Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER PAYUDARA (CA MAMAE)

Untuk Memenuhi PBK (Praktek Belajar Klinik) 1 Keperawatan Maternitas

Dibimbing Oleh :

Yanuar Eka P.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

Annisa Durrotul B

10218011

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN KANKER PAYUDARA (Carsinoma mammae)

A. Definisi Kanker Payudara (Carsinoma mammae)

Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif, 2015).

Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari selsel di payudara.
Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang memproduksi susu, atau
pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran yang menghubungkan lobulus ke puting susu.
Kanker payudara tumbuh dan berkembang dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam
jaringan dan menyebar ke pembuluh darah (Putra, 2015).

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak normal. Sel
tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali serta dapat tumbuh lebih
lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya.

B. Anatomi Fisiologi Payudara


 Anatomi
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam.
Perluasan kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman pada masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak.
Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta
jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi
menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang
putting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi
infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang di permukaan payudara.( dunstall,
2007 )
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,
sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari
payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal
terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke
kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus dari jaringan
kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap
lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini
bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan,mirip buah anggur yang
merambat. Alveoli (alveoli dan acinus singular) menghasilkan susu dan subtansi
lainnya selama menyusui . Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh
darah tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui putting susu.
Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak
lubang pada putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak
membesar sampai membentuk penyimpangan kecil yang di sebut lubang-lubang
lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan jaringan penghubung mengelingi
bola-bola jaringan kelenjar.

 Fisiologi
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah
perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi
payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan
ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)
C. Klasifikasi Kanker Payudara
Berdasarkan The World Health Organization (WHO) tahun 2014, kanker payudara dibagi
atas :
1) Karsinoma Non-invasive sering disebut juga dengan in situ breast cancer. In
situbreast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam
selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan
disekitarsaluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :
a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )
Enlargement Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang
tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara
stadiumawal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal
darikanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan.
Tapi ada juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife.
Karsinomaduktus in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause
maupun pasca-menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.
b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )
Enlargement Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air
susu, dantidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi `terutama
pada wanita pre-menopause. Apabila setelah menopause, biasanya
dihubungkan denganadanya karsinoma infiltratif. LCIS ditemukan pada
6% dari seluruh karsinoma mamae. Masalah utamanya, tumor ini secara
klinis tidak teraba, dan ditemukan pada hasil biopsi yang dilakukan atas
indikasi adanya kista atau lesi palpabel jinak lainnya. Masih menjadi
kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu
stadium sangat awal dari kankerataukah hanya merupakan penanda bahwa
itu dimasa datang akan berubahmenjadi kanker. Tetapi para ahli juga
sepakat bahwa apabila seseorangmempunyai LCIS, berarti di kemudian
hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker pada salah satu
payudaranya. Pada payudara yangterdapat LCIS bisa berubah menjadi
invasive lobular breast cancer. Bilakanker berkembang pada payudara
yang lain, maka bisa jadi menjadi Invasife Lobular atau Invasife Ductal
Carsinoma.
2) Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )
Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang selkankernya telah
keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitaryang mendukung
saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bias menyebar
keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening. Basement membrane
dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive (85%).
Jikaseorang wanita mempunyai Invasife Ductal Carsinoma (IDC), maka sel
kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding saluran
tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja tetap
terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis ) kebagian
tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system kelenjar getah bening.
Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi masih lumayan terkendali
dibanding jenis invasive lain
a. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC ) Enlargment
Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai sifat yang
mirip ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan
kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke
tempat yang lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak
akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam
gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yangberbeda pada payudara. ILC,
bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang juga bisa tidak
terlihat dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau
payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada. Tidak semua
type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau kelenjarair susu.
Beberapa jenis yang tidak umum adalah :
1. Inflammatory Breast Cancer
Jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang agresive.
Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi
tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang terkelupas.
Ini dikarenakan oleh selkanker yang memblock pembuluh getah
bening yang letaknya dekat permukaan payudara.
2. Medullary Carcinoma
Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor
jelas terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat
disekitar batas tumor
3. Tubular carcinoma
Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena bentuk sel
kanker ketika dilihat dibawah microscope. Meskipun merupakan
invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive
Ductal Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma
4. Metaplastic carcinoma
Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru di
diagnosis mempunyai kanker payudara. Perubahan bentuk jaringan
biasanya terlokalisir/terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda,
yang secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain
5. Sarcoma
Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara.
Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker ( malignant).
6. Micropapillary carcinoma
Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya
kekelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil.
7. Adenoid cystic carcinoma
Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor
local. Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan
dan penyebaran (KPKN, 2015).

D. Manifestasi Klinis
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun
penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan
tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu
histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan,
scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling
banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh
American Cancer Society dan American College of Surgeons). TNM merupakan
singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar getah
bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan
M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan
dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) (KPKN, 2015)

Penentuan Ukuran Tumor, Penyebaran Ke Kelenjar Limfe Dan Tempat Lain Pada
Carcinoma Mammae (KPKN, 2015)

TUMOR SIZE (T)


TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan dengan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang T1a diameter 0,5cm atau
kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis T1b
>0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi
terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm T2a tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan
secara langsung kedalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa di gerakkan
N2 Metastase ke kelenjar kettiak homolateral yang melekat terfiksasi satu
sama lain terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral supraklavikuler atau
intraklavikuler terhadap endema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit diluar payudara

Pengelompokkan Stadium (AJCC 2010)

STADIUM T N M
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium II A T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium III A T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 NI,N2 M0
Stadium III B T4 Semua N M0
Stadium IIIC Semua T N3 M0
Stadium IV Semua T Semua N M1

Staging kanker payudara (American Joint Committee on Cancer):

 Stadium 0 : Kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya di dalam
jaringan payudara yang normal
 Stadium I : Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar
keluar payudara
 Stadium IIA : Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm tetapi sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
 Stadium IIB : Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm
tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
 Stadium IIIA : Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau
perlengketah ke struktur lainnya; atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm
dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
 Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit
payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di
dalam dinding dada dan tulang dada
 Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada,
misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kanker Payudara


Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2013), penyebab kanker payudara
belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker payudara
memeperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus
payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel
yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi massa.
Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker
payudara (estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler).
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudara
terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko
tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
 Faktor risiko yang dapat diubah
a) Obesitas
Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak
dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama estrogen, jadi
jika memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki estrogen lebih tinggi
yang meningkatkan risiko kanker payudara.
b) Pecandu Alkohol
Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin darah,
seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs) dan estrogen.
Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
c) Perokok berat
Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada
perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi organ –
organ tubuh. Menurut penelitian WHO menyatakan setiap jam tembakau rokok
membunuh 560 oranng di seluruh Dunia. Kematian tersebut tidak terlepas dari
3800 zat kimia yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu
kanker).
d) Stres
Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres pisikologi
yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh dan penyakit
fisik dapat mudah menyerang.
e) Terpapar zat karsinogen
Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran asap
tembakau. Zat karsinogen dapat memicu tumbuhnya sel kanker payudara
(Depkes, 2016).
 Faktor risiko yang tidak dapat diubah
a) Faktor genetik atau keturunan
Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua gen
yang dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium yaitu gen BRCA1 (Brest
Care Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest Care Susceptibility Gen 2) yang
terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Kedua gen ini hanya
mencapai 5% dari kanker payudara, jika pasien memiliki riwayat kelurga kanker
payudara uji gen BRCA dapat dilakukan. Jika memiliki salah satu atau kedua gen
BRCA1 dan BRCA2 risiko terkena kanker payudara akan meningkat, BRCA1
berisiko lebih tinggi kemungkinan 60%-85% berisko kanker payudara sedangkan
BRCA2 berisiko 40% - 60% berisiko kanker payudara.
b) Faktor seks atau jenis kelamin
Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker payudara, tetapi
laki-laki juga dapat terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan laki-laki
memiliki lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang dapat memicu
pertumbuhan sel kanker, selain itu payudara laki-laki sebagian besar adalah
lemak, bukan kelenjar seperti perempuan.
c) Faktor usia
Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko kanker
payudara. presentase risiko kanker payudara menurut usia yaitu, dari usia 30-39
tahun berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49 tahun berisiko 1 dari
69 perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari 38 perempuan atau
2,6%, usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan atau 3,7%. Jadi, Semakin
tua usia seseorang kemungkinan terjadinya kanker payudara semakin tinggi
karena kerusakan genetik (mutasi) semakin meningkat dan kemampuan untuk
beregenerasi sel menurun.
d) . Hormon
a. Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita, dan kejadian
pada laki-laki akan kemungkinannya sangatlenih kecil.
b. Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang usianya diatas
35 tahun.
c. Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang hasilnya
sangat memuaskan.
e) Riwayat kehamilan.
Perempuan yang belum pernah hamil (nullipara) memiliki risiko kanker
payudara lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja bersifat imatur
(belum matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur lebih rentan
mengalami mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil akan mengalami
kematuran sel pada payudaranya dan menurunkan risiko kanker payudara.
f) Riwayat menstruasi
Perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama kali sebelum umur 12
tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker payudara.
Risiko yang sama juga dimiliki perempuan yang menopause pada usia di atas 55
tahun. Setelah wanita menstruasi akan mengalami perubahan bentuk tubuh tidak
terkecualai payudara, payudara akan mulai tumbuh dan terdapat hormon yang
dapat memicu pertumbuhan sel abnormal.
g) Riwayat menyusui
Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari satu
tahun, berisiko lebih kecil menderita kanker payudara. Selama menyusui, sel
payudara menjadi lebih matang (matur). Dengan menyusui mentruasi akan
mengalami penundaan. Hal ini akan mengurangi paparan hormon estrogen
terhadap tubuh sehingga menurunkan risiko kanker payudara.
h) Radiasi daerah dada
Terapi ini Sudah cukup lama diketahui oleh orang, tspi radiasi juga akan
dapat menyebabkan kejadian mutagen.
F. Masalah-maalah yang terjadi (Komplikasi)
a) Gangguan neurovaskuler
b) Metastasis : otak, di hati, patah tulang tengkorak, di vertebra , di iga dan juga
tulang panjang
c) Terjadi fraktur patologis
d) Akan mengalami fibrosis payudara
e) Juga akan mengalami kematian
G. Patofisiologi
Sel-sel dri kanker itu dibentuk dari sebuah sel-sel yang normal di dalam suatu
proses yang sangat rumit yang bisa disebut juga dengan transformasi, yang juga terdapat
dari setiap insiasi dan promosi :
1) Fase insiasi
Pada tahap pertama yaitu insiasi akan terjadi sebuah perubahan di dalam
bahan yang genetic sel yang sering memancing sel itu menjadi sangat ganas.
Perubahan yang ada di dalam bahan yang genetic sel ini sering disebabkan oleh
salah satu agen yang bisadisebut karsinogen, yang juga bisa berupa bahan yang
ber kimia virus, atau bisa juga radiasi/ (penyinaran) dari sinar matahari. Tetapi
tidak juga semua sel yang memiliki kepekaan yang sama semuanya terhadap
suatu karsinogen. Maka Kelainan genetic di dalam sel atau bahan kimia lainnya
disebut dengan promotor, akan menyebabkan sel yang lebih rentan terhadap salah
suatu karsinogen.dan juga Bahkan gangguan fisik yang sudah menahunpun juga
bisa membuat sel menjadi akan lebih pekasekali untuk mengalami gangguan suatu
keganasan.
2) Fase promosi
Pada tahap kedua ini yaitu promosi, salah satu sel yang sudah
mengalamifase insiasi akan bisa berubah unutk menjadi ganas. Sel ini yang belum
mampu melewati tahap pertama insiasi maka tidak akan bisa terpengaruh pleh
promosi. Karna itu diperlukan beberapa factor untuk terjdainya keganasan atau
(gabungan dari semua sel yang sudah peka dan pada suatu karsinogen) (wijaya,
2013)
Proses dalam jangka panjang untuk terjadinya kanker yaitu ada 4 fase yaintu :
1) Fase induksi (15-30 tahun)
Sampai saat ini belum bisa di pastikan apa penyebab terjadinya kanker, akan
tetapi factor lingkungan mugkin memegang juga peranan yang besar didalam
penyebab terjadinya kanker pada seorang manusia.
2) Fase insitu (1-5 tahun)
Yaitu dimana Pada fase ini perubahan jaringanyang muncul akan menjadi sebuah
lesiatau pre-cancerous yang juga bisa kita temukan di bagian serviks uteri, bisa
juga ditemukan di rongga mulut, dan juga paru-paru, pada saluran cerna, didalam
kandung kemih, di bagian kulit dan pada akhirnya akan ditemukan di bagian
payudara itu sendiri.
3) Fase invasi
Sel-sel yang akan menjadi ganas, dan terus berkembang biak untuk menginfiltrasi
dengan melalui membrane sel dan menuju ke jaringan sekitarnya lalu ke
pembuluh darah setelah itu kr limfe. Selang waktu antara fase ke3 dan ke4
berlangsung dalam antara selang beberapa minggu bahkan sampai juga beberapa
tahun lamanya.
4) Fase deseminasi (1-5 tahun )
Bila tumor itu akan makin membesar maka bisa juga kemungkinan dalam
penyebaran ketempat-tempat yang lain untuk bertambah.
H. WOC
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Terapi yang dapat diberikan kepada penderita kanker payudara secara medis
diantaranya : (tasripiyah,2012)
1) Pembedahan
Pada sebagian besar pasien, terapi bedah bertujuan untuk mengangkat tumor,
(meminimalkan resiko rekurensi lokal) dan untuk menentukan stadium dari
tumor. Ada 3 cara pembedahan atau operasi payudara yaitu :
a) Mastektomi Radikal atau disebut (lumpektomi), yaitu operasi mengangkat
sebagian dari keseluruhan kulit payudara.mingikuti Operasi ini harus
selalu diikuti dengan pemberian-pemberian terapi. Biasanya lumpektomi
direkoendasikan pada orang yang tumornua besar tidak lebih dari 2 cm
dan pada letaknya selalu di pinggir payudara.
b) Mastektomi Total atau disebut (masetomi), yaitu sebuah operasi yang
dilakukan pengangkatan seluruh isi dari payudara saya, tatapi bukan untuk
mengangkat kelenjar yang ada di ketiak.
c) Dengan cara metode Modified Mastekromi Radikal, yaitu sebuah operasi
yang dilakukan untuk pengangkatan seluruh dari isi payudara, dan juga
jaringan di payudara dan di atas tulang dada, seluruh selangka san tulang
iga, dan juga beserta benjolan yang di sekitar ketiak direkoendasikan pada
orang yang tumornua besar tidak lebih dari 2cm dan pada letaknya selalu
di pinggir payudara.
2) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan tarapi sistematik yang selalu digunakan apabila
adanya penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan, yang kemoterapi ajuvan
ini diberikan kepada pasien pemeriksaan histopatolik pasca bedah mastektomi
ditemukan suatu metastasis di suatu atau di beberapa kelenjar.
3) Radioterapi
Yaitu Radioterapi yang berfungsi untuk penderiita kanker payudara dan
biasanya juga digunakan sebagai alat terapi yng kuratif dengan cara
mempertahankan mammae dan bisa juga sebagai alat terapi tambahan atau terapi
paliatif.
4) Terapi Hormonal
Yaitu sebuah Pertumbuhan pada kanker payudara yang sangat bergantung
kepada suatu suplai hormone estrogen, dan juga oleh karena itu terapi ini adalah
tindakan berfungsi untuk mengurangi dalam pembentukan hormone yang dapat
menghambat laju dari perkembangan semua sel kanker itu, akan tetapi terapi
hormonal itu biasanya disebut juga dengan sebuah terapi anti estrogen karna
terapi ini system kerjanya terapi ini sangat menghambat atau juga dapat
menghentikan kemampuan dari hormone estrogen yang sudah ada di dalam
menstimulus perkembangan kanker payudara.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Mempertahankan integritas karingan yang adekuat (kulit, membrane
mukosa)
b) Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
c) Memperagakan toleransi aktivitas yang meningkat dan keletihan yang
menurun
d) Penderita dapat menunjukan citra tubuh dan harga diri.
J. Askep Teori

Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat dari pasien
2. Keluhan Utama
Adanya benjolan di sekitar payudara yang terasa bengkak dan nyeri
3. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien sering mengalami rasa sakit , tidak enak atau tegang didaerah sekitar payudara
4. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan
payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri
5. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah
mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya,
seperti kanker ovarium atau kanker serviks. Pemakaian obat-obatan, hormon, termasuk pil
kb jangka waktu yang lama. Riwayat menarche, jumlah kehamilan,abortus, riwayat
menyusui
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami karsinoma mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
7. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah :
b. Nadi :
c. RR :
d. Ekg :
8. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi,Palpasi)
a. Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di
bagian anterior dan oksipital dibagian posterior
b. Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban
c. Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva agak anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan
d. Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret tidak ada tanda-tanda infeksi
dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan
f.Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi atau tanda-tanda radang
i. Hepar : tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas
9. Pola Fungsional Gordon
1) Presepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya
ke rumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa
2) Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi
penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung
MSG
3) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat
defekasi, distensi abdomen dan konstipasi
4) Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri
5) Kongnitif dan presepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik
6) Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri
7) Presepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi
akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal
8) Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social
9) Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan
10) Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan
11) Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada
K. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
a) Nyeri kronis berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa tumor )
b) Gangguan integritas jaringan
c) Gangguan body image (citra tubuh )
d) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
L. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil

1 Nyeri kronis Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri


berhubungan keperawatan 1 x 24 jam , Observasi
dengan agen injury diharapkan :  Identifikasi lokasi,
biologis 1. Keluhan nyeri karakteristik,
(penekanan masa menurun (5) durasi,frekuensi,kualitas,inten
tumor) 2. Meringis menurun (5) sitas nyeri
3. Perasaan  Identifikasi skala nyeri
depresi/tertekan  Identifikasi respon nyeri non
menurun (5) verbal
4. Perineum terasa  Identifikasi faktor yang
tertekan menurun (5) memperberat dan
memperingan nyeri
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik,
biofeedback,terapi pijat
,aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin , terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgesik secara tepat
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2 Gangguan Setelah dilakukan asuhan Perawatan integritas kulit
integritas keperawatan 1 x 24 jam , Observasi
kulit/jaringan diharapkan :  Identifikasi penyebab
1. Elastisitas kulit cukup gangguan integritas kulit (mis.
meningkat (4) Perubahan sirkulasi ,
2. Perfusi jaringan perubahan satatus nutrisi,
meningkat (5) penurunan kelembaban, suhu
3. Kerusakan jaringan lingkungan ekstrime,
menurun (5) penurunan mobilitas)
4. Kemerahan menurun Terapeutik
(5)  Ubah posisi tiap 2 jam jika
tirah baring
 Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
 Gunakan produk berbahan
pertrolium atau minyak apada
kulit kering
 Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik
pada kulit sensitif
 Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulut kering
Edukasi
 Anjurkan minum air yang
cukup
 Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
 Anjurkan menghindari paparan
suhu ekstream
3 Gangguan body Setelah dilakukan asuhan Promosi citra tubuh
image (citra tubuh ) keperawatan 1 x 24 jam , Observasi
diharapkan :  Identifikasi harapan citra
1. Verbalisasi kecacatan tubuh berdasarkan tahap
tubuh menurun (1) perkembangan
2. Verbalisasi perasaan  Identifikasi budaya, agama,
negatif tentang jenis kelamin, dan umur terkait
perubahan tubuh citra tubuh
menurun (5)  Identifikasi perubahan citra
3. Verbalisasi tubuh yang mengakibatkan
kekhawatiran pada isolasi sosial
penolakan /reaksi  Monitor frekuensi pernyataan
orang lain menurun kritik terhadap diri sendiri
(5)  Monitor apakah pasien bisa
4. Hubungan sosial melihat bagian tubuh yang
membaik (5) berubah
Terapeutik
 Diskusikan perubahan tubuh
dan fungsinya
 Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap
harga diri
 Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh
(mis. Luka, penyakit,
pembedahan)
 Diskusikan cara
mgembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
 Diskusikan presepsi pasien
dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh
Edukasi
 Jelaskan kepada keluarga
tentang perawatan perubahan
citra tubuh
 Anjurkan menungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
 Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
 Latih peningkatan penampilan
diri (mis. Berdandan )
 Latih pengungkapan
kemampuan diri kepada orang
lain maupun kelompok

M. Kasus
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke poli KIA untuk konsultasi tentang
pencegahan kanker payudara. Hasil pengkajian diperoleh data pasien belum pernah
mendapatkan informasi tentang cara, tujuan, dan manfaat deteksi dini pada payudara.
Observasi tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, frekuensi nadi : 88 x/menit, dan
frekuensi nafas 20 x/menit. Dx Ca mamae

Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta
EGC
Coad, Dunstall. 2007. Anatomi & Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. Infodatin: Bulan Peduli Kanker Payudara Jakarta Kemenkes RI; 2016
Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015. Panduan Nasional Penanganan
Kanker Payudara. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Putra, Sitiatava R, 2015. Buku Lengkap Kanker Payudara. Yogyakarta : Laksana.
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Tasripiyah, AS. 2012. Hubungan Koping dan Dukungan Sosial dengan Body Image Pasien
Kanker Payudara Post Mastektomi di Poli Onkologi RSHS Bandung.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori
dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
World Health Organization. Breast Cancer Awareness Month. 2016.

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN REPRODUKSI
NAMA MAHASIWA : ANNISA DURROTUL B
NIM : 10218011

Tanggal masuk : 05 Februari 2021 Jam masuk : 09.50

Ruang/kelas : Poli KIA No. RM : 09505022021

Pengkajian tanggal : 05 Februari 2021 Jam : 10.20

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
Tanggal Pengkajian : 05-02-2021

1. Initial Klien : Ny. A


2. Alamat : Kediri
3. Umur : 35 th
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Pedagang
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : Jawa-Indonesia
8. Diagnosa medis : Ca Mamae
9. Nama Penanggung Jawab : Tn. A
10. Alamat Penanggung : Kediri
11. Umur : 40 th
12. Pendidikan : SMA
13. Pekerjaan : Pedagang
14. Agama : Islam
15. Suku Bangsa : Jawa-Indonesia

B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan adanya pembengkakan dan nyeri pada bagian area dada sebelah kiri

C. Status Kesehatan atau penyakit saat ini


1. Gejala awal :
Adanya benjolan pada area dada sebelah kiri
2. Timbulnya gejala
a. Faktor yang mempengaruhi gejala
Kebiasaan makan makanan cepat saji

b. Faktor yang memperburuk gejala


Kebisaan memakan makanan yang mengandung MSG

3. Deskripsi gejala
a. P : Nyeri pada payudara bagian kiri
b. Q : Nyeri sedang
c. R : Daerah payudara kiri
d. S :3
e. T : 10-15 menit
4. Efek gaya Hidup : sering mengkonsumsi makanan cepat saji
D. Riwayat Ginekologi
1. Karakteristik mentruasi
Sering telat haid

2. Menarche
Tarjadi pada umur 14 tahun ( Normal )

3. Perdarahan tengah siklus


Tidak ada

4. Kontrasepsi
KB hormonal (pil)

5. Penyakit Menular seksual


Tidak ada

E. Riwayat medis yang lalu


1. Penyakit dan pengobatan
Tidak ada

2. Alergi
Tidak ada
3. Penyakit masa kanak – kanak dan imunisasi
Tidak ada, imunisasi lengkap

4. Penyakit dan pembedahan sebelumnya


Tidak ada

5. Riwayat di rumah sakit sebelumnya


Tidak ada

6. Kecelakaan atau cidera


Tidak ada
7. Perilaku beresiko
a. Konsumsi kafein : sering minum kopi
b. Merokok : tidak pernah
c. Alkohol : tidak pernah
d. Obat – obatan : tidak pernah
e. Praktis seks tidak aman : tidak pernah
8. Riwayat kekerasan / penganianyaan
a. Cidera akibat kekerasaan : tidak pernah
b. Pengalaman perkosaan : tidak pernah
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Penyakit Keturunan
Tidak ada

2. Penyakit saat ini dalam keluarga


Tidak ada

3. Riwayat penyakit jiwa dan keluarga


Tidak ada

4. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal Serumah
G. Riwayat Psikososial
1. Koping individu
a. Kesadaran diri dan harga diri
Baik

b. Penatalaksanaan stress
Tidak stress berlebih

c. Penyalahgunaan zat
Tidak ada
2. Pola kesehatan
a. Nutrisi
Memakan makanan yang bersantan dan juga mengandung MSG

b. Personal Hygiene
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, keramas 2 hari sekali, mandi
sehari 2x, memotong kuku 2 minggu sekali, mengosok gigi sehari 2x ( Setelah
bangun pagi dan sebelum tidur malam )

c. Aktivitas dan latihan


-
d. Rekreasi
6 bulan sekali ( libur semester )
3. Spiritual
a. Agama : Islam
b. Pola Beribadah : Ibadah tepat waktu, mengikuti kegiatan keagamaan di
daerah rumahnya
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Commpos Metis , meringis
2. Kesadaran : Sadar
3. Tanda – tanda Vital
a. TD : 120/70 mmHg
b. N : 80x/mnt
c. RR:26x/mnt
d. T :37°C
4. Head To Toe ( Dari kepala s/d kaki )
Kepala

 Rambut : Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak


Warna rambut merata, tidak terjadi kerontokan

 Alis : Mudah dicabut atau tidak


Alis tidak mudah dicabut

 Mata : Keadaan konjungtiva, sklera


Bola mata simetris, konjungtiva anemis, sklera ikterik

 Muka : Oedema atau tidak, khususnya di pagi hari


Tidak adanya odema

 Hidung : Kebersihan, ada polip atau tidak


Tidak ada polip

 Mulut : Warna bibir, ada stomatitis atau tidak


Warna bibir pucat, tidak adanya stomatitis

 Gigi : Kebersihan, ada karies atau tidak, ada gingivitis atau tidak
Adanya karang gigi dan karies, tidak ada gingivitis

 Telinga : Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen atau tidak


Bentuk daun telingan simetris, tidak ada serumen ataupun cairan pada telinga

 Leher : Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid, dan vena jugularis


Tidak ada pembesaran pada kelenjar thyroid dan vena jugularis

 Dada dan axilla : ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak


Tidak adanya pembesaran kelenjar limfe

 Mamae :
Payudara tidak simetris, warna payudara kiri kecoklatan, penonjolan pada area payudara
kiri dan adanya pembengkakan di sekitar mamae

 Putting :
Aerola kecoklatan

 Abdomem : ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan lien serta
keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU, kontur kulit, palpasi
supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi, kontraksi uterus
Normal

 Ekstermitas
Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau pendek,
pucat atau tidak )

Normal

Inferior : Keseimetrisan , keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau tidak,
pucat atau tidak, ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak )

Normal

 Genetalia
- Perinium : Normal

- Lochea : Normal

- Rectum : Normal

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Tanggal : 06-02-2021
a. Leukosit : 15,70 (4.80-10.80 10³/µ)
b. Eritrosit : 3,16 (4.20-5.40 10⁶/µ)
c. Hemoglobin : 11,3 (12.0-16.0 g/dl )
d. Hematokrit : 35.4 (37.0-54.0 %)
2. Diagnostik Tanggal : 06-02-2021
a. GSD : 118 (70-140 mg/dl)
b. Albumin : 3.4 (3.5-5.5 g/L)
3. Terapi : IV FD Nacl 0,9% 20 Tpm, Vit. K 2x1 ampul via IV, Santagesik 3x1 ampul
via IV, Ranitidin 3x1 ampul via IV, Nasakanul 6 L, Diet TKTP
J. Kesimpulan

II. ANALISA DATA

Tgl/jam Data Problem Etiologi TTD


1 Do : Nyeri kronis Carsinoma mamae
 Pasien tampak
meringis Mendesak ke suatu sel
Ds : saraf
 Pasien mengatakan
nyeri pada payudara Mengalami interupsi
sebelah kiri pada si sel

Nyeri kronis
2 Do : Gangguan Masa tumor
 Terdapat benjolan integritas kulit membengkak &
pada area payudara mendesak
bagian kiri dengan
konsistensi padat Perfusi pada jaringan
Ds : terganggu
 Pasien mengatakan
adanya bengkak Mengalami ulkus
pada mamae
Gangguan integritas
kulit

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri kronis b.d agen injury biologis (penekanan masa tumor) d.d adanya
pembengkakan di area mamae
2. Gangguan integritas kulit b.d kerusakan jaringan/lapisan kulit d.d
pembengkakan di area mamae
IV. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri kronis
2. Gangguan integritas kulit

V. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional TTD
/jam Keperawata Kriteria Hasil
n
05/02/21 Nyeri Setelah Manajemen Nyeri  Untuk
(10.30) kronis b.d mengetahui
dilakukan Observasi
agen injury sejauh mana
biologis asuhan  Identifikasi lokasi,
perkembangan
(penekanan
keperawatan 3 x karakteristik, rasa nyeri yang
masa
tumor) d.d 24 jam , durasi,frekuensi,kuali dirasakan oleh
adanya klien, sehingga
diharapkan : tas,intensitas nyeri
pembengka dapat dijadikan
kan di area 1. Keluhan  Identifikasi skala sebagai acuan
mamae untuk intervensi
nyeri nyeri
selanjutnya
menurun (5)  Identifikasi respon
 Untuk
2. Meringis nyeri non verbal mengetahui
menurun (5)  Identifikasi faktor kemampuan
3. Perasaan yang memperberat klien untuk
rileks/istirahat
depresi/tertek dan memperingan secara efektif
an menurun nyeri dan dapat
(5)  Monitor keberhasilan mengurangi
nyeri
4. Perineum terapi komplementer
 Relaksasi nafas
terasa yang sudah diberikan dalam dapat
tertekan  Monitor efek mengurangi rasa
nyeri dan
menurun (5) samping penggunaan
memperlancar
analgetik O² ke seluruh
Terapeutik jaringan
 Peningkatan
 Berikan teknik non
tanda-tanda
farmakologis untuk vital dapat
mengurangi rasa nyeri menjadi acuan
(mis. TENS, hipnosis, adanya
peningkatan
akupresur, terapi nyeri
musik,  Analgesik dapat
biofeedback,terapi memblok
rangsanagn
pijat ,aromaterapi,
nyeri, sehingga
teknik imajinasi nyeri dapat
terbimbing, kompres dipresepsikan

hangat/dingin , terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgesik secara tepat
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
05/02/21 Gangguan Setelah Perawatan integritas  Menjadi data
(10.30) integritas dasar untuk
dilakukan kulit
kulit b.d memberikan
kerusakan asuhan Observasi informasi
jaringan/lap perawatan luka,
keperawatan 3 x  Identifikasi penyebab
isan kulit alkat apa yang
d.d 24 jam , gangguan integritas
akan dipakai
pembengka
diharapkan : kulit (mis. Perubahan dan jenis
kan di area
mamae 1. Elastisitas sirkulasi , perubahan larutan apa
yang akan
kulit cukup satatus nutrisi,
digunakan
meningkat penurunan  Memberikan
(4) kelembaban, suhu informasi
dasar
2. Perfusi lingkungan ekstrime,
tentang
jaringan penurunan mobilitas) kebutuhan
meningkat Terapeutik dan petunjuk
(5)  Ubah posisi tiap 2 jam tentang
sirkulasi
3. Kerusakan jika tirah baring  Perawatan
jaringan  Lakukan pemijatan luka dengan
menurun (5) pada area penonjolan teknik steril
dapat
Kemerahan tulang, jika perlu
mengurangi
menurun (5)
 Gunakan produk kontimasi
berbahan pertrolium kuman
langsung ke
atau minyak apada
area luka
kulit kering
 Gunakan produk
berbahan ringan/alami
dan hipoalergik pada
kulit sensitif
 Hindari produk
berbahan dasar
alkohol pada kulut
kering
Edukasi
 Anjurkan minum air
yang cukup
 Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur
 Anjurkan
menghindari paparan
suhu ekstream

VI. IMPLEMENTASI
Tgl No/Dx Implementasi TTD
/jam
05-02- Nyeri kronis b.d agen injury - Identifikasi lokasi, karakteristik,
2021 biologis (penekanan masa durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
(10.30) tumor) d.d adanya - Identifikasi skala nyeri
pembengkakan di area mamae
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
05-02- Gangguan integritas kulit b.d - Identifikasi penyebab gangguan integritas
2021 kerusakan jaringan/lapisan kulit (mis. Perubahan sirkulasi
(10.30) kulit d.d pembengkakan di ,perubahan satatus nutrisi, penurunan
area mamae
kelembaban, suhu lingkungan ekstrime,
penurunan mobilitas)

VII.EVALUASI

Tgl No Dx Evaluasi TTD


/jam
05-02-2021 Nyeri kronis b.d agen injury S:
(10.30) biologis (penekanan masa Klien mengatakan masih belum bisa
tumor) d.d adanya mengontrol rasa nyeri
pembengkakan di area O:
mamae Klien masih meringis saat nyeri timbul
A:
Masalah gangguan nyeri belum teratasi
P:
Intervensi tetap di lanjutkan untuk
memantau lokasi, karakteristik,
durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri,
skala dan respon nyeri

05-02-2020 Gangguan integritas kulit b.d S:


(10.30) kerusakan jaringan/lapisan Klien mengatakan masih adanya
kulit d.d pembengkakan di pembengkakan di area payudara
area mamae O:
Masih terdapat benjolan pada area
payudara bagian kiri klien dengan
konsistensi padat
A:
Masih adanya pembengkakan pada
payudara klien
P:
Intervensi tetap dilanjutkan untuk
memantau perubahan sirkulasi ,perubahan
satatus nutrisi, penurunan kelembaban,
suhu lingkungan ekstrime, penurunan
mobilitas

Anda mungkin juga menyukai