BAB I
PENDAHULUAN
Pada usia lanjut seseorang lebih rentan terkena penyakit kanker dan juga penyakit
lainnya, hal ini disebabkan karena pada usia lanjut metabolisme tubuh cenderung menurun
yang berakibat turunnya kekebalan tubuh yang berperan aktif melawan bibit penyakit yang
tanpa sengaja ataupun diam-diam masuk kedalam tubuh. Selain faktor fisik, faktor psikologi
lansia juga ikut mempengaruhi rentannya lansia terjangkit kanker, pada lansia emosi
cenderung meledak-ledak tak terkontrol akibat tidak stabilnya hormon karena menopause.1
Selain itu, pada usia lanjut resiko penyakit kanker akan meningkat karena kanker
tumbuh dan berkembang memerlukan waktu yang cukup lama dan seseorang akan sadar
bahwa penyakit kanker tumbuh dan bekembang dalam tubuhnya ketika penyakit kanker
tersebut telah menimbulkan gejala, dan itu terjadi di usia-usia lanjut karena sebagian kanker
tidak menimbulkan gejala sama sekali di stadium awal dan baru memunculkan gejala pada
stadium lanjut bahkan stadium akhir.1
Kanker pada usia lanjut cukup beragam. Faktor resiko terjadinya kanker pada
seseorang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, mutasi gen, pola hidup, aktivitas
fisik, lingkungan tempat tinggal sampai infeksi virus tertentu merupakan faktor resiko yang
umum terjadi di masyarakat.1
Gejala yang timbul pun sangat bervariasi, umumnya kanker lansia ataupun kanker
yang terjadi di usia dini dan kanker dewasa, menyebabkan mual, muntah, pusing, dan
sebagian kanker menimbul benjolan yang terlihat oleh mata maupun bersembunyi di balik
lapisan kulit dan daging.1
BAB II
KANKER PAYUDARA
2.1 Definisi1,2
Kanker atau neoplasma merupakan suatu penyakit akibat adanya pertumbuhan yang
abnormal dari sel-sel jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan invasi ke jaringanjaringan normal. Definisi yang paling sederhana yang dapat diberikan adalah
pertumbuhan sel-sel yang kehilangan pengendaliannya. Kanker dapat menyebar pada
bagian tubuh tertentu seperti payudara.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara oleh WHO
dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor
174 untuk wanita dan 175 untuk pria. Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel
yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak
beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan
bentuk, ukuran maupun fungsinya.
Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak
melalui pembuluh darah. Kelenjar getah bening aksila ataupun supraklavikula membesar
akibat dari penyebaran kanker payudara melalui pembuluh getah bening dan tumbuh di
kelenjar getah bening.
2.2 Epidemiologi1
Kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai sekitar 40 kasus setiap 100.000
penduduk pada tahun 2012, menurut data di organisasi kesehatan dunia (WHO).
Dibandingkan dengan negara tetangga kita, Malaysia, kanker payudara di Indonesia lebih
banyak diderita oleh wanita usia muda dan pada tahap yang lebih lanjut. Kanker payudara
tidak hanya menyerang kaum wanita tapi juga pria walaupun jarang.
2.4 Klasifikasi2
Kanker payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif dan invasif.
Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara duktal
invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata invasif berarti
kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80 persen dari semua kasus kanker
payudara invasif merupakan jenis semacam ini. Jenis kanker payudara invasif lain
meliputi :
Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar penghasil
susu yang disebut lobulus.
Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau metastasis.
Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya biasanya melalui kelenjar
getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau aliran darah.
Kanker payudara non-invasif
Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang
menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang paling umum
dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak
dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.
2.5 Gejala2
Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal
pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala umumnya
baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini
biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan
tidak mengganggu aktivitas.
Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium
dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut.
Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk
disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah
dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba
benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak, seperti :
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama
benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat payudara
ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil dibawah
ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan yang
tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang sedang tidak
hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau sudah
diobati.
g. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
h. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau dorange) akibat dari neoplasma
menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting kulit. Payudara yang
mengalami peau dorange.
2.6 Stadium2
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
Pembagian stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu :
Stadium I : Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1 - 2 cm dan
tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional belum teraba. Perawatan
yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar
dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan
penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II : Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu
atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang dari
2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30 - 40 %.
Stadium III A : Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih
bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.
Menurut data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema
(lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2 - 5 cm. Kanker
sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang
rusuk dan otot dada.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III). Tapi sudah disertai
dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker
sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak,
kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan
adalah pengangkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif
bukan lagi kuratif (menyembuhkan).
2.7 Diagnosis2
Anamnesis dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan
kanker payudara.
dan
mengujinya
untuk
mengetahui
apakah
sel-sel
Rontgen dada.
Pemeriksaan
tulanguntuk
mengecek
apakah
kanker
sudah
menyebar ke tulang.
Pemeriksaan
payudara
juga
reseptor
mungkin
hormon.
dipicu
Pertumbuhan
oleh
hormon
sel
kanker
alami
tubuh,
2.9 Tatalaksana2
Ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan dokter sebelum
memutuskan pengobatan yang terbaik, yaitu stadium serta tingkat
perkembangan kanker, kondisi kesehatan menyeluruh dari penderita
dan masa menopause.
Kanker payudara yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin
biasanya berada pada stadium awal. Kanker payudara primer (sel
kanker pertama berawal dari sel payudara dan bukan hasil penyebaran
sel kanker dari organ lain) umumnya bisa sembuh secara total jika
didiagnosis dan diobati sejak dini.
Sedangkan kanker yang terdeteksi akibat gejala fisik yang muncul
mungkin sudah berada pada stadium lebih lanjut. Jika terdeteksi pada
stadium lanjut dan setelah menyebar ke bagian lain tubuh, maka
kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
juga
bisa
menghambat
produksi
10
(kelebihan
cairan
yang
muncul
di
lengan
akibat
penghambat
enzim
aromatase
dianjurkan
untuk
11
dalam bentuk tablet yang tersedia dan diminum setiap hari adalah
letrozol, eksemestan, dan anastrozol.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan
beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual,
muntah
serta
berdebar (hot
sensasi
rasa
flushes). Tetapi,
panas,
berkeringat,
tamoksifen
memiliki
dan
jantung
efek
samping
akan
berhenti
secara
permanen
meski
12
2.10 Pencegahan2
Pencegahan merupakan suatu usaha mencegah timbulnya kanker
payudara atau mencegah kerusakan lebih lanjut yang diakibatkan
kanker payudara. Usaha pencegahan dengan menghilangkan dan
melindungi tubuh dari karsinogen dan mengelola kanker dengan baik.
Usaha
pencegahan
primordial,
kanker
pencegahan
payudara
primer,
dapat
berupa
pencegahan
pencegahan
sekunder,
dan
pencegahan tertier.
