Anda di halaman 1dari 12

STUDENT OBJECTIVE CLINICAL ASSESMENT

(SOCA)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana – Stase 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS GALUH
Kelompok 2
1.Nenden Susilawati
2.Wiwi Widaningsih
3.Elis Mustikawati
4.Putri Yulianti
5.Esamia Gusdiani
6.Ai Siti Sopiah
7. Wulan Sri Rahayu
8. Iin Charlina
KASUS
Seorang perempuan umur 34 tahun P3A0, melahirkan 5 minggu yang lalu datang
ke TPMB dengan diantarkan suami untuk mendapatkan pelayanan Keluarga
Berencana. Hasil anamnesis ibu ingin menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang dan tidak mengganggu kelancaran produksi ASI. Hasil pemeriksan
menunjukkan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD 140/80 mmHg,
Nadi 84x/menit, Pernafasan 24x/menit, Suhu 36 ֯ C. Pemeriksaan abdomen tidak
ada nyeri tekan, pada pemeriksaan genetalia tampak pengeluaran cairan
keputihan dan tidak berbau pada vagina, pemeriksaan lain dalam batas normal.
Pengumpulan Data Dasar
Subjektif Objektif

Seorang Perempuan umur 34 tahun Hasil pemeriksaan:


TD : 140/80 mmHg, N: 84x/m, R:
P3A0 melahirkan 5 minggu yang lalu 24x/m, S: 36֯ C.
Pemeriksaan abdomen tidak ada nyeri
Keluhan: Tidak ada, ibu ingin tekan, pada pemeriksaan genetalia
menggunakan alat kontrasepsi jangka tampak pengeluaran cairan keputihan
dan tidak berbau pada vagina,
Panjang dan tidak mengganggu pemeriksaan lain dalam batas normal.
kelancaran ASI
Interpretasi Data
• Ingin menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang dan tidak
Pada Langkah interpretasi sata, sesuai
dengan data subjektif dan data objektif yang mengganggu kelancaran produksi ASI.
diperoleh dari kasus didapat diagnosa : • Td 140/80 mmhg
• Pemeriksaan genetalia tampak pengeluaran cairan keputihan dan
tidak berbau pada vagina, pemeriksaan lain dalam batas normal

IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari
bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam.
Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan (Subrata,
2000). Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar
air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk – beluk alat kontrasepsi ini (Maryani, 2002).
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Identifikasi Diagnosa

P2A0 Akseptor Baru KB IUD

Masalah Potensial

Tidak ada data yang menunjang


untuk terjadinya masalah potensial
Perencanaan Asuhan
KONSELING PASCA
1. Berikan konseling Pra PEMASANGAN
1. Mengkaji perasaan klien setelah di pasang IUD
2. Menjelasakan daya guna IUD Cooper T yaitu 10 tahun
pemasangan IUD 3. Menjelaskan cara memeriksa benang IUD cooper T dengan cara
2. Lakukan Inform consent memasukan satu jari tengah kedalam vagina sambil jongkok
4. Klien dianjurkan untuk tidak pulang 15 menit setelah
3. Lakukan pemasangan IUD pemasangan
4. Obsservasi Keadaan Umum 5. Menjelaskan IUD cooper T langsung efektif setelah pemasangan
akseptor 6. IUD dapat dilepas setiap saat jika klien menghendaki
7. IUD tidak melindungi klien dari Penyakit Menular Seksual
5. Beritahu jadwal control IUD (PMS)
dan waktu pelepasan. 8. Kemungkinan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan
seksual
Pelaksanaan

1. Memberitahu ibu kondisinya saat ini dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Memberitahu tentang KB IUD meliputi pengertian, cara kerja, keuntungan, kerugian,
indikasi pemakaian, kontraindikasi dan efek samping penggunaan KB IUD
3. Melakukan informed consent bahwa akan dilakukan pemasangan IUD
4. Melakukan pemasangan IUD: Menyarankan ibu untuk buang air kecil terlebih
dahulu, Mempersiapan pemasangan alat?alat IUD, Menjaga privacy ibu, Memasang
IUD sesuai prosedur
5. Memberikan konseling pasca pemasangan IUD berupa mengurangi frekuensi
berhubungan seksual, mengurangi aktivitas atau angkat berat serta menjaga
kebersihan organ intim, dan cara mengecek benang
Pelaksanaan

6. Memberikan konseling tentang keluhan nyeri : Memberikan konseling


ketidaknyamanan rasa nyeri berupa definisi, penyebab, faktor presipitasi, cara mengatasi
serta penanganan nyeri berupa pemberian terapi obat
7. Memberikan konseling tentang pencegahan terjadinya ekspulsi berupa mengurangi
frekuensi berhubungan seksual, mengurangi aktivitas atau angkat berat
8. Memberikan terapi obat : Memberikan asam mefenamat 500 mg 3x1 untuk mengurangi
rasa nyeri, amoxicillin 500 mg 3x1 untuk mencegah atau mengurangi infeksi dan tablet Fe
1x1 sebagai penambah darah
9. Memberikan informasi untuk kunjungan ulang dihari ke 7 yaitu untuk menilai kondisi
luka pasca pemasangan IUD
10. Melakukan pendokumentasian hasil pelayanan
Evaluasi
• Ibu mengatakan sudah mengetahui hasil pemeriksaan
• Ibu mengatakan sudah mengetahui dan paham tentang KB IUD
• Ibu sudah menandatangani lembar informed consent dan ibu sudah yakin ingin
menggunakan KB IUD
• Ibu sudah dilakukan pemasangan KB IUD
• Sudah dilakukan pendokumentasian hasil pelayanan
• Ibu sudah mengetahui dan paham tentang informasi pasca pemasangan IUD
• Ibu sudah mengetahui dan paham tentang informasi ketidaknyamanan rasa nyeri
dan pencegahan terjadinya ekspulsi
• Ibu sudah menerima terapi obat
• Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang di hari ke 7
Mind Map
• digunakan dalam waktu 8-10 tahun
• Sangat efektif (tidak perlu mengingat-
ingat).
Sederhana • Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
• Tidak ada efek samping hormonal.
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
ASI.
• dapat digunakan pada pasien hipertensi
IUD/ AKDR
• efektivitas yang cukup tinggi
Alat Kontrasepsi Hormonal • Dapat digunakan dalam waktu 3
tahun
Implan/ AKBK • efek perdarahan lebih ringan
• tidak bisa digunakan pada pasien
hipertensi.

Tubektomi Kontrasepsi mantap/ Steril


Non pada wanita
Hormonal
Vasektomi Kontrasepsi mantap/ Steril
pada pria
Thank you

Anda mungkin juga menyukai