Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN ANAK DENGAN

KARIES GIGI

DISUSUN OLEH :
Wiwin Tri Setiawan
202014117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2020/2021
1. KARIES GIGI
a. Definisi Karies Gigi
Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan
keras gigi. Penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. Jika tidak
ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, kematian saraf gigi
(nekrose) dan infeksi periapikal dan infeksi sistemik yang bisa
membahayakan penderita, dan bahkan bisa berakibat kematian.
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik
dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (Listrianah et al., 2018).
Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau
biofilm, dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat
difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam latat dan
asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan
cukup waktu untuk kejadianya (Listrianah, 2017).
b. Prevalensi
Karies gigi atau gigi berlubang sampai saat ini masih menjadi
permasalahan yang dialami hampir seluruh masyarakat di Indonesia dan
bahkan di dunia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan
bahwa prevalensi karies gigi di Indonesia sebesar 90.5%, dan angka ini
cenderung meningkat. Menurut data yang didapat dari Riskerdas (2007),
92.7% masyarakat Indonesia tidak menyikat gigi dan hanya 7.3%
masyarakat yang menyikat gigi. Karies gigi merupakan suatu proses
demineralisasi struktur jaringan keras gigi seperti dentin dan enamel.
Penyebab terjadinya proses demineralisasi ini berawal dari adanya plak
yang merupakan sekumpulan bakteri sehingga membentuk suatu biofilm
pada permukaan gigi. Bakteri yang dominan adalah Streptococcus mutans,
Streptococcus sorbinus dan Lactobacillus sp, beberapa bakteri tersebut
merupakan normal flora yang selalu ada di dalam rongga mulut, namun
ada kondisi tertentu yang dapat menyebabkan bakteri menjadi dominan
sehingga menyebabkan karies gigi. Proses terjadinya karies akan terus
berlanjut jika tidak segera dilakukan perawatan. Karies pada permukaan
enamel terjadi dalam waktu yang cukup lama karena struktur enamel yang
mengandung banyak mineral sehingga lebih keras dan lebih tahan terhadap
asam yang diproduksi oleh bakteri penyebab karies. Jika karies enamel
sudah mencapai dentino enamel junction, maka proses akan berlangsung
lebih cepat karena struktur dentino enamel junction yang lebih rentan
terhadap asam. Setelah mengenai dentino enamel junction maka dentin pun
akan segera terpapar bakteri penyebab karies dan proses karies akan
berlangsung lebih progresif karena struktur jaringan dentin yang lebih
sedikit mengandung mineral sehingga lebih rentan terhadap asam yang
diproduksi oleh bakteri. Penelitian yang dilakukan oleh Phillips university
pada tahun 2015 menunjukkan bahwa 63.8% pasien berusia diatas 18
tahun mengalami karies enamel dan 15.4% mengalami karies dentin. Hasil
yang berbeda ditunjukkan oleh Kuhnisch (2008) menunjukkan 4.6%
mengalami karies superfisial, 27.3% mengalami karies media dan 27.9%
mengalami karies profunda. Pada negara berkembang seperti Kenya,
prevalensi karies profunda yang tidak terawat cukup tinggi, data
menunjukkan sebagian besar lesi yang sering terjadi dialami oleh
kelompok minoritas. (Schuurs A. 2013.
c. Etiologi
Karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi. Gula (sukrosa)
dari sisa makanan dan bakteri menempel pada waktu tertentu berubah menjadi
asam laktat yang akan menurunkan PH mulut menjadi kritis (5,5) dalam waktu
1- 3 menit. Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies
gigi. Penurunan PH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan
mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies
terjadi dari permukaan gigi (pit, fissure dan daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa (Schachtele, 1983; Almstahl dkk.,2001;Kidd, 2005).
Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor tersebut harus
saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang
kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama (Kidd and Bechal,1992;
Kidd, 2005). Keempat faktor tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Host (gigi dan saliva) Enamel merupakan jaringan keras gigi dengan
susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium,
fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Lapisan luar
enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan
mengandung banyak fluor, fosfat, dan sedikit karbonat dan air.
Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Gigi
desidui lebih mudah terserang karies dibandingkan dengan gigi
permanen, karena enamel gigi desidui mengandung lebih banyak
bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit
daripada gigi permanen (Bratthall, 2004).
2. Substrat atau diet Substrat adalah sisa makanan atau minuman yang
menepel pada permukaan gigi. Faktor substrat atau diet dapat
mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel (Bratthall, 2004). Karbohidrat dari makanan
seperti sukrosa dan glukosa akan membantu pembuatan asam bagi
bakteri dan sintesis polisakarida ekstra sel. Karbohidrat dengan berat
molekul seperti gula akan segera menyerap ke dalam plak dan
dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri (Kidd and Bechal, 1992;
Seminario, dkk.,2005).
3. Agent (mikroorganisme) Plak memegang peranan penting dalam
menyebabkan terjadinya karies. Plak merupakan suatu lapisan lunak
yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di
atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan
gigi yang tidak dibersihkan (Bratthall,2004; Kidd and Bechal,
1992)Terdapat sejumlah organisme asidogenik yang dapat ditetapkan
melalui kemampuan berkoloni pada gigi untuk menurunkan PH
sampai 4,1. Kondisi lingkungan yang mengandung gula
menguntungkan Streptococcus mutans, streptococcus sanguinis,
lactobacillus acidophilus, caser dan actinomyces viscosus hampir
memenuhi kriteria ini. Streptococcus mutans merupakan kuman
kariogenik karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat,
karena fermentasi kuman-kuman tersebut tumbuh subur dalam
suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi (Schachele,
1983; Kidd and Bechal, 1992; Bratthall, 2004).
4. Waktu Proses terjadinya karies perlu waktu tertentu, karena bakteri
kariogenik butuh waktu lama dalam memfermentasikan karbohidrat
menjadi asam yangakan melarutkan email (Kidd dan Bechal, 1992).
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia
yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya
waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu
kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan (Kidd and Bechal,
1992; Bratthall, 2004).
d. Komplikasi
Kerusakan gigi dapat menyebabkan komplikasi pada gigi dan kesehatan secara
umum. Dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba dan terus menerus, terkadang hebat
pada gigi dan rahang, abses (terkadang disertai demam dan pembengkakan
wajah) bau mulut, tetapi juga kehilangan gigi yang membusuk, kesulitan
dalam mengunyah makanan dan kesulitan pengucapan.
Komplikasi karie gigi dapat mengakibatkan peyakit yang serius
 Nyeri yang parah
 Terjadinya abses
 Penyakit gusi
 Mengubah struktur rahang
 Gigi patah
e. Manifestasi klinis
Jika karies belum menembus email gigi, maka belum terasa apa-apa. Tapi jika
sudah mencapai lapisan dentin biasanya akan merasakan rasa ngilu.
Timbul rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati. jika tidak segera
dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke lapisan dentin
hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh darah
Pada tahap lanjut, selain menimbulkan keluhan yang cukup menggangu,
timbul bau mulut.
f. Patofisiologi
Patofisiologi karies gigi berupa pembentukan plak gigi oleh mikroorganisme
yang akan menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi, mulai dari struktur
enamel, hingga sementum.
Enamel merupakan bagian terluar gigi dan merupakan jaringan yang sangat
tinggi mineral. Karies gigi awalnya akan terbentuk pada enamel dengan
pembentukan plak gigi terlebih dahulu yang 70% berisi bakteri. Bakteri dan
terkadang jamur dapat mengonsumsi karbohidrat dan menggunakannya
sebagai energi dan memproduksi asam laktat. Asam yang diproduksi agen-
agen ini kemudian menguraikan matriks mineral pada gigi. Pada stadium awal
ini akan memiliki gambaran white spot lesion, yaitu lesi seperti putih kapur
pada bagian lesi. Lesi bercak putih tersebut kemudian akan berubah menjadi
lesi berwarna kehitaman.