Pencegahan Primordial
Pencegahan sangat dini atau sangat dasar ini ditujukan kepada
orang sehat yang belum memiliki faktor risiko dengan memberikan
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
13
14
15
16
17
BAB III
KANKER PROSTAT
3.1 Definisi3
Prostat adalah kelenjar kecil di panggul pria yang merupakan bagian
dari sistem reproduksi. Prostat berada di bawah kandung kemih di
depan rektum. Kelenjar prostat mengelilingi uretra, yaitu saluran yang
membawa urin dari kandung kemih ke penis. Prostat membantu
menghasilkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma.
Ketika terjadi ejakulasi, prostat mengeluarkan cairan ini menuju uretra.
Cairan yang dikeluarkan akan mengalir bersama dengan sperma
sebagai air mani.
Bentuk keganasan prostat yang tersering adalah Adenokarsinoma
prostat, bentuk lain yang jarang adalah: sarkoma (0,1-0,2%),
karsinoma sel transisional (1-4%), limfoma dan leukemia. Kanker
prostat saat ini merupakan jenis keganasan non-kulit yang terbanyak di
negara barat atau keganasan tersering ke 4 pada pria di seluruh dunia
setelah kanker kulit, paru dan usus besar.
3.2 Etiologi3
Penyebab kanker prostat yang pasti hingga kini masih belum
diketahui. Tapi kanker prostat memengaruhi terutama pria yang
berusia lanjut. Sekitar delapan dari sepuluh kasus diderita oleh pria
berusia di atas 65 tahun.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
18
Selain
usia,
berikut
ini
adalah
beberapa
faktor
yang
bisa
kanker prostat.
Agen kimia. Paparan terhadap bahan kimia seperti cadmium telah terlibat dalam
perkembangan kanker prostat.
3.4 Gejala3
Pada tahap awal, kanker prostat umumnya tidak menimbulkan
gejala apa pun. Tapi ketika pembengkakan prostat telah memengaruhi
uretra atau kanker mulai menyebar, berikut ini adalah beberapa gejala
yang biasanya muncul :
Merasa nyeri saat buang air kecil atau butuh waktu lama
Disfungsi ereksi
19
Rasa sakit pada tulang terutama punggung bagian bawah, paha dan
pinggul
Konstipasi
3.5 Diagnosis3,4
Terdapat beberapa tes dan juga pemeriksaan yang harus dijalani
untuk mendiagnosis kanker prostat. Berikut ini adalah beberapa tes
dan pemeriksaan yang bisa dijalani untuk mendiagnosis kanker
prostat :
Pemeriksaan colok dubur
Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan jari yang sudah
dibungkus sarung tangan dan diolesi pelumas ke dalam rektum untuk
memeriksa kelenjar prostat yang posisinya di sebelah rektum. Jika
dokter menemukan ketidaknormalan pada tekstur, bentuk, maupun
ukuran kelenjar prostat Anda, mungkin Anda memerlukan tes lanjutan
lainnya.
Tes
PSA
(prostate-specific
antigen atau
antigen
khusus
prostat)
20
3.6 Stadium3,4
Untuk menentukan cara penanganan yang tepat untuk kanker
prostat, perlu diketahui pada tahap berapakah kanker yang diderita.
Dengan demikian, pengobatan yang tepat bisa diberikan.
Stadium I. Pada tahap ini, kanker masih sangat kecil dan belum
3.7 Tatalaksana4
21
Pengobatan
kanker
prostat
tergantung
kepada
yang
tergolong
signifikan.
Apabila
memilih
untuk
bisa
dikumpulkan
untuk
membantu
menentukan
prosedur
biopsi
secara
teratur.
Hal
ini
dilakukan
untuk
Operasi
1) TURP atau trans-urethral resection
TURP adalah prosedur operasi dalam memotong bagian dari
kelenjar prostat. TURP dilakukan dengan cara anastesi umum atau
anastesi tulang belakang, agar Anda tidak merasakan rasa sakit
selama pembedahan berlangsung. Tujuan dari operasi adalah
meringankan atau menghilangkan gejala buang air kecil yang
terganggu akibat kanker prostat. Dokter bedah akan memasukkan
kawat besi dengan bagian melingkar di ujungnya ke dalam uretra
menuju prostat. Arus listrik digunakan untuk memanaskan bagian
melingkar yang berfungsi untuk memotong kanker prostat.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
22
2) Prostatektomi radikal
Prostatektomi radikal adalah prosedur operasi untuk mengangkat
kelenjar prostat dan jaringan di sekitarnya. Prostatektomi radikal
bisa menyembuhkan kanker prostat pada pria jika kanker belum
menyebar keluar dari kelenjar prostat. Tapi terdapat kemungkinan
kecil bahwa tidak semua sel-sel kanker bisa terangkat. Ada
kemungkinan sel kanker akan kembali pasca operasi.
Beberapa potensi komplikasi dari prosedur prostatektomi radikal
adalah :
Radioterapi
Radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel
kanker pada kasus di mana kanker belum menyebar keluar dari
prostat.
Radioterapi
juga
bisa
digunakan
pasca
operasi
untuk
Merasa kelelahan
Inkontinensi urin
23
Terapi Hormon
Terapi hormon biasanya digabungkan dengan prosedur radioterapi.
Terapi
hormon
yang
dilakukan
sebelum
radioterapi
bertujuan
setelah
radioterapi
dimaksudkan
untuk
mengurangi
24
BAB IV
KANKER PARU
4.1 Pendahuluan5
Paru-paru memiliki dua fungsi utama, yaitu menyebarkan oksigen ke
dalam darah saat menghirup napas dan membuang karbondioksida
saat menghela napas. Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker
yang paling umum terjadi. Kanker paru-paru yang berasal dari
penyebaran kanker lain disebut kanker paru-paru sekunder. Di laman
ini, jenis kanker yang dibahas adalah kanker paru-paru primer, yaitu
yang berawal dari paru-paru itu sendiri.
Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling bisa
dicegah. Paling tidak terdapat 80-90 persen kasus kanker paru-paru
yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.Pada tahap awal, tidak
ada tanda atau gejala kanker paru-paru yang jelas. Tapi kemudian
gejala seperti batuk secara berkelanjutan hingga mengalami batuk
darah,
4.2 Epidemiologi1
Pada tahun 2012, kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang
paling sering terdiagnosis dan penyebab kematian akibat kanker
tertinggi di dunia. Kanker paru-paru adalah jenis kanker yang paling
sering menyerang laki-laki Indonesia. Berdasarkan data Globocan
atau International Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun
2012, di Indonesia terdapat 25.322 kasus kanker paru-paru yang
menimpa pria dan 9.374 kasus yang menimpa wanita.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
25
Menghirup arsenik
Radiasi
Polusi udara
4.5 Etiologi5
Perokok aktif dan perokok pasif
Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Maka para perokok aktif menjadi kelompok yang
paling berisiko.Asap rokok yang diisap mengandung lebih dari 50 zatzat pemicu kanker yang akan memberi dampak secara langsung
terhadap jaringan paru-paru. Misalnya nikotin yang dipakai di dalam
insektisida serta tar yang digunakan dalam pembuatan aspal jalanan.
