Anda di halaman 1dari 14

Anatomi payudara

A.    Struktur Anatomi Payudara


1.      Struktur Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang
lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
                        
a.       Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-
20 lobuspada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
b.      Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapatotot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
c.       Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam(inverted).
                                                               
2.      Anatomi normal payudara
Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengandung kelenjar-kelenjar yang
bertanggung jawab terhadap produksi susu pada saat hamil dan setelah bersalin. Setiap
payudara terdiri dari sekitar 15-25 lobus berkelompok yang disebut lobulus, kelenjar susu,
dan sebuah bentukan seperti kantung-kantung yang menampung air susu (alveoli). Saluran
untuk mengalirkan air susu ke puting susu disebut duktus. Sekitar 15-20 saluran akan menuju
bagian gelap yang melingkar di sekitar puting  susu (areola) membentuk bagian yang
menyimpan air susu (ampullae) sebelum keluar ke permukaan.
Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran dan bentuk yang sama. Bentuk
payudara mulai terbentuk lengkap satu atau dua tahun setelah menstruasi pertamakali.Hamil
dan menyusui akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami pengecilan
(atrofi) setelah menopause.
Payudara akan menutupi sebagian besar dinding dada. Payudara dibatasi oleh tulang
selangka (klavikula) dan tulang dada (sternum). Jaringan payudara bisa mencapai ke daerah
ketiak dan otot yang berada pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dorsi).
Kelenjar getah bening terdiri dari sel darah putih yang berguna untuk melawan penyakit.
Kelenjar getah bening didrainase oleh jaringan payudara melalui saluran limfe dan menuju
nodul-nodul kelenjar di sekitar payudara samapi ke ketiak dan tulang selangka. Nodul limfe
berperan penting pada penyebaran kanker payudara terutama nodul kelenjar di daerah ketiak.

3.      Patologi Anatomi Tumor/ Kanker Payudara


Patologi anatomi atau kelainan anatomi payudara yang paling sering terjadi
disebabkan oleh tumor. Tumor terdiri dari tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
memiliki karakter sel yang sangat mirip dengan jaringan asalnya dan relatif tidak berbahaya
karena umumnya tumor jinak tetap dilokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain, dan
mudah untuk dilakukan pengangkatan tumor dengan pembedahan lokal.
Tumor dikatakan ganas apabila dapat menembus dan menghancurkan struktur yang
berdekatan dan menyebar ke tempat yang jauh (metastasis) dan umumnya dapat
menyebabkan kematian. Sifat ini sesuai dengan penamaannya kanker yang berasal dari
bahasa Latin yang berarti kepiting, melekat pada setiap bagian dan mencengkeram dengan
erat seperti seekor kepiting.
 Tumor jinak memiliki berbagai bentuk, antara lain :
1. Kelainan fibrokistik
Terdiri dari bentukan kista (kantung) yang bisa dalam jumlah banyak dan pembentukan
jaringan ikat. Keluhan yang paling sering adalah nyeri.

2. Fibroadenoma
Tumor jinak yang banyak terdapat pada wanita muda. Fibroadenoma teraba sebagai
tumor benjolan bulat dengan permukaan yang licin dan konsistensi padat kenyal. Tumor ini
tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan. Benjolan ini biasanya tidak
nyeri, bisa tumbuh banyak (multipel). Pertumbuhan tumor bisa cepat sekali selama kehamilan
dan menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah
menopause tumor jenis ini tidak ditemukan lagi.

3. Tumor filoides
Tumor jinak yang bersifat menyusup secara lokal dan seperti tumor ganas. Tumor ini
biasanya terjadi pada umur 35-40 tahun. Kulit diatas tumor mengkilap, regang, tipis, merah
dengan pembuluh-pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan panas. Meskipun mirip
dengan kanker, tumor ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) hanya merusak jaringan
lokal. Tumor ini pertumbuhannya cepat dan sering timbul kematian sel (nekrosis) dan radang
pada kulit dan kambuhan.

4. Papiloma intraduktus
Tumor jinak dari saluran air susu (duktus laktiferus) dan 75% tumbuh di bawah areola
payudara. Gejalanya berupa keluarnya cairan berdarah dari puting susu.

5. Adenosis sklerosis
Secara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi secara histopatologi
tampak proliferasi jinak.

