Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

PADA NY. S DENGAN STROKE


STASE KEPERAWATAN GERONTIK

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Triyana H. Putri, M. Kep,

DISUSUN OLEH :
IRMA AGUSTINA
NIM. I4051201013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, atas luasnya
limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya tugas berjudul “Laporan Asuhan
Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke.” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi tugas stase Keperawatan Gerontik Profesi Ners
Universitas Tanjungpura. Dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr Garuda Wiko, S.H., M.Si., FCBARb selaku Rektor Universitas Tanjungpura
2. dr. Muhammad Asroruddin, Sp.M selaku Dekan Falkutas Kedokteran Universitas
Tanjungpura
3. Dr. Suriadi, MSN., Ph.D selaku Ketua Jurusan Keperawatan Universitas Tanjungpura
4. Ns. Sukarni, M.Kep selaku Ketua Program Profesi Ners Keperawatan Universitas
Tanjungpura
5. Ns. Ikbal Fradianto, M.Kep, selaku Dosen Koordinator Stase Keperawatan Gerontik
Profesi Ners Universitas Tanjungpura
6. Ns. Triyana H. Putri, M.Kep, selaku Dosen Pembimbing Kelompok Stase Keperawatan
Gerontik Profesi Ners Universitas Tanjungpura

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini penuh keterbatasan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif merupakan bagian yang
tak terpisahkan dan senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

07 Januari 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang no. 13/Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia,
lanjut usia atau lansia didefinisikan seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun. Lansia merupakan proses dari tumbuh kembang yang akan dijalani setiap individu
(Azizah, 2011). lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun atau lebih dan
dikatakan potensial apabila masih produktif yang mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri dan tidak potensial apabila tidak produktif yang bergantung kepada orang lain
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak,
dewasa dan tua (Nugroho, 2016).
Keperawatan gerontik merupakan cabang ilmu keperawatan yang berfokus pada
pemberian pelayanan keperawatan profesional dengan menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan gerontik, yang mencakup biopsikososial dan spiritual, di mana klien adalah
seseorang yang berusia di atas 60 tahun, baik yang kondisinya sehat maupun sakit
(Maryam dalam Dewi, 2014). Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi
kenyamanan lansia, mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi
akhir masa hidupnya dengan tenan dan damai melalui teknik dan keperawatan gerontik
(Dewi, 2014).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan
stroke ini antara lain:
a) Mengetahui pengkajian pada lansia Ny. S
b) Membuat diagnosa keperawatan pada lansia Ny. S
c) Membuat rencana keperawatan dan implementasi pada lansia Ny. S
d) Membuat evaluasi keperawatan pada lansia Ny. S
1.3 Manfaat
Penulisan asuhan keperawatan pada lansia ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai pengembangan dalam membuat asuhan keperawatan serta meningkatkan
pelayanan kepada pasien khususnya lansia dan dapat memberikan intervensi yang baik
dan benar kepada lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No
13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945, telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin
membaik dan usia harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin
bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai
keagamaan dan budaya bangsa (Kholifah, 2016).

2.2 Karakteristik Lansia


Karakteristik Lansia menurut (Kholifah, 2016). Sebagai berikut :

a. Lansia merupakan periode kemunduran.


Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya
lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercepat proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas.
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia
dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang
mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif,
tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga
sikap sosial masyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran.
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia
menduduki jabatan sosial di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat
tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk
pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk
pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang
menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan
memiliki harga diri yang rendah.

2.3 Klasifikasi

Muhith & Siyoto (2016) menyatakan bahwa klasifikasi lansia meliputi:


a. Rentang usia 45-59 tahun disebut usia pertengahan (middle age)
b. Rentang usia 60-74 tahun disebut lanjut usia (elderly)
c. Rentang usia 75-90 tahun disebut lanjut usia tua (old)
d. Usia >90 tahun disebut sangat tua (very old)

2.4 Perubahan pada Lansia


Menurut (Kholifah, 2016). Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga
menimbulkan beberapa masalah. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu :

a. Masalah fisik
Masalah yang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai melemah, sering terjadi
radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra pengelihatan
yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai berkurang serta daya tahan tubuh
yang menurun, sehingga sering sakit.
b. Masalah kognitif ( intelektual )
Masalah yang hadapi lansia terkait dengan perkembangan kognitif, adalah
melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun), dan sulit untuk bersosialisasi
dengan masyarakat di sekitar.
c. Masalah emosional
Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan emosional, adalah rasa ingin
berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian lansia kepada
keluarga menjadi sangat besar. Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu
yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stres akibat masalah ekonomi
yang kurang terpenuhi.
d. Masalah spiritual
Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan spiritual, adalah kesulitan untuk
menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang
ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan merasa
gelisah ketika menemui permasalahan hidup yang cukup serius.