26
Polusi udara
Menurut data WHO, Asia Tenggara berada di posisi kedua sebagai wilayah
penyumbang buruknya polusi udara di dunia. Risiko terkena kanker paru-paru
akan meningkat jika kita terkena pajanan polusi udara contohnya dari asap
kendaraan atau asap pabrik. Sekitar satu dari 100 kematian karena kanker
paru-paru diakibatkan oleh tingkat polusi yang tinggi. Menghirup asap
pembuangan dari kendaraan maupun pabrik bisa memiliki dampak yang
sama seperti merokok pasif.
27
Pajanan radiasi
Radon adalah bagian dari udara yang kita hirup. Radon adalah gas
radioaktif yang muncul secara alami. Gas ini berasal dari batuan dan
tanah dalam jumlah yang sangat kecil. Gas radon ini bisa berpindah
tempat melalui tanah. Gas ini akan masuk ke dalam rumah melalui
celah-celah pondasi, pipa, saluran air atau lubang terbuka lainnya. Gas
ini bisa diuji dengan alat pengujian sederhana, karena gas radon
bersifat tidak kasat mata dan tidak berbau. Jika dihirup, gas radon
dapat merusak paru-paru, terutama bagi seorang perokok.
4.6 Gejala5
Pada tahap awal, kanker paru-paru tidak menyebabkan gejala apa
pun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah
mencapai suatu tahap tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala utama
yang akan dialami penderita kanker paru-paru.
Sakit kepala.
28
4.7 Diagnosis5
Deteksi dini terhadap kanker dapat meningkatkan keberhasilan
proses pengobatannya. Berikut ini adalah beberapa tes yang bisa
dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker.
Tes
pencitraan.
Diagnosis
pertama
untuk
kanker
paru-paru
paru-paru,
tes
lanjutan
perlu
dilakukan
untuk
memastikannya.
di
laboratorium
dengan
mikroskop.
Terkadang
pemeriksaan ini bisa digunakan untuk melihat apakah terdapat selsel kanker di dalam paru-paru.
29
4.8 Stadium5
Stadium 3. Pada tahap ini, ada sel kanker yang telah menyebar ke
kelenjar getah bening yang berada jauh dari paru-paru atau tumor
yang ada di paru-paru sudah sangat besar dan menyerang organ
lain di dekat paru-paru.
4.9 Tatalaksana5
Pengobatan dan penanganan untuk kanker paru-paru tergantung
kepada jenis, ukuran, posisi kanker, dan stadium kanker yang diderita.
Kesehatan penderita juga berpengaruh dalam menentukan pengobatan
yang bisa dijalani.
Operasi pengangkatan kanker bisa dilakukan jika kanker hanya
berada di satu sisi paru-paru dan belum menyebar. Selain itu, kondisi
kesehatan
penderita
kanker
paru-paru
perlu
diperiksa
apakah
30
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat kanker paru-paru serta
sebagian
jaringan
sehat
disekitarnya.
Hal
ini
dilakukan
demi
setelah beberapa
juga
mungkin
berujung
kepada
komplikasi.
Contoh
31
Radioterapi
Radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel
kanker. Terutama pada kondisi pascaoperasi, prosedur ini juga bisa
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Jika
operasi sudah tidak mungkin, radioterapi dilakukan untuk meredakan
gejala atau rasa sakit dan memperlambat tingkat penyebaran kanker.
Kemungkinan efek samping yang bisa terjadi akibat radioterapi
adalah :
Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi dilakukan secara berkala dalam waktu
beberapa
minggu
atau
bulan
dengan
diselingi
istirahat
untuk
32
Terapi biologis
Langkah pengobatan ini merupakan alternatif dari kemoterapi.
Terapi ini menggunakan obat-obatan seperti erlotinib dan gefitinib yang
berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi ini biasa
direkomendasikan bagi mereka yang mengidap kanker paru-paru nonsel kecil yang telah menyebar sehingga sulit untuk diobati dengan
radioterapi atau operasi.
4.10 Pencegahan5
Pilihan
menu
makanan
yang
sehat. Biasakanlah
untuk
33
BAB V
KANKER KOLON DAN REKTUM
5.1 Pendahuluan1
Kanker usus besar adalah jenis kanker yang menyerang usus besar
atau bagian terakhir pada sistem pencernaan manusia. Penyakit ini
dapat diidap oleh segala usia, meski 90 persen penderitanya berusia di
atas 60 tahun.
Sebagian
besar
kasus
kanker
usus
besar
diawali
dengan
5.2 Etiologi6
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
34
lapisan
usus
bagian
dalam,
kemudian
menjalar
dan
Kekurangan serat.
Merokok
Menderita diabetes.
Kurang berolahraga.
35
5.3 Gejala6
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker
usus besar, di antaranya :
ada yang menjadi sering buang air besar dengan disertai darah pada
kotorannya dan sebagian ada yang tidak disertai darah, namun
merasakan nyeri pada perutnya.
5.4 Diagnosis6
Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker usus
besar, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala-gejala yang
dirasakannya. Selain itu, biasanya dokter juga akan menanyakan
apakah
pasien
menderita
suatu
kondisi
tertentu
yang
dapat
penjelasan
pasien
didapat,
dokter
akan
melakukan
36
Kamera
yang
dipasang
di
ujung
kolonoskopi
mampu
5.5 Stadium6
Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan penyakit
kanker usus besar, di antaranya :
37
dinding usus.
Stadium 2. Pada tahap ini kanker telah menyebar ke seluruh
5.6 Tatalaksana6
Stadium atau tingkat keparahan kanker akan menentukan jenis pengobatan apa yang
akan dilakukan oleh dokter. Berikut ini adalah tiga jenis pengobatan utama pada kasus
kanker usus besar.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian
sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang diminum, infus, atau
kombinasi keduanya. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah cetuximab dan
bevacizumab.
Pada kasus kanker usus besar, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan
tujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan gejala yang dirasakan pasien, atau
memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan pascaoperasi untuk
mencegah kanker kembali.
Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, tergantung
tingkat keparahan kanker. Sebagian besar pasien kanker usus besar biasanya menjalani
sesi infus kemoterapi selama beberapa jam atau hari dalam waktu dua hingga tiga minggu
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
38
sekali. Tiap siklus kemoterapi dipisahkan oleh jeda waktu istirahat selama beberapa
minggu dengan tujuan agar penderita dapat memulihkan diri dari efek kemoterapi.
Beberapa efek samping kemoterapi adalah :
Mual
Muntah
Lelah
Sariawan
Diare
Rambut rontok
Biasanya efek samping ini akan hilang setelah pengobatan kemoterapi berakhir.
Radioterapi
Tujuan radioterapi sama seperti kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-sel kanker.
Namun pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran
radiasi.
Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor atau
meringankan gejala apabila kanker telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain.
Sedangkan radioterapi yang dilakukan pascaoperasi bertujuan untuk mencegah kanker
supaya tidak kembali.
Beberapa efek samping radioterapi adalah :
Diare
Lelah
Mual
39
Radioterapi internal. Pada metode ini kanker usus akan disusutkan dengan
menggunakan selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker. Radioterapi
internal biasanya dilakukan sebanyak satu sesi sebelum operasi.