6. Mastitis sel plasma


Tumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem saluran di bawah areola
payudara. Gambarannya sulit dibedakan dengan tumor ganas yaitu berkonsistensi keras, bisa
melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi puting susu akibat pembentukan jaringan ikat
(fibrosis) sekitar saluran dan bisa terdapat pembesaran kelenjar getah bening ketiak.

7. Nekrosis lemak
Biasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering agak nyeri tetapi tidak
membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya biasanya tidak rata. Secara klinis,
sukar dibedakan dengan tumor ganas.
8. Kelainan lain
Tumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot polos (leimioma), dan kista sebasea
(kelenjar minyak) merupakan tumor yang mungkin terdapat di payudara tetapi tidak
bersangkutan dengan jaringan kelenjar payudara.

Tumor ganas atau kanker payudara juga memiliki beberapa tipe, antara lain :

1. Ductal Carcinoma In-Situ (DCIS)


Merupakan tipe kanker payudara yang paling dini dan terbatas hanya di dalam sistem
duktus.

2. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)


Tipe yang paling sering terjadi, mencapai 78% dari semua keganasan. Pada
pemeriksaan mammogram didapatkan lesi berbentuk seperti bintang (stellate) atau melingkar.
Apabila lesi berbentuk seperti bintang maka prognosis atau angka kesembuhan pasien sangat
rendah.

3. Medullary Carcinoma
Tipe ini paling sering terjadi pada wanita berusia akhir 40 tahun dan 50 tahun.
Menghasilkan gambaran sel seperti bagian abu-abu (medulla) pada otak. Terjadi sebanyak
15% dari kasus kanker payudara.

4. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)


Tipe kanker payudara yang biasanya tampak sebagai penebalan di kuadran luar atas
dari payudara. Tumor ini berespon baik terhadap terapi hormon. Terjadi  sebanyak 5% dari
kasus kanker payudara.

5. Tubular Carcinoma
Tipe ini banyak ditemukan pada wanita usia 50 tahun keatas. Pada pemeriksaan
mikroskopik gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi sebanyak 2% dari kasus
kanker payudara dan angka 10 ysr (year survival rate) mencapai 95%.
Mucinous Carcinoma (Colloid)
Kanker payudara yang angka kesembuhannya paling tinggi. Perubahan yang terjadi
terutama pada produksi mucus dan gambaran sel yang sulit ditentukan. Terjadi sebanyak 1%-
2% dari seluruh kasus kanker payudara.

6. Inflammatory Breast Cancer (IBC)


Tipe kanker payudara yang paling agresif dan jarang terjadi. Kanker ini dapat
menyebabkan saluran limfe pada payudara dan kulit terbuntu. Disebut inflammatory
(keradangan) karena penampakan kanker yang membengkak dan merah. Di Amerika, terjadi
1%-5% dari seluruh kasus kanker payudara.

B.     Struktur Mikroskopis Payudara


Cauda axillaris Adalah jaringan payudara yang meluas ke axilla.
 Areola
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan
masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Areola berwarna merah muda
pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit cokelat, dan warna
tersebut menjadi gelap pada waktu hamil. Didaerah areola ini terletak kira-kira 20 glandula
sebacea. Pada kehamilan areola ini membesar dan disebut tuberculum montgomery.
 Papila mammae
Terletak di pusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke-4. papilla mammae merupakam
suatu tonjolan dengan panjang kira- kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan
merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla mammae berlubang- lubang
berupa ostium papillare kecil- kecil yang merupakan muara duktus lactifer. Duktus latifer ini
di lapisi oleh epitel.
 Struktur mikroskopis
Payudara terutama etrsusun atas jaringan kelenjar tetapi juga mengandung sejumlah
jaringan lemak dan di tutupi oleh kulit. Jaringan kelenjar ini di bagi menjadi kira-kira 18
lobus yang di pisahkan secara sempurna satu sama lain oleh lembaran- lembaran jaringan
febrosa. Struktur didalamnya dikatakan menyerupai segmen buah anggur atau jeruk yang
dibelah. Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang berisi dan tersusun atas bangun
sebagai berikut :
 Alveoli
Yang mengandung sel-sel yang mensekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel
yang mensekresi air susu, disebut acini. Yang mengekstraksi faktor-faktor dari darah yang
penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel
yang kadang disebut sel keranjang (basket cell)atau sel laba-laba (spider cell). Apabila sel-sel
ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu kedalam
duktus lactifer.
- Tubulus lactifer, Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli
- Ductus lactifer, Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer
- Ampulla,
Bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu.
Ampulla terletak dibawah areola. Lanjutan masing-masing ductus lactifer
Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae
 Vaskularisasi
Suplai darah (vaskulaisasi) ke payudara berasal dari arteria mammaria iterna, arteria
mammaria eksterna, dan arteria-arteria intercostalis superior. Drainase vena melalui
pembuluh-pembuluh yang sesuai, dan akan masuk kedalam vena mammaria interna dan vena
axillaris.
 Drainase limfatik
Drainase limfatik terutama kedalam kelenjar axillaris dan sebagian akan dialirkan
kedalam fissura portae hepar dan kelenjar mediasanum. Pembluh limfatik dari masing-
masing payudara berhubungan satu sama lain.
 Persyarafan
Funfsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormon.pada kulit dipersyarafi oleh
cabang-cabang nervus thoracalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis, terutama disekitar
areola dan papilla mammae.