Remineralisasi gigi dapat terjadi dengan deposit kristal dan mineral pada
saliva. Namun, apabila pasien tetap tidak menjaga kebersihan gigi dari plak
dan tidak mengurangi konsumsi gula maka proses demineralisasi akan terus
berlanjut melalui produksi asam dari bakteri pada lesi. Seiring terjadinya
demineralisasi, beberapa zona akan terbentuk pada enamel,

g. Pathways
h. Penatalaksaan medis dan keperawatan
Putri dkk., 2011 menyatakan bahwa langkah-langkah tindakan pencegahan
dalam bidang kedokteran gigi menurut Leavel dan Clark terdiri dari lima
tingkatan pencegahan (five level of preventive) dalam melakukan pendidikan
kesehatan, sebagai berikut:
1. Health promotion Tahap ini dapat diterapkan pada pencegahan karies gigi,
diantaranya pendidikan kesehatan gigi (dental health education),
pendidikan mengenai gizi, yaitu tuntunan pemberian kualitas makanan
yang baik selama pembentukan dan perkembangan gigi.
2. Specific protection Tahap ini adalah aplikasi topikal fluor di daerah yang
tidak terjangkau fluoridasi air minum, penutupan fisura, serta
kemungkinan dilakukan imunisasi aktif.
3. Early diagnosis and prompt treatmentdilakukan untuk mendeteksi karies
gigi dan penyakit mulut lainnya yang bersamaan dengan program
kesehatan gigi. Program ini sebaiknya dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan.
4. Disability limitationhap Pada tahap ini misalnya kegagalan dalam
mendeteksi dini suatu penyakit atau dalam tahap lanjutan yang telah
mengenai pulpa sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar atau
pencabutan.
5. Rehabilitation Pada tahap terakhir ini dapat dilakukan penggantian gigi
serta penempatan gigi pada posisi yang tepat.

Perawatan karies gigi


Perawatan karies gigi Tindakan awal untuk perawatan karies gigi,
lubang kecil pada gigi sebaiknya segera ditambal. Gigi yang tidak segera
ditambal proses bertambah besarnya lubang pada gigi akan terus berlangsung.
Lubang-lubang tidak dapat menutup sendiri secara alamiah, tetapi perlu
dilakukan penambalan oleh dokter gigi (Afrilina dan Gracinia, 2007).15 Gigi
yang sakit atau berlubang tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat-
obatan. Gigi tersebut hanya dapat diobati dan dikembalikan ke fungsi
pengunyahan semula dengan melakukan pengeboran atau bagian gigi yang
pecah hanya dapat dikembalikan bentuknya dengan cara penambalan. Proses
dalam menambal gigi, selain jaringan gigi yang sakit, jaringan gigi yang sehat
juga harus diambil, karena bakteri-bakteri telah masuk ke bagian gigi yang
telah dalam, setelah itu baru dilakukan penambalan untuk mengembalikan
bentuk gigi seperti semula, sehingga dapat berfungsi dengan baik (Massler,
2007).

i. Konsep kembang dan hospitalisasi


1. Pertumbuhan
Pertumbuhan anak adalah proses perubahan yang ditandai dengan
bertambahnya ukuran fisik dan bentuk tubuh. Pertumbuhan anak dapat
dinilai melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Normal tidaknya pengukuran ataupun laju pertumbuhan dapat diketahui
melalui standar pengukuran yang tersedia.
2. Perkembahangan
perubahan yang bersifat psikis/mental yang berlangsung secara bertahap
sepanjang manusia hidup untuk menyempurnakan fungsi psikologis yang
diwujudkan dalam kematangan organ jasmani dari kemampuan yang
sederhana menjadi kemampuan yang lebih kompleks, misalnya
kecerdasan, sikap, dan tingkah laku (Susanto, 2011:21). Menurut
Poerwanti (2005:2) ”perkembangan merupakan proses perubahan
kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan
bukan pada organ jasmaniahnya, sehingga penekanan arti perkembangan
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi pada
kemampuan organ fisiologis”.
3. Hospitalisasi
ospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis pada anak saat sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stresor bagi anak dan keluarganya (Wong,
2009). Hospitalisasi adalah suatu keadaan tertentu atau darurat yang
mengharuskan seorang anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
perawatan sampai pemulangannya ke rumah (Supartini, 2004).
j. Konsep dasar keperawatan
1. Fokus Pengkajian
a. Identitas dan riwayat keperawatan meliputi identitas anak, dan orang tua :
nama, umur, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, jenis kelamin, tanggal
wawancara.
b. keluhan utama,
c. riwayat penyakit sekarang,
d. riwayat penyakit dahulu,
e. penyakit waktyu kecil,
f. obat-obat yang di gunakan, alergi,
g. tindakan operasi, kecelakaan,
h. imunisasi,
i. riwayat kehamilan dan kelahiran,
j. riwayat kesehatan keluarga, genogram,
k. riwayat sosial,
l. pengkajian nutrisi, pola sehari-hari,
m. tinjauan sistem (head to toe),

2. Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul


Menurut Nanda, 2015-2017 masalah keperawatan yang sering muncul
yaitu
No Masalah keperawatan yang sering muncul
.
1. Defisit perawatan diri
2. Prilaku cenderung beresiko
3. Difisiensi pengatahuan
4. Kerusakan gigi
3. Fokus Intervensi dan Rasional
No. Diagnosa Intervensi
1. Defisit perawatan diri O : Kaji kebersihan diri anak dan keluarga
berhubungan dengan N : beri penkes pentingnya gosok sisi yang benar
penurunan motivasi. E : anjurkan ibu untuk mengajakdan memberi contoh
anak untuk selalu gosok gigi
K:-

2. Defisiensi pengatahuan O : Kaji pengetahuan ibu


berhubungan dengan N : beri penkes tentang karies gigi
kurang sumber E : anjurkan ibu untuk mengajak dan memberi contoh
pengatahuan anak untuk selalu gosok gigi
K:-

3. Perilaku cenderung O : Kaji perilaku jajan anak


beresiko berhubungan N : beri penkes tentang jajanan sehat
dengan kurang E : anjurkan ibu untuk memodifikasi makanan
pemahaman K:-

DAFTAR PUSTAKA
Adriana. D. 2013. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak: Jakarta: Salemba
Medika.
Arnis, A. 2016. Praktik klinik keperawatan anak. Jakarta selatan : Pusdis SDM Kesehatan
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Buku saku praktikum keperawatan anak.
Jakarta: EGC.
Hurlock, Elizabeth B. 2011. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga
Ismail, K. 2018. Factor kejadian karies gigi pada balita diwilayah kerja puskesmas betungan
kota Bengkulu. Journal of nursing and public health. Available at:
http://jurnal.unived.ac.id/index.php/jnph/article/view/495.
Kemenkes RI 2015. Data dan Informasi Tahun 2014: Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Kyle And Carman. 2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatri edisi 2. Jakarta : EGC
Listrianah. Zainur, R.A dan Levi, S. 2018. Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Permanen
Pada Siswa – Siswi Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang. JPP (Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang), 13(2), pp. 136–149. doi: 10.36086/jpp.v13i2.238.
Listrianah. 2017. Indeks Karies Gigi Ditinjau dari Penyakit Umum dan Sekresi Saliva pada
Anak di Sekolah Dasar Negeri 30 Palembang., JPP (Jurnal Kesehatan Palembang),
12(2).
Madyastuti, L. 2017. Bahan Ajar Keperawatan DAsar Anak. Gersik
Narendra, M. B. 2015. Buku Ajar II: Tumbuh Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung
Seto.

Sibrani, M.2014. Dental Caries: Etiology, Clinical Characteristics, and Management.


Majalah Kedokteran UKI, XXX(1).
Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku Ajar Ilmu
Perkembangan Anak Dan Remaja . Jakarta:Sagungseto.Pp 86-90.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. W


DENGAN KARIES GIGI DI DESA KENDALGIRI BOYOLALI
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 april 2021

IDENTITAS DATA
Nama : An. W
Umur : 8 tahun
Pendidikan : sekolah dasar (SD)
Nama Ayah : Tn. N
Nama Ibu : Ny . P
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : kendalgiri, boyolali
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan Ayah : SMP
Pendidikan Ibu : SD
No RM :
Tgl Masuk :
D(x) Medis :

KELUHAN UTAMA
Ny. p mengatakan anaknya mempunyai gigi berlubang, dan gripis
hampir di semua giginya. Anaknya pernah mengalami sakit gigi 6
bulan lalu.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
An. W memiliki karies gigi.
RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
 Penyakit waktu kecil
Ny. P mengatakan anaknya tidak pernah mengalami sakit yang serius,
An. W pwernah mengalami sakit Gigi 6 bulan yang lalu.