Operasi
Jenis operasi penanganan kanker usus besar dilakukan tergantung dari tingkat
keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker yang terdiagnosis masih dalam
tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan
pertumbuhan kanker. Jika tidak bisa melalui kolonoskopi, maka bisa diangkat melalui
operasi lubang kunci atau laparoskopi.
Prosedur kedua dinamakan operasi kolostomi. Operasi ini dilakukan jika kanker telah
menyebar melalui dinding-dinding usus. Pada operasi ini, bagian usus besar yang
digerogoti kanker akan diangkat. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitarnya juga akan
diangkat.
Jika kesehatan pasien sangat buruk akibat penyebaran kanker yang sudah makin
parah, maka tujuan pemberlakuan operasi adalah untuk meringankan gejala pasien.
Dengan dikombinasikan dengan kemoterapi atau radioterapi, langkah ini diharapkan
dapat meningkatkan peluang hidup pasien
5.7 Pencegahan6
Kita dapat mencegah penyakit kanker usus besar dengan cara memperkecil risiko
terkena penyakit tersebut. Memang beberapa faktor pemicu kanker, seperti riwayat
kesehatan keluarga dan kondisi genetika, dapat memberi risiko bagi kanker usus besar
untuk menggerogoti seseorang. Namun jika kita menjalani hidup secara sehat, bukan
tidak mustahil risiko tersebut akan hilang. Beberapa tips untuk mencegah kanker usus
besar adalah :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
40
Rutin berolahraga. Disarankan untuk rutin berolahraga selama dua setengah jam
dalam seminggu. Jenis-jenis olahraga yang bisa Anda lakukan misalnya adalah jalan
cepat atau bersepeda.
Makanan sehat. Untuk menghindari risiko kanker usus besar, konsumsilah makanan
yang kaya akan serat, misalnya buah-buahan, kacang-kacangan, atau sereal.
Perbanyak mengonsumsi ikan dan kurangi konsumsi daging.
Hindari asap rokok. Jika Anda perokok aktif, disarankan untuk berhenti sekarang
juga agar terhindar dari risiko penyakit kanker. Sedangkan bagi Anda yang tidak
merokok, sebaiknya hindari diri menjadi perokok pasif.
5.8 Prognosis6
Peluang sembuh penderita akan tergantung pada seberapa parah kanker tersebut telah
menyebar pada saat terdiagnosis. Diperkirakan sekitar 80 persen penderita kanker usus
besar masih memiliki peluang untuk hidup setidaknya satu tahun setelah terdiagnosis.
Bahkan setengah dari 80 persen penderita tersebut masih bisa memiliki peluang untuk
hidup lebih lama ke depannya, yaitu setidaknya 10 tahun.
41
BAB VI
KANKER SERVIKS
6.1 Pendahuluan7
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim
sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Pada usia berapa pun,
semua wanita bisa menderita kanker serviks. Tapi penyakit ini cenderung memengaruhi
wanita yang aktif secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker serviks sangat jarang
terjadi pada wanita berusia di bawah 25 tahun.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker
serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah
berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi
pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab
kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks,
rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.
6.2 Epidemiologi1,7
Menurut WHO, terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena kanker serviks pada tiap
tahunnya. Dan 80 persen di antaranya berada di negara-negara berkembang, salah satunya
adalah Indonesia. Tiap satu menit muncul kasus baru dan tiap dua menit terdapat satu
orang meninggal akibat kanker serviks. Jadi bisa disimpulkan bahwa kanker serviks
adalah jenis kanker yang sering menyerang wanita.
Di Indonesia, pada tiap harinya, diperkirakan muncul 40-45 kasus baru dan sekitar 2025 orang meninggal akibat kanker serviks. Berarti tiap bulan Indonesia kehilangan 600750 perempuan akibat kanker serviks. Angka kematian kanker serviks di Indonesia
tergolong tinggi dan sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis.
Biasanya kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang
memeriksakan kondisinya. Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi makin
sulit.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
42
Aktivitas seksual terlalu dini: Melakukan hubungan seksual pada umur terlalu dini
akan meningkatkan risiko terinfeksi HPV.
Merokok: Wanita yang merokok berisiko dua kali lipat. Ini mungkin disebabkan oleh
bahan kimia berbahaya dari tembakau yang muncul di leher rahim.
Melahirkan anak: Makin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka risiko
makin tinggi. Wanita yang punya tiga anak tiga kali lebih berisiko terkena kanker
serviks daripada wanita yang tidak punya anak sama sekali. Diperkirakan bahwa
perubahan hormon saat sedang hamil membuat leher rahim lebih rentan terserang
HPV.
Minum pil kontrasepsi atau KB lebih dari lima tahun: Mengonsumsi pil KB
cukup lama akan meningkatkan risiko dua kali lipat mengalami kanker serviks. Meski
hal ini masih belum jelas alasannya.
6.4 Etiologi7
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau
HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat
kelamin. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi
penyebab munculnya kanker serviks. Ada banyak jenis HPV dan sebagian besar adalah
virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher
rahim untuk bisa berfungsi secara normal dan akhirnya bisa memicu kanker.
Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu
HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70 persen kasus kanker
serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah terinfeksi karena HPV jenis ini tidak
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
43
menimbulkan gejala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski
banyak wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.
Kondom bisa melindungi Anda dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu
sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan
tubuh wanita mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV
bisa bertahan selama bertahun-tahun. Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di
permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker.
Vaksin untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah
tersedia. Vaksinasi HPV yang saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18
atau vaksin kuadrivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18.
6.5 Gejala7
Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kemungkinan
gejala tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan gejala terjadi saat kanker sudah
memasuki stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin sangat
penting untuk menangkap sel pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.
Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk flek adalah gejala yang sering terlihat
dari kanker serviks. Pendarahan biasanya terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa
menstruasi atau setelah menopause. Segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan
jika terjadi pendarahan yang tidak normal lebih dari satu kali.
Selain pendarahan yang abnormal, gejala lain yang mungkin muncul adalah :
Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari
biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah.
jaringan serta organ di sekitarnya. Pada tahapan ini, gejala yang terjadi akan berbeda,
antara lain :
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
44
Bermasalah saat buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter.
6.7 Diagnosis7
Jika kanker serviks terdeteksi sejak dini, tingkat keberhasilan pengobatan menjadi
lebih tinggi. Rujukan pada seorang ginekolog atau dokter spesialis sistem reproduksi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
45
wanita akan diberikan jika hasil pap smear menunjukkan adanya sel yang abnormal pada
leher rahim. Pada kebanyakan kasus, keberadaan sel-sel abnormal ini tidak berarti kanker
rahim. Rujukan pada ginekolog juga diberikan jika terjadi pendarahan abnormal pada
vagina untuk melihat apakah ada perubahan abnormal pada leher rahim.