C.     Tahap Perkembangan Payudara

Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh yang rumit dan luar biasa. Payudara
wanita mulai tumbuh pada masa puber dan terus berubah seiring dengan fluktuasi
hormonnya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir usia 40-an. Seperti apa kondisi
payudara payudara dalam setiap tahapan usia?
1.      Usia 20-an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama menghasilkan
estrogen dalam jumlah cukup, payudaranya akan berkembang pesat, membentuk dua
kerangka jaringan ikat serta sistem kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah bening,
dan saraf. Secara bersamaan, payudara juga mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk
gumpalan kelenjar payudara. Payudara juga lebih cepat terpengaruh gaya gravitasi. Untuk
mencegahnya, kenakan bra yang mampu menyangga "aset" Anda ini dengan sempurna.

2.      Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi bobot kedua
payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram. Peregangan kulit di sekitar payudara
akibat kenaikan berat badan juga bisa mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit
di sekitar payudara menjadi kendur, terutama setelah persalinan. Lakukan pemeriksaan
payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki riwayat kanker,
lakukan mamografi di usia 35 tahun.
3.  Usia 40-an 
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar penghasil susu
(lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur. Penurunan berat badan yang
drastis juga bisa membuat payudara terlihat kendur akibat lapisan lemak pada payudara
menyusut.Push up bra bisa menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
4.      Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi selama siklus
haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan semakin meningkat seiring
bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara menjadi lebih penting lagi dilakukan
setelahmenopause.

D.    Kolostrum payudara
 (Beberapa Faktor Pelindung Dalam ASI Air Susu Ibu)
Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat membentuk
kekebalan sendiri secara sempurna. ASI mampu memberi perlindungan baik secara aktif
maupun pasif. ASI tidak saja menyediakan perlindungan yang unik terhadap infeksi dan
alergi, tetapi juga merangsang perkembangan sistem kekebalan bayi itu sendiri.
ASI memberikan zat kekebalan yang belum dapat dibuat oleh bayi. Dengan adanya zat
anti-infeksi dari ASI maka bayi ASI eksklusif akan terlindung dari berbagai macam infeksi,
baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. ASI juga ternyata mengandung
zat anti-infeksi. “Sel darah putih” Setiap tetes ASI mengandung berjuta-juta sel hidup yang
menyerupai sel darah putih sehingga dinamakan sel darah putih dari ASI. Sel-sel ini beredar
dalam usus bayi dan membunuh kuman-kuman jahat. Sel yang sangat protektif ini jumlahnya
sangat banyak pada minggu-minggu pertama kehidupan, saat sistem kekebalan tubuh bayi
belum mampu membentuk antibodi dalam jumlah yang cukup. Setelah sistem kekebalan bayi
matang maka jumlah sel-sel ini berangsur-angsur berkurang, walaupun tetap akan ada dalam
ASI sampai setidaknya 6 bulan setelah melahirkan. Selain membunuh kuman, sel-sel yang
sangat berharga ini akan menyimpan dan menyalurkan zat-zat yang penting seperti enzim,
faktor pertumbuhan, dan protein yang melawan kuman atau imunoglobulin.

Imunoglobulin atau antibiotik alami

ASI juga mengandung imunoglobulin, suatu protein yang beredar dan bertugas
memerangi infeksi yang masuk dalam tubuh bayi. Dapat disamakan dengan suatu antibiotik
alami yang tersebar di seluruh tubuh dan akan membunuh kuman-kuman jahat. Antibodi dari
ASI akan melindungi bayi sampai saat sistem kekebalan tubuh bayi matang. Proses ini akan
terus terjadi sampai akhir tahun pertama kehidupan bayi. Demikianlah bila sewaktu di
kandungan janin mendapatkan makanan dan perlindungan dari plasenta, setelah lahir
makanan dan perlindungan itu diperoleh melalui payudara.
  Immunisasi Pasifdan Aktif Oleh Asi
Kolostum mengandung sel darah putih dan protein imunoglobulin pembunuh kuman
dalam jumlah yang paling tinggi. Kolostrum dihasilkan pada saat sistem pertahanan tubuh
bayi paling rendah. Jadi, dapat dianggap bahwa kolostrum adalah imunisasi pertama yang
diterima oleh bayi. Selain itu ASI akan merangsang pembentukan daya tahan tubuh bayi
sehingga ASI berfungsi pula sebagai imunisasi aktif.
Contoh imunisasi pasif oleh ASI adalah SIgA (Secretory Immunoglobulin A). SIgA
adalah suatu anggota imunoglobulin yang penting. Pada minggu- pertama kehidupan ususnya
masih seperti saringan yang akan membocorkan kuman–kuman dan benda asing lainnya.
Di sinilah SIgA ASI akan melindungi dengan jalan menutupi kebocoran-kebocoran pada
dinding usus tersebut.
 Sitem Perlindungan Tubuh Yg Selalu Di Perbaharui
ASI akan memberikan perlindungan terhadap kuman-kuman sekitar bayi kita. Kuman-
kuman sekitar kita akan terus berubah. Bila ada kuman baru yang masuk tubuh ibu maka
tubuh akan membuat antinya. Melalui ASI, anti terhadap kuman baru ini dialirkan ke bayi
sehingga bayi menjadi kebal juga terhadap bakteri baru yang akan selalu berubah. Proses
imunisasi oleh ASI ini selalu akan beradaptasi untuk menghasilkan pasangan ibu-bayi dengan
sistem pertahanan tubuh yang terbaik.

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI : Anatomi dan fisiologis laktasi, Manfaat ASI
Lengkap, Komposisi ASI

A.    Pengertian laktasi
      Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diprosuksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI

B.     Anatomi dan Fisiologi Payudara


1.         Anatomi payudara

anatomi payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram
dan saat menyusui 800 gram.
   Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2.      Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.      Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

1.      Korpus
      Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah
sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
      Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
      Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
      ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung   membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2.      Areola
      Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3.      Papilla atau puting
      Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu
2.     Fisiologis laktasi
         

skema reflek pada laktasi

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya


belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau
ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero menurun drastis, sehingga prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini
terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI
lebih lancer.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan
reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
1)         Reflek prolaktin
      Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum,
terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih
tinggi. Pasca oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum
maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu
dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus
dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin
akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
      Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau
ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibi
menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis,
anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.      
2)         Reflek let down
            Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan
kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Proses Laktasi

Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan
pengeluaran ASI (oksitosin).
Produksi ASI (Prolaktin)
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir
ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron
yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena
pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun
pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses
laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang
timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum,
tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan
bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan
akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang
pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai
penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada
isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan
seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu.

Refleks Aliran (Let Down Reflek)


Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan
kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan
masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut
bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara
bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.
Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan
bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi:


1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap
3. Refleks menelan
4. Refleks Menangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan.
Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha
menangkap puting susu.

Refleks Menghisap (Sucking Refleks)


Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting
mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan
demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan
palatum sehingga ASI keluar.

Refleks Menelan (Swallowing Refleks)


Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

Pengeluaran ASI (Oksitosin)


Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan
rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon
oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan
mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi
oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka
secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

Anda mungkin juga menyukai