Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

K DENGAN KASUS
DIMENSIA
KOMUNITAS II
Dosen Pengampu: Rika Monika S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh:

1. Desi Setyaningsih ( 151100281)


2. Desy Ratnasari ( 151100280)
3. Marsianus Edo Tanjaya ( 151100295)
4. Priska Pipit Surat Sesa ( 151100301)
5. Sri Wulandari ( 151100308)
6. Sufyana Samma ( 151100307)
7. Windari Pancawatti ( 151100310)
8. M. Kadafir (151100233)
9. Oktovincen Kogopa (151100300)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..........................................................................................1
B. Tujuan umum............................................................................................1
C. Tujuan khusus...........................................................................................2
D. Rumusan masalah.....................................................................................2

BAB II TEORI

A. Definisi Demensia....................................................................................3
B. Epidemologi.............................................................................................3
C. Klasifikasi demensia.................................................................................4
D. Penyebab Demensia..................................................................................6
E. Manifestasi Klinis Demensia....................................................................7
F. Patofisiologi Demensia.............................................................................8
G. Pathway Demensia...................................................................................9
H. Pemeriksaan Penunjang Demensia..........................................................11
I. Penatalaksanaan Klinis Demensia...........................................................12
J. Pencegahan dan perawatan demensia......................................................13
K. Komplikasi..............................................................................................13
L. Konsep asuhan keperawatan Demensia...................................................14

BAB III KASUS

A. Kasus pasien dengan Demensia...............................................................17


BAB IV
A. Asuhan keperawatan pada pasien Demensia...........................................18
BAB V

ii
A. KESIMPULAN.......................................................................................61
B. SARAN....................................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................62

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Gerontik Demensia”
ini dengan lancar. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Rika Monika S.Kep., Ns., M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Komunitas II
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini 

  Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari


sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Yogyakarta, 12 Desember 2017

Penyusun

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Demensia adalah sebuah sindrome karna penyakit otak, bersifat
kronis atau progresif dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang
lebih tinggi termasuk : memori, berfikir, orientasi, pemahaman,
perhitungan, belajar, kemampuan dan penilaian kesadaran tidak terganggu.
Gangguan fungsi kognitif yg biasa di tandai, kadang kadang di
dahului oleh penurunan dalam pengendalian emosi, perilaku social atau
motivasasi. Sindrom terjadi pada penyakit Alzheimer di penyakit
serebrovaskuler dan dalam kondisi lain terutama atau sekunder yang
mempengaruhi otak. (Durand dan barlow 2006)
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa
demensia seringkali terjadi pada usia lanjut yg telah berumur kurang lebih
60 tahun demensia tersebut dapat di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
Demensia senilis dan Demensia pra senilis sekitar 56,8% lansia
mengalami demensia dalam bentuk demensia Alzheimer (4% dialami
lansia yg telah berusia 75 tahun, 16% pada usia 85 tahun, dan 32% pada
usia 90 tahun). Sampai saat ini diperkirakan 30 juta penduduk dunia
mengalami demensia dengan berbagai sebab.
Gejala awal gangguan ini adalah lupa akan peristiwa yang baru
saja terjadi tetapi bisa saja bermula sebagai depresi, ketakutan,
kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian lainya. Terjadi
perubahan ringan dalam pola berbicara, penderita menggunakan kata kata
yg lebih sederhana menggunakan kata kata yang tidak tepat atau tidak
mampu menemukan kata kata tepat, ketidakmampuan mengartikan tanda-
tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada
akhirnya penderita tidak dapat menjalankan fungsi social.

1
B. Tujuan Khusus
Mengetahui tentang teori dan asuhan keperawatan pada pasien dengan
demensia (kepikunan)
C. Tujuan Umum
1. Mengetahui pengertian demensia
2. Mengetahui epidemologi demensia
3. Mengetahui klasifikasi demensia
4. Mengetahui etiologi demensia
5. Mengetahui manifestasi klinis demensia
6. Mengetahui patofisiologi demensia
7. Mengetahui pathway demensia
8. Mengetahui pemeriksaan penunjang demensia
9. Mengetahui penatalaksanaan klinis demensia
10. Mengetahui pencegahan dan perawatan demensia
11. Mengetahui komplikasi demensia
12. Mengetahui konsep asuhan keperawatan demensia
13. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan demensia
D. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan demensia ?
2. Bagaimana epidemologi demensia ?
3. Jelaskan klasifikasi demensia?
4. Jelaskan etiologi demensia?
5. Bagaimana manifestasi klinis demensia?
6. Bagaimana patofisiologi demensia?
7. Bagaimana pathway demensia?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang demensia?
9. Apa saja penatalaksanaan klinis demensia?
10. Bagaimana pencegahan dan perawatan demensia?
11. Apa saja komplikasi demensia?
12. Bagaimana konsep asuhan keperawatan demensia?
13. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan demensia?

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan
fungsi vegetatif atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum,
pikiran abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan
lisan dapat terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)
Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan
hilangnya independensi sosial. (William F. Ganong, 2010)
Demensia adalah kumpulan gejala yang disebabkan beberapa
penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan
tingkah laku. (Grayson, 2004)
Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari – hari. Demensia merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang
secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari – hari. (Nugroho,
2008)
Demensia adalah suatu sidrom yang dikarakteristikkan dengan
adanya kehilangan kapasitas intelektual melibatkan tidak hanya ingatan
(memori), namun juga kognitif, bahasa, kemampuan visuospasial, dan
kepribadian. (Josep J.Gallo, 1998)
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya
fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga
menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987).
B. Epidemiologi Demensia
Usia di atas 65 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami
demensia dan hal ini tidak bergantung pada bangsa, suku, kebudayaan dan
status ekonomi. Hasil penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa
demensia terjadi sekitar 8 % pada warga di atas usia 65 tahun dan

3
meningkat sangat pesat menjadi 25 % pada usia di atas 80 tahun dan
hampir 40 % pada usia di atas 90 tahun.
C. Klasifikasi Demensia
Secara garis besar demensia pada usia lanjut dapat di klasifikasikan
dalam golongan, yaitu :
a. Demensia Degeneratif Primer ( 50-60 % )
Dikenali dengan nama demensia tipe Alzhermer, adalah suatu
keadaan yang meliputi perubahan dari jumlah, struktur dan fungsi
neuron di daerah tertentu dari korteks otak. Terjadi suatu kekusutan
neurifiblier ( neurofiblir tangles ) dan plak-plak neurik dan perubahan
aktivitas kolinergik di daerah-daerah tertentu di otak. Penyebab tidak
diketahui dengan pasti, tetapi beberapa teori menerangkan
kemungkinan adnya faktor kromosom atau genetik, radikal bebas,
toksin amiloid, pengaruh logam alumunium, akibat infeksi virus
lambat atau pengaruh lingkungan yang lain.
Menurut Whalley,1997 bahwa gejala klinik dimensia alzheimer
biasanya berupa permulaanya yang gradual yang berlanjut secara
lambat, biasanya dapat di bedakan dalam 3 fase, yaitu :
1) Fase I: ditandai dengan gangguan memori subjektif, konsentrasi
buruk dan gangguan visuo-spatial. Lingkungan yang biasa seprti
asing, sukar menemukan jalan pulang yang biasa dilalui. Penderita
mungkin mengeluh agnosia kanan kiri. Bahkan pada fase dini rasa
tilikan (insight) sering sudah terganggu.
2) Fase II: terjadi tanda yang mengrah kerusakan fokal-kortikal,
walaupun tidak terlihat pada defisit yang khas. Gejala yang
disebabkan oleh disfungsi lobus parietalis (misal agnosia,
dispraksia dan akalkulia) sering terdapat. Gejala neurologik
mungkin termasuk antara lain tanggapa ekstensor plataris dan
beberapa kelemahan fasial. Delusi dan halusinasi umungkin
terdapat, walaupun pembicaraan mungkin masih kelihatan normal.

4
3) Fase III: pembicaraan terganggu berat, mungkin sama sekali
hilang. Pederita tampak terus menerus apatik. Banyak pederita
tidak mengenali diri sendiri atau orang yang dikenalnya. Dengan
berlanjutan penyakit, pederita hanya sering berbaring di tempat
tidur, inkotinen bai uri maupun alvi. Sering disertai dengan
serangan kejang epileptik daranmal. Gejala neurologik
menunjukan gangguan berat dari gerak langkah, tonus obat dan
gambaran yang mengarah pada sindrom kluver-Bucy (apatis,
gangguan pengenalan, gerak mulut tak terkontrol, hiperseksual,
amnesia dan bulimia).
b. Demensia multi infark (10-20 % )
Demensia ini merupakan jenis kedua terbanyak setelah penyakit
alzeimer. Bisa didapatkan secara tersendiri atau bersama dengan
demensia jenis lain. Didapatkan sebagai akibat/gejala sisa dari stroke
kortikal atau subkortikal yang berulang. Oleh karena lesi di otak sering
kali tidak terlalu besar, gejala strokenya ( berupa defisit neurologik )
tidak jelas terlihat. Ciri yang khas adalah bahwa gejala dan tanda
menunjukan penurunan bertingkat ( stepwise ), di mana setiap episode
akut menurunkan keadaan kognitifnya.
Hal ini berbeda dengan dapatan pada penyakit alzheimer, dimana
gejala dan tanda akan berlangsung secara progresif. Pemerikasan
dengan scan tomografi tercomputer ( scan TK ) sering tidak
mennjukan adanya lesi. Dengab MRI, lesi sering bisa terdeteksi.
Pemeriksaan denga skor hachinsky dapat membantu penegakan
diagnosis demensia jenis ini. Satu jenis demensia tipe vaskuler yang
lain, yaitu demensia senilis tipe Binswanger sulit dibedakan dengan
demensia multi-infark. Pada banyak penderita sering dijumpai gejala
dan tanda dari demensia tipe campuran ( multi-infark dan Alzeiner)
c. Sindrom amnestik dan “pelupa benigna akibat penuaan” (20-30%)
Pada kedua keadaan si atas gejala utama adalah gangguan memori
( daya ingat), sedangkan pada demensia terdapat gangguan pada fungsi

