Anda di halaman 1dari 40

KB

(Keluarga Berencana)

DISUSUN OLEH :
• ANDANG YULI K
• ENDAH SUCI R
• RIZKY WAYAN
• WIWIN HARDIYANTI
• YA’MAR ABDILLAH
PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
TUJUAN
Kebijakan Keluarga Berencana
(KB) bertujuan untuk
mengendalikan pertumbuhan
penduduk melalui usaha
penurunan tingkat kelahiran
guna meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
KONTRASEPSI
Kontrasepsi adalah suatu alat, obat
atau cara yang digunakan untuk
mencegah terjadinya konsepsi atau
pertemuan antara sel telur dan sperma
di dalam kandungan/rahim.
TUJUAN PENGGUNAAN
KONTRASEPSI
• Mengusahakan agar tidak terjadi
ovulasi.
• Melumpuhkan sperma.
• Menghalangi pertemuan sel telur
dengan sperma.
JENIS-JENIS
KONTRASEPSI
• Kontrasepsi Alamiah
• Kontrasepsi Tidak Efektif
• Kontrasepsi Efektif
• Kontrasepsi Permanen
1. Kontrasepsi Alamiah

1. Kalender
• Kelebihan : aman, murah dan sederhana
• Kekurangan : sulit menentukan masa subur
karena haid yang tidak teratur
2. Senggama Terputus
Dengan cara saat melakukan hubungan seksual,
pada
masa ejakulasi penis segera dikeluarkan dari vagina
2. Kontrasepsi Tidak
Efektif
•Kondom untuk Wanita
•Kondom untuk Pria
•KRIM JELLY
3. Kontrasepsi efektif
• Pil KB
• IUD
• Implant
• MOW (Metode Operatif
Wanita)
PIL KB
Cara kerja pil KB dengan
mencegah pelepasan sel telur.
Kontrasepsi ini aman tidak
menggangu hubungan seksual
serta kesuburan dapat kembali
dengan cepat. Namun dalam
pengkonsumsian yang rutin.
IUD
(Intra Uterina Device)

• Disebut juga dengan AKDR (Alat


Kontrasepsi Dalam Rahim)
• Yaitu, alat kecil yang terdiri dari bahan
plastik yang lentur, yang dimasukkan
kedalam rongga rahim oleh petugas
kesehatan yang terlatih (Manuaba, 2001).
• IUD terbuat dari plastik elastik, dililit
tembaga atau campuran tembaga dengan
perak.
• Lilitan logam menyebabkan reaksi anti
fertilitas dengan waktu penggunaan dapat
mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja
mencegah masuknya spermatozoa/sel
mani kedalam saluran tuba
JENIS AKDR
• Copper-T
• Copper-7
• Multi load
• Lippes loop
(a) Cooper T ( b) Cooper 7

(c) Multi Load (d) Lippes Loop


Cara Kerja AKDR
• Menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam
tuba falopii
• Memengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai
kavum uteri
• AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan
ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
• Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur
dalam uterus.
Keuntungan Pemasangan AKDR
• Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi
• AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
• Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak
perlu diganti)
• Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
• Tidak memengaruhi hubungan seksual
• Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
• Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
• Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid
terakhir)
• Tidak ada interaksi dengan obat-obat
• Membantu mencegah kehamilan ektopik
Efek Samping Kontrasepsi AKDR

Efek samping yang umum terjadi:


• Perubahan siklus haid
• Haid lebih lama dan banyak
• Perdarahan (spotting) antar menstruasi
• Saat haid lebih sakit
Komplikasi Kontrasepsi AKDR
• Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah
pemasangan
• Perdarahan pada waktu haid lebih banyak dapat menyebabkan
anemia
• Tidak baik digunakan pada perempuan yang sering berganti
pasangan
• Penyakit radang panggul. Karena memicu infertilitas.
• Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) setelah pemasangan
AKDR. Akan menghilang dalam 1 – 2 hari
• Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (apabila
AKDR dipasang setelah melahirkan)
Kontraindikasi AKDR
• Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan
hamil)
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui
• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,
servisitis)
• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering
menderita abortus septic
• Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor
jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri
• Kanker alat genital
• Ukuran rongga panggul kurang dari 5 cm
IMPLANT
• Adalah alat kontrasepsi yang berbentuk
kecil seperti karet elastis yang ditanam
dibawah kulit dan pemakain alat ini dalam
jangka waktu 3 – 5 tahun.
• Komplikasi jenis kontrasepsi ini adalah
pada kebanyakan klien dapat menyebabkan
perubahan pola haid berupa bercak
pendarahan (spotting, hipermenorea serta
amenorea).
4. Kontrasepsi Permanen
Kontraindikasi kontrasepsi permanen

• Alergi terhadap obat anastesi


• Berat badan berlebihan
(obesitas)
• Infeksi pada saat
melahirkan(intrapartum) dan
nifas
TUBEKTOMI
VASEKTOMI
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
DALAM MEMILIH
METODE
KONTRASEPSI

• Faktor pasangan
• Faktor kesehatan
• Faktor metode kontrasepsi
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

1. Pengkajian Data 2. Pengkajian data


Subjektif obyektif
• Identitas Pasien
Keluhan Utama • Pemeriksaan umum
• Riwayat Menstruasi • Pemeriksaan fisik
• Riwayat Obstetri yang lalu
• Pemeriksaan
• Riwayat Penyakit Ibu
• Riwayat Penyakit Keluarga
penunjang
• Pola Kehidupan Sehari-hari • Pemeriksaan
psikososial
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal
ditandai dengan klien mengatakan haid tidak teratur
2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya
informasi akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak
bertanya.
3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu
ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi
dan jerawat pada muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak
menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan
jerawat pada muka.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi ditandai
dengan klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam,
pembengkakan di daerah insisi, kemerahan di daerah insisi.
Intervensi Keperawatan

1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi


hormonal ditandai dengan klien mengatakan haid tidak
teratur.
Intervensi:
• Kaji lamanya dan banyaknya spotting
• Jelaskan pada ibu efek samping alat kontrasepsi AKDR dan
hormonal pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi.
• Observasi untuk pemeriksaan lab, Hb, Leukosit, trombosit,
Ht.
• Konsul ke dokter bila keluhan menjadi berat
Intervensi :
• Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
alat kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisinya
• Jelaskan pada klien tentang efektivitas,
efisiensi dari masing-masing alat
kontrasepsi, keuntungan,
kerugian,indikasi dan kontraindikasi
2. Ketidakmampuan
• Berikan pendidikan kesehatan kepada
memilih alat klien beserta suaminya untuk menentukan
kontrasepsi yang pilihan kontrasepsi yang mereka inginkan
efektif b.d kurangnya • Untuk mengetahui tingkat pengetahuan
informasi akan klien agar dapat menentukan intervensi
pengetahuan tentang selanjutnya:
KB ditandai dengan • Memberikan gambaran tentang alat-alat
klien banyak bertanya. kontrasepsi KB yang diinginkan akan
sesuai dengan kondisi suami istri
3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat
kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien
mengatakan khawatir untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
Intervensi:
• Kaji tingkatan cemas
• Jelaskan pada klien tentang efek samping dari alat
kontrasepsi
• Berikan kesempatan pada ibu untuk bertanya
tentang kerugian alat kontrasepsi
• Berikan support psikososial kepada klien terhadap
pemasangan alat kontrasepsi
4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala
sampingan (pigmentasi dan jerawat pada muka)
ditandai dengan klien mengatakan sejak
menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-
bintik hitam dan jerawat pada muka.
Intervensi:
• Jelaskan efek samping dari KB pil
• Anjurkan klien untuk konsultasi dengan spesialis kulit
• Menambah wawasan /pengetahuan bagi klien
• Untuk mempercepat informasi lebih untuk menntukan
intervensi selanjutnya
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan luka insisi
ditandai dengan klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit
lebam, pembengkakan di daerah insisi, kemerahan di daerah
insisi.
Intervensi:
• Beritahu klien bahwa selama 48 jam pertama daerah insisi
harus dibiarkan kering
• Jelaskan efek dari pemsangan implant, MOW/MOP secara
langsung seperti lebam dan rasa perih
• Hindari benturan, gesekan dan penekanan di daerah insisi
• Balutan jangan dibuka dalam 48 jam, plester dipertahankan
hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
• Anjurkan klien kembali keklinik jika ada tanda infeksi seperti
demam, peradangan selama beberapa hari
• Kolaborasi pemberian terapi antibiotik

Anda mungkin juga menyukai