 Pernah dirawat di rumah sakit


Ny. P mengatakan anaknya tidak pernah di rawat di rumah sakit.
 Obat-obatan yang digunakan
Ny. P mengatakan mengkonsumsi obat dari resep dokter
 Alergi
Ny. P mengatakan anaknya tidak memiliki alergi.
 Tindakan operasi

Ny. P mengtakan anaknya tidak pernah melakukan / di operasi


 Kecelakaan
Ny. P mengatakan anaknya tidak ernah kecelakaan,.
 Imunisasi
Keterangan : lengkap
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
 Pre Natal
Ny. P mengatakan tidak pernah mengalami sakit yang serius ketika
mengansung An. W
 Intra Natal
Ny. P mengatakann saat melahirkan An. W normal tidak ada kendala.
 Post Natal
Ketika nifas Ny. P mengatakan tidak ada penyakit lain yang di alami
V. RIWAYAT KESEHATAN
KELUARGA Genogram

Keterangan :
: laki laki

: perempuan

VI. RIWAYAT SOSIAL


 Yang mengasuh
Ny. P mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
tetangganya
 Hubungan dengan anggota keluarga
Ny. P mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan anggota
keluarga ayah ibu, nenek kakeknya.
 Hubungan dengan teman sebaya
Ny.P mengatakan An. W memiliki hubungan yang baik dengan teman
sebayanya, teman di sekolahnya maupun teman di rumahnya.
 Pembawaan secara umum
Ny. P mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
tetangga dan masyarakat.
 Lingkungan rumah
Ny. P mengatakan memiliki lingkungan yang nyaman karena
berbaurdengan tetangga.
VII. PENGKAJIAN
NUTRISI
 Kebiasaan pemberian makanan
Ny. P mengatakan anaknya makan sehari 2-3x dan minu 3-4
grlas sehari.
Diet khusus
-
VIII. POLA SEHARI-HARI
 Pola istirahat atau tidur
Ny. P mengatakan anaknya tidur mulai jam 9 malam dan bangun saat
subuh jam 5
 Pola kebersihan
Np. P mengatakan anaknyga mandi sehari 2x pagi dan sore.
 Pola aktivitas bermain
Ny. P mengtakan anaknya bermain setiap hari dengan teman sebayanya,
di halaman rumah.

 Pola eliminasi
Ny. P mengataka anaknya BAB 1-2x sehari, dan BAK 2-3x sehari.
IX. DATA PENUNJANG
 Hasil laboratorium tanggal -
 Pemeriksaan Darah Rutin
 Urine lengkap
 Pemeriksaan LCS
 Feses
 Pemeriksaan AGD, tanggal

 Foto Thorax : Tanggal

PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan umum
An. W mengalami gigi berlubang hampir di semua giginya, dan An. W
sering jajan janan warung, yang manis dan asin.
 Antropometri
Berat badan An. W 6,5kg, Tinggi badan An. W 105cm.
 Kepala
Tidak ada lesi, bentuk simetris kepala bersih, tidak ada benjolan, gigi
terdapat karies gigi.
 Mulut
Mulut An. W tampak bersih, tidak ada luka, sariawa dan nyeri.
 Gigi
Pada gigi An. W mengalami gigi berlubang dan gripis hampir di semua
giginya, An. W memiliki kebiasaan jajan janan warung yang manis dan
asin, hampir setiap hari An. W jajan di warung.
 Mata
Mata normal, tidak ada kelainan fungsional, anemis.
 Hidung
Hidung normal tidak ada kelainan fungsional, tidak ada luka atau
benjolan, simetris.
 Telinga
Telinga bersih, tidak ada kelainan fungsional, bentuk sama kanan dan
kiri, simetris, tidak ada serumen,
 Dada
Dada normal, tidak ada benjilan, tidak ada nyeri tekan, simetris kanan
adn kiri.
 Paru-paru
I: pengembangan dada sama, kanan dan kiri.
P: intergitas kulit baik, ekspansi simetris, taktil fremitus teraba jelas
P: terengar normal/sonor/dug dug dug
A: bunyi napas vasikuleratau normal.
 Abdomen
I: tidak ada lesi dan bekas luka, simetris kanan dan kiri.
A: bunyi bising usus 18x/ menit.
P: tidak teraba masa di abdomen
P: bunyi abdomen timpani
 Punggung
Punggung kanan dan kiri sama, simetris, tidak ada bekas luka maupun
benjolan.
 Ekstremitas
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan fungsional, panjang simetris.
Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan, normal, tidak ada gangguang
fungsional, simetris antara kanan dan kiri.
 Kulit
Kulit bersih, tidak ada lesi, tidk ada luka.
 Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5oC
Nadi : 70x/menit
RR : 22x/menit
X. DAMPAK HOSPITALISASI
-