5
inelektual yang lain. Pada sindroma ampestik terdapat gangguan pada
daya ingat hal yang baru terjdi. Kemungkinan penyababnya adalah:
1) Defisiensi tiamin ( sering akibat pemakaian alkohol yang
berlebihan).
2) Lesi pada struktur otak bagian temporal tengah ( akibat trauma atau
anoksia),
3) Iskemia glonal transien ( sepintas ) akibat isutisiansi
serebrovaskuler.
Pelupa benigma akibat penuaan, biasanya terlihat sebagian
gangguan ringan daya ingat yang tidak progresif dan tidak menggangu
aktivitas hidup sehari-hari. Biasanya dikenali oleh keluarga atau
teman, karena sering mengulang perkataanya yang sama atau lupa
pada kejadian yang baru saja terjadi. Perlu observasi beberapa buan
untuk membedakannya dengan demensia sebenarya. Bila gangguan
daya ingat bertambah progresif disertai dengan gangguan intelektual
yang lain, maka kemungkinan besar diagnosa demendia dapat
vditegakkan ( Brockiehurst and Allen, 1987: Kane at al,1994).
d. Gangguan lain ( terutama neurologik) ( 5-10 % )
Berbagai penyakit neurologik sering disertai dengan gejala
demensia. Diantaranya yang tersering adalah penyakit parkinson,
khorea huntington dan hidrosefalus bertekanan normal jarang sekali
dijumpai. Kecurigaan akan keadaan ini perlu diwaspadai bila pada
skan TK atau MRI didapatkan pelebaran ventrikel melebihi proporsi
dibanding dengan atrofi kortikal otak. Gejala mirip demensia
subkortikal, yaitu selain didapatkan demensia juga gejala postur dan
langkah serta depres.
D. Etiologi Demensia
1. Penyebab utama dari penyakit demensia adalah penyakit alzaimer,
yang penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti. Penyakit
Alzaimer disebabkan karena adanya kelainan faktor genetik atau
adanya kelainan gen tertentu. Bagian otak mengalami kemunduran

6
sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya respon terhadap
bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak. Jaringan
abnormal ditemukan di dalam otak (disebut plak senilitis dan serabut
saraf yang tidak teratur) dan protein abnormal.
2. Serangan stroke yang berturut-turut. Stroke tunggal yang ukurannya
kecil dan menyebabkan kelemahan yang ringan atau kelemahan yang
timbul secara perlahan. Stroke kecil ini secara bertahap menyebabkan
kerusakan jaringan otak, daerah otak yang mengalami kerusakan
akibat tersumbatnya aliran darah yang disebut dengan infark.
Demensia yang disebabkan oleh stroke kecil disebut juga demensia
multi-infark. Sebagian penderitanya memiliki tekanan darah tinggi
atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan
pembuluh darah di otak.
3. Menurut Nugroho (2008), penyebab demensia dapat digolongkan
menjadi 3 :
a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak
dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau
secara biokimiawi pada sistem enzim, atau pada metabolisme.
b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum
dapat diobati, penyebab utama dalam golongan : Penyakit
degenerasi spino serebral
c. Sindroma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati :
gangguan nutrisi, akibat intoksikasi menahun, penyakit – penyakit
metabolisme.
E. Manifestasi klinis Demensia
1. Perjalanan penyakit yang bertahap
2. Tidak terdapat gangguan kesadaran
3. Rusaknya fungsi kognitif
4. Gangguan kepribadian dan perilaku
5. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
6. Gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham, paranoid

7
7. Keterbatasan dalam ADL
8. Inkontenensia urine
9. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk
10. Sulit mandi, makan, berpakaian dan toileting
11. Lupa meletakkan barang penting
12. Gangguan orientasi waktu dan tempat : lupa hari, minggu, bulan, tahun
dan tempat dimana penderita berada
13. Ekspresi berlebihan : menangis berlebihan saat melihat sebuah drama
televisi, marah besar terhadap kesalahan yang kecil, rasa takut dan
gugup yang tidak beralasan.
14. Adanya perubahan perilaku : acuh tak acuh, menarik diri, gelisah.
F. Patofisiologi Demensia
Demensia biasanya terjadi pada usia >65 tahun , gejala yang mucul
yaitu perubahan kepribadian dan tingkah laku sehingga mempengaruhi
aktivitas sehari – hari. Lansia penderita demensia tidak memeperlihatkan
gejala yang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana lansia pada
umumnya mengalami proses penuanaan dan degeneratif. Kejanggalan
awal dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit mengingat dan
sering lupa jika meletakkan suatu barang. Mereka sering kali menutup –
nutupi hal tersebut dan meyakinkan bahwa itu adalah hal yang biasa pada
usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh orang – orang
terdekat yang tinggal bersama mereka, mereka merasa kawatir terhadap
penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga
merasa bahwa mungkin lansia kelelahan dan perlu banyak istirahat.
Mereka belum mencurigai adanya sebuah masalah besar di balik
penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka.
Gejala dimensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi
pada lansia. Mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih senditif.
Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya penyakit lain dan
biasanya akan memperparah kondisi lansia. Pada saat ini mungkin saja
lansia menjadi sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi. Disinilah

8
keluarga membawa lansia penderita demensia ke rumah sakit, dimana
demensia bukanlah menjadi hal utama fokus pemeriksaan. Seringkali
demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan.
Tidak semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji
dan mengenali gejala demensia.

9
G. Pathway Demensia

Faktor genetik Infeksi Virus Lingkungan Imunologi Trauma

Kekusutan neuro Hilangnya serat – serat

hh
fibriliar yg difus koligemik di korteks
dan plak senilis

atropi otak penurunan sel neuro koligemik yg


berproyeksi dihimokampus dan
amigdala

degenerasi neuron kelainan neurotransmiter


irreversibel

Demensia asetilkoin

Daya Gangguan Gangguan Gangguan Perubahan Perubahan Kehilangan


Ingat kognitif memori fungsi bhs intelektual perilaku fungsi tonus otot

Kemampuan Mudah Muncul gejala -Kehilangan Tingkah laku


melakukan lupa neuro psikiatrik kemampuan berubah
aktivitas menyelesaikan
MK :
perubahan nafsu masalah Risiko
perubahan
makan -Emosi labil, trauma pola
MK : Defisit
pelupa, apatis eliminasi
perawatan diri
urine

10
MK :
ketidakseimbang
an ntrisi kurang MK : MK :
dari kebutuhan Koping
Perubahan proses pikir
tubuh Individu
Hambatan interaksi tidak efektif
Kesulitan Perubahan persepsi sosial

transmisi dan Hambatan komunikasi


verbal
integritas sensori

MK :
Perubahan MK : Perubahan
pola tidur persepsi sesori

H. Pemeriksaan Penunjang Demensia


1. Pemeriksaan laboratorium rutin
Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan begitu diagnosis klinis
demensia ditegakkan untuk membantu pencarian etiologi demensia
khususnya pada demensia reversibel, walaupun 50% penyandang
demensia adalah demensia Alzheimer dengan hasil laboratorium
normal, pemeriksaan laboratorium rutin sebaiknya dilakukan.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan : pemeriksaan darah
lengkap, urinalisis, elektrolit serum, kalsium darah, ureum, fungsi hati,
hormon tiroid, kadar asam folat.
2. Imaging
Computed Tomography (CT) scan dan MRI (Magnetic Resonance
Imaging) telah menjadi pemeriksaan rutin dalam pemeriksaan
demensia walaupun hasilnya masih dipertanyakan.
3. Pemeriksaan EEG (Electroencephalogram)
Pada pemeriksaan EEG tidak memberikan gambaran spesifik dan pada
sebagian besar hasilnya normal. Pada Alzheimer stadium lanjut dapat
memberi gambaran perlambatan difus dan kompleks periodik.
4. Pemeriksaan cairan otak

11
Pungsi lumbal diindikasikan bila klinis dijumpai awitan demensia
akut, penyandang dengan imunosupresan, dijumpai rangsangan
meningen dan panas, tes sifilis (+), penyengatan meningeal pada CT
scan.
5. Pemeriksaan neuropsikologis
Meliputi pemeriksaan status mental, aktivitas sehari – hari / fungsional
dan aspek kognitif lainnya. Pemeriksaan neuropsikologis penting
untuk sebagai penambahan pemeriksaan demensia, terutama
pemeriksaan untuk fungsi kognitif, minimal yang mencakup atensi,
memori, bahasa, konstruksi visuospatial, kalkulasi dan problem
solving. Pemeriksaan neuropsikologi sangat berguna terutama pada
kasus yang sangat ringan untuk membedakan proses ketuaan atau
proses depresi.
I. Penatalaksanaan Klinis Demensia
1. Farmakoterapi
Sebagian demensia tidak dapat disembuhkan
a. Pengobatan demensia alzheimer digunakan obat – obatan
antikoliesterase seperti Donepezil, Rivastigmine, Galantamine,
Memantine.
b. Demensia vaskuler membutuhkan obat – obatan anti platelet
seperti Aspirin, Ticlopidine, Clopidogrel untuk memperlancar
aliran darah ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif.
c. Demensia karena stroke yang berturut – turut tidak dapat diobati,
tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan
dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang
berhubungan dengan stroke.
d. Obat antidepresan seperti Sertraline dan Citalopram
e. Pengendalian agitasi dan perilaku yang meledak – ledak, yang bisa
menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakan obat
antipsikotik misalnya Haloperidol, Quetiapine dan Risperidone.
Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang

12
serius. Obat antipsikotik efektif diberikan kepada penderita yang
mengalami halusinasi atau paranoid.
2. Dukungan dan peran keluarga
a. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu
penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya
yang terang, jam dinding dengan angka – angka yang besar atau
radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.
b. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu
bisa membantu mencegah terjadinya kecelakaan pada penderita
yang senang berjalan – jalan.
c. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya
secara rutin bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita.
d. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu,
bahkan akan memperburuk keadaan.
e. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial
dan perawatan akan sangat membantu.
3. Terapi simtomatik
a. Diet
b. Latihan fisik yang sesuai
c. Terapi aktifitas
d. Penanganan terhadap masalah
J. Pencegahan dan perawatan demensia
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa
mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
1. Mencegah masuknya zat – zat yang dapat merusak sel – sel otak
seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan.
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berfikir hendaknya
dilakukan setiap hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
a. Kegiatan rohani dan memperdalam ilmu agama

13
b. Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman
yang memiliki persamaan minat dan hobi
4. Mengurangi stres dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap rileks
dalam kehidupan sehari – hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
K. Komplikasi Demensia
a. Peningkatan risiko infeksi di seluruh tubuh
b. Ulkus dekubitus
c. Pneumonia
d. Kejang
e. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
f. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan yang berkurang
g. Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi
h. Harapan hidup berkurang
L. Konsep Asuhan keperawatan Demensia
a. Pengkajian
Indentitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar
belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
b. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan klien datang
berobat. Gejala utamanya adalah kesadaran menurun.
c. Pemeriksaan fisik
Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tekanan
darah menurun, takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan
yang menurun dan tidak mau makan.
d. Spiritual
Keyakinan klien terhadap agaman dan keyakinan masih kuat tetapi
tidak atau kurang mampu dalam melaksanakan ibadahnya sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
e. Status mental
Penampilan klien tidak rapi dan tidak mampu untuk merawat dirinya
sendiri, pembicaraan keras, cepat dan koheren, aktivitas motorik dan

14
perubahan motorik dapat dimanifestasikan adanya peningkatan
kegiatan motorik, gelisah, impulsif.
f. Alam perasaan
Klien tampak ketakuan dan putus asa
g. Afek dan emosi
Perubahan afek terjadi karena klien berusaha membuat jarak dengan
perasaan tertentu, jika langsung mengalami perasaan tersebut dapat
menimbulkan ansietas. Keadaan ini menimbulkan perubahan afek yang
digunakan klien untuk melindungi dirinya, karena afek yang telah
berubah klien mengingkari dampak emosional yang menyakitkan dari
lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin biasa dan tidak
sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah berubah.
Perubahan afek adalah tumpul, datar, tidak sesuai dan berlebihan.
h. Persepsi
Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional
terhadap suatu objek. Perubahan persepsi dapat terjadi padaa satu atau
lebih panca indera yaitu pendengaran, penglihatan, perabaan,
penciuman dan pengecapan. Perubahan persepsi dapat ringan, sedang,
dan berat atau berkepanjangan. Perubahan persepsi yang paling sering
ditemukan adalah halusinasi
i. Proses berpikir
Klien yang terganggu pikirannya suka berperilaku kohern, tindakannya
cenderung berdasarkan penilaian pribadi klien terhadap realitas yang
tidak sesuai dengan penilaian umum. Penilaian realitas secara pribadi
oleh klien merupakan penilaian subjektif yang dikaitkan dengan orang,
benda atau kejadian yang tidak logis. Penilaian autistik, klien tidak
menelaah ulang kebenaran realitas. Pemikiran autistik dasar perubahan
proses pikir yang dapat dimanifestasikan dengan pemikiran primitif,
hilangnya asosiasi, pemikiran magis, delusi.
j. Tingkat kesadaran
Kesadaran umum klien bingung, disorientasi waktu, tempat dan orang

15
1. Memori : gangguan daya ingat sudah lama terjadi
2. Tingkat konsentrasi : klien tidak mampu berkonsentrasi
3. Kemampuan penilaian : gangguan dalam penilaian atau keputusan
k. Kebutuhan sehari – hari
1. Tidur : klien susah tidur karena cemas, gelisah. Kadang – kadang
terbangun tengah malam dan susah untuk tidur kembali. Tidur yang
terganggu di tengah malam sehingga klien tidak merasakan segar
dipagi hari.
2. Selera makan : klien tidak mempunyai selera makan atau makan
hanya sedikit, karena merasa putus asa dan tidak berharga, aktivitas
terbatas sehingga dapat terjadi penurunan berat badan.
3. Eliminasi : klien terganggu pada proses buang air kecil, kadang –
kadang lebih sering daripada biasanya, karena susah tidur dan
stres. Dapat juga terjadi konstipasi karena pola makan yang
terganggu.
l. Mekanisme koping
Klien mengurangi kontak mata, memakai kata – kata yang cepat dan
keras dan menutup diri

16
BAB III

KASUS

Ny. R (71 tahun) didatangi perawat komunitas di rumahnya di jalan nitikan


baru no 69 Umbulharjo Yogyakarta. Pasien mengatakan merasakan nyeri di
bagian lutut kaki kiri dan pinggang belakang. Keluarga pasien juga mengeluhkan
sejak 1 bulan terakhir pasien menjadi pelupa, seperti lupa namanya aslinya
sendiri, terkadang tertukar jika menyebutkan nama anak, lupa cara
mengoperasikan remote dan lupa dengan jadwal sholat walaupun sudah sering
diingatkan. Melalui data yang diperoleh dari anak pasien didapatkan keterangan
bahwa pasien sering mengulang pembicaraan, pertanyaan, dan kegiatan yang telah
dilakukan seperti pasien dalam sehari mandi bisa sampai 3 kali bahkan tidak sama
sekali. Pasien juga sering lupa meletakkan benda-benda yang baru saja diletakkan.
Pasien mengatakan sering kepikiran tentang penyakitnya, apakah nyeri yang di
rasakan bisa sembuh. Sekitar 1 tahun yang lalu pasien pernah mengalami
kecelakaan jatuh dari tangga dan kepleset. Pasien juga memiliki riwayat penyakit
asam urat. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 160/90 mmHg, R :
18x/m, N : 110x/m, S : 37oC, BB: 44 kg, TB: 150, IMT : 19,5. Pada saat dilakukan
pengkajian didapatkan hasil pasien tampak meringis, terkadang memegang
pinggang dan lutut, diaforesis, pasien tampak bingung, terkadang gelisah dan
gemetar/tremor.

17
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.R DENGAN KASUS


DEMENSIA

NAMA KELOMPOK : 3 (tiga)


TEMPAT/TANGGAL : Yogyakarta, 12 Desember 2017
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama : Ny.R
Tempat/ tanggal lahir : Yogyakarta, 17 November 1946
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : STR
Golongan Darah :B
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl.Nitikan Baru No.69 Yogyakarta

Keluarga atau orang lain yang penting/ yang dapat di hubungi


Nama : Ny. P
Alamat : Jl. Nitikan Baru No.69 Yogyakarta
No. telp : 087839865431
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan usila/klien : Anak

2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


a. Pekerjaan saat ini
Pasien mengatakan saat ini tidak memiliki pekerjaan karena sakit
yang di deritanya ditambah dengan fisik pasien yang semakin menua.

18
Sehari-harinya pasien hanya di rumah tanpa melakukan aktivitas yang
berat.
b. Pekerjaan sebelumnya
Keluarga pasien mengatakan dulu ibunya bekerja sebagai petani
jagung.
c. Sumber pendapatan
Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki penghasilan yang tetap.
Setiap hari kebutuhan pasien hanya di biayain oleh anak-anaknya.
d. Kecukupan pendapatan
Keluarga pasien mengatakan penghasilan yang diperoleh masih cukup
untuk kebutuhan pasien maupun keluarganya.
3. Aktivitas rekreasi
Keluarga mengatakan terakhir kali rekreasi 2 tahun yang lalu saat keluar
kota mengunjungi keluarga dalam rangka lebaran idul fitri.
4. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama 1 tahun terakhir
Keluarga pasien mengatakan pasien sering lupa dengan nama
aslinya sendiri, dia hanya tau namanya dari panggilan orang-orang
di sekitar. Pasien juga lupa dengan kegiatan yang telah dilakukan
maupun peristiwa yang telah terjadi semisal, memanggil nama
anak dan cucunya maupun lupa hari tanggal, bulan, tahun, lupa
cara mengoperasikan remote tv, lupa jadwal minum obat dan
terkadang lupa waktu sholat, keluarga sudah memberikan intruksi
untuk memencet tombol power pada remote tv untuk menyalakan
tv tetaapi dia malam memencet volume. Pasien juga sering
mengeluhkan nyeri sendi lutut pada kaki sebelah kiri dan pinggang
belakang.
2) Gejala yang di rasakan
Keluarga pasien mangatakan pasien sering lupa kegiatan yang
telah dilakukan maupun peristiwa yang telah terjadi. Pasien juga

19
mengeluhkan nyeri sendi lutut pada kaki sebelah kiri dan pinggang
belakang.
3) Faktor pencetus
Keluarga pasien mengatakan kemungkinan di karenakan usia
pasien yang semakin menua
4) Timbulnya keluhan
Keluarga pasien mengatakan keluhan muncul sekitar 1 bulan yang
lalu dan nyeri sendi sejak 1 tahun yang lalu, nyeri hilang timbul
sehingga pasien mengatasinya dengan mengkonsumsi obat nyeri
yang didapatkan dari puskesmas
5) Waktu timbulnya keluhan
Saat melakukan aktivitas sehari-hari dan nyeri sendi hilang timbul
6) Upaya mengatasi
Keluarga pasien mengatakan sering mengingatkan dan
menginformasikan kembali pada pasien tentang hal-hal atau
aktivitas yang sering pasien lupa. Untuk mengatasi nyeri pasien
mengatasinya dengan mengkonsumsi obat.
7) Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi
Keluarga pasien mengatakan sering melakukan pemeriksaan
kesehatan di puskesmas terdekat
8) Mengkonsumsi obat-obatan ? jenisnya apa?
Obat yang di konsumsi untuk nyeri adalah voltaren. Jenisnya
analgesik
9) Merokok ? alkohol?
Pasien mengatakan tidak pernah merokok maupun mengkonsumsi
alkohol

b. Riwayat kesehatan masa lalu


1) Penyakit yang pernah di derita
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit
asam urat dan nyeri sendi lutut dan pinggang. Selain itu juga,

20
pasien pernah dirawat karena jatuh. Pasien juga pernah mengalami
demam, pilek, sakit kepala dan lain-lain.
2) Riwayat alergi
Keluarga pasien dan pasien mengatakan tidak memiliki alergi
apapun pada makanan, obat dan lain-lain
3) Riwayat kecelakaan
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien pernah mengalami
kecelakaan jatuh tangga dan pernah kepleset di lantai
4) Riwayat di rawat di rumah sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah di rawat di rumah sakit
karena kecelakaan jatuh yang di alaminya.
5) Riwayat pemakaian obat
Keluarga pasien mengatakan pasien mengkonsumsi obat anti nyeri
yang di dapatkan dari puskesmas terdekat.

c. Riwayat kesehatan keluarga


a. Saudara/ anak kandung

Nama Keadaan saat ini Keterangan


Tn. M Keluarga pasien mengatakan Ayah Ayah dari Ny. R
dari Ny.R sudah meninggal dunia
diusia 80 tahun
Ny.W Keluarga pasien mengatakan Ibu Ibu dari Ny. R
dari Ny.R tidak mengalami penyakit
yang serius, hanya demam, pusing
dan batuk pilek saja, tetapi Ny.W
sudah meninggal dunia diusia 84
tahun
Tn. L Keluarga pasien mengatakan Tn. L Suami Ny. R
sudah meninggal 1 bulan yang lalu
diusia 76 tahun, Tn. L meninggal
karena penyakit jantung dan stroke
Ny. P Keluarga pasien mengatakan Ny. P Anak Ny. R

21
anak yang pertama tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama maupun
penyakit serius lainya. Anaknya
hanya pernah menderita demam,
pilek, sakit kepala dan pegal-pegal.
Tn. R Keluarga pasien mengatakan Tn. R Anak Ny. R
anak yang kedua juga tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama maupun
penyakit berbahaya lainya tetapi
pernah menderita demam dan lainya.
Ny. S Keluarga pasien mengatakan Ny. S Anak Ny. R
anak yang ketiga juga tidak memiliki
riwayat penyakit yang sama tetapi
pasien mengatakan bahwa anaknya
memiliki riwayat alergi terhadap
udang, kepiting, dan keong.
b. Riwayat kematian dalam keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam 1 tahun yang lalu suaminya
meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya.
Kedua orang tua Ny. R sudah meninggal, Ayah Ny.R meninggal 12
tahun yang lalu dan Ibu Ny. R meninggal 10 tahun yang lalu.
c. Kunjungan keluarga
Anak yang pertama tinggal serumah dengan pasien. Anak ke 2 dan ke
3 tinggal diluar kota mengikuti suaminya dan mengunjungi pasien 1
tahun 2 kali saat lebaran.

B. Pola Fungsional
1. Fungsi pendengaran
Pasien mengatakan pendengarannya masih normal dan tidak memiliki
gangguan pendengaran, terkadang telinga berdenging (telah dilakukan
pemeriksaan tes rinne dan hasilnya pasien masih mendengarkan bunyi
terkecil tetapi membutuhkan waktu yang lama dan terkadang tidak

22
mendengar) dan pada tes weber hasilnya menunjukan kedua telinga masih
berfungsi dengan baik).
2. Funsi pengelihatan
Pasien mengatakan tidak terlalu bisa melihat dengan baik dan jelas
apabila dari jarak yang jauh. Pada saat dilakukan tes snelen chart di
dapatkan hasil dari jarak 6 m/20 kaki pasien dapat melihat huruf dengan
hasil 20/50.
3. Nutrisi dan Pencernaan
Pola makan: keluarga pasien mengatakan pasien diberikan makan pagi,
siang dan malam di barengi dengan snack.
Jumlah makanan yang dikonsumsi : Pada pagi hari pasien makan 1
porsi nasi dengan lauk telur dan kuah sup dan teh hangat. Pada siang hari
pasien makan 1 porsi nasi dengan lauk dan soup ayam dan air putih. Pada
malam hari pasien makan dengan ½ porsi nasi dengan lauk tumis bayam
dan tahu dan teh hangat.
Kebutuhan nutrisi : apakah ada penyakit? Keluarga pasien
mengatakan pasien memiliki riwayat asam urat.
Diet yang dijalankan? Keluarga pasien mengatakan selalu menjaga pola
makan pasien agar tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung
purin (protein) tinggi seperti daging, seafood dan sayuran hijau mis,
kangkung dan kacang panjang karena pasien memiliki riwayat penyakit
asa urat.
Alergi makanan? Pasien tidak memiliki alergi makanan apapun hanya
tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi.
Obat yang diminum? Pasien tidak mengkonsumsi obat apapun mis,
penambah nafsu makan, pasien hanya kadang meminum obat penghilang
rasa nyeri yaitu voltaren.
Perawatan oral dan kemampuan mengunyah: pasien mengatakan sikat
gigi setelah makan malam saja dan jarang membersihkan lidah. Pasien
masih bisa mengunyah dengan baik hanya saja tidak bisa mengkonsumsi
makanan yang keras karena keadaan gigi yang berkurang.

23
Mempersiapkan makanan : siapa yang mempersiapkan makanan?
Makanan di persiapkan oleh anak-anaknya dan pasien langsung
memakannya.
Apakah memerlukan bantuan dalam mempersiapkan makanan?
pasien tidak pernah mempersiapkan makanan sendiri karena sudah di
persiapkan oleh anak-anaknya.
Dengan siapa anda makan? Dengan anak, menantu dan cucu-cucunya.

4. Fungsi eliminasi
a. BAB :
Frekuensi dan waktu ? keluarga pasien mengatakan pasien BAB 1-
2x/hr di waktu pagi hari jam 9.15-11.00 WIB dan malam hari jam
19.00-21.00
Konsistensi? Lembek. Kesulitan BAB? pasien mengatakan tidak
memiliki kesulitan BAB hanya kadang-kadang BAB keras
Apakah mengkonsumsi obat pencahar? Pasien tidak mengkonsumsi
obat pencahar karena walaupun BABnya kadang keras tapi tidak
sampai menggunakan obat pencahar.
Apakah merasakan nyeri saat BAB? pasien mengatakan tidak
merasa nyeri ketika BAB.
Pernahkan mengeluarkan darah saat BAB? pasien mengatakan
walapun BABnya keras tetapi tidak sampai mengeluarkan darah.
b. BAK :
Pola minum : jumlah minum? Teh di pagi hari 1 gelas, siang hari air
putih 3 gelas dan malam hari teh 1 gelas dan air putih 2 gelas.
Waktu minum dalam 1 hari? Pagi teh 1 gelas jam 7.30, siang air
putih 3 gelas jam 12. 15 dan malam teh jam 17.30 dan 3 gelas air putih
jam 20.30.
Jenis cairan? Berupa air putih dan teh. Laki - laki : riwayat operasi
prostat? Tidak ada. Atau masalah perkemihan? tidak ada. Saat

24
anda berkemih bagaimana aliran ur innya? Tidak ada. Wanita:
berapa jumlah anak? Pasien mengatakan anaknya 3
Riwayat operasi di pelvic dan sistem perkemihan? pasien
mengatakan tidak pernah melakukan operasi pelvic maupun sistem
perkemihan lainya.
Riwayat ISK? Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat ISK
Riwayat infeksi sistem perkemihan? pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat infeksi perkemihan
Riwayat penyakit kronik? Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit kronik.
Mengkonsumsi obat? Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
obat yang berhubungan dengan penyakit sistem perkemihan.
Pola berkemih : frekuensi berkemih 24 jam (pagi, siang,
malam)? Pasien mengatakan lupa dalam sehari BAK berapa kali tetapi
keluarga mengatakan pasien BAK selama 24 jam itu 4-5x/hr
Waktu berkemih 24 jam? Keluarga mengatakan biasanya pasien
BAK pagi antara jam 6.00-7.00, siang antara jam 13.00-15.00 dan
malam antara jam 18.00-20.00. Interval waktu berkemih? 4-5 jam
Pernahkah mengompol? Pasien mengatakan lupa apakah pernah
mengompol atau tidak. Kapan? Tidak ada Dan berapa kali? Tidak
ada.
Pernahkah kemih keluar saat batuk/bersin/joging/mengangkat
benda berat? Pasien juga mengataka lupa. Kapan? Tidak ada Berapa
kali? Tidak ada
Apakah mengalami kesulitan dalam menahan kencing sampai ke
toilet? Pasien mengatakan tidak pernah ada kesulitan dalam menahan
kencing. Apakah anda sering bangun malam karena berkemih?
pasien mengatakan kadang-kadang BAK tengah malam.
Apakah setelah berkemih, anda merasakan benar-benar tuntas?
Pasien mengatakan iya.
Atau masih merasa belum tuntas? Pasien mengatakan tidak.