2.5 Penyakit yang Biasa Diderita Lansia


Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya
fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-
penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain menurut Nugroho (2016):

a. Jantung dan Serangan Jantung


Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu
makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar
kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang
berlebih (overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya
jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi
garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan
gorengan dan bergaram.
b. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi, lakukan aktifitas fisik seperti
olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh
agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal
dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol
dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan
garam diet.
c. Arthritis (Reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan
fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang
sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D
secara teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga
angkat beban ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang
untuk melihat kondisi tulang kita.
d. Osteoporosis (Tulang Rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan
rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari
(dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang
sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein, yang
dapat berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif
secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak
tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan
atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
e. Diabetes Mellitus
Untuk mengontrol diabetes mellitus, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan
pagi, jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah
makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam);
hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar,
ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan makanan dan snack
yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula
darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.
f. Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya
yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi
teh hijau  secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi
jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari
bahan-bahan makanan yang mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari
bahan-bahan atau sumber radiasi.
g. Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga
berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi,
hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
h. Pembesaran Prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan
yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan,
labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak
begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter
secara berkala.
i. TB Paru
TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk
pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar
orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan
vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang
yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan
pemeriksaan jika menderita batuk agak lama
j. Penyakit Mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia.
Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga
membantu mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit
jika kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah
tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan
kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.
k. Alzheimer (Penyakit Pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang
bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak
ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung
vitamin D (misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta
melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia
dalam satu hari misalnya sebagai berikut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
A. Identitas Klien
1. Riwayat Klien / Data Biologis
Nama : Ny. S
Alamat : Perumnas II Gg Sambas V No 49
Telpon : 0812560999366
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Melayu
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : S-1
Alamat : Perumnas II Gg Sambas V no 49
Orang yang paling mudah dihubungi : Suami

2. Status Kesehatan Saat Ini


a. Status kesehatan umum selama 1 tahun yang lalu
Ny S mengatakan selama 1 tahun terakhir ini ia sudah menderita stroke di
awal tahun 2020. Saat pengkajian pasien hanya berbaring diatas tempat tidur.
b. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu
Ny. S mengatakan 5 tahun yang lalu ia masih merasa sehat dan hanya
terkadang mengeluhkan asam uratnya saja. 2 tahun kebelangkan ini mulai
masuk keluar rumah sakit.
c. Keluhan utama saat ini
Pada tanggal 5 Januari 2021 Ny S mengatakan kaki sebelah kanan sakit ketika
digerakan.
P : Nyeri dirasakan ketika kaki sebelah kanan diangkat dan kaki sebelah
kanan mengalami kelemahan
Q : Ny. S tidak terlalu sakit, Sakit ketika Kaki disuruh angkat atau
digerekan
R : Ny S mengatakan nyeri hanya dibagian kaki sebelah kanan saja
S : Ny S mengatakan skala nyeri 3 (0-10)
T : ketika diangkatkan kaki atau disuruh gerak

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu


a. Penyakit yang pernah diderita
Asma , Asam Urat
b. Riwayat alergi
Ny S mengatakan ia tidak pernah memiliki alergi apapun
c. Riwayat kecelakaan
Ny S mengatakan ia tidak pernah mengalami kecelakaan
d. Riwayat pernah dirawat di RS
Ny S mengatakan tahun lalu ia pernah masuk rumah sakit karena stroke yang
diderita saat ini
e. Riwayat pemakaian obat -

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ny S mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat kesehatan apapun dan tidak
ada yang menderita penyakit berbahaya

5. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos memtis
GCS : E: 4 V: 5 M:6
TTV :
- TD : 140/90
- Nadi : 95x/Menit
- Suhu : 36,7 ºC
- Pernapasan : 19 x/menit
b. Sistem Pernapasan
Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : pengembangan dada kanan kiri normal
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
Frekuensi : 19x/menit
c. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak tampak retraksi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba masa
Perkusi : redup, konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : suara jantung regular
d. Sistem Gastrointestinal
Tidak terdapat nyeri tekan
e. Sistem Perkemihan
Ny S mengatakan BAK 4-5 kali dalam sehari dengan urine bewarna kuning
f. Sistem Genitoreproduksi
Ny. S mengatakan tidak memiliki masalah pada alat reproduksinya
g. Sistem Muskuloskeletal
Ny. S mengalami kelemahan Ektermitas bawah sebelah kanan