ANALISA DATA
Nama : An. W
Umur : 8 tahun 3 bulan
NO TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 14 april DO : Kurang higine Kerusakan gigi
2021 - An. W giginya tampak oral
terdapat caries gigi
- Terdapat gigi baru 2 buah
bagian atas tengah.
DS :
- Ny. P mengatakan anaknya
sering jajan janan warung
yang berasa manis dan asin
- Anak L tidak tahu cara
gosok gig yang benar

2 14 april DO : Kurang sumber Kurang


2021 - An. W tampak memakan informasi. pengatahuan
makanan jajanan ciki dan ibu
permen yang manis dan asin.
DS :
- Ny. P tidak tahu untuk
mengajari anaknya sikat
gigi, karena Ny. P tidak
tahu bagaimana tata cara
dan langkah sikat gigi yang
benar.

PRIORITAS MASALAH

1. Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang higine oral

2. Kurang gpengatahuan ibu berhubungan dengan kurang sumber informasi

PERENCANAAN
Nama : An. W
Umur : 8 tahun 3 bulan

No Tujuan & KH Intervensi Rasional


tgl DX

1 14 april Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji higine 1. Untuk


2021 gigi keperawatan selama 3x 7 N. W. mengetahui
10.15 berhubungan jam diharapkan masalah pola kebersihan
dengan keperawatan keruskan gig 2. Demonstrasi An. W
kurang higine berhubungan dengan kan cara 2. Untuk
oral kurang higine oral dapat gosok gigi mengajarakan
teratasi, dengan kriteria yang benar. gosok gigi yang
hasil : 3. Edukasi An. benar agar An.
1. An. W dapat W tentang W mengetahui
mengurangi jajan jajan gosok gigi yang
sembaranagan yang sembaranga benar.
mengakibatkan n. 3. Untuk
terjadinya karies gigi 4. Kolaborasi mengurangi
2. An. W dapat dengan jajan
melakukan tata cara dokter jika sembaranagn
gosok gigi yang benar. An. W An. W yang
mengalami mengakibatkan
sakit gigi karies gigi.

2 14 april Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji 1. Untuk


2021 pengatahuan keperawatan selama 3x7 pengatahuan mengetahui
10.15 ibu jam masalah keperawatan Ny. P pengatahuan
berhubungan kurang pengatahuan ibu 2. Berikan Ny. P tetang
dengan berhubungan dengan pendidikan karies gigi.
kurang kurang sumber informasi kesehatan 2. Untuk
sumber dapat teratasi dengan tentang memberikan
informasi keriteria hasil: karies gigi pengatahuan
1. Ny. P mengetahui kepada Ny. kepada Ny. P
tentang karies gigi. P tentang Karies
2. Ny. P mengetahui 3. Edukasi Ny. gigi
cara pencegahan P tentang 3. Untuk
karies gigi bahaya memberikan
3. Ny. P dapat karies gigi Ny. P
memberitahu cara pengatahuan
gosok gigi yang tentang karies
benar kepada gigi sehinggan
anaknya. dapat
4. Ny. P dapat mencegah
memberi tahu anaknya untuk
anaknya atau tidak jajan
mencegah anaknya sembarangan.
agar tidak jajan
sembarangan.

IMPLEMENTASI
Nama : An. W
Umur : 8 tahun 3 bulan
No Tanggal / NO Diagnosa Implementasi Respon TTD

Jam Kep
1. 15 april 2021 Kerusaskan gig - Kaji kebersihan S : Ny. P mengatakan An. Wiwin
10.15 berhungan dengan An. W W mandi 2x sehari, tetapi
kurangnya higine jarang gosok gigi.
oral
O : An. W mau untuk di
kaji. tampak gigi An. W
berlubang dan gripis.