25
Perlukah anda mengenjan untuk mengosongkan kandung kemih?
Pasien mengatakan tidak karena kencing biasanya langsung keluar
sendiri tanpa mengenjan.
Apakah memakai kain pengaman (pampers)? Pasien mengatakan
“ohh tidaklah!” Saat di rumah/berpergian? Tidak ada
Apakah kesulitan mencapai toilet? Pasien mengatakan kadang-
kadang kesulitan berjalan karena nyeri sendi
5. Personal hygienes
a. Mandi : keluarga pasien mengatakan, pasien dalam 1 hari biasanya
mandi 1-2x/hr dan terkadang tidak mandi (karena dimensianya)
b. Oral hygiene : pasien mengatakan, dalam sehari pasien membersihkan
mulut nya menggosok gigi 1x saat mandi dan saat selesai makan
malam dan terkadang juga lupa untuk untuk menggosok gigi pas
malamnya.
c. Cuci rambut: keluarga pasien mengatakan pasien mencuci rambut 2-3x
dalam seminggu.

d. Kuku dan tangan : keluarga pasien mengatakan, setiap 3 minggu sekali


memotong kuku, kuku pasien panjang dan terlihat bersih.
e. Berpakaian: pasien mengatakan selalu mengganti baju bersih setelah
mandi, penampilan terlihat rapi dan terawat.
f. Kebiasaan mengisi waktu luang : keluarga pasien mengatakan pasien
mengisi waktu luang dengan mendengarkan menonton tv dan bermain
dengan cucu-cucunya.
g. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : pasien mengatakan sering
lupa mengkonsumsi obat nyerinya sehingga terkadang pasien
mengeluhkan nyeri.

6. Istrahat dan tidur


Pola tidur : jumlah jam tidur dalam 24 jam? Keluarga pasien
mengatakan 11 jam tetapi pasien saat nyeri muncul terkadang pasien sulit
tisur. Jumlah jam tidur siang dan tidur malam? Tidur malam biasanya

26
8 jam dan tidur siang biasanya 3 jam. Mulai tidur jam berapa dan
bangun tidur jam berapa? Mulai tidur malam jam 20.00 WIB dan
bangun jam 05.10 dan tidur siang dari jam 12.30 dan bangun jam 15.00.
Apakah sering terbangun dimalam hari? Pasien mengatakan tidak
sering terbangun di malam hari hanya kadang-kadang kebangun karena
pengen pipis. Bisakah memulai tidur lagi setelah terbangun? Pasien
mengatakan bisa tidur lagi. Susahkah memulai tidur? Pasien
mengatakan kalau lagi ngantuk berat langsung tidur tetapi kalau lagi tidak
ngantuk biasanya hanya berbaring kemudian langsung tidur. Saat bangun
tidur apakah merasa segar/malah lelah? Pasien mengatakan setelah
bangun merasa segar dan enakkan
Kegiatan apa yang membantu anda untuk jatuh tertidur? Biasanya
sebelum tidur menonton tv terlebih dahulu dan setelah ngantuk langsung
bergegas untuk tidur. Apakah mengkonsumsi obat tidur? Pasien
mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat tidur. Minuman atau
makanan yang dikonsumsi sebelum tidur? Biasanya pasien minum teh
dan makan snack. Adakah hal -hal yang menggangu tidur? Pasien
mengatakan tidak ada hal-hal yang mengganggu tidur.
7. Fungsi reproduksi
Pandang lansia terkait kehidupan seksual? Pasien mengatakan suami
meninggal 1 bulan yang lalu dan rindu dengan suaminya.
8. Uraian kronologis aktivitas/kegiatan sehari-hari

No Jenis kegiatan Lama waktu setiap kegiatan


1 Bangun Tidur Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakan
Ny. R setiap harinya bangun pada saat adzan
subuh sekitar pukul 04.40 WIB
Selama sakit: Keluarga pasien mengatakan
Ny. R setiap harinya tetap bangun pada saat
adzan subuh sekitar pukul 04.40 WIB dan
terkadang di bangunkan
2 Sholat subuh Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakan

27
Ny. R melakukan sholat subuh tepat waktu
Selama sakit: saat keluarga membangunkan
pasien untuk sholat subuh pasien selalu
bertanya kenapa dia di bangunkan dan keluar
duduk di ruang tamu sampai pagi dan lupa
mengerjakan sholat
3 Makan Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakan
selalu menyiapkan makan untuk Ny. R dan
langsung memakannya sampai habis dan
minum obat seperti biasanya
Selama sakit: Keluarga pasien mengatakan
tetap selalu menyiapkan makan untuk Ny. R
dan langsung memakannya sampai habis dan
terkadang lupa meminum obat walaupu telah di
siapkan oleh anak-ananya
4 Duduk di depan Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakan
rumah dan bermain pagi hari setalh makan Ny.R duduk didepan
dengan cucu rumah untuk menghirup udara pagi dan
terkadang bermain-main dengan cucu-cucunya
Selama sakit: pasien tetap selalu duduk depan
rumah dan ketika ada tetangga yang menyapa,
pasien kadang diam dan bingung padahal
sebelumnya kadang kali pasien yang menyapa
tetangganya duluan
5 Sholat dzuhur Sebelum sakit: Pasien selalu melakukan shalat
dzuhur tepat saat mendengarkan adzan
Setelah sakit: pasien tidak melakukan sholat
walapun mendengarkan adzan
6 Makan siang Keluarga pasien mengatakan selalu
menyiapkan makan siang untuk Ny. R dan
dimakan sampai habis.
7 Tidur Keluarga pasien mengatakan pada siang hari

28
setalah makan Ny. R sering tidur siang, selama
2-3 jam
8 Sholat Ashar Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakn
pasien selalu menjalani sholat asyar tepat saat
adzan berkumandang
Selama sakit: pasien tidak melakukan sholat
walapun mendengarkan adzan
9 Menonton tv Sebeum sakit: Keluarga pasien mengatakan
Ny.R pada sore hari sering mendengarkan tv,
biasanya mendengarkan lagu – lagu jawa
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan
pasien jarang menonton tv karena ketika anak-
anaknya tidak berada di rumah pasien kadang
lupa cara mengoperasikan remot tv jadi pasien
hanya duduk di depan tv.
10 Mandi sore Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakan
Ny. R biasanya mandi di sore hari pada pukul
17.00.
Selama sakit: pasien terkadang dalam sehari
pasien tidak mandi dan terkadang juga pasien
mandi sampai 3 kali dalam sehari
11 Sholat magrib Sebelum sakit: Keluarga pasien mengatakan
tepat adzan magrib berkumandang Ny. R lalu
melaksanakan sholat dan pasien semakin hari
semakin lupa tentang jadwal sholat dll.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan
selalu menyuruh dan mengingatkan pasie untuk
sholat magrib
12 Makan malam Keluarga pasien mengatakan, pasien memakan
makanan yang disiapkan
13 Tidur Keluarga pasien pada malam hari tidur jam
20.30 selama 6-7 jam

29
9. Fungsi psikososial
a. Status mental : observasi penampilan fisiknya? Pasien terlihat
rapi dan menggunakan pakaian yang bersih. Kemampuan
motoriknya? Pasien terlihat berjalan pelan-pelan dan pasien
mengatakan saat bangun tidur terkadang gemetar/tremor.
Kemampuan bersosialisasi? Pasien mengatakan selalu berkumpul
dengan keluarganya dan sesekali mengobrol dengan tetangganya
tetapi pasien terkadang lupa dengan orang di sekitar mis.
tetangganya. Berespon saat diajak berbicara? Pada saat di ajak
bicara respon pasien terkadang lambat karena mengingat dan
memikirkan dulu sesuatu yang mau disampaikan terkadang bingung.
Bagaimana dengan orientasinya? saat ditanya tempat pasien
menjawab di rumah sakit, saat di tanya hari, tanggal, bulan, tahun
pasien menjawab lupa dan tapak bingung dan saat di tanya orang di
sampingnya pasien menjawab anak-anaknya. Bagaimana dengan
perhatiannya? pasien terlihat memperhatikan perawat yang
bertanya kadang pasien terlihat gelisah. Kemampuan daya ingat?
Kemampuan daya ingat pasien sangat menurun di lihat dari
pengkajian pasien banyak mengatakan lupa. Kecakapan
berbahasa? Pasien berbicara pelan-pelan dan terbata-bata.
b. Afektif -coping stres : bagaimana moodnya? Terkadang pasien
tampak bigung dan menjawab acuh tak acuh, pasien terlihat lemah
tetapi tetap memperhatikan perawat yang bertanya, pasien kadang
gelisah karena nyerinya. Adakah hal yang dicemaskan dan
membuat stres? Pasien takut tidak bisa sembuh dari penyakitnya.
Kapan terjadinya / berapa sering? Biasanya saat penyakitnya
kambuh saja. Bagaimana cara mengatasinya? Biasanya pasien
mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri dan bisa langsung di
periksakan ke puskesmas dan rumah sakit seperti sekarang.
c. Persepsi diri : bagaimana dia memandang dirinya? Pasien
mengatakan dia sangat lemah dan pasien merasa tidak bisa

30
melakukan apa-apa. Bagaimana harga dirinya? Pasien merasa
masih di hargai oleh orang-orang disekitar terutama anak-anaknya di
tandai dengan anak-anaknya selalu merawat, mejaga dan membawa
pasien untuk memeriksakan kesehatannya ke puskesmas dan rumah
sakit. Kontak dengan realitas? Terkadang saat ditanya pasien
menjawab dengan benar dan terkadang juga banyak yang salah dan
lupa di buktikan dengan menanyakan kembali kepada anak-anaknya
yang mengantar pasien.
d. Pola peran-hubungan (dukungan sosial): kepada siapa meminta
bantuan (anak, keluarga, tetangga, teman)? Pasien mengatakan
selalu meminta bantuan berupa apapun pada anak-anaknya. Adakah
yang membantu anda saat berbelanja/ berobat/ ke bank?
Biasanya semua keperluan pasien sudah di siapkan oleh anak-
anaknya jadi pasien tidak perlu berbelanja maupun kemana-mana
lagi. Adakah orang yang diajak bercerita saat anda
mencemaskan sesuatu? Biasanya pasien selalu menceritakan
kepada anak-anaknya. Adakah aktivitas sosial yang aktif diikuti?
Pasien mengatakan hanya berdiam diri dan melakukan aktivitas
hanya di rumah saja dan sesekali pasien keluar hanya untuk
menyapa atau silatuhrahmi dengan para tetangga.
e. Nilai - pola keyakinan : apa hal yang sangat berarti dan penting
dalam hidup anda? Pasien mengatakan keluarga khususnya anak-
anaknya adalah segala-galanya. Hal apa yang membuat hidup
anda puas? Pasien mengatakan senang dan bahagia jika terus di
beri perhatian, kasih sayang, kesehatan dan bisa terus berkumpul
dengan anak-anaknya. Apakah anda ikut aktivitas keagamaan?
Pasien hanya mengikuti acara keagamaan saat sholat idul fitri dan
idul adha selain itu pasien menjalankan kewajiban 5 waktunya
hanya di rumah. Apakah berdampak positif bagi anda? Pasien
mengatakan sangat berdampak positif karena dengan melakukan itu
hati pasien lebih tenang dan damai. Apakah kematian itu bagi

31
anda? Kematian bukanlah sesuatu yang harus di takutkan karena
semua manusia juga akan meninggal tampa terkecuali termasuk saya
jadi saya akan sangat siap apabila kematian itu datang menghampiri
saya.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : compos mentis
b. TTV : TD : 160/90 mmHg, N : 110x/m, RR: 18x/m, S : 37oC
c. BB/TB :
Sebelum sakit: BB : 45 kg, TB : 150, IMT : 20,0
Setelah sakit : BB: 44 kg, TB: 150, IMT : 19,5
d. Gula Darah Sewaktu (GDS) : 92 mg/dL
e. Kadar Asam Urat: 8,5 mg/dL
f. Kepala :
 Rambut : Inspeksi: warna kulit merata, rambut rontok,
Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan warna rambut
kelabu, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat kerak pada
lapisan kulit rambut, tidak terdapat lesi maupun luka, rambut
tidak bau, keadaan rambut lembab dan sedikit berminyak.
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat edema
maupun massa.
 Mata : bentuk simetris, konjungtiva normal, ketajaman
penglihatan berkurang seiring bertambahnya usia, pasien tidak
menderita katarak, snellen tes (Pada saat dilakukan tes snelen
chart di dapatkan hasil dari jarak 6 m/20 kaki pasien dapat
melihat huruf dengan hasil 20/50).
 Telinga: bentuk kedua telinga sama, tidak terdapat lesi maupun
massa dan benjolan, keadaan telinga sedikit kotor, tidak
terdapat cairan serum, terkadang telinga berdenging, tes rinne
(hasilnya pasien masih mendengarkan bunyi terkecil tetapi
membutuhkan waktu yang lama dan terkadang tidak

32
mendengar) tes weber (hasilnya menunjukan kedua telinga
masih berfungsi dengan baik).
g. Mulut, gigi dan bibir: keadaan mulut sedikit kotor, bau mulut,
warna gusi merah, pertumbuhan gigi tidak merata, gigi dalam
berkurang (sebelah kanan atas 3, kanan bawah 2 dan sebelah kiri
bawah 1 dan kiri atas 1), terdapat karies/ karang gigi, warna lidah
merah muda, mukosa bibir lembab, bibir tidak pecah-pecah.
h. Leher: Inspeksi: warna kulit merata, tidak terjadi pembesaran
kelenjar tiroid, tidak terdapat lesi. Palpasi: tidak terdapat edema
maupun massa dan nyeri tekan.
i. Dada
a) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, bentuk dada simetris,
tidak ada oedema, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, frekuensi jantung melemah
Perkusi : batas jantung kanan atas: ICS II (N: ICS II), batas
kanan bawah ICS IV (N: ICS IV), batas kiri atas ICS II (N: ICS
II), batas kiri bawah: ICS IV (N: ICS IV), bunyi jantung pekak
Auskultasi : bunyi jantung normal BJ 1 dan BJ 2 reguler
b) Paru
Inspeksi : bentuk thoraks normal, bentuk dada simetris, tidak
ada oedema, tidak ada lesi, keadaan kulit bersih, tidak ada
retraksi dinding dada, tidak terdapat napas cuping hidung.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan vokal fremitus:
getaran antara kiri dan kanan teraba sama.
Perkusi : bunyi paru sonor
Auskultasi : suara nafas vesicular, tidak ada bunyi tambahan
(wheezing / ronchi)
c) Punggung & pinggang

33
Inspeksi: keadaan kulit bersih,warna kulit sawo matang dan
merata, tidak ada benjolan atau massa, kulit tampak keriput,
tidak terjadi kifosis, lordosis maupun skoliosis.
Palpasi: terdapat nyeri tekan pada bagian pinggang, tidak ada
benjolan maupun massa. Pengkajian nyeri: P: saat melakukan
aktivitas, Q: tertusuk-tusuk, R: pinggang kiri, S: 5, T: kadang-
kadang
j. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris, kulit tampak bersih,
tidak ada benjolan atau massa, kulit tampak keriput, warna kulit
merata, kulit tampak berkeringat/diaforesis
Palpasi : tidak terdapat hepatomegali, tidak ada nyeri tekan,
permukaan perit teraba halus, tidak ada benjolan dan massa.
Perkusi : bunya timpani
Auskultasi : bising usus 9 x/m
k. Fungsi reproduksi:
Pasien mengalami menopause pada usia 45th, hasrat seksual
cenderung menurun, selaput vagina menjadi kering, atropi
payudara,
l. Kulit :
Warna kulit sawo matang, kulit keriput akibat kehilangan jaringan
lemak, kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan, Kulit
pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah
dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen, kuku pada jari tangan
dan kaki menjadi tebal dan rapuh., kulit tampak berkeringat (diaforesis)
m. Ekstrimitas atas :
Tidak terdapat nyeri sendi, kadang gemetar, pasien mampu
melawan tahanan dengan baik, dan bisa menggunakannya dengan
baik saat melakukan aktivitas
n. Ekstrimitas bawah : pasien mampu melawan tahanan sedang,
terdapat nyeri pada sendi lutut kaki kiri, pasien berjalan pelan dan

34
lemah, kadang gemetar. Pengkajian nyeri: P: saat melakukan
aktivitas, Q: tumpul, R: lutut sebelah kiri, S: 5, T: hilang timbul .
5 5
4 5
Keterangan
0 : tidak ada kontraksi otot
1 : kontraksi otot dapat di palpasi tanpa gerakan sendi
2 : tidak mampu melawan gaya gravitasi
3 : hanya mampu melawan gaya gravitasi
4 :mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi,
mampu melawan dengan tahanan sedang
5 :mampu menggerakkan persendian dalam lingkup gerak
penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahanan penuh
D. Hasil Pengkajian Khusus
1. Fungsi nutrisi : MNA ( Mini Nutritional Assesment) (PDF)
a. Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena
kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan
mengunyah atau menelan?
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang
Hasil: 2
b. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan antara 1 hingga 3 Kg
3 = tidak ada penurunan berat badan
Hasil: 2
c. Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi

35
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke
luar rumah
2 = dapat bepergian ke luar rumah
Hasil: 1
d. Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3
bulan terakhir
0 = ya
2 = tidak
Hasil: 2
e. Gangguan neuropsikologis
0 = depresi berat atau kepikunan berat
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis
Hasil: 0

F1 Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kg)/(tinggi dalam m)2

0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)

1 = IMT 19 hingga kurang dari 21(IMT : 19 hingga <21)

2 = IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT : 21 hingga <23)

3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23)

Hasil: 1

Keterangan:

Skor skrining (skor maksimal 14)

skor 12-14: Status gizi normal

skor 8-11: Berisiko malnutrisi

skor 0-7: Malnutrisi

36
Hasil akhir :

Berdasarkan penilaian MNA (Mini Nutritional Assesment) yang


sudah dilakukan dengan skoring pada Ny. R yaitu berjumlah 8
artinya pasien beresiko malnutrisi

2. Fungsi mobilisasi : skala jatuh ( MFS) & time up time go

a. Morse Fall Scale (MFS)/Skala jatuh


Nama lansia : Ny. R
Umur : 72 tahun
Tanggal : 12 Desember 2017

No Pengkajian Skala Nilai Ket


1 Riwayat jatuh : apakah Tidak 0 25
lansia pernah jatuh Ya 25
dalam 3 bulan terakhir?
2 Diagnosa sekunder : Tidak 0 15
Apakah Lansia Ya 15
memiliki lebih dari
satu penyakit?
3 Alat Bantu jalan : 0 0
Bedrest / dibantu
perawat
     Kruk / tongkat / walker. 15
Berpegangan pada 30
benda – benda sekitar.
(Kursi, lemari, meja)
4 Teraphy intravena : Tidak 0 0
Apakah saat ini lansia Ya 20
terpasang infus?
5 Gaya Berjalan / cara 0 10
Berpindah:
Normal / Bed rest /
immobile (tidak dapat

37
bergerak sendiri)
Lemah tidak bertenaga. 10
Gangguan atau tidak 20
normal (pincang atau
diseret).
6 Status mental: 0 15
Lansia menyadari
kondisi dirinya.
Lansia mengalami 15
keterbatasan daya
ingat.
Total nilai 70

               Keterangan:
Tingkatan Resiko Nilai MPS Tindakan
Tidak Beresiko 0 - 24 Perawatan Dasar
Resiko Rendah 25 - 50 Pelaksanaan Intervensi
Pencegahan Jatuh Standar.
Resiko Tinggi ≥51 Pelaksanaan Intervensi
Pencegahan Jatuh resiko
tinggi

Hasil pemeriksaan:
Berdasarkan penilaian resiko jatuh yang sudah dilakukan dengan skoring
pada Ny. R yaitu berjumlah 70 artinya pasien mengalami resiko tinggi
jatuh.

b. Timed Up & Go (TUG)

38
Hasil pemeriksaan:

39
Berdasarkan penilaian Timed up & go yang sudah dilakukan dengan
skoring pada Ny. R yaitu berjumlah 15 detik dengan jarak 3 meter
artinya pasien mengalami masalah resiko jatuh.

3. Fungsi istirahat tidur : pengkajian kualitas tidur (PSQI)


1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
Pasien mengatakan pada malam hari mulai tidur jam 20.00 WIB
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
Pasien mengatakan akan langsung tertidur sekitar 20 menit
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
Biasanya antara jam 05.00 WIB
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
7-8 jam

5 Seberapa sering masalah- Tidak 1x 2x ≥3x


masalah di bawah ini pernah seminggu seminggu seminggu
mengganggu tidur anda?
a Tidak mampu tertidur 2
selama 30 menit sejak
berbaring
b Terbangun di tengah malam 1
atau terlalu dini
c Terbangun untuk kekamar 2
mandi
d Tidak mampu bernapas 0
dengan leluasa
e Batuk atau mengorok 3
f Kedinginan di malam hari 3
g Kepanasan di malam hari 2
h Mimpi buruk 2
i Terasa nyeri 3
j Alasan lain 1
6 Seberapa sering anda 0
menggunakan obat tidur
7 Seberapa sering anda 1

40
mengantuk ketika
melakukan aktivitas di
siang hari
Tidak kecil sedang besar
antusia
s
8 Seberapa besar antusias 3
anda ingin menyelesaikan
masalah yang anda hadapi
Sangat baik kurang Sangat
baik kurang
9 Pertanyaan preintervensi: 1
bagaimana kualitas tidur
anda selama sebulan yang
lalu
Pertanyaan preintervensi: 0
bagaimana kualitas tidur
anda selama seminggu yang
lalu

Keterangan cara skoring:


Komponen:
1. Kualitas tidur subyektif à Dilihat dari pertanyaan nomer 9
0 = sangat baik
1 = baik
2 = kurang
3 = sangat kurang
Hasil: 1=baik
2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) à total skor dari pertanyaan
nomer 2 dan 5a
Pertanyaan nomer 2:
≤ 15 menit = 0
16-30 menit = 1

41
31-60 menit = 2
> 60 menit = 3
Pertanyaan nomer 5a:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu= 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
Hasil: setelah di jumlahkan skor yang di dapatkan adalah 1+2=3,
jadi skor akhir adalah 2
3. Lama tidur malam à Dilihat dari pertanyaan nomer 4
> 7 jam = 0
6-7 jam = 1
5-6 jam = 2
< 5 jam = 3
Hasil: 7-8 jam= 0
4. Efisiensi tidur à Pertanyaan nomer 1,3,4
Efisiensi tidur= (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%
# lama tidur – pertanyaan nomer 4
# lama di tempat tidur– kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3
Jika di dapat hasil berikut, maka skornya:
> 85 % = 0
75-84 % = 1
65-74 % = 2
< 65 % = 3
Hasil: -
5. Gangguan ketika tidur malam à Pertanyaan nomer 5b sampai 5j

42
Nomer 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu= 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5j, dengan skor dibawah
ini:
Skor 0 = 0
Skor 1-9 = 1
Skor 10-18 = 2
Skor 19-27 = 3
Hasil: skor adalah 16 artinya skor akhir adalah 2
6. Menggunakan obat-obat tidur à Pertanyaan nomer 6
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu= 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Hasil: tidak pernah=0
7. Terganggunya aktifitas disiang hari à Pertanyaan nomer 7 dan 8
Pertanyaan nomer 7:
Tidak pernah = 0
Sekali seminggu= 1
2 kali seminggu = 2
>3 kali seminggu= 3
Pertanyaan nomer 8:
Tidak antusias = 0
Kecil = 1
Sedang = 2
Besar = 3
Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor di bawah ini:
Skor 0 = 0

43
Skor 1-2 = 1
Skor 3-4 = 2
Skor 5-6 = 3
Hasil: 1+3=4, jadi skor akhir adalah 2
Skor akhir: Jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 sampai 7
1-7 ( ≤5): Baik,
>5-21: Buruk
Total hasil akhir: Jadi total akhir penilaian adalah 7 yang berarti
baik

4. Aktivitas sehari-hari: ADLs (assesing activities daily living) (PDF)

5. Fungsi kognitif : Mini Mental State Examination (MMSE)

Variable Score Score


normal pasien
Orientasi
Sekarang Tahun berapa? 1 0

44
Musim apa? 1 0
Tanggal berapa? 1 0
Hari apa? 1 0
Saat ini Kita dinegara mana? 1 1
Provinsi mana 1 1
Kota mana? 1 1
Alamat Rumah mana? 1 1
Registrasi
Sebut nama 3 benda, dengan selang waktu masing- 3 2
masing 1 (satu) detik, kemudian
Klien diminta menyebut ketiga nama benda tadi. Tiap
jawaban yang benar diberi nilai 1
Perhatian dan berhitung
Kelipatan tujuh, beri satu nilai untuk jawaban yang 5 5
benar. Hentikan setelah lima
jawaban...................................
Menyebut kembali (recall). Penderita diminta menyebut 3 2
nama tiga benda pada pertanyaan nomor 3 (tiga)
Bahasa
Tunjukkan sebuah pensil dan arloji. 2 1
Penderita diminta menyebut nama kedua benda
tadi......................
Penderita diminta mengulang kata “anu”, “tetapi”...... 1 1
Penderita diminta untuk mengikuti perintah tiga langkah 3 2
kaki, letakkan kertas itu ditangan kananmu, lipat kertas
itu ditangan kananmu, lipat kertas tadi menjadi
setengahnya, kemudian letakkan dilantai.............
Penderita diminta membaca tulisan berikut dan 1 1
kemudian mematuhinya: TUTUPLAH MATA
ANDA................
Penderita diminta menulis kalimat yang dipilihnya 1 0
sendiri. Kalimat harus berisi subjek dan objek agar
mempunyai arti. Abaikan bila ada kesalahan.............
Penderita diminta menggambar kembali dari segilima 1 0
berikut. Apabila semua sisi dan sudut sisi segi empat
tergambar, beri nilai.......

45
1 0

TOTAL SCORE 30
Keterangan:
Pedoman Skor kognitif global (secara umum):
Nilai: 24 -30: normal
Nilai: 17-23 : probable gangguan kognitif
Nilai: 0-16:definite gangguan kognitif
Catatan: dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan
tingkat pendidikan dan usia responden
Alat bantu periksa:
Siapkan kertas kosong, pinsil, arloji, tulisan yang harus dibaca dan gambar
yang harus ditiru / disalin.
Hasil pemeriksaan:
Berdasarkan penilaian fungsi kognitif MMSE yang sudah dilakukan
dengan skoring pada Ny. R yaitu berjumlah 19 artinya probable gangguan
kognitif

6. Masalah kesehatan kronis

No Keluhan kesehatan/ gejala yang Selalu Sering Jarang Tidak


di rasakan klien dalam waktu 3 (3) (2) (1) pernah
bulan terakhir berkaitan (0)
dengan fungsi-fungsi
A. Fungsi Penglihatan
1. Penglihatan kabur 
2. Mata berair 
B. Fungsi pendengaran
3. Pendengaran berkurang 

46
4. Telinga berdenging 
C. Fungsi paru-paru
5. Batuk lama disertai keringat 
malam
6. Sesak nafas 
7. Berdahak/sputum 
D. Fungsi jantung
8. Jantung berdebar-debar 
9. Cepat lelah 
10. Nyeri dada 
E. Fungsi pencernaan
11. Mual/ muntah 
12. Nyeri ulu hati 
13. Makan & minum banyak 
(berlebihan)
14. Perubahan kebiasaan BAK 
(mencret/sembelit)
F. Fungsi pergerakan
15. Nyeri kaki saat jalan 

16. Nyeri pinggang dan tulang
belakang
17. Nyeri persendian 
G. Fungsi persyarafan
18. Lumpuh/kelemahan pada 
kaki atau tangan
19. Kehilangan rasa 
20. Gemetar/tremor 
21. Nyeri pegal pada daerah 
tengkuk
H. Fungsi saluran perkemihan
22. BAK banyak 
23. Sering BAK pada malam 
hari
24. Tidak mampu mengontrol 
pengeluaran air kemih
(ngompol)
Jumlah 9 8 9 0
Analisa hasil :

47
Skor £ 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan
kronis ringan

Skor 26 – 50 : masalah kesehatan kronis sedang

Skor ³ 51 : masalah kesehatan kronis berat

Penjelasan hasil:
Berdasarkan penilaian yang sudah dilakukan dengan skoring pada Ny. R
yaitu berjumlah 26 artinya pasien mengalami masalah kesehatan kronis
sedang.
7. Fungsi kognitif

Short Portable Mentalstatus Questionnaire (SPMSQ)


Skor No Pertanyaan Jawaban
+ -
- 1. Tanggal berapa hari ini? Tanggal 29
- 2. Hari apa sekarang ini? Hari selasa
+ 3. Apa nama tempat ini? Di rumah
- 4. Berapa nomor telepon anda? Tidak tau
+ 5. Di mana alamat anda? (tanyakan bila klien Jln. Nitikan baru no.
tidak mempunyai telepon) 69 yogyakarta
- 6. Berapa umur anda? 31 tahun
- 7. Kapan anda lahir Lupa
- 8. Siapa presiden sekarang? Soekarno
+ 9. Siapa presiden sebelumnya? SBY
+ 10. Siapa nama kecil ibu anda? Ny. W
- 11. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 (diam)
dari setiap angka baru, semua secara
menurun
Jumlah kesalahan total: 8

Analisa hasil:

Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh

Kesalahan 3-4 : fungsi intelektual ringan

Kesalahan 5-7 : fungsi intelektual sedang

48
Kesalahan 8-10 : fungsi intelektual berat

Penjelasan Hasil:

Berdasarkan penilaian yang sudah dilakukan dengan skoring pada Ny.


R yaitu berjumlah 8 artinya pasien mengalami fungsi intelektual berat.