Kekuatan otot

Kanan Kiri

4444 4444

2222 4444

h. Sistem Saraf Pusat


Tn. S mengatakan tidak ada keluhan bagian saraf pusat dan respon Tn. K
dalam keadaan baik.
i. Sistem Endokrin
Inspeksi : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan pada bagian kelenjar
tiroid
j. Sistem Integumen
Warna : coklat
Bentuk : keriput
Akral atas/bawah : akral teraba hangat dikanan kiri pada ekstremitas
atas/bawah
k. Sistem Persepsi Sensori

a. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga simetris, telinga tampak bersih dan tidak
mengeluarkan cairan
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada tulang mastoid
Uji Pendengaran : Klien tidak mengalami gangguan pendengaran
b. Hidung
Inspeksi : Bentuk lubang hidung simetris, tidak ada secret dan tidak ada
pendarahan
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba krepitasi pada bagian
hidung
Kemampuan menghidup : menghidup klien normal

c. Mata
Inspeksi : Bentuk mata asimetris mata sebelah kanan terpejam , pupil
isokor kanan kiri, konjugtiva tidak anemis
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian kelopak mata
Kemampuan penglihatan normal

6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a. Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga baik, terbukti Ny. S suka mengobrol dengan
anaknya Ny. S tidak terlihat cemas ataupun depresi
b. Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP 1
1) Apakah klien mengalami sukar tidur?
N. S mengatakan tidak mengalami sukar tidur
2) Apakah klien sering gelisah?
Ny. S mengatakan sedikit merasa gelisah ketika penyakitnya kembuh
3) Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
Ny. S mengatakan tidak pernah murung dan menangis sendiri
4) Apakah klien sering was-waas atau khawatir?
Ny. S mengatakan merasa was-was atapun khawatir takut penyakitnya
tidak bisa sembuh

PERTANYAAN TAHAP 2
5) Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ny. S mengatakan tidak mengalami keluhan karena sering terapi
6) Ada masalah atau banyak pikiran?
Ny. S mengatakan tidak lagi banyak pikiran
7) Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain?
Ny. S mengatakan tidak memiliki masalah apapun
8) Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter?
Ny. S mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tidur / penenang
9) Cenderung mengurung diri?
Ny. S mengatakan tidak pernah mengurung diri
Masalah Emosional: Ya / Tidak
c. Spiritual
Ny. S mengatakan ia sholat 5 waktu dibantu oleh anaknya buat ambil wudhu
sholat dengan keadaan duduk.

7. Pengkajian Status Fungsional


Katz Indeks

No Aktivitas Mandiri Tergantung


1. Mandi √
2. Berpakaian √
3. Ke kamar kecil √
4. Berpindah √
5. Kontinen √
6. Makan √
Nilai E

8. Pengkajian Status Mental Lansia


Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)

No Item Pertanyaan Benar Salah


1. Jam berapa sekarang? √
2. Tahun berapa sekarang? √
3. Kapan bapak/ibu lahir? √
4. Berapa umur bapak/ibu sekarang? √
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang? √
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal √
bersama bapak/ibu?
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal √
bersama bapak/ibu?
8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia? √
9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia √
sekarang?
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? √
JUMLAH 10

MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)


Nama : Ny S
Jenis Kelamin : L/ P
Pendidikan : S-1
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Riwayat Penyakit : ( √ ) Stroke ( ) DM ( ) Hipertensi
( ) Penyakit jantung ( ) Penyakit lain..................
Pemeriksa : Irma Agustina
Tanggal : 06 – Januari – 2021

Item Tes Nilai maks Nilai


ORIENTASI
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari
1 5 5
apa?
Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota),
2 5 5
(rumah sakit), (lantai/kamar)
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar),
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga
3 nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang 3 3
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan
dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau disuruh
4 mengeja terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada 5 5
huruf yang benar sebelum kesalahan; misalnya
uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di
5 3 3
atas
BAHASA
Pasien diminta menyebutkan nama benda yang
6 2 2
ditunjukkan ( pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :” tanpa 1 1
kalau dan atau tetapi ”
Pasien diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini
8 dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan 3 3
letakkan di lantai”.
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah
9 1 1
“Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 1
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 1
Skor Total 30 30
Interpretasi Hasil:
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 -22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
FALL RISK ASSESSMENT TOOL MORSE FALL SCALE

FAKTOR RESIKO SKALA POIN SKOR


Riwayat jatuh o Ya 25 25
o Tidak 0
Diagnosis sekunder (≥ o Ya 15 0
2 diagnosis medis) o Tidak 0
Alat bantu o Berpegangan pada 30 30
perabot
o Tongkat/ alat 15 15
penopang
o Tidak ada/ kursi 0
roda/ perawat/ tirah
baring
Terpasang infus o Ya 20 0
o Tidak 0
Gaya berjalan o Terganggu 20 20
o Tidak 0
Status mental o Sering lupa atas 15 0
keterbatasan yang
dimiliki
o Sadar akan 0
kemampuan diri
sendiri
Total 90
Keterangan:

Tingkat resiko Skor morse Tindakan


Resiko rendah 0-24 Tidak ada tindakan
Resiko sedang 25-44 Pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi ≥ 45 Pencegahan jatuh resiko
tinggi

3.2 ANALISA DATA


N
DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1 Ds : Penurunan Fungsi Gangguan Mobilitas
- Klien mengatakan kelemahan dan Motorik dan Fisik
tidak bisa digerakan pada ektermitas musculoskletal (SDKI: 0054)
bawah sebelah kanan

Do :
- Keadaan umum; pasien Cuma duduk
dan berbaring di tempat tidur Kelemahan pada
- Kesadaran : datu atau dua dan
Composmentis keempat anggota
GCS: 4/5/6/ gerak
TTV :
TD : 140/90
- Kekuatan Tonus Otot

4 4 Gangguan
2 4 musculoskletal
(Hemiprasis Dextra)
2 Ds : Gangguan Mobilitas Risiko Jatuh
- Ny. S mengatakan kaki sebelah Fisik berhubungan dengan
kanan nya tidak bisa digerakan kekuatan otot
- Ny. S mengatakan aktifitasnya harus menurun
dibantu
DO : Risiko Jatuh
- Pasien terlihat adanya gangguan
kesimbangan dan gangguan
mobilitas
- Total skor pengkajian risiko pasien
jatuh dengan skla morse adalah
pasien risiko jatuh tinggi
3.3 RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi


DX
1 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan Dukungan mobilisasi
b.d Gangguan keperawatan selama 3 kali
Observasi
neuromuscular 24 jam, maka diharapkan
gangguan mobilitas fisik  Identifikasi adanya nyeri atau

dapat teratasi, dengan keluhan fisik pasien

kriteria hasil :  Monitor tekenan darah pasien


sebelum memulai mobilitas
1) Pergerakan ekstermitas  Monitor keadaan umum pasien
pasien meningkat selama melakukan mobilisasi
2) Kekuatan otot pasien
meningkat Terapeutik

3) Rentang gerak (ROM)  Ajarkan dan dukung pasien dalam

pasien meningkat gerak (ROM) aktif dan pasif

4) Nyeri menurun menurunkan kekakuan sendi dan

5) Gerakan terbatas mempertahankan atau meningkatkan

menurun kekuatan serta ketahan otot.


 Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan.
 Fasilitasi alat bantu (misal: Kursi
roda atau tongkat) untuk mobilisasi
pasien jika tidak stabil
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (misal:duduk di
tempat tidur, dan berpindah dari
tempat duduk dan kursi).

2 Risiko Jatuh Setelah dilakukan asuhan Pencegahan Jatuh


berhubungan dengan keperawatan selama 3 kali
kekuatan otot menurun 24 jam, maka diharapkan
Observasi
tingkat jatuh menurun,
dengan kriteria hasil :  Identifikasi factor risiko jatuh
 Identifikasi resiko jatuh setidaknya
1) Jatuh saat berdiri sekali setiap shift
menurun  Identifikasi factor lingkungan yang
2) Jatuh saat berjalan mengingkatkan risiko jatuh
menurun  Monitor kemampuan berpindah dari
3) Jatuh saat tempat tidur ke kekursi roda atau
dipindahkan menurun sebaliknya
4) Jatuh saat dikamar
Teraupetik
mandi menurun
 Pastikan roda tempat tidur dan kursi
roda selalu dalam keadaan terkunci
 Atur tempat tidur mekanis pada
posisi terendah
 Gunakan alat bantu berjalan (misal.
Walker)

Edukasi

 Anjurkan memangil perawat jika


membutuhkan bantuan untuk
berpindah
 Anjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin
 Anjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga kesiimbangan tubuh
 Anjurkan melebarkan jarak kedua
kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tanggal DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
07-01-2021 Hambatan mobilitas fisik b.d 09.00  Mengidentifikasi adanya nyeri atau S: klien mengatakan nyeri dan lemah IRMA
Gangguan neuromuscular sampai keluhan fisik pasien dibagian ekstermitas bawah sebelah
09.45  Memonitor tekenan darah pasien kanan.
sebelum memulai mobilitas O:
 Memonitor keadaan umum pasien  TD: 138/86
selama melakukan mobilisasi
 RR : 33x/menit
 Mengajarkan dan dukung pasien
 Mengarjakan pasien melakukan
dalam gerak (ROM) aktif dan pasif
latihan ROM
menurunkan kekakuan sendi dan
mempertahankan atau A: Tujuan belum tercapai
meningkatkan kekuatan serta P: Lanjutkan intervensi 2 dan 3
ketahan otot.
 Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.
 Memfasilitasi alat bantu (misal:
Kursi roda atau tongkat) untuk
mobilisasi pasien jika tidak stabil
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
 Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
 Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (misal:duduk
di tempat tidur, dan berpindah dari
tempat duduk dan kursi).

07-01-2021 Risiko Jatuh berhubungan 09.00  Mengidentifikasi factor risiko jatuh S: IRMA
dengan kekuatan otot menurun sampai  Mengidentifikasi resiko jatuh - Ny. S mengatakan kaki sebelah
09.45 setidaknya sekali setiap shift kanan nya tidak bisa digerakan
 Mengidentifikasi factor lingkungan - Ny. S mengatakan aktifitasnya
yang mengingkatkan risiko jatuh harus dibantu
 Memonitor kemampuan berpindah O :
dari tempat tidur ke kekursi roda - Lingkungan sekitar pasien aman
atau sebaliknya A : factor risiko jatuh belom teratasi
 Mempastikan roda tempat tidur dan P : Intervensi dilanjutkan
kursi roda selalu dalam keadaan
terkunci
 Mengatur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
 Menggunakan alat bantu berjalan
(misal. Walker)
 Menganjurkan memangil perawat
jika membutuhkan bantuan untuk
berpindah
 Menganjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin
 Menganjurkan berkonsentrasi untuk
menjaga kesiimbangan tubuh
 Menganjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
- Mengobservasi ttv setiap hari S : Tn. S mengatakan sering mengeluh
terutama tekanan darah pusing dalam 3 bulan ini pusing
- Mengobservasi warna kulit, dirasakan diseluruh bagian kepala
kelembapan, dan suhu sampai keleher bagian belakang

- Memberikan posisi yang nyaman bahkan jantung sedikit berdebar

- Mengajarkan teknik relaksasi napas O:


Hambatan mobilitas fisik b.d 07.00 dalam - klien tampak lemah
08-01-2021 Gangguan neuromuscular sampai - klien tampak memegang bagian Agus
07.45 dada
- klien juga terlihat lemah
- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Penurunan curah jantung belom
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengobservasi tekanan darah klien S : Tn. S mengatakan masih mengeluh
- Mengkaji skla nyeri pusing pada saat bangun tidur, pusing

- Mengkaji tindakan yang sudah dirasakan diseluruh bagian kepala

pernah dilakukan klien untuk dan hilang timbul.

mengurangi rasa nyeri O:


07.00
Nyeri akut berhubungan dengan - Memberi reinforcement positif - Keadaan Umum : Lemah
23-06-2020 sampai Agus
peningkatan tekanan darah terhadap tindakan yang dilakukan - TD : 160/90 mmHg, N : 90 x/menit
07.45
- Memberikan informasi mengenai - skala nyeri 3 (0-10)
skala nyeri - klien tampak menahan bagian
- Mengajarkan teknik relaksasi dan tengkuk
distraksi untuk manajemen nyeri A : Nyeri akut belum teratasi
dengan beristirahat P : Intervensi dilanjutkan
- Mengkaji adanya alergi makanan S : Tn. S mengatakan masih tidak nafsu
- Menganjurkan komposisi nutrisi makan untuk beberapa hari terakhir
seimbang dan badan terasa lemah mau

- Menganjurkan untuk meningkatkan beraktivitas


07.00 nafsu makan O:
Kebutuhan nutrisi tidak adekuat
23-06-2020 sampai - Menganjurkan untuk meningkatkan - klien tampak lemah Agus
berhubungan dengan faktor biologis
07.45 protein dan vitamin - klien tampak makan 3-5 sendok

