Anda di halaman 1dari 13

Satuan Acara Penyuluhan

DEMENSIA PADA LANSIA

Disusun Oleh:
1.Agustin Eka Dwi
2.Lilis Dwi B
3.Wulan Setyorini
4.Siti Rodiah
5.Winda
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“DEMENSIA”

Pokok bahasan : Sindroma dan kelainan


mental organik
Sub Pokok Bahasan :  Demensia pada usia
lanjut
Hari / tgl : -  
Pukul : -
Sasaran :  Lansia dan keluarga
Jumlah peserta : -
Tempat : -
 A.     Latar Belakang

Penigkatan jumlah lansia menuntut perhatian dari semua pihak baik


pemerintah, pihak swasta, masyarakat serta keluarga yang memiliki
lansia di rumah, terutama tenaga perawat selaku tenaga propesional
pemberi pelayanan pada klien.
Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua
orang. Pada proses penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan
struktur dan fungsi tubuh. Salah satu yang terjadi adalah kemunduran
fungsi kognitif yaitu :  Demensia.
Selain lansia sendiri, keluarga yang memiliki lansia dan bahkan
setiap orang hendaknya mengetahui bagaimana perawatan pada
demensia ini. Mengingat pentingnya hal tersebut maka pada
kesempatan penyuluhan ini, mahasiswa D3 Keperawatan Poltekkes
Bhakti Mulia Sukoharjo memilih topik penyuluhan mengenai Demensia
pada lansia.
B.     Tujuan Umum
          Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu memahami tentang
demensia pada lansia.
C.     Tujuan Khusus Penyuluhan
          Setelah kegitan penyuluhan, peserta dapat menyebutkan dan mengerti
tentang :
1.      Pengertian Demensia
2.      Penyebab Demensia
3.      Jenis Demensia
4. Tanda Gejala Demensia
5.      Prinsip utama perawatan demensia pada lansia
D.    Materi (terlampir)
1.      Pengertian demensia
2.      Penyeban demensia pada lansia
3.      Jenis demensia pada lansia
4. Tanda Gejala Demensia pada lansia
5.      Prinsip utama perawatan demensia pada lansia
E.     Kegiatan Proses Penyuluhan
N KEGITAN PENYULUHAN KEGITAN PESERTA WAKTU
O
1. Tahap Pembukaan :  
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri serta a.Menjawab salam, mendengarkan dan
kontrak waktu memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan b.Mendengarkan dan memperhatikan 5 menit
c. Persepsi c.Memberi tanggapan

2. Tahap Pelaksanaan :  
a. Menggali pengetahuan peserta tentang a.Mendengarkan dan Memperhatikan
pengertian demensia b.Mendengarkan dan memperhatikan
b. Mengenali pengetahuan peserta tentang c.Mendengarkan dan memperhatikan
penyebab demensia pada lansia d.Mendengarkan dan memperhatikan
c. Menjelaskan tentang jenis demensia pada e.Mendengarkan dan memperhatikan 20 menit
lansia
d. Menjelaskan tentang Tanda Gejala demensia
pada Lansia
e. Menjelaskan tentang prinsip utama perawatan
demensia pada lansia
3. Tahap Penutupan :  
a.    Bersama peserta menyimpulkan materi a. Bersama penyuluh menyimpulkan
b.    Mengadakan evaluasi dengan mengajukan materi
pertanyaan b. Menjawab pertanyaan
c.    Menutup penyuluhan dan memberikan salam c. Memperhatikan, menajwab salam 5 menit
F.      Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Selama proses penyuluhan berlangsung diharapkan peserta aktif dan dapat
memberikan tanggapan dengan segera dan sopan.
2. Evaluasi
Peserta dapat menyebutkan pengertian demensia pada lansia.
Peserta dapat menyebutkan 3 dari penyebab demensia.
Peserta dapat menyebutkan jenis demensia.
Peserta dapat menyebutkan 3 tanda gejala demensia.
Peserta dapat menyebutkan 2 dari 5 prinsip utama perawatan demensia
pada lansia.
I.       Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
J.      Media dan Alat
1.     LCD Proyektor
2.      Laptop
3.      Whiteboard
4.      Papan Flip chart
  
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN
 Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh

berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan


kesadaran. Gangguan fungsi kognitif antara lain pada
intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan
masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi,
penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi. (Arif
Mansjoer, 1999)
 Demensia merupakan keadaan ketika seseorang

mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain


yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan
sehari hari (Nugroho, 2008).
B. PENYEBAB

1.      Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)


2.      Infeksi susunan saraf pusat
3.      Gangguan metabolik
4.      Gangguan nutrisi
5.      Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak, dll)
6.      Lesi desak ruang
7.      Hidrosefalus bertekanan normal
8.      Depresi (pseudo-dinentia defrensif)
9.      Penyakit degeneratif progresif
a. Penyakit alzheimer
b. Penyakit dick
c.  Penyakit parkinson
C. JENIS
1. Penyakit Alzheimer
Penderita demensia yang mengalami Alzheimer umumnya
berusia 65 tahun ke atas. Meski demikian, gejala
penyakit Alzheimer mungkin juga muncul di usia yang lebih
muda, seringkali dikarenakan cacat genetik.
2.  Lewy Body Demensia
Kondisi ini memengaruhi sekitar 10-22 persen dari jumlah
keseluruhan penderita demensia dan menjadikannya salah satu
jenis demensia yang paling umum terjadi. Lewy body
demensia lebih sering dialami oleh orang tua.
Jenis demensia ini terjadi jika terdapat gumpalan abnormal
protein yang ditemukan pada otak penderitanya. Gejala yang
ditimbulkan lewy body demensia mirip dengan yang dialami
penderita penyakit alzheimer, di antaranya adalah sering
berhalusinasi serta tangan yang sering kaku dan bergetar sendiri.
3. Demensia Vaskular
Jenis demensia ini terjadi akibat kerusakan otak—karena
penurunan atau penyumbatan aliran darah di pembuluh
darah yang menuju ke otak. Masalah ini berpotensi
menyebabkan struk, infeksi katup jantung (endokarditis),
dan masalah pembuluh darah lain.
4.  Demensia Frontotemporal
Salah satu jenis demensia yang jarang dialami, dan
cenderung terjadi pada usia antara 40-65 tahun. Jenis
demensia ini dikaitkan dengan penurunan fungsi sel saraf
di lobus frontal dan temporal otak. Area ini secara umum
mempengaruhi kepribadian, perilaku dan kemampuan
berbahasa.
D. TANDA GEJALA

1. Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif.


2. Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.
3. Gangguan kepribadian dan perilaku (mood swings).
4. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang.
5. Gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham, dan paranoid.
6. Keterbatasan dalam ADL (Activities of Daily Living)
7. Tidak bisa pulang kerumah bila bepergian.
8. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk.
9. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, “lupa”
menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
10. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan,
tahun, tempat penderita demensia berada
11.  Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat
sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan
orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. Penderita demensia
kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul.
12. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah
E. Prinsip Utama Perawatan

1. Peran aktif penderita dalam :


a. Mengobati penyakitnya (tekanan darah tinggi, penyakit parkinson/gemetar karena sakit).
b. Menghindari pemakaian obat yang mempunyai efek samping pada otak dan
menghindari situasi yang menekan mental.
c. Mengkaji keadaan lingkungan.
d. Meningkatkan perbaikan gizi / makanan.
2.      Mengenali dan mengobati keadaan yang memperberat penyakit :
a. Perilaku merusak
b. Gangguan perilaku
c. Perasaan tertekan / depresi
d. Inkontinensia (tidak mampu menahan buang air)
3.      Mengupayakan informasi kesehatan bagi penderita dan keluarga :
a. Berbagai masalah tentang penyakitnya
b.      Kemungkinan kelainan atas gangguan yang terjadi
c.      Dugaan sementara terjadinya demensia
4.      Uapaya nasehat keluarga
a.       Berbagai pelayanan kesehatan masyarakat, seperti Puskesmas
b.      Nasehar hukum / keuagan
5.      Upaya nasehat keluarga untuk :
a.     Pengenalan cara mengatasi konflik keluarga
b.     Penanganan rasa marah atau bersalah
c.     Kepentingan hukum / masalah etika
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai