Pneumonia
Fathiyah Isbaniah
Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI-RS
Persahabatan
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
Pendahuluan
Penyakit infeksi saluran napas
masalah utama pd negara sedang
berkembang
SEAMIC Health statistic 2001
pneumonia penyebab kematian
no. 6 di Indonesia
Crude Fatality Rate (CFR) 2009
6.63
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
Tabel berikut ini menyajikan 10 penyebab kematian terbanyak pada penderita rawat
inap di rumah sakit pada tahun 2008.
TABEL 3.1
10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2008
Golongan Sebab Sakit
Pasien
CFR
No
Mati
(%)
1
23.163
11,06
16.769
2,89
9.108
9,74
8,190
3,99
6.825
2,91
5.767
2,99
5.585
6,73
4.542
3,56
4.332
4,70
4.238
2,80
9
10
Neoplasma
Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik
Abnormal YTK
31
TABEL 3.2
POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT J ALAN
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009
No
Kasus
Laki-Laki
Perempuan
Total Kasus
J umlah
Kunjungan
Dispepsia
55.817
77.345
133.162
220.375
55.446
67.823
123.269
412.364
54.004
68.463
122.467
234.083
53.463
52.142
105.605
153.488
46.380
52.815
99.195
135.749
1
2
3
4
9
10
243.578
245.216
488.794
781.881
143.167
132.087
275.254
358.942
99.303
147.953
247.256
371.673
88.275
83.738
172.013
223.318
67.231
89.429
156.660
203.021
Sedangkan pada pasien rawat inap, pola gambaran 10 penyakit terbanyak menunjukkan
dan tatalaksana
pola yang sedikit berbeda. Diare Diagnosis
dan Gastroenteritis
oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis
pneumonia
infeksi) memiliki jumlah kasus terbanyak yaitu 143.696 kasus.
pola yang sedikit berbeda. Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis
infeksi) memiliki jumlah kasus terbanyak yaitu 143.696 kasus.
TABEL 3.3
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2009
No
Kasus
Laki-Laki
Perempuan
Total Kasus
Meninggal
CFR (%)
74.161
69.535
143.696
1.747
1,22
60.705
60.629
121.334
898
0,74
39.262
41.588
80.850
1.013
1,25
24.957
24.243
49.200
462
0,94
Dispepsia
18.807
28.497
47.304
520
1,10
15.533
21.144
36.677
935
2,55
19.115
16.933
36.048
162
0.45
Pneumonia
19.170
16.477
35.647
2.365
6,63
Penyakit apendiks
13.920
16.783
30.703
234
0,76
10
12.758
17.396
30.154
235
0,78
34
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
Percentage
Percentage
Prevalence of pneumonia
145
-1
4
Percentage
Years old
10
11
Definisi
Etiologi
12
13
Patogenesis
Ketidakseimbangan antara daya tahan
tubuh, mikroorganisme & lingkungan
Kemampuan mikroorganisme utk
sampai & merusak epitel
Inokulasi langsung
Penyebaran melalui pembuluh darah
Inhalasi bahan aerosol
Kolonisasi di permukaan mukosa
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
14
Pembagian
Community Acquired Pneumonia
(CAP)
Hospital Acquired pneumonia (HAP)
Ventilator Associated Pneumonia
(VAP)
Health Care Associated Pneumonia
(HCAP)
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
15
Diagnosis
Gambaran klinis: akut
Anamnesis:
Demam menggigil, 40 C
Batuk dahak mukoid atau purulen
Sesak napas
Nyeri dada
Pemeriksaan fisis
16
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologi: infiltrat konsolidasi
dengan air bronchogram
Pemeriksaan laboratorium
Peningkatan jumlah leukosit (10.000
-30.000 ul atau 4.500 ul)
Pergeseran ke kiri
Pemeriksaan sputum (mikroorganisme)
kultur & resistensi
Pemeriksaan kultur darah
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
17
Foto toraks
18
19
Pewarnaan Gram
20
Penilaian derajat
Pneumonia Patient Outcome research
Team (PORT): usia, perawatan di rumah,
penyakit penyerta, pemeriksaan fisis
(perubahan status mental, pernapasan
30 x/menit, tekanan sistolik < 90 mmHg),
suhu tubuh 35 C atau 40 C), hasil
laboratorium
CURB-65: > 65 tahun, confusion, frekuensi
napas 30 x/menit, tekanan darah
(sistolik 90 mmHg, diastolik 60
mmHg)
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
21
22
Komplikasi
Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumotoraks
Gagal napas
Sepsis
23
Penatalaksaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroorganisme, kultur dan resistensi
Terapi empiris
Penyakit berat dan dapat mengancam
jiwa
Bakteri patogen yg berhasil diisolasi
belum tentu sebagai penyebab
pneumonia
Hasil pembiakan memerlukan waktu
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
24
25
26
27
Antibiotik
Rawat jalan
Pasien sebelumnya sehat, tidak ada
faktor drug resistant S.pneumonia
Makrolid (azitromisin, claritromisin,
eritromisin), doksisiklin
28
29
Infeksi pseudomonas:
Beta-laktam antipneumokokalantipseudomonas (piperacilin-tazobactam,
cefepime, meropenem) + ciprofloksasin atau
levofloksasin 750 mg atau
Beta-laktam + aminoglikosid + azitromisin atau
Beta-laktam + aminoglikosid +
antipneumokokal fluorokuinolon
30
31
Evaluasi pengobatan
Switch therapy: Intravena oral
Evaluasi 24-72 jam
Respons minimal atau tidak ada?
Faktor pasien, obat atau bakteri
penyebab
32
Pencegahan
Pola hidup sehat
Vaksinasi (pneumokokal, influenza)
Respiratory hygene: etiket batuk,
alat pelindung diri (masker,
respirator)
33
Nuklei < 5 m
Droplet
Nuklei > 5 m
Influenza,
menigococal, pertusis
Kontak
Penularan dengan
langsung atau tidak
langsung
Darah
HIV, hepatitis B
Kesimpulan
Tenaga medis di Puskesmas:
mengenali gejala dan perawatan, tahu
kapan untuk merujuk ke fasyankes
yang lebih tinggi
Pasien pneumonia rawat jalan
pemilihan antibiotik oral
Konseling pasca perawatan pneumonia
Edukasi masyarakat
Diagnosis dan tatalaksana
pneumonia
36
37
38