10.25 - Demonstrasikan Wiwin


gosok gigi yang S:
benar.
O : Ny. P setuju untuk
mendemonstrasikan gosok
gigi kepada anaknya.

2. 15 april 2021 Kurnag - Kaji pengatahuan S : Ny. P belm Wiwin


11.05 pengatahuan ibu Ny. P tentang mengetahui apa itu karies
berhubungan karies gigi. gigi
dengan kurangnya
O : Ny. P mau untuk di
sumber informasi.
kaji.

- Berikan Wiwin
pendidikan S:
kesehatan tentang
O : Ny. P mau untuk di
karies gigi kepada
berikan pendidikan
Ny. p
kesehatan tentang karies
gigi.

3. 16 april 2021 Kerusaskan gig - Kaji kebersihan S : Ny. P mengatakan Wiwin


09.13 berhungan dengan An. W anaknya sudah bisa
kurangnya higine menggosok gigi yang
oral benar.
O : gigi tampak bersih,
masih ada karies.

- Edukasi An. W S : An. W memakan Wiwin


tentang bahaya jajanan ciki.
jajan sembarangan O : An. W mengelak saat
di berikan penjelasan
tetntang jajan
sembarangan.

4. 16 april 2021 Kurang - Kaji pengatahuan S : Ny. P sudah mengerti Wiwin


10.31 oengatahuan ibu ibu tentang karies apa itu karies gigi.
berhubungan gigi O : Ny. P sudah
dengan kurangnya - memahami bahaya karies
sumber informasi. gigi, dan cara
pencegahannya, Ny. P
sudah memberikan
arahan kepada An. W.

5. 17 april 2021 Kerusaskan gig - Kaji kebiasaan S : Ny. P mengatakan Wiwin


berhungan dengan jajan An. W anaknya masih suka
kurangnya higine jajanan yang berasa manis
oral dan asin.
O : An. W tampak
memakan jajanan ciki dari
warung.

EVALUASI
Nama : An. W
Umur : 8 tahun 3 bulan
Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD
15 april Kerusakan S : Ny. P mengatakan An. W mandi 2x sehari, tetapi Wiwin
2021 gigi jarang gosok gigi.
berhubunga O : An. W antusias saat di lakukan demonstrasi
n dengan gosok gigi.
kurang oral A : masalah belm teratasi
higiene P : lanjutkan intervensi
- Edukasi tentang bahaya jajan sembarangan
- Kolaborasi dengan orang tua untuk kasih
pemahaman kepada An. W

15 april Kurang S : Ny. P mengatakan tidak mengathui apa itu karies Wiwin
2021 oengatahuan gigi dan cara pencegahannya.
ibu O : Ny. P antusias saatn dilakukan pendidikan
berhubunga kesehtan tentang karies gigi
n dengan A : masalah belum teratasi
kurangnya P : Lanjutkan intervensi
sumber - Berikan oendidikan kesehatan tentang karies
informasi gigi
ahaman ibu

16 april Kerusakan S : An. W mengetahui cara gosok gigi yang benar, Wiwin
2021 gigi tetapi masih memakan jajan sembaranagan, jajanan
berhubunga ciki.
n dengan O : An. W sudah melakukan gosok gigi yang benar
kurang oral A : masalah belum teratasi
higiene P : lanjukan intervensi
- Berikan pemahaman tentag bahaya jajan
sembarangan yang dapat mengakibatkan
karies gigi.
16 april Kurang S : Ny. P mengatakan sudah mengetahui tentang Wiwin
2021 oengatahuan karies gigi
ibu O : Ny. P sudah mengerti dan dapat mengetahui cara
berhubunga pencegahan karies gigi, dan memberikan pemahanan
n dengan kepada anaknya baha jajan sembarangan.
kurangnya A : masalah teratasi
sumber P : hentikan intervensi
informasi
17 april Kerusakan S : An. W masih memakan jajan janan sembarangan Wiwin
2021 gigi O : An. P tampak memakan makanan dari warung
berhubunga dan jajanan keliling.
n dengan A : maslah belum teratasi
kurang oral P : lanjutkan intervensi
higiene - Wdukasi bahaya jajan sembarangan
- Kolaborasi dengan orang tua untuk
pencegahan jajan sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai