2019
A.Latar Belakang
Lambung adalah organ berbentuk kantong menyerupai huruf J yang terletak di bagian
atas perut. Organ pencernaan satu ini dipenuhi oleh otot dan pembuluh darah. Ukuran
lambung dapat berubah bentuk mengikuti postur manusia dan seberapa banyak makanan
yang ada di dalam lambung pada saat makan. Proses pencernaan dapat dilakukan dengan
cara mekanik dan kimiawi. Proses mekanik adalah proses pengubahan makanan yang
berukuran besar sampai ukurannya lebih kecil. Proses ini dibantu dengan gigi, lambung dan
usus selain itu juga dibantu dengan adanya gerakan peristaltik. Sedangkan pencernaan
kimiawi adalah pengubahan secara kimia dilakukan dengan bantuan enzim. Di bagian
dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah
lambung. Getah Lambung (gastric juice) Merupakan cairan yang ada di dalam lambung.
Komponen getah lambung terdari dari air, asam klorida dan enzim. Sekresi dari getah
lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls parasimpatis yang terdapat
pada medula dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang gastrik glands untuk
mensekresikan pepsinogen, asam klorida, mukus, dan hormon gastrin. Komponen getah
lambung terdari dari air, asam klorida dan enzim. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
gastric juice dan juga enzim yg dhasilkan oleh lambung.
1. Anatomi Fisiologi Lambung
A. Anatomi Lambung
1. Tempat penyimpanan makanan sementara, setidaknya selama dua jam atau lebih
sebelum disalurkan ke organ pencernaan selanjutnya
2. Memecah dan mengaduk-aduk makanan lewat gerak peristaltik yang dipicu oleh
kerja lapisan otot lambung
3. Mencerna dan menghancurkan makanan dengan bantuan enzim lambung.
Proses pencernaan dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi. Proses
mekanik adalah proses pengubahan makanan yang berukuran besar sampai ukurannya
lebih kecil.Proses ini dibantu dengan gigi, lambung dan usus selain itu juga dibantu
dengan adanya gerakan peristaltik. Sedangkan pencernaan kimiawi adalah pengubahan
secara kimia dilakukan dengan bantuan enzim.
Anatomi Atlas Sobotta 2017
B. Fisiologi Lambung
1. Kardiak
2. Fundus
3. Badan lambung
Badan lambung adalah bagian dari anatomi lambung yang paling penting.
Pasalnya, badan lambung menjadi tempat makanan dicerna dan diproses menjadi
bentuk kecil-kecil dengan bantuan enzim lambung.
4. Antrum
Antrum adalah bagian terbawah dari lambung, terkadang disebut juga dengan
antrum pilorus. Antrum memiliki fungsi sebagai tempat menampung makanan
yang sudah dicerna sebelum disalurkan menuju usus halus.
5. Pilorus
Pilorus adalah anatomi lambung paling akhir yang terhubung langsung dengan
usus halus. Pada pilorus terdapat sfingter pilorus, yaitu cincin otot tebal yang
berfungsi sebagai katup yang mengatur keluarnya makanan dari lambung menuju
duodenum. Sfingter pilorus ini juga berfungsi untuk mencegah makanan yang
sudah tersalurkan ke duodenum agar tidak kembali ke lambung.
b. Lapisan pada dinding lambung
Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang
lebih kecil.
Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan.
Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan
sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu
sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud
cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.
Asam Klorida (HCL) merupakan asam yang berfungsi sebagai enzim, yang
berguna untuk membunuh kuman dan bakteri pada makanan.
A. Fokus anamnesa
1. Namnesa
Anamnese meliputi :
a. Nama :
b. Usia :
c. Jenis kelamin :
d. Jenis pekerjaan :
e. Alamat :
f. Suku/bangsa :
g. Agama :
h. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikanrendah/minim keluhan
sakit perut ,mual,nafsu makan menurun dianggap sakit perut biasa dan akan
memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
i. Riwayat sakit dan kesehatannya
Keluhan utama : Lemah,mual,muntah,mengalami gejala refluk asam
lambung seperti lambung bagian atas terasa perih (heartburn),kehilangan
nafsu makan dan dapat disertai penurunan berat badan yang drastis
Riwayat penyakit saat ini : meliputi perjalan penyakitnya, awal darigejala
yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau
bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum:
Lemah,mual,muntah,mengalami gejala refluk asam lambung seperti lambung
bagian atas terasa perih (heartburn),kehilangan nafsu makan dan dapat disertai
penurunan berat badan yang drastis
Keadaran :pada awalnya compos mentis perasaan tidak berdaya
b. Pemeriksaan tanda tanda vital
Suhu : suhu tubuh subnormal
Nadi : frekuensi nadi subnormal
RR : frekuensi pernafasn meningkat,takipnue, hipernea pada pernafasan
TD : hipotesi
c. Head to toes
1. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
i. Kepala
Bentuk kepala, kulit kepala, luka, ketombe : bentuk kepala lonjong,
kulit kepala kotor.
Pertumbuhan rambut: lebat, mudah rontok : pertumbuhan rambut
jarang.
Kesan wajah (simetris/tidak, pembengkakan) : simetris, tidak ada
pembengkakan
ii. Mata
Kebersihan, gangguan pada mata: kemerahan, air mata, dll
Pemeriksaan celah mata, konjungtiva, dan sklera : pucat
Pemeriksaan pupil : isokor
Pemeriksaan visus dengan kartu snellen : tidak terkaji
Pemeriksaan tekanan bolamata (TIO) : tidak terkaji
Refleks terhadap cahaya : positif
iii. Telinga
Fungsi pendengaran : tidak terkaji
Bentuknya : simetris antara bentuk telinga kanan maupun kiri.
Periksa lubang telinga dan membrana tympani : ada pantulan cahaya
Mastoid (nyeri, dll) : tidak terkaji
Apakah keluar cairan : tidak keluar cairan
Kebersihan : kotor
iv. Hidung
Posisi septum : lurus/ simetris
Sekret hidung : ada secret
Nyeri sinus, polip : tidak terkaji
Fungsi pembauan : tidak terkaji
Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak ada penggunaan aksesoris
v. Mulut dan tenggorokan
Kemampuan berbicara :mampu berbicara
Keadaan bibir: Seilosis, Seilisis, gusi dan selaput lendir dan lain-lain
Warna lidah : putih
Keadaan palatum : kotor
Gigi gerigi, letak gigi, kondisi gigi : gigi bagian depan atas sabagian
sudah tidak ada.
Penggunaan aksesoris (tindik) : tidak menggunakan aksesoris
vi. Leher
Bentuk, gerakan : simetris, gerakan terbatas
Pembesaran thiroid : tidak ada pembesaran tiroid
Kelenjar getah bening : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening
Kelainan lainnya : tidak ada
vii. Dada
a. Inspeksi
Perhatikan simetris atau tidak : simetris
Kelainan bentuk dada : tidak ada kelainan bentuk dada
Retraksi dada : tidak ada retraksi dada
Ketinggalan gerak : tidak ada
Karakter pernafasan : dalam
Ukuran (konfigurasi) dada anterio-posterior : 2:1
Ictus cordis : ictus cordis terlihat
b. Palpasi
Simetris atau tidak pada waktu bernafas : simetris
Adanya massa : tidak ada massa
Pernafasan (kecepatan, kedalaman, jenis pernafasan) : pernafasan
lambat dan dalam, kusmaul.
Ictus cordis : ictus cordis teraba
c. Perkusi
Suara pekak pada seluruh lapang paru
Bunyi dullness berkurang pada jantung
d. Auskultasi
Suara napas : egophoni
Bunyi tambahan : ronkhi basah
viii. Punggung
Tidak ada kelainan bentuk punggung
ix. Abdomen
1. Inspeksi
Warna kulit : pucat
Bentuk/kontur : agak buncit
Simetris atau tidak : simetris
2. Auskultasi
Suara bising usus : 25 x/menit
3. Perkusi
Suara timpani dan tidak ada ascites
4. Palpasi
Tidak ada pembesaran hepar maupun lien
Tidak ada distensi abdomen
x. Ekstremitas
1. Atas :
Terpasang infus di tangan kiri
2. Bawah :
Terdapat ulkus di tungkai kaki kanan
xi. Integumen
Turgor kulit tidak elastic
xii. Genetalia
Tidak ada keluhan
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan getah lambung :
Mengetahui motilitas lambung
Mengetahui sekresi lambung
Mencari adanya unsur-unsur abnormal ( pus,leukosit,eritrosit)
Untuk medical forensic
Untuk pemeriksaan citologi ( mengetahui adanya sel tumor )
Cara memperoleh getah lambung:
Sondage lambung
Ada 3 macam sonde : a. sonde wangestane (pjg 45,55,65,75 cm)
b. sonde Levine ( pjg 50,60,70,80 cm)
c. sonde rile ( pjg 49,65,81 cm )
Cara Pengambilan :
Penderita sebelumnya puasa semalam (10 jam)
Penderita disuruh duduk, pasang serbet pada lehernya dan penampung pada
tangannya.
Penderita harus tenang, bernafas dengan mulut, kepala agak menunduk dan
lidah agak dijulurkan.
Masukkan ujung sonde ke dalam sampai hampir menyentuh dinding belakang
farink
Bila garis gigi seri telah bertepatan antara garis-garis sonde, itu menandakan
bahwa ujung sonde itu sudah berada dalam lumen lambung. Untuk orang
gugup sering tidak bisa menelan sonde, maka ia boleh ditolong dengan cocain
1% atau boleh juga dalam hal ini sonde dimasukkan dalam esofagus melalui
dinding lambung. Cocain 1% berfungsi untuk mematikan rasa / anestesi.
Isi lambung dapat dihisap dengan balon / spuit yang dipasang pada ujung luar
sonde.
b. Tes untuk infeksi Helicobacter pylori. Contohnya adalah tes darah, tes sampel
tinja, atau uji urea pada pernapasan (urea breath test). Selain untuk mendeteksi
keberadaan bakteri Helicobacter pylori, tes darah juga dapat mendeteksi jika
pasien mengalami anemia. Tes sampel tinja juga dapat mendeteksi jika pasien
menderita gastritis, terutama gastritis erosif dengan mendeteksi keberadaan darah
pada tinja
c. Gastroskopi, guna melihat adanya tanda-tanda peradangan di dalam lambung.
Pemeriksaan gastroskopi dilakukan dengan cara memasukkan selang khusus yang
sudah dipasangi kamera di ujungnya. Selang dimasukkan ke dalam lambung
melalui mulut, untuk melihat kondisi lambung. Pemeriksaan ini terkadang
dikombinasikan dengan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan pada daerah
yang dicurigai mengalami radang, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium.
d. Ultrasonographi (USG) Kelainan pada asam lambung agak sulit dideteksi dengan
USG. USG dibutuhkan apabila dicurigai adanya tumor abdomen dan adanya
cairan pada abdomen
e. Pemeriksaan foto Rontgen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi
saluran pencernaan bagian atas. Untuk membantu melihat luka pada saluran
pencernaan, terutama lambung, pasien akan diminta untuk menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum foto Rontgen dilakukan
f. Biopsi atau pemeriksaan sel kanker dengan mengambil dan memeriksa jaringan
lambung
Gastritis terkadang tidak menimbulkan gejala apa pun. Tapi, sebagian orang
dapat mengalami gejala seperti mudah merasa kenyang, perut terasa sakit, muntah,
dan mual.
Gerd atau dikenal dengan istilah penyakit refluks asam lambung adalah kondisi
di mana asam lambung beserta isi lambung naik ke esofagus atau kerongkongan,
hingga menimbulkan iritasi pada dinding esofagus dan nyeri ulu hati. Kondisi ini
membuat penderitanya merasa kembung, terasa asam di rongga mulut akibat asam
lambung yang naik, bagian dada serta tenggorokan terasa nyeri dan
tersumbat, cegukan, bersendawa, batuk kering, hingga sulit untuk menelan
makanan.
c. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka yang terdapat pada dinding lambung akibat
terkikisnya lapisan lambung. Luka ini juga bisa muncul pada bagian atas usus kecil.
Penyebab yang paling umum adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori dan
penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti aspirin, dalam jangka panjang.
Gejalanya yaitu nyeri berat pada bagian ulu hati, perut kembung, bersendawa,
nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, cepat kenyang, mual dan muntah,
perut terasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan berlemak, serta BAB
berdarah.
d. Dispepsia
Kondisi ini merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat adanya penyakit di
bagian perut atas. Gejalanya mencakup mudah kenyang, rasa tidak nyaman di perut,
serta nyeri ulu hati setelah makan. Selain itu, seseorang yang mengalami dispepsia
juga dapat merasakan mual, kembung, dan perut terasa panas.
e. Kanker Lambung
Penyakit lambung lainnya yang berbahaya adalah kanker lambung. Kanker ini
terjadi ketika sel-sel kanker terbentuk di lapisan lambung Anda. Sel-sel ini bisa
tumbuh menjadi tumor, dan biasanya tumbuh secara perlahan selama bertahun-
tahun.
Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, terdapat
beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena kanker lambung, di
antaranya adalah infeksi bakteri H. pylori, merokok, obesitas, berusia di atas 55
tahun, kebiasaan mengonsumsi daging merah, garam, dan jarang mengonsumsi
serat.
f. Gastroparesis
Penyakit pada lambung tidak hanya mengganggu aktivitas, tapi juga kesehatan
secara keseluruhan akibat terganggunya pencernaan dan asupan nutrisi.
5. Penatalaksanaan