Kanker Kulit8


1. Carcinoma Basocellulare (Karsinoma Sel Basal / BCC)
Kanker kulit jenis ini biasanya lebih sering muncul pada pertengahan umur atau
usia yang lebih lanjut, dan paling sering mengenai bagain-bagian tubuh yang terbuka
seperti wajah, hidung atau dahi. Kanker kulit jenis ini awalnya mungkin hanya terlihat
seperti jerawat kecil, namun kemudian menjadi besar dengan perlahan-lahan. Setelah
beberapa bulan. Tumor itu membengkak dan mengkilat di kulit dengan bagian
tengahnya berlubang dan mungkin mudah berdarah. Tumor kecil ini selanjutnya akan
merambat pada permukaan kulit.

2. Carcinoma Planocellulare (Karsinoma Sel Skuamosa / SCC)


Karsinoma Sel Skuamosa juga dikenal sebagai epidermoid carcinoma, dan juga
lebih sering timbul pada orang-orang yang lanjut usia. Inilah jenis kanker
tipesenile atau yang timbul pada usia lanjut dan cenderung menunjukkan perubahan
alamiah karena faktor umur.
Pada mulanya kanker ini hanya terlihat seperti bercak kecil atau benjolan dengan
luka atau lecet yang tidak sembuh-sembuh, berkeropeng atau berbenjol-benjol (seperti
kembang kol). Setelah beberapa bulan, barulah tumbuh dengan cepat, merambat di
perrmukaan kulit dan masuk ke jaringan-jaringan.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

58

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Infeksi dan borok mungkin akan timbul, mungkin terdapat lubang di


sekelilingnya, dan meninggalkan tepian yang keras dan kasar. Kanker ini berbahaya,
dan harus dikeluarkan secepatnya.

3. Melanoma maligna
Berbeda dengan kanker SCC dan BCC, melanoma bisa tumbuh di semua
bagian tubuh Anda. Pada pria, biasanya sering muncul di kepala atau batang leher,
dan pada wanita biasanya muncul di daerah bagian bawah kaki. Efek dari jenis
melanoma ini sendiri muncul seperti bercak noda coklat atau hitam yang besar,
tahi lalat yang berubah warna, ukuran dan tekstur, selain itu muncul bercak kecil
pigmentasi dengan letak tidak teratur, luka gelap pada telapak tangan, ujung jari,
atau kaki.

7.3 Etiologi8
Secara pastinya, penyebab kanker kulit masih tidak diketahui. Namun ada beberapa
faktor risiko yang bisa menjadi pemicu munculnya kanker kulit. Artinya apabila pernah
atau sering terpapar/berinteraksi dengan faktor risiko tersebut, maka semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan kanker. Faktor risiko tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :

Sinar Ultraviolet B yang sebagian besar dipancarkan oleh sinar matahari

Zat kimia, seperti arsenik, radium, tar, nikotin, arsen, hidrokarbon aromatik, dll

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

59

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Radiasi Ionisasi (sinar radioaktif), termasuk sinar rontgen

Beberapa jenis virus


Tipe kulit yang sensitif (umumnya tipe kulit orang bule) rentan terhadap radiasi sinar

ultraviolet, sehingga mudah merasa terbakar dan melepuh jika terkena sinar matahari.
Semakin gelap warna kulit seseorang, bararti kadar pigmennya semakin tinggi. Ini akan
meminimalisir risiko mengidap kanker kulit. Meskipun begitu, kanker kulit bisa terjadi
pada siapapun tanpa menghiraukan jenis kelamin, umur ataupun suku. Namun, dalam
banyak kasus, paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker
kulit.
Selain dari faktor risiko diatas, faktor keturunan (genetik) sepertinya juga memegang
peranan penting dalam munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain
juga akan meningkat. Faktanya, 5% dari penderita melanoma memiliki sejarah keluarga
dengan kanker kulit jenis yang sama.
Juga perlu diketahui bahwa beberapa penyakit atau juga terapi bisa menjadi pemicu
munculnya kanker kulit, antara lain :

Bisul yang tak kunjung sembuh

Luka bakar

Penyakit kulit seperti lepra dan lupus

Trauma panas

Terapi radiasi

Transplantasi organ

Dan kondisi kelainan kulit seperti albino

7.4 Tatalaksana8
1. Excisional surgery (bedah kecil)

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

60

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Bedah kecil adalah operasi penyayatan untuk membuang sel kanker kulit yang
berwujud seperti kerak. Biasanya kulit yang disayat lebih lebar dari ukuran kankernya
guna memastikan tidak ada sel kanker yang tertinggal.
2. Kemoterapi (obat)
Jenis kemoterapi masih terbagi lagi berdasarkan tempat tumbuhnya kanker. Jika
sel kanker masih di permukaan, obat kemoterapi diberikan dalam bentuk salep
sedangkan jika sudah menyebar maka harus dengan obat oral.
3. Laser
Keuntungan laser adalah tidak memicu pendarahan, luka atau bengkak. Namun
biasanya biayanya cukup mahal.
4. Cryosurgery (Pembekuan)
Dilakukan dengan cara membekukan sel kanker dengan nitrogen cair, sehingga
sel-sel kanker tersebut mati dan tidak menyebar lagi.

7.5 Pencegahan8
Menghindari faktor risiko dan menghindari terpapar cahaya matahari dalam waktu
yang lama secara langsung dapat mengurangi resiko terjadinya kanker kulit. Selain itu
juga harus menjaga kesehatan, terutama untuk selalu mengonsumsi makanan-makanan
yang mengandung antioksidan.

BAB VIII
KANKER DARAH

8.1 Definisi9

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

61

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Kanker darah atau leukemia adalah kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk
sel darah dalam sumsum tulang. Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan
berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi
yang muncul.
Namun lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan
memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan
secara berlebihan. Jumlahnya yang berlebihan akan mengakibatkan penumpukan dalam
sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang.
8.2 Jenis-Jenis Kanker Darah9
Ada berbagai jenis kanker darah. Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker
ini dapat dikelompokkan menjadi akut dan kronis.
Kanker darah akut berkembang dengan cepat akibat penambahan jumlah sel darah
putih yang abnormal yang pesat dan penyebarannya ke dalam aliran darah. Jenis ini harus
ditangani dengan segera.
Sementara itu, kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam
jangka panjang. Gejalanya cenderung tidak segera dirasakan sehingga baru terdiagnosis
setelah bertahun-tahun. Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup
dan menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang, serta organ-organ lain yang terkait.
Kanker darah juga dapat dikategorikan menurut jenis sel darah putih yang diserang.
Kanker darah yang menyerang sel-sel limfa dikenal dengan istilah leukemia limfotik dan
yang menyerang sel-sel mieloid disebut leukemia mielogen.
Berdasarkan dua pengelompokan di atas, terdapat empat jenis kanker darah yang
paling sering terjadi. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing jenis.

Leukemia limfotik akut atau acute lymphocytic leukemia (ALL)


ALL dapat menghambat fungsi limfosit sehingga pengidapnya berpotensi mengalami
infeksi yang serius. Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi juga mungkin
menyerang dewasa.
Leukemia mielogen akut atau acute myelogenous leukemia (AML)
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

62

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Ini adalah jenis kanker darah yang umumnya menyerang dewasa. Tetapi AML juga
dapat diidap oleh anak-anak serta remaja. Kanker ini akan membentuk sel-sel mieloid
yang tidak sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah.
Leukemia limfotik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL)
Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa. CLL umumnya baru
terdeteksi pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya
untuk waktu yang lama.
Leukemia mielogen kronis atau Chronic myelogenous leukemia (CML)
Jenis kanker darah ini umumnya diderita oleh dewasa. CML memiliki dua tahap. Pada
tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan. Lalu saat
memasuki tahap kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga
kondisi pasien akan menurun secara drastis.
Secara umum, kanker darah atau leukemia terjadi akibat produksi sel darah putih yang
terlalu cepat sehingga banyak sel yang masih belum terbentuk secara sempurna dan
akhirnya kekebalan tubuh penderitanya tidak berfungsi secara maksimal.

8.3 Etiologi9
Penyebab dasar kanker darah belum diketahui secara pasti. Tetapi terdapat sejumlah
faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker ini. Faktorfaktor pemicu kanker darah tersebut meliputi :

Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker darah,
risiko Anda untuk terkena kanker yang sama akan meningkat.

Kelainan genetik, misalnya sindrom Down.

Pernah menjalani pengobatan kanker. Kemoterapi atau radioterapi tertentu diduga


dapat memicu kanker darah.

Pengaruh kelainan darah yang diderita, misalnya myelodysplastic syndrome.

Pernah mengalami pajanan terhadap radiasi tingkat tinggi atau zat-zat kimia
tertentu. Misalnya orang yang pernah terlibat dalam kecelakaan yang berhubungan
dengan reaktor nuklir atau mengalami pajanan zat kimia seperti benzena.

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

63

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Merokok. Rokok tidak hanya akan meningkatkan risiko kanker darah (terutama
leukemia mielogen akut), tapi juga berbagai penyakit lain.

8.4 Gejala9
Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami indikasi
yang berbeda-beda, tergantung kepada jenis kanker darah yang diidap.
Indikasi-indikasi kanker ini juga cenderung sulit dikenali karena cenderung mirip
dengan kondisi lain, seperti flu. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejala umum
yang tidak kian membaik atau mereda, seperti :

Lemas atau kelelahan yang berkelanjutan.

Demam.

Menggigil.

Sakit kepala.

Muntah-muntah.

Keringat berlebihan, terutama pada malam hari.

Nyeri pada tulang atau sendi.

Penurunan berat badan.

Pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa.

Muncul infeksi yang parah atau sering terjadi.

Mudah mengalami pendarahan (misalnya sering mimisan) atau memar.

Muncul bintik-bintik merah pada pada kulit.

8.5 Diagnosis9

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

64

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang ada sebelum memeriksa
kondisi fisik. Jika menduga pasien mengidap kanker darah, misalnya karena adanya
pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa, dokter akan menganjurkan pemeriksaan
lebih mendetail yang meliputi tes darah serta biopsi sumsum tulang.
Tes darah akan menunjukkan kadar sel darah putih yang abnormal. Sementara biopsi
sumsum tulang digunakan untuk memastikan keberadaan sel-sel kanker darah. Prosedur
yang dilakukan dengan mengambil sampel sumsum tulang ini juga digunakan untuk
mengetahui jenis kanker darah.
Setelah diagnosis kanker darah positif, dokter akan mendiskusikan langkah
pengobatan yang tepat. Jenis penanganan yang akan dijalani tergantung kepada banyak
faktor, antara lain usia dan kondisi kesehatan pasien serta jenis dan stadium kanker darah
yang diderita.

8.6 Tatalaksana9

Kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker.


Radioterapi untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Terapi terfokus untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
Terapi biologis untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang

sel-sel kanker.
Transplantasi sel induk atau stem cell untuk penggantian sumsum tulang yang
sudah rusak dengan yang sehat. Sel-sel induk yang digunakan bisa berasal dari tubuh
Anda sendiri atau tubuh orang lain sebagai pendonor. Kemoterapi atau radioterapi
biasanya akan dilakukan sebagai langkah persiapan sebelum menjalani prosedur
transplantasi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

65

REFERAT KEGANASAN PADA LANSIA


Nathania Christika - 406147045

1. Martono H. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). 5th ed. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.
2. Breast Cancer | Learn About Cancer | American Cancer Society [Internet]. Cancer.org.
2016

[cited

19

March

2016].

Available

from

http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/index.
3. Prostate cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 20 March 2016].
Available

from:

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostate-

cancer/basics/definition/con-20029597
4. Panduan Nasional Penanganan Kanker Prostat. Jakarta: Komite Nasional Penanggulangan
Kanker; 2015.
5. Lung cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 18 March 2016].
Available

from

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lung-

cancer/basics/definition/con-20025531
6. Overview - Colon cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 17 March
2016].

Available

from:

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-

cancer/home/ovc-20188216
7. Cervical cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 19 March 2016].
Available

from:

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-

cancer/basics/definition/con-20030522
8. Skin cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 18 March 2016].
Available

from:

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/skin-

cancer/basics/definition/con-20031606
9. Overview - Hematologic Malignancies Program Mayo Clinic Cancer Center - Mayo
Clinic Research [Internet]. Mayo.edu. 2016 [cited 20 March 2016]. Available from:
http://www.mayo.edu/research/centers-programs/cancer-research/researchprograms/hematologic-malignancies-program/overview

Kepaniteraan Klinik Geriatri


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016

66

Anda mungkin juga menyukai