8. Status fungsional

Aktifitas Mandiri Tergantung


(nilai 1) (nilai 0)
1. Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan 
dan mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, menggunakan dan 
mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah di siapkan 
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri 
(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC (membersihkan dan 
mengeringkan bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran fases (tinja). 
7. Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan dan 
mengeringkan daerah kemaluan).
8. Dapat menguntrol pegeluaran air kemih 
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau keluar 
ruangan tanpa alat bantu seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan 
. yang dianut
11. Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan 
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan
membersihkan ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan 
. keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan 

49
. menggunakan uang sendiri)
14 Menggunakan sarana transportasi umum untuk 
. bepergian
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan 
. aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk 
. kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
aktivitas social yang dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan.
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 
. keagamaan, social, rekreasi, olahraga dan
menyalurkan hobi).
Jumlah 9 0

Analisa hasil :

Skor 13 – 17 : mandiri

Skor 0 – 12 : ketergantungan

Penjelasan Hasil: -

9. Status psikologis (skala depresi)

No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu Pilihan Jawaban Nilai


terakhir
1 Merasa puas dengan hidup yang di Ya Tidak Tidak 1
jalani?
2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat Ya Tidak Iya 1
dan aktivitas anda?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Ya Tidak Iya 1
4 Sering merasa bosan? Ya Tidak Tidak 0
5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya Tidak Tidak 0
6 Mempunyai semangat yang baik setiap Ya Tidak Iya 0
waktu?
7 Di ganggu oleh pikirang-pikiran yang Ya Tidak Iya 1
tidak dapat di ungkapkan?

50
8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya Tidak Tidak 1
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada Ya Tidak Iya 1
anda?
10 Sering kali merasa tidak berdaya ? Ya Tidak Iya 1
11 Sering merasa gelisah dan gugup? Ya Tidak Iya 1
12 Memilih tinggal di rumah daripada pergi Ya Tidak Iya 1
melakukan sesuatu yang bermanfaat?
13 Sering kali merasa khawatir akan masa Ya Tidak Tidak 0
depan?
14 Merasa mempunyai lebih banyak Ya Tidak Tidak 0
masalah dengan daya ingat di
bandingkan orang lain?
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat Ya Tidak Iya 0
menyenangkan sekarang?
16 Sering kali merasa merana? Ya Tidak Tidak 0
17 Merasa kurang bahagia? Ya Tidak Tidak 0
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu? Ya Tidak Tidak 0
19 Merasakan bahwa hidup ini sangat Ya Tidak Tidak 0
menggairahkan?
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal Ya Tidak Iya 1
yang baru?
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya Tidak Iya 0
22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada Ya Tidak Iya 1
harapan?
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih Ya Tidak Iya 1
baik daripada anda?
24 Seringkali menjadi kesal dengan hal Ya Tidak Tidak 0
yang sepele?
25 Seringkali merasa ingin menangis? Ya Tidak Tidak 0
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Ya Tidak Iya 1
27 Menikmati tidur? Ya Tidak Ya 0
28 Memilih menghindar dari kumpulan Ya Tidak Tidak 0
social?
29 Mudah mengambil keputusan? Ya Tidak Tidak 1
30 Mempunyai pikiran yang jernih? Ya Tidak Tidak 1
Jumlah 15
Analisa hasil :

= terganggu, nilai 1

51
= normal, nilai 0

Nilai : 6 – 15 ; depresi ringan sampai sedang

Nilai : 16 – 30 ; depresi berat

Nilai : 0 - 5 ; normal

Penjelasan Hasil:

Berdasarkan pengkajian skala depresi yang sudah dilakukan dengan


skoring pada Ny. R yaitu berjumlah 15 artinya pasien mengalami depresi
ringan sampai sedang .

10. Pengkajian status sosial


Status sosal lansia dapat di ukur dengan menggunakan APGAR Keluarga.
Penilaian : bila pertanyaan-pertanyaan yang di jawab selalu (poin 2),
kadang-kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)

APGAR Keluarga
No Fungsi Uraian Score
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 1
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 0
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau arah baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya mengekspresikan afek dan berespons terhadap

52
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya 1
menyediakan waktu bersama-sama.
Analisa hasil :

Skor 8-10 ; fungsi sosial normal

Skor 5-7; fungsi sosial cukup

Skor 0-4 ; fungsi sosial kurang/ suka menyendiri

Penjelasan Hasil:
Berdasarkan penilaian status sosial yang sudah dilakukan dengan skoring
pada Ny. R yaitu berjumlah 6 artinya pasien mengalami fungsi sosial
cukup.
11. Dukungan keluarga
Keluarga mengatakan sangat memberi dukungan berupa semangat, moral,
sosial dan spritual kepada pasien, itu terlihat dari keluarga selalu menjaga,
menemani, dan merawat pasien selama di rumah sakit.
12. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan
Keadaan ruangan tertata rapi dan bersih, lingkungan juga bersih
dan tempat tinggal berdekatan dengan rumah tetangga dan tetangga
yang disekitar rumah ramah – ramah. Halaman terlihat di tata banyak
bunga dan beberapa pohon-pohon.
2. Penerangan dan sirkulasi udara
Di rumah pasien memiliki 11 lampu terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi, 1 amperan rumah, 1
di belakang rumah dan 1 lampu jalan. Dan di setiap kamar mempunyai
ventilasi udara.
3. Keadaan kamar mandi dan WC
Kamar mandi terdiri dari 2 dan keadaan bersih, wangi terawat, terdapat
kerak -kerak di setiap dindingnya.

53
4. Pembuangan air kotor
Pembuangan air kotor di buaang melalui pembuangan tertutup atau
septic tank.
5. Sumber air minum
Pasien biasanya menggunakan air PAM untuk masak, mencuci dan
lain-lain tetapi untuk minum biasanya membeli air galon.
6. Pembuangan sampah
Keluarga pasien biasanya membuang sampah dengan cara di bakar
ataupun di kubur.
7. Penataan halaman
Halaman tertata rapi dengan adanya pagar yang di warnai dan di
tanami bunga-bunga dan terdapat 2 pohon.
8. Resiko injury
Di halaman rumah pasien terdapat batu-batuan dan di dalam rumah
pasien yang menuju dapur terdapat tangga sehingga dapat
menimbulkan adanya resiko terjadinya cedera pada pasien.

E. Analisa data
Nama : Ny. R Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 71 tahun

No Data Masalah
1 Ds : Nyeri akut
1. Pasien mengatakan nyeri sendi pada lutut
sebelah kiri dan pinggang belakang
2. Lutut :
P : Saat melakukan aktivitas
Q : tumpul
R : lutut sebelah kiri
S:5
T : hilang timbul

54
3. Pinggang :
P : saat melakukan aktivitas
Q : tertusuk tusuk
R : pinggang kiri
S:5
T : kadang-kadang
Do :
1. Pasien tampak meringis
2. Bersikap protektif (melindungi area nyeri)
3. Terlihat gelisah
4. Diaforesis
5. Sulit tidur (pada pemeriksaan PSQI
didapatkan hasil akhir 7 yang berarti baik)
6. TTV : TD : 160/90 mmHg, R : 18x/m, N :
110x/m, S : 37oC
2 Ds : Kerusakan memori
1. Pasien dan keluarga pasien mengatakan
pasien sering lupa dengan nama aslinya
sendiri dan lupa memanggil nama
anaknya, lupa mengingat hari, bulan dan
tahun.
2. Pasien dan Keluarga mengatakan bahwa
pasien tidak mampu mengopersikan
penggunaan remote televisi.
3. Pasien dan keluarga mengatakan bahwa
pasien tidak mampu mengingat jadwal
minum obat dengan benar.
4. Pasien dan Keluarga pasien mengatakan
pasien sering mengulang pembicaraan
yang sudah di bicarakan sebelumnya,
pertanyaan seperti menanyakan terus

55
menerus cara mengoperasikan remote, dan
kegiatan yang telah dilakukan seperti
mandi
5. Pasien mengatakan tidak mampu
mengingat/sering tidak sesuai dalam
mengorientasikan waktu, tempat dan orang
(misal : lupa nama, lupa waktu sholat,
minum obat, lupa jalan pergi ke rumah
tetangga, lupa nama anak, dan cucu
bahkan saat bertemu sekalipun)
Do :
1. Pasien terlihat tidak bisa mengopersikan
remote televisi
2. Pasien terlihat tidak teratur jadwalnya
dalam mengkonsumsi obat dan harus
diingatkan
3. Klien tampak bingung
4. Ketidaksesuaian dalam mengorientasikan
waktu, tempat dan orang

F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Kerusakan memori

56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demensia adalah keadaan di mana seseorang mengalami
penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir dan kemempuan-
kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan
sehari-hari. Dimensia disebabkan oleh penyakit alzaimer, Serangan stroke
yang berturut-turut.
Tanda dan gejala dapat meliputi :
a. Perjalanan penyakit yang bertahap
b. Tidak terdapat gangguan kesadaran
c. Rusaknya fungsi kognitif
d. Gangguan kepribadian dan perilaku
e. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
f. Gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham, paranoid
g. Keterbatasan dalam ADL

B. Saran
Kami berharap teori dan asuhan keperawatan gerontik demensia ini
dapat bermanfaat bagi Mahasiswa ataupun pembaca dan kami

57
mengharapkan saran dan kritik dari rekan-rekan mahasiswa dan seluruh
pembaca, demi penyempurnaan makalah kami ini.

DAFTAR PUSTA KA

Khalid Mujahidullah. 2012. Keperawatan Geriatrik.Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Ma’rifatul Azizah, Lilik. 2011. Keperawatan Lanjut Usia: Graha Ilmu:


Yogyakarta

Moorhead, Sue. Dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC): Edisi 5:


Mocomedia: Indonesia

Moorhead, Sue. Dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC): Edisi 5:


Mocomedia: Indonesia

Oktavianus. 2014. Asuhan Keperawatan pada sistem neurobehavior. Graha Ilmu:


Yogyakarta

Tim Pojka SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Edisi 1. DPP PPNI: Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I,


intervensi NIC, hasil NOC. Edisi 10. EGC: Jakarta.

58
59

Anda mungkin juga menyukai