Biopsi Kerucut (Cone Biopsy). Sebuah prosedur operasi kecil bernama biopsi
kerucut (cone biopsy) mungkin perlu dilakukan. Istilah biopsi kerucut diambil dari
jaringan berbentuk kerucut yang diambil dari leher rahim. Sel-sel dari jaringan ini
akan diperiksa dengan mikroskop untuk memeriksa apakah ada sel kanker. Prosedur
ini dilakukan di rumah sakit dengan pemakaian bius lokal. Efek sampingnya adalah
pendarahan yang mungkin terjadi hingga satu bulan setelah operasi. Selain itu,
menstruasi juga mungkin akan terasa nyeri. Jika leher rahim mengandung sel kanker
atau sel yang berpotensi menjadi kanker, penanganan lebih lanjut diperlukan untuk
memastikan seluruh sel abnormal tersebut terangkat.
Dengan pemeriksaan biopsi, pasien bisa mengetahui apakah mengidap kanker serviks
dan apakah sudah menyebar. Jika memang terdapat kanker serviks, pemeriksaan lanjutan
untuk melihat sejauh mana penyebaran kankernya adalah :
Tes darah : dilakukan untuk memeriksa kondisi hati, ginjal, dan sumsum tulang.
Pemeriksaan organ panggul : rahim, vagina, rektum, dan kandung kemih akan
diperiksa apakah terdapat kanker.
46
MRI scan : pemindaian memakai medan magnet yang kuat dan gelombang radio
menghasilkan gambar dari dalam tubuh. Berguna untuk melihat apakah kanker sudah
menyebar dan seberapa jauh penyebarannya.
PET scan : jika digabungkan dengan CT scan, dapat melihat penyebaran kanker dan
juga memeriksa respons seseorang terhadap pengobatan yang dilakukan.
CIN 1 Kondisi ini terjadi saat perubahan pada sel-sel leher rahim masih sedikit atau
tidak terlalu signifikan. Bisa ditangani atau dipantau secara berkala karena sel-sel
pada tahap CIN 1 bisa berubah menjadi normal kembali tanpa penanganan medis.
CIN 2 Terjadi perubahan yang lebih dari CIN 2; umumnya sel-sel abnormal
diangkat oleh dokter.
CIN 3 Pada tahap ini, perubahan sel sangat abnormal tapi belum bersifat kanker.
Sel-sel CIN 3 akan diangkat oleh dokter.
6.9 Stadium7
47
Stadium kanker yang diderita bisa ditentukan setelah semua tes selesai dilakukan.
Stadium digunakan untuk menjelaskan seberapa jauh kanker sudah menyebar. Jika
stadium kanker makin tinggi, maka penyebaran yang terjadi lebih luas.
Stadium 0 : stadium prakanker. Tidak ada sel kanker di leher rahim, tapi ada
perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker. Tahap ini sering disebut
sebagai cervical intraepithelial neoplasia (CIN) atau carcinoma in situ (CIS).
Stadium 1 : kanker masih berada di dalam leher rahim dan belum ada penyebaran.
Stadium 2 : kanker sudah menyebar ke luar leher rahim dan di jaringan sekitarnya.
Tapi belum mencapai dinding panggul atau bagian bawah vagina.
Stadium 4: kanker sudah menyebar ke usus, kandung kemih, atau organ lain, seperti
paru-paru.
6.10 Tatalaksana7
Pengobatan terhadap kanker serviks tergantung pada beberapa faktor. Misalnya
stadium kanker, usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, kondisi medis lain yang
sedang dihadapi dan pilihan pengobatan yang diinginkan. Memutuskan cara pengobatan
terbaik bisa sangat membingungkan. Kanker serviks biasanya akan ditangani oleh tim
yang terdiri dari dokter dari berbagai spesialisasi.
Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi dua. Yang pertama adalah
penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh
organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya. Dan yang kedua adalah penanganan
kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi, kadang operasi juga
perlu dilakukan.
Jika diagnosis kanker serviks sudah diketahui sejak awal, kemungkinan pulih
sepenuhnya cukup bagus. Tapi jika kanker sudah menyebar, peluang pulih total akan
berkurang. Pada kasus kanker serviks yang tidak bisa disembuhkan, bisa dilakukan
perawatan paliatif. Perawatan jenis ini berfungsi untuk memperlambat penyebaran
48
kanker, memperpanjang usia pasien dan mengurangi gejala yang muncul, misalnya rasa
sakit dan pendarahan vagina.
Biopsi kerucut : yaitu pengangkatan wilayah tempat jaringan yang abnormal melalui
prosedur operasi.
LLETZ atau large loop excision of transformation zone : sel-sel abnormal dipotong
memakai kawat tipis dan arus listrik.
Operasi
Operasi radical trachelectomy. Prosedur ini lebih cocok untuk kanker serviks yang
terdeteksi pada stadium awal dan akan ditawarkan kepada wanita yang masih ingin
memiliki anak. Operasi ini bertujuan mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya, dan
bagian atas dari vagina, tanpa mengangkat rahim. Pasien masih berpeluang memiliki anak
karena rahim tidak diangkat. Pasca operasi, rahim dan vagina membutuhkan waktu untuk
pulih. Akan disarankan menunggu enam bulan hingga setahun setelah operasi sebelum
memutuskan untuk hamil.
Operasi yang melibatkan pengangkatan rahim. Histerektomi adalah operasi
pengangkatan rahim wanita. Histerektomi dilakukan untuk berbagai alasan, salah satunya
untuk operasi kanker serviks stadium awal. Agar kanker tidak kembali lagi, radioterapi
juga mungkin perlu dilakukan.
Ada dua jenis operasi histerektomi. Pertama, histerektomi sederhana, di mana operasi
ini, leher rahim dan rahim akan diangkat. Pada beberapa kasus, ovarium dan tuba falopi
juga diangkat. Dilakukan untuk kanker serviks stadium awal.
49
Yang kedua histerektomi radikal. Leher rahim, rahim, jaringan di sekitarnya, nodus
limfa, ovarium dan tuba falopi, semuanya diangkat. Ini operasi yang cenderung dilakukan
pada kanker serviks stadium satu lanjutan dan stadium dua pada tahap awal.
Efek samping atau komplikasi jangka pendek dari operasi histerektomi adalah :
Pendarahan
Infeksi
Penggumpalan darah
Kemungkinan komplikasi jangka panjang dari operasi histerektomi adalah :
Vagina menjadi pendek dan lebih kering, hubungan seksual bisa terasa menyakitkan.
Pencernaan dalam usus terhalang karena adanya penumpukan bekas luka. Mungkin
diperlukan operasi lagi untuk membukanya.
Pembengkakan pada lengan dan kaki karena penumpukan cairan atau limfedema.
Meski risiko komplikasi ini kecil, tapi akan sangat menyulitkan jika terjadi. Dengan
histerektomi, kehamilan tidak mungkin terjadi dan jika ovarium diangkat, ini juga bisa
memicu terjadinya menopause jika pasien belum mengalaminya.
Pelvic exenteration adalah operasi besar yang hanya disarankan jika kanker serviks
kembali muncul setelah pernah diobati dan sempat sembuh. Operasi ini dilakukan jika
kanker kembali ke daerah panggul, tapi belum menyebar ke wilayah lain. Setelah operasi,
vagina bisa direkonstruksi ulang memakai kulit dan jaringan yang diambil dari bagian
tubuh lainnya. Anda tetap bisa melakukan hubungan seks beberapa bulan setelah operasi
ini. Terdapat dua tahapan pelvic exenteration yang harus dilewati. Tahap pertama, kanker
akan diangkat bersamaan dengan kandung kemih, rektum, vagina, dan bagian bawah dari
usus. Lalu tahap yang kedua, dua lubang yang disebut stoma akan dibuat di perut untuk
mengeluarkan urin dan kotoran dari tubuh. Kotoran yang dibuang dimasukkan ke dalam
kantong penyimpanan, disebut dengan istilah kantong colostomy.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
50
Radioterapi
Untuk penanganan kanker serviks stadium awal, radioterapi bisa dilakukan sendiri
atau dikombinasikan dengan operasi. Sedangkan untuk kanker serviks stadium akhir,
radioterapi digabung dengan kemoterapi. Kombinasi ini bertujuan untuk mengendalikan
pendarahan dan rasa nyeri.
Proses radioterapi biasanya berjalan sekitar satu sampai dua bulan. Meski begitu,
radioterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker, terkadang radioterapi juga
menghancurkan jaringan yang sehat. Efek samping bisa bertahan selama berbulan-bulan
atau bahkan tahunan. Pada beberapa kasus, efek samping ini bisa bersifat permanen. Tapi,
kebanyakan efek samping akan hilang dalam dua bulan setelah menyelesaikan
pengobatan.
Tapi keuntungan radioterapi sering kali lebih besar dari risiko dan efek sampingnya.
Bagi beberapa orang, radioterapi menawarkan harapan satu-satunya untuk memusnahkan
kanker. Efek samping dari radioterapi adalah :
mencemaskan soal kesuburan. Sel telur ini bisa ditanamkan kembali di rahim. Untuk
mencegah menopause, ovarium bisa dipindahkan di luar daerah panggul yang tidak
terpengaruh radiasi. Proses ini lebih dikenal dengan istilah ovarian transposition.
51
Kemoterapi
Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan radioterapi. Untuk
kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan
mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering disebut sebagai kemoterapi
paliatif. Kemoterapi memakai obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Berbeda
dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi
akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini mengincar sel yang tumbuh dan
berkembang biak dengan cepat, terutama sel kanker. Tapi sel sehat yang berkembang biak
dengan cepat juga bisa terpengaruh.
Kemoterapi bisa memakai satu obat khusus untuk membunuh sel kanker. Satu jenis
obat ini biasanya disebut cisplatin. Tapi kombinasi obat-obatan kemoterapi juga bisa
diterapkan. Pengobatan kemoterapi diberikan melalui infus pada pasien rawat jalan.
Pasien diperbolehkan pulang setelah menerima pengobatan sesuai dosis.
Pasien harus sering melakukan tes darah ketika melakukan kemoterapi. Tes darah
bertujuan untuk memeriksa kesehatan ginjal karena beberapa obat-obatan kemoterapi bisa
merusak ginjal.
Pengobatan ini juga bisa merusak jaringan yang sehat. Efek samping yang paling
sering terjadi adalah :
Mengalami sariawan.
Merasakan kelelahan.
Rambut rontok : rambut bisa tumbuh kembali dalam waktu tiga sampai
enam bulan setelah kemoterapi selesai. Tapi tidak semua kemoterapi
menyebabkan rambut rontok.
Jumlah sel darah merah berkurang: ini bisa mengakibatkan kelelahan dan
sesak napas. Anda akan rentan terhadap infeksi karena kekurangan sel
darah putih.
52
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif bisa menjadi alternatif jika pasien tidak ingin mendapatkan
perawatan kanker. Perawatan ini bertujuan untuk mengendalikan gejala-gejala akibat
kanker dan membuat Anda merasa lebih nyaman. Tanyakan pada dokter agar Anda paham
dengan apa yang akan terjadi.
6.11 Komplikasi7
Rasa sakit akibat penyebaran kanker
Rasa sakit yang parah akan muncul ketika kanker sudah menyebar ke saraf, tulang,
atau otot. Tapi beberapa obat pereda rasa sakit biasanya bisa dipakai untuk
mengendalikan rasa sakit itu. Obat-obatan yang dipakai mulai dari parasetamol, obat anti
inflamasi non-steroid atau NSAIDs, hingga morfin. Semua tergantung pada tingkat rasa
sakit yang dirasakan. Jika pereda rasa sakit tidak banyak membantu, tanyakan obat yang
mungkin memiliki efek lebih kuat. Radioterapi jangka pendek juga efektif untuk
mengendalikan rasa sakit.
Pendarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina, usus, atau
kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di rektum atau di vagina. Bisa juga terjadi
pendarahan saat buang air kecil. Pendarahan berlebihan bisa ditangani dengan kombinasi
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
53
obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bisa menghalangi aliran darah.
Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat bernama asam traneksamat. Obat ini
membuat darah menggumpal sehingga dapat menghentikan pendarahan. Radioterapi juga
efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.
Penggumpalan darah setelah pengobatan
Seperti kanker lainnya, kanker serviks bisa membuat darah menjadi lebih lengket
atau kental dan cenderung membentuk gumpalan. Risiko penggumpalan darah juga
meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pasca operasi. Munculnya tumor
yang besar bisa menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat
aliran darah dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan di kaki. Gejala terjadinya
penggumpalan darah pada kaki antara lain:
Rasa sakit dan pembengkakan di salah satu bagian kaki, biasanya pada betis.
karena akibatnya bisa sangat fatal. Emboli paru adalah penggumpalan darah dari
pembuluh darah di kaki bergerak ke paru-paru dan menghalangi pasokan darah ke paruparu. Penggumpalan darah di kaki ini bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan
pengencer darah, misalnya obat-obatan jenis heparin atau warfarin. Semacam stocking
juga akan dibalutkan ke kaki karena bisa membantu memperlancar peredaran darah ke
seluruh tubuh.
Gagal ginjal
Ginjal berfungsi membuang materi limbah dari dalam tubuh. Limbah ini dibuang
melalui urin melewati saluran yang disebut ureter. Tes darah sederhana bisa dilakukan
untuk mengawasi kinerja ginjal. Tes darah ini biasanya disebut sebagai tingkat serum
kreatinin.
54
Pada beberapa kasus kanker serviks lanjutan, kanker bisa menekan ureter. Ini
menyebabkan terhalangnya aliran urin untuk keluar dari ginjal. Terkumpulnya urin di
ginjal lebih dikenal dengan istilah hidronefrosis. Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal
membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga
kehilangan seluruh fungsinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai gagal ginjal.
Pengobatan untuk gagal ginjal adalah dengan mengeluarkan semua urin yang
terkumpul di ginjal. Pipa akan dimasukkan melalui kulit dan ke dalam tiap ginjal, dikenal
sebagai nefrostomi perkutan. Pilihan pengobatan lain adalah memperlebar kedua saluran
ureter. Ini dilakukan dengan cara memasukkan pipa besi kecil atau stent ke dalam ureter.
Beberapa gejala yang muncul akibat gagal ginjal bisa sangat beragam, yaitu :
Sesak napas.
Kelelahan.
Mual.
Kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga terjadi kebocoran isi organ-organ
tersebut yang keluar melalui vagina.
Pengobatan untuk kelainan cairan vagina ini menggunakan gel antibakteri yang
mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung
zat arang (karbon). Karbon adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerap
bau yang tidak sedap.
55
Fistula
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal
antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula bisa
terbentuk antara kandung kemih dan vagina. Ini bisa mengakibatkan
pengeluaran cairan tanpa henti dari vagina. Terkadang fistula bisa
terjadi antara vagina dan rektum. Fistula termasuk komplikasi yang
tidak umum. Hanya terjadi pada 2 persen kasus kanker serviks
lanjutan.
Untuk memperbaiki fistula, biasanya perlu dilakukan operasi. Tapi ini sering kali
tidak mungkin dilakukan pada wanita dengan kanker serviks lanjut karena kondisi mereka
yang sudah sangat lemah. Jika operasi tidak memungkinkan, krim dan pelembap bisa
digunakan untuk mengurangi pengeluaran cairan. Ini juga bertujuan untuk melindungi
vagina dan jaringan di sekitarnya agar tidak rusak dan terjadi iritasi.
6.12 Pencegahan7
Cara utama dalam mencegah kanker serviks adalah mencegah tertular virus HPV.
Diperkirakan sekitar 99 persen kasus kanker serviks disebabkan oleh virus ini. Langkahlangkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks meliputi
berhubungan seks dengan aman, setia pada pasangan, screening rutin pada leher rahim,
vaksinasi, serta berhenti merokok.
Kebanyakan kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV jenis tertentu.
Penyebaran virus ini terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, maka gunakan
kondom ketika berhubungan seksual untuk mengurangi risiko tertular HPV.
Risiko tertular HPV juga meningkat seiring dengan jumlah pasangan seksual
seseorang. Wanita yang hanya memiliki satu pasangan pun juga bisa terkena infeksi ini
jika pasangannya memiliki banyak pasangan seksual lain.
Screening untuk kanker serviks atau pap smear adalah metode untuk mendeteksi selsel yang berpotensi menjadi kanker. Pap smear leher rahim bukanlah tes untuk kanker.
Tes ini hanya memeriksa kesehatan sel-sel pada leher rahim. Kebanyakan hasil tes pada
wanita menunjukkan hasil normal. Lakukanlah pap smear secara teratur. Wanita yang
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
56
pernah berhubungan seks dan terutama sudah berusia 25-49 tahun, disarankan untuk
melakukan tes tiap tiga tahun sekali. Untuk wanita usia 50-64 tahun, disarankan
melakukan tes lima tahun sekali.
Vaksinasi HPV atau human papilomavirus melindungi wanita dari infeksi jenis virus
utama yang menyebabkan kanker serviks. Vaksin akan lebih efektif jika diberikan pada
gadis sebelum aktif secara seksual. Meski vaksin HPV bisa mengurangi risiko kanker
serviks, tapi vaksin ini tidak menjamin Anda bebas dari penyakit ini. Anda tetap
sebaiknya menjalani pap smear secara rutin meski sudah mendapatkan vaksinasi.
Risiko terkena kanker serviks juga bisa dikurangi dengan menjauhi rokok. Orang
yang merokok lebih sulit dalam menghilangkan infeksi HPV dari tubuh. Infeksi inilah
yang berpotensi menjadi kanker.
BAB VII
KANKER KULIT
7.1 Definisi8
Kanker kulit adalah pertumbuhan abnormal sel-sel di kulit. Kanker kulit umumnya
paling sering timbul di wajah, terutama pada orang-orang yang banyak terpapar (terkena)
cahaya matahari (sinar ultra violet) secara langsung. Cukup cahaya matahari maka akan
membuat sehat, namun bila kebanyakan maka akan mendatangkan bahaya.
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
57
Kanker kulit biasanya tumbuh di lapisan paling luar kulit (epidermis), sehingga tumor
(benjolan) bisa terlihat dari luar. Jadi, gejala kanker kulit pada tahap awal cukup mudah
ditemukan. Kanker kulit juga merupakan jenis kanker yang paling sedikit menyebabkan
kematian pada penderitanya, hal ini disebabkan karena kanker kulit jarang sekali
mencapai organ-organ vital penting seperti jantung, paru-paru, ginjal dan batang otak
pada manusia.
58
3. Melanoma maligna
Berbeda dengan kanker SCC dan BCC, melanoma bisa tumbuh di semua
bagian tubuh Anda. Pada pria, biasanya sering muncul di kepala atau batang leher,
dan pada wanita biasanya muncul di daerah bagian bawah kaki. Efek dari jenis
melanoma ini sendiri muncul seperti bercak noda coklat atau hitam yang besar,
tahi lalat yang berubah warna, ukuran dan tekstur, selain itu muncul bercak kecil
pigmentasi dengan letak tidak teratur, luka gelap pada telapak tangan, ujung jari,
atau kaki.
7.3 Etiologi8
Secara pastinya, penyebab kanker kulit masih tidak diketahui. Namun ada beberapa
faktor risiko yang bisa menjadi pemicu munculnya kanker kulit. Artinya apabila pernah
atau sering terpapar/berinteraksi dengan faktor risiko tersebut, maka semakin besar
kemungkinan untuk mendapatkan kanker. Faktor risiko tersebut antara lain adalah sebagai
berikut :
Zat kimia, seperti arsenik, radium, tar, nikotin, arsen, hidrokarbon aromatik, dll
59
ultraviolet, sehingga mudah merasa terbakar dan melepuh jika terkena sinar matahari.
Semakin gelap warna kulit seseorang, bararti kadar pigmennya semakin tinggi. Ini akan
meminimalisir risiko mengidap kanker kulit. Meskipun begitu, kanker kulit bisa terjadi
pada siapapun tanpa menghiraukan jenis kelamin, umur ataupun suku. Namun, dalam
banyak kasus, paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker
kulit.
Selain dari faktor risiko diatas, faktor keturunan (genetik) sepertinya juga memegang
peranan penting dalam munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain
juga akan meningkat. Faktanya, 5% dari penderita melanoma memiliki sejarah keluarga
dengan kanker kulit jenis yang sama.
Juga perlu diketahui bahwa beberapa penyakit atau juga terapi bisa menjadi pemicu
munculnya kanker kulit, antara lain :
Luka bakar
Trauma panas
Terapi radiasi
Transplantasi organ
7.4 Tatalaksana8
1. Excisional surgery (bedah kecil)
60
Bedah kecil adalah operasi penyayatan untuk membuang sel kanker kulit yang
berwujud seperti kerak. Biasanya kulit yang disayat lebih lebar dari ukuran kankernya
guna memastikan tidak ada sel kanker yang tertinggal.
2. Kemoterapi (obat)
Jenis kemoterapi masih terbagi lagi berdasarkan tempat tumbuhnya kanker. Jika
sel kanker masih di permukaan, obat kemoterapi diberikan dalam bentuk salep
sedangkan jika sudah menyebar maka harus dengan obat oral.
3. Laser
Keuntungan laser adalah tidak memicu pendarahan, luka atau bengkak. Namun
biasanya biayanya cukup mahal.
4. Cryosurgery (Pembekuan)
Dilakukan dengan cara membekukan sel kanker dengan nitrogen cair, sehingga
sel-sel kanker tersebut mati dan tidak menyebar lagi.
7.5 Pencegahan8
Menghindari faktor risiko dan menghindari terpapar cahaya matahari dalam waktu
yang lama secara langsung dapat mengurangi resiko terjadinya kanker kulit. Selain itu
juga harus menjaga kesehatan, terutama untuk selalu mengonsumsi makanan-makanan
yang mengandung antioksidan.
BAB VIII
KANKER DARAH
8.1 Definisi9
61
Kanker darah atau leukemia adalah kanker yang menyerang sel-sel yang membentuk
sel darah dalam sumsum tulang. Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan
berkembang secara teratur di saat tubuh membutuhkannya untuk memberantas infeksi
yang muncul.
Namun lain halnya dengan pengidap kanker darah. Sumsum tulang akan
memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal, tidak dapat berfungsi dengan baik, dan
secara berlebihan. Jumlahnya yang berlebihan akan mengakibatkan penumpukan dalam
sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang sehat akan berkurang.
8.2 Jenis-Jenis Kanker Darah9
Ada berbagai jenis kanker darah. Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker
ini dapat dikelompokkan menjadi akut dan kronis.
Kanker darah akut berkembang dengan cepat akibat penambahan jumlah sel darah
putih yang abnormal yang pesat dan penyebarannya ke dalam aliran darah. Jenis ini harus
ditangani dengan segera.
Sementara itu, kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam
jangka panjang. Gejalanya cenderung tidak segera dirasakan sehingga baru terdiagnosis
setelah bertahun-tahun. Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup
dan menumpuk dalam aliran darah, sumsum tulang, serta organ-organ lain yang terkait.
Kanker darah juga dapat dikategorikan menurut jenis sel darah putih yang diserang.
Kanker darah yang menyerang sel-sel limfa dikenal dengan istilah leukemia limfotik dan
yang menyerang sel-sel mieloid disebut leukemia mielogen.
Berdasarkan dua pengelompokan di atas, terdapat empat jenis kanker darah yang
paling sering terjadi. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing jenis.
62
Ini adalah jenis kanker darah yang umumnya menyerang dewasa. Tetapi AML juga
dapat diidap oleh anak-anak serta remaja. Kanker ini akan membentuk sel-sel mieloid
yang tidak sempurna dan dapat menyumbat pembuluh darah.
Leukemia limfotik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL)
Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa. CLL umumnya baru
terdeteksi pada stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya
untuk waktu yang lama.
Leukemia mielogen kronis atau Chronic myelogenous leukemia (CML)
Jenis kanker darah ini umumnya diderita oleh dewasa. CML memiliki dua tahap. Pada
tahap pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan. Lalu saat
memasuki tahap kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga
kondisi pasien akan menurun secara drastis.
Secara umum, kanker darah atau leukemia terjadi akibat produksi sel darah putih yang
terlalu cepat sehingga banyak sel yang masih belum terbentuk secara sempurna dan
akhirnya kekebalan tubuh penderitanya tidak berfungsi secara maksimal.
8.3 Etiologi9
Penyebab dasar kanker darah belum diketahui secara pasti. Tetapi terdapat sejumlah
faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker ini. Faktorfaktor pemicu kanker darah tersebut meliputi :
Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker darah,
risiko Anda untuk terkena kanker yang sama akan meningkat.
Pernah mengalami pajanan terhadap radiasi tingkat tinggi atau zat-zat kimia
tertentu. Misalnya orang yang pernah terlibat dalam kecelakaan yang berhubungan
dengan reaktor nuklir atau mengalami pajanan zat kimia seperti benzena.
63
Merokok. Rokok tidak hanya akan meningkatkan risiko kanker darah (terutama
leukemia mielogen akut), tapi juga berbagai penyakit lain.
8.4 Gejala9
Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami indikasi
yang berbeda-beda, tergantung kepada jenis kanker darah yang diidap.
Indikasi-indikasi kanker ini juga cenderung sulit dikenali karena cenderung mirip
dengan kondisi lain, seperti flu. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejala umum
yang tidak kian membaik atau mereda, seperti :
Demam.
Menggigil.
Sakit kepala.
Muntah-muntah.
8.5 Diagnosis9
64
Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang ada sebelum memeriksa
kondisi fisik. Jika menduga pasien mengidap kanker darah, misalnya karena adanya
pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa, dokter akan menganjurkan pemeriksaan
lebih mendetail yang meliputi tes darah serta biopsi sumsum tulang.
Tes darah akan menunjukkan kadar sel darah putih yang abnormal. Sementara biopsi
sumsum tulang digunakan untuk memastikan keberadaan sel-sel kanker darah. Prosedur
yang dilakukan dengan mengambil sampel sumsum tulang ini juga digunakan untuk
mengetahui jenis kanker darah.
Setelah diagnosis kanker darah positif, dokter akan mendiskusikan langkah
pengobatan yang tepat. Jenis penanganan yang akan dijalani tergantung kepada banyak
faktor, antara lain usia dan kondisi kesehatan pasien serta jenis dan stadium kanker darah
yang diderita.
8.6 Tatalaksana9
sel-sel kanker.
Transplantasi sel induk atau stem cell untuk penggantian sumsum tulang yang
sudah rusak dengan yang sehat. Sel-sel induk yang digunakan bisa berasal dari tubuh
Anda sendiri atau tubuh orang lain sebagai pendonor. Kemoterapi atau radioterapi
biasanya akan dilakukan sebagai langkah persiapan sebelum menjalani prosedur
transplantasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kepaniteraan Klinik Geriatri
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Panti Werdha Kristen Hana
Periode 22 Februari 26 Maret 2016
65
1. Martono H. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). 5th ed. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.
2. Breast Cancer | Learn About Cancer | American Cancer Society [Internet]. Cancer.org.
2016
[cited
19
March
2016].
Available
from
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/index.
3. Prostate cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 20 March 2016].
Available
from:
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostate-
cancer/basics/definition/con-20029597
4. Panduan Nasional Penanganan Kanker Prostat. Jakarta: Komite Nasional Penanggulangan
Kanker; 2015.
5. Lung cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 18 March 2016].
Available
from
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lung-
cancer/basics/definition/con-20025531
6. Overview - Colon cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 17 March
2016].
Available
from:
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-
cancer/home/ovc-20188216
7. Cervical cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 19 March 2016].
Available
from:
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-
cancer/basics/definition/con-20030522
8. Skin cancer - Mayo Clinic [Internet]. Mayoclinic.org. 2016 [cited 18 March 2016].
Available
from:
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/skin-
cancer/basics/definition/con-20031606
9. Overview - Hematologic Malignancies Program Mayo Clinic Cancer Center - Mayo
Clinic Research [Internet]. Mayo.edu. 2016 [cited 20 March 2016]. Available from:
http://www.mayo.edu/research/centers-programs/cancer-research/researchprograms/hematologic-malignancies-program/overview
66