- Memberikan informasi tentang saja

kebutuhan nutrisi - bb turun 2 kg


A : Kebutuhan nutrisi belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
23-06-2020 Penurunan curah jantung 07.00 - Mengobservasi ttv setiap hari S : Tn. S mengatakan masih mengeluh Agus
terutama tekanan darah pusing dalam 3 bulan ini pusing
- Mengobservasi warna kulit, dirasakan diseluruh bagian kepala
kelembapan, dan suhu sampai keleher bagian belakang
- Memberikan posisi yang nyaman bahkan jantung sedikit berdebar

- Mengajarkan teknik relaksasi napas O:

dalam - klien tampak lemah


berhubungan dengan peningkatan sampai
- klien tampak memegang bagian
tekanan darah 07.45
dada
- klien juga terlihat lemah
- TD : 160/90 mmHg, N : 90 x/menit
A : Penurunan curah jantung belom
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

24-06-2020 Nyeri akut berhubungan dengan 07.00 - Mengobservasi tekanan darah klien S : Tn. S mengatakan masih juga Agus
peningkatan tekanan darah sampai - Mengkaji skla nyeri mengeluh pusing pada saat bangun
07.45 - Mengkaji tindakan yang sudah tidur, pusing dirasakan diseluruh

pernah dilakukan klien untuk bagian kepala dan hilang timbul.

mengurangi rasa nyeri O:

- Memberi reinforcement positif - Keadaan Umum : Lemah

terhadap tindakan yang dilakukan - TD : 140/110 mmHg, N : 90

- Memberikan informasi mengenai x/menit

skala nyeri - skala nyeri 3 (0-10)

- Mengajarkan teknik relaksasi dan - klien tampak menahan bagian


distraksi untuk manajemen nyeri tengkuk
dengan beristirahat A : Nyeri akut belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengkaji adanya alergi makanan S : Tn. S mengatakan masih tidak nafsu
- Menganjurkan komposisi nutrisi Makan dan makan Cuma 1-5 sendok
seimbang saja

- Menganjurkan untuk meningkatkan O:


07.00
Kebutuhan nutrisi tidak adekuat nafsu makan - klien tampak lemah
24-06-2020 sampai Agus
berhubungan dengan faktor biologis - Menganjurkan untuk meningkatkan - klien tampak makan 3-5 sendok
07.45
protein dan vitamin saja

- Memberikan informasi tentang - bb turun 2 kg


kebutuhan nutrisi A : Kebutuhan nutrisi belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
24-06-2020 Penurunan curah jantung 07.00 - Mengobservasi ttv setiap hari S : Tn. S mengatakan masih mengeluh Agus
berhubungan dengan peningkatan sampai terutama tekanan darah Pusing yang dirasakan diseluruh
tekanan darah 07.45 - Mengobservasi warna kulit, bagian kepala sampai keleher bagian
kelembapan, dan suhu belakang bahkan jantung sedikit

- Memberikan posisi yang nyaman berdebar

- Mengajarkan teknik relaksasi napas O:

dalam - klien tampak lemah


- klien juga terlihat lemah
- TD : 140/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Penurunan curah jantung belom
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

- Mengobservasi tekanan darah klien S : Tn. S mengatakan sudah merasa tidak


- Mengkaji skla nyeri terlalu pusing lagi pada saat bangun

- Mengkaji tindakan yang sudah tidur.

pernah dilakukan klien untuk O:

mengurangi rasa nyeri - Keadaan Umum : Lemah


07.00
Nyeri akut berhubungan dengan - Mengajarkan teknik relaksasi dan - TD : 160/110 mmHg, N : 90
25-06-2020 sampai Agus
peningkatan tekanan darah distraksi untuk manajemen nyeri x/menit
07.45
dengan beristirahat - skala nyeri 2 (0-10)
- klien tampak menahan bagian
tengkuk
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Menganjurkan komposisi nutrisi S : Tn. S mengatakan masih tidak nafsu
seimbang Makan dan makan sudah sedikit
- Menganjurkan untuk meningkatkan ditingkatkan menjadi 8 sendok
nafsu makan O:
07.00
Kebutuhan nutrisi tidak adekuat - Menganjurkan untuk meningkatkan - klien tampak lemah
25-06-2020 sampai Agus
berhubungan dengan faktor biologis protein dan vitamin - klien tampak makan 3-5 sendok
07.45
- Memberikan informasi tentang saja
kebutuhan nutrisi - bb turun 2 kg
A : Kebutuhan nutrisi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
25-06-2020 Penurunan curah jantung 07.00 - Mengobservasi ttv setiap hari S : Tn. S mengatakan sudah tidak Agus
terutama tekanan darah mengeluh terlalu Pusing lagi yang
- Memberikan posisi yang nyaman dirasakan diseluruh bagian kepala
- Mengajarkan teknik relaksasi napas sampai keleher bagian belakang
dalam bahkan jantung sedikit berdebar
O:
berhubungan dengan peningkatan sampai - klien tampak lemah
tekanan darah 07.45 - klien juga terlihat lemah
- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Penurunan curah jantung teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

- Mengkaji skla nyeri S : Tn. S mengatakan tidak terlalu pusing


- Mengkaji tindakan yang sudah lagi pada saat bangun tidur.
pernah dilakukan klien untuk O:
mengurangi rasa nyeri - Keadaan Umum : Lemah
07.00 - Mengajarkan teknik relaksasi dan - TD : 140/110 mmHg, N : 90
Nyeri akut berhubungan dengan
26-06-2020 sampai distraksi untuk manajemen nyeri x/menit Agus
peningkatan tekanan darah
07.45 dengan beristirahat - skala nyeri 2 (0-10)
- klien tampak menahan bagian
tengkuk
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
26-06-2020 Kebutuhan nutrisi tidak adekuat 07.00 - Menganjurkan untuk meningkatkan S : Tn. S mengatakan sudah mulai nafsu Agus
nafsu makan Makan dan makan sudah mulai
- Menganjurkan untuk meningkatkan banyak
protein dan vitamin O:
- Memberikan informasi tentang - klien tampak lemah
sampai
berhubungan dengan faktor biologis kebutuhan nutrisi - klien tampak makan 3-5 sendok
07.45
saja
- bb turun 2 kg
A : Kebutuhan nutrisi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Mengobservasi ttv setiap hari S : Tn. S mengatakan sudah tidak Pusing
terutama tekanan darah lagi cuma tengkuk masih terasa berat
- Memberikan posisi yang nyaman bahkan jantung tidak terlalu berdebar

- Mengajarkan teknik relaksasi napas O:


Penurunan curah jantung 07.00 dalam - klien tampak lemah
26-06-2020 berhubungan dengan peningkatan sampai - klien juga terlihat lemah Agus
tekanan darah 07.45 - TD : 140/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Penurunan curah jantung teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

27-06-2020 Nyeri akut berhubungan dengan 07.00 - Mengkaji tindakan yang sudah S : Tn. S mengatakan tidak pusing lagi Agus
peningkatan tekanan darah sampai pernah dilakukan klien untuk pada saat bangun tidur.
07.45 mengurangi rasa nyeri O:
- Mengajarkan teknik relaksasi dan - Keadaan Umum : Lemah
distraksi untuk manajemen nyeri - TD : 140/110 mmHg, N : 90
dengan beristirahat x/menit
- skala nyeri 0 (0-10)
- klien tampak menahan bagian
tengkuk
A : Nyeri akut teratasi
P : Intervensi dihentikan
- Menganjurkan untuk meningkatkan S : Tn. S mengatakan sudah nafsu
protein dan vitamin Makan dan makan sudah banyak
- Memberikan informasi tentang O:
07.00 kebutuhan nutrisi - klien tampak lemah
Kebutuhan nutrisi tidak adekuat
27-06-2020 sampai - klien tampak makan 3-5 sendok Agus
berhubungan dengan faktor biologis
07.45 saja
- bb turun 2 kg
A : Kebutuhan nutrisi teratasi
P : Intervensi dihentikan
27-06-2020 Penurunan curah jantung 07.00 - Memberikan posisi yang nyaman S : Tn. S mengatakan sudah tidak Pusing Agus
berhubungan dengan peningkatan sampai - Mengajarkan teknik relaksasi napas lagi dan tengkuk tidak terasa berat
tekanan darah 07.45 dalam bahkan jantung tidak berdebar lagi
O:
- klien tampak lemah
- klien juga terlihat lemah
- TD : 140/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Penurunan curah jantung teratasi
P : Intervensi dihentikan

- Menggunakan pendekatan yang S:


menenangkan - Tn. S mengatakan pernah merasa
- Mendengarkan semua keluhan yang gelisah ketika penyakitnya kembuh
klien rasakan - Tn. S mengatakan merasa was-was
- Mendorong klien untuk atapun khawatir takut penyakitnya
07.00 mengungkapkan perasaan, ketakutan tidak bisa sembuh
Ansietas berhubungan dengan
29-06-2020 sampai dan persepsi O: Agus
gejala terkait penyakit
07.45 - Meinstruksikan klien menggunakan - Klien tampak cemas
teknik relaksasi - Klien tampak bingung
- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Ansietas belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
29-06-2020 Gangguan rasa nyaman 07.00 - Menggunakan pendekatan yang S: Agus
berhubungan dengan proses sampai menenangkan Tn. S mengatakan sering mengeluh pusing
penyakit 07.45 - Mendengarkan dengan penuh pada saat bangun tidur, pusing dirasakan
perhatian diseluruh bagian kepala dan hilang timbul

- Membantu klien mengenal situasi sampai ketengkuk

yang menimbulkan kecemasan O:

- Meinstrusikan klien menggunakan - Klien tampak memegang bagian

teknik relaksasi leher belakang


- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Gangguan rasa nyaman belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

- Menggunakan pendekatan yang S:


menenangkan - Tn. S mengatakan masih merasa
- Mendengarkan semua keluhan yang gelisah ketika penyakitnya kembuh
klien rasakan - Tn. S mengatakan merasa was-was
- Mendorong klien untuk atapun khawatir takut penyakitnya
07.00 mengungkapkan perasaan, ketakutan tidak bisa sembuh
Ansietas berhubungan dengan
30-06-2020 sampai dan persepsi O: Agus
gejala terkait penyakit
07.45 - Meinstruksikan klien menggunakan - Klien tampak cemas
teknik relaksasi - Klien tampak bingung
- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Ansietas belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
30-06-2020 Gangguan rasa nyaman 07.00 - Menggunakan pendekatan yang S: Agus
berhubungan dengan proses sampai menenangkan Tn. S mengatakan masih mengeluh pusing
penyakit 07.45 - Mendengarkan dengan penuh pada saat bangun tidur, pusing dirasakan
perhatian diseluruh bagian kepala dan hilang timbul

- Membantu klien mengenal situasi sampai ketengkuk

yang menimbulkan kecemasan O:

- Meinstrusikan klien menggunakan - Klien tampak memegang bagian

teknik relaksasi leher belakang


- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Gangguan rasa nyaman belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

- Menggunakan pendekatan yang S:


menenangkan - Tn. S mengatakan masih merasa
- Mendengarkan semua keluhan yang gelisah ketika penyakitnya kembuh
klien rasakan - Tn. S mengatakan merasa was-was
- Mendorong klien untuk atapun khawatir takut penyakitnya
07.00 mengungkapkan perasaan, ketakutan tidak bisa sembuh
Ansietas berhubungan dengan
01-07-2020 sampai dan persepsi O: Agus
gejala terkait penyakit
07.45 - Meinstruksikan klien menggunakan - Klien tampak cemas
teknik relaksasi - Klien tampak bingung
- TD : 170/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Ansietas belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
01-07-2020 Gangguan rasa nyaman 07.00 - Menggunakan pendekatan yang S: Agus
berhubungan dengan proses sampai menenangkan Tn. S mengatakan masih juga mengeluh
penyakit 07.45 - Mendengarkan dengan penuh pusing pada saat bangun tidur, pusing
perhatian dirasakan diseluruh bagian kepala dan

- Membantu klien mengenal situasi hilang timbul sampai ketengkuk

yang menimbulkan kecemasan O:

- Meinstrusikan klien menggunakan - Klien tampak memegang bagian


teknik relaksasi leher belakang
- TD : 160/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Gangguan rasa nyaman belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

- Mendengarkan semua keluhan yang S:


klien rasakan Tn. S mengatakan masih sedikit merasa
- Mendorong klien untuk was-was atapun khawatir takut penyakitnya
mengungkapkan perasaan, ketakutan tidak bisa sembuh
07.00 dan persepsi O:
Ansietas berhubungan dengan
02-07-2020 sampai - Meinstruksikan klien menggunakan - Klien masih tampak cemas Agus
gejala terkait penyakit
07.45 teknik relaksasi - Klien masih tampak bingung
- TD : 140/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Ansietas teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
02-07-2020 Gangguan rasa nyaman 07.00 - Menggunakan pendekatan yang S: Agus
berhubungan dengan proses sampai menenangkan Tn. S mengatakan masih juga mengeluh
penyakit 07.45 - Mendengarkan dengan penuh pusing pada saat bangun tidur, pusing
perhatian dirasakan diseluruh bagian kepala dan

- Membantu klien mengenal situasi hilang timbul sampai ketengkuk

yang menimbulkan kecemasan O:

- Meinstrusikan klien menggunakan - Klien tampak memegang bagian

teknik relaksasi leher belakang


- TD : 140/110 mmHg, N : 90
x/menit
A : Gangguan rasa nyaman belom teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. R. D. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish
Kholifah, Siti Nur. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai