Anda di halaman 1dari 7

SOAL DAN PEMBAHASAN SOAL UKOM BAGIAN MASA ANTARA

1. Seorang ibu berusia 35 tahun datang ke Pusk. Ibu mengatakan sudah menggunakan kontrasepsi IUD
sejak 1 tahun. Ibu mengeluh keputihan, nyeri pada perut bagian bawah. Hasil pemeriksaan: TTV normal,
suhu 38 derajat celsius, nyeri tekan perut bagian bawah, pemeriksaan dalam: nyeri goyang serviks, nyeri
tekan adneksa. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya leukositosis. Apakah tindakan yang
dapat dilakukan oleh bidan?
Pembahasan
Kriteria PID menrut SWEET (1981):
a. Riwayat sakit perut bagian bawah
b. Nyeri tekan perut bagian bawah (diutamakan dengan nyeri tekan lepas)
c. Nyeri goyang serviks
d. Nyeri tekan adneksa
e. Satu dari pemeriksaan laboratorium harus ada:
1) Demam
2) Leukositosis
3) Masa adneksa in ammator pada pemeriksaan USG
4) Ditemukan bakteri dan sel darah putih dalam cairan peritoneal pada kuldosentesis.
Pengobatan PID meliputi lima tindakan:
a. Diagnosa dini
b. Pengangkatan atau pengeluaran IUD
c. Terapi antibotika
d. Follow-up yang teratur
e. Pengobatan partner seksualnya.
(Hartanto, 2002)
Berdasarkan tanda tanda yang dialami ibu, maka hal tersebut merupakan tanda terjadinya infeksi, yaitu
PID. Hal tersebut merupakan efek samping dari penggunaan IUD oleh karena itu, penanganan yang tepat
adalah melepas IUD serta memberikan pengobatan berupa antibiotik.
Jawaban :
A Obati dan lepas AKDR
b. Lepas AKDR tanpa diobati

c. Obati dan tidak dilepas AKDR

d. Tidak perlu diobati dan tidak dilepas AKDR

e. Salah semua

2. Ny. S P3A0 datang ke Bidan Praktek Mandiri bersama dengan suaminya dan mengatakan ingin berKB,
Ny. S memiliki riwayat penyakit kanker payudara. KB apakah yang sesuai dengan Ny. S?
Pembahasan
Riwayat kanker payudara yang dimiliki ibu akan bermasalah jika ibu menggunakan kontrasepsi yang
mengandung hormon, karena dikhawatirkan akan mengganggu kondisi ibu dengan riwayat yang telah
dimilikinya. Menurut Biran (2014), ibu dalam keadaan penderita kanker payudara dan memiliki riwayat
kanker payudara masuk dalam kategori 1 WHO, dimana dapat menggunakan AKDR sebagai alat
kontrasepsi. Sehingga kontrasepsi yang aman bagi ibu adalah kontrasepsi yang tidak mengandung
hormon, yaitu AKDR atau IUD
Jawaban :
a. Pil
B IUD
c. Suntik
d. Implan
e. Kondom

3. Ny. G usia 26 tahun P1A0 datang ke BPM dan mengatakan ingin menggunakan KB suntik 1 bulanan
dan mengatakan sudah haid 1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan: TTV dalam batas normal, tidak ada
riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi efektivitas penggunaan KB sehingga memenuhi syarat
untuk menggunakan KB suntik 1 bulanan. Konseling apa yang harus diberikan bidan setelah melakukan
penyuntikan?
Pembahasan
Menurut Andi (2014) bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau harus menggunakan kontrasepsi lain seperti kondom.
Dalam kasus tersebut, saat dilakukan suntikan pertama kali, klien sudah haid 7 hari yang lalu, dimana
jika suntikan pertama diberika setelah hari ke-7 siklus haid maka bidan harus memberitahu bahwa agar
kontrasepsi tersebut efektif dan tidak gagal, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7
hari, atau jika ingin melakukan hubungan seksual harus memakai kontrasepsi tambahan (kondom).
Jawaban :
a. KB suntik akan langsung efektif
b. Klien tidak perlu memakai kontrasepsi tambahan
c. Klien boleh langsung melakukan hubungan seksual
d. Menjelaskan bahwa tidak ada efek samping KB tersebut
E Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari

4. Seorang perempuan usia 25 tahun P2A0 datang ke puskesmas untuk melakukan pemasangan IUD
ditemani oleh suami. Hasil pemeriksaan menunjukkan ibu tidak memiliki kontraindikasi untuk
menggunakan kontrasepsi IUD. Ibu telah mengisi surat persetujuan, dijelaskan mengenai prosedur
pemasangan dan dilakukan pemeriksaan bimanual. Apa langkah selanjutnya?
Pembahasan
Prosedur pemasangan AKDR:
1. Mengisi surat persetujuan yang ditanda tangani klien
2. Memastikan hasil PAPs Smear dan pemeriksaan diagnosis dan meninjau ulang kontraindikasi
3. Memastikan klien tidak sedang haid atau hamil
4. Menjelaskan prosedur pemasangan
5. Melakukan pemeriksaan bimanual
6. Memasukkan spekulum
7. Membersihkan serviks dengan cairan antiseptic
Sulistiawati (2014)
Pada kasus diatas, tahapan pemasangan IUD setelah dilakukan pemeriksaan bimanual adalah melakukan
pemasangan spekulum.

Jawaban :
a. Memastikan klien tidak haid

b. Membersihkan serviks

c. Memasang tenakulum

d. Memasukkan AKDR pada alat bantu pasang

E Memasang spekulum

5. Seorang perempuan berusia 40 tahun P5A0 datang ke Poli Kebidanan untuk berkonsultasi mengenai
keinginannya menggunakan metode kontrasepsi dan sudah tidak ada rencana untuk memiliki keturunan
lagi. Apa metode kontrasepsi alternatif pertama yang tepat untuk kasus di atas?
Pembahasan
Usia 40 tahun merupakan usia untuk mengakhiri masa kesuburan. Oleh karena itu, diperlukan
kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, reversibilitas rendah, dapat digunakan jangka panjang, dan tidak
menambah kelainan yang sudah ada. Kontrasepsi yang disarankan untuk menjadi prioritas adalah
kontrasepsi mantap, disusul susuk KB, AKDR, suntik, Pil, dan cara sederhana. (Sulistiawati, 2014)
Dari kasus klien usia 40 tahun P5A0, pemilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk klien yang sudah
memasuki masa mengakhiri kesuburan dan tidak memiliki rencana untuk menambah keturunan adalah
Kontap.
Jawaban :
a. Pil
b. Suntik
c. Implan
d. AKDR
E Kontap

6. Seorang perempuan akseptor KB pil mengalami muntah setelah 2 jam mengkonsumsinya. Apa tindakan
yang harus dilakukan perempuan tersebut?
Pembahasan
Instruksi pada klien tentang cara mengkonsumsi pil KB sangat penting untuk disampaikan. Misalnya,
seperti apabila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, maka segera ambil pil yang lain
untuk dikonsumsi atau dapat juga menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Apabila muntah hebat
atau diare terjadi lebih dari 24 jam setelah menggunakan pil, maka pil dapat diteruskan jika tidak
memperburuk keadaan. Apabila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, maka cara
penggunaan pil mengikuti cara penggunaan pil lupa. Apabila lupa minum pil 1 hari, maka harus minum
pil segera setelah ingat dan tidak perlu menggunakan kontrasepsi lain. Apabila lupa 2 pil atau lebih,
maka sebaiknya minum 2 pil sehari sampai terkejar dan menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai habis paket pil tersebut. Apabila tidak haid, maka perlu segera ke
klinik untuk tes kehamilan. (Sulistiawati, 2014)
Dari kasus klien yang mengalami muntah 2 jam setelah menggunakan pil, maka tindakan yang harus
dilakukan adalah segera minum pil yang lain.

Jawaban :
a.segera minum pil yang lain
B. MINUM PIL PADA HARI BERIKUTNYA
c. Minum 2 pil sehari
d. Tes kehamilan
e. Tidak melakukan hubungan seksual sampai siklus haid berikutnya

7. Seorang perempuan usia 27 tahun melahirkan anak kedua 2 bulan yang lalu. Datang ke Bidan Praktek
Mandiri ingin menggunakan alat kontrasepsi IUD. Sebelum dilakukan pemasangan, bidan melakukan
konseling dan pemeriksaan untuk memastikan apakah ibu dapat menggunakan alat kontrasepsi IUD atau
tidak. Manakah yang merupakan kontraindikasi relatif dari pemasangan IUD?
Pembahasan
Kontraindikasi mutlak dan relative pemasangan AKDR sebagai berikut:
1. Ukuran atau bentuk uterus yang tidak memungkinkan pemakaian AKDR efektif
2. Kondisi medis yang meningkatkan resiko infeksi (terapi kortikosteroid, peyakit katup jantung, dan
supresi imun)
3. Nuligravida
4. Pap smear upnormal
5. Riwayat kehamilan ektopik (Leveno, 2010)
Berdasarkan kasus diatas, yang termasuk dalam kontraindikasi relative pemasangan IUD adalah riwayat
kehamilan ektopik.
Jawaban :
a. Dicurigai hamil

b. Mengidap keganasan panggul

c. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya

D Riwayat kehamilan ektopik


e. Perilaku individu yang berisiko tinggi terjangkit IMS

8. Seorang perempuan usia 24 tahun P1A0 datang ke puskesmas ingin menjadi akseptor KB. Anak terakhir
berusia 2 bulan. Ibu memiliki riwayat hipertensi dan ibu sudah mendapatkan haid pertama setelah
bersalin. Hasil pemeriksaan TD 140/90 mmHg. Apa jenis kontrasepsi yang sesuai untuk klien tersebut?
Pembahasan
Metode IUD merupakan metode yang sangat efektif dan tidak mengandung hormon apapun. Metode ini
tidak mempengaruhi produksi ASI dan dapat digunakan pada ibu yang memiliki berbagai riwayat
penyakit seperti tumor, kanker, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, TBC dan sebagainya. (Andi,
2014)
Pada kasus ibu melahirkan 2 bulan yang lalu, mempunyai riwayat hipertensi dan sudah mendapat haid.
Maka metode kontrasepsi yang sesuai pada kasus tersebut adalah IUD.
Jawaban:
a. Mal
b. Suntik Progestin
c. Suntik kombinasi
D IUD
e. Implan

9. BONUS
Seorang perempuan akseptor KB pil kombinasi datang ke BPM mengeluh mengalami perdarahan
pevaginam di luar siklus haid. Apa penanganan yang tepat pada kasus tersebut?
Pembahasan
Penanganan efek samping perdarahan pervagina atau spotting pada akseptor KB pil kombinasi: tes
kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
perdarahan atau spotting merupakan hal yang biasa terjajdi pada 3 bulan pertama, dan lambat laun akan
berhenti. Bila perdarahan atau spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen lebih tinggi (50
µg) sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Apabila perdarahan atau spotting timbul lagi,
lanjutkan lagi dengan dosis 50 µg atau ganti dengan metode kontrasepsi yang lain. (Andi, 2014)
Pada kasus akseptor KB pil kombinasi mengalami perdarahan pervagina atau spotting, penanganan yang
tepat adalah dengan memberikan dosis estrogen yang lebih tinggi yaitu 50 µg.
Jawaban :
a. Hentikan minum pil
b. Minum pil seperti biasa
c. memberikan dosis estrogen 50
d. Tes kehamilan
e. Ganti metode kontrasepsi lain

9. Ny. R usia 37 tahun P4A0 datang ke Rumah Sakit dengan keluhan ingin KB dan tidak ingin punya anak
lagi. Ny. R mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi spiral tetapi tidak cocok. Jenis KB yang
cocok untuk Ny. R adalah
Pembahasan
Kontrasepsi yang sesuai untuk perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun dan tidak ingin menambah
anak lagi adalah kontrasepsi mantap. Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak
ingin anak lagi. Tubektomi termasuk metode efektif dan tidak menimbulkan efek samping jangka
panjang. Ibu dengan paritas lebih dari 2 dapat menjalani Tubektomi. (Andi, 2014)
Ny. R sebaiknya menggunakan tubektomi karena sudah memenuhi syarat untuk kontrasepsi mantap.
Jawaban :
a. IUD
b. Kondom
c. Implan
d. Vasektomi
E Tubektomi

10. Seorang perempuan berusia 25 tahun, P1A0 datang ke BPM ingin mengikuti KB menggunakan metode
yang melindungi dari IMS. Hasil pemeriksaan TD 150/90 mmHg. Apakah metode kontrasepsi alternatif
yang tepat untuk kasus tersebut?
Pembahasan
Kondom merupakan metode kontrasepsi yang melindungi dari IMS dan dapat digunakan bersamaan
dengan metode yang lain. (Andi, 2014)
Dari kasus klien P1A0, metode yang cocok adalah kondom karena kondom melindungi dari IMS. Klien
tidak dapat menggunakan metode hormonal karena memiliki tekanan darah tinggi dan tidak dapat
menggunakan IUD karena tidak melindungi dari IMS.
Jawaban :
a. Mal
b. Suntik progestin
C Kondom
d. IUD
e. Implan
11. Ny. I usia 30 tahun P2A0 datang ke BPM mengeluh mengeluarkan darah bercak dari jalan lahir di luar
waktu menstruasi dalam 1 bulan ini. Ny. I mengatakan sedang menggunakan KB implan sejak 6 bulan
yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, BB 62 kg. Apakah diagnosis kasus Ny. I?
Pembahasan
Efek samping yang paling sering terjadi pada pemakaian implan adalah perubahan pola perdarahan haid.
Dapat terjadi perdarahan bercak atau terus menerus pada 6-9 bulan pertama dari penggunaan implan.
(Andi, 2014)
Kasus yang dialami Ny. I adalah spotting atau perdarahan bercak dikarenakan efek samping dari
pemakaian implan.
Jawaban :
A Spotting
b. Amenorea
c. Metroragia
d. Menoragia
e. Menometroragia

12. Ny. T usia 32 tahun P1Ao datang ke Pusk dengan keluhan kemaluannya terasa gatal dan juga bau. Dari
hasil pemeriksaan didapatkan vagina oedem, terdapat pengeluaran cairan berwarna kuning kehijauan dan
berbusa. Diagnosa kasus Ny. T adalah
Pembahasan
Tanda gejala yang muncul pada trikomoniasis menurut Kemenkes RI (2016) adalah pengeluaran vagina
berwarna kuning kehijauan dan berbusa, vagina bau dan gatal, edema atau eritema vagina, strawberry
cervix. Keluhan Ny. T yaitu kemaluan gatal dan bau, vagina oedem, serta ada pengeluaran cairan
berwarna kuning kehijauan dan berbusa menunjukkan Ny. T mengidap trikomoniasis.
Jawaban :

a. Sifilis
b. Gonorea
c. Kandidiasis
D Trikomoniasis
e. Vaginasis bacterial

13. Seorang perempuan datang bersama suami ke BPM, mengeluhkan keputihan yang berlebih dan rasa
nyeri pada daerah kemaluan. Setelah dilakukan pemeriksaan, ada pembengkakan pada mulut rahim.
Diagnosa yang tepat pada kasus diatas adalah?
Pembahasan
Servisitis akuta merupakan infeksi yang disebabkan oleh gonokokus (gonorea) sebagai salah satu infeksi
hubungan seksual. Pada infeksi setelah keguguran dan persalinan disebabkan oleh stapilokokus dan
streptokokus. Gejala infeksi ini adalah pembengkakan mulut rahim, pengeluaran cairan bernanah, dan
adanya rasa nyeri yang dapat menjalar ke sekitarnya. ( Manuaba dkk, 2009)
Pada kasus terdapat seorang perempuan mengeluhkan keputihan yang berlebih dan rasa nyeri pada
daerah kemaluan, serta setelah dilakukan pemeriksaan adanya pembengkakan pada mulut rahim. Sesuai
dengan teori yang disebutkan, diagnosa yang tepat pada kasus ini adalah sevisitis.
Jawaban :
a. Kanker serviks
B Servisitis
c. Vaginitis
d. Vulvitis
e. Vulvovaginitis

14. Seorang perempuan usia 47 tahun datang ke rumah sakit mengeluh mengalami keputihan berwarna putih
kemerahan dan berbau busuk. Ibu merasa nyeri bagian pinggang dan sakit ketika berhubungan. Ibu
sudah periksa ke bidan dan dianjurkan untuk periksa ke puskesmas atau RS. Kemudian dilakukan
pemeriksaan menggunakan cairan asam yang dioleskan pada leher rahim. Apakah pemeriksaan yang
dilakukan pada perempuan tersebut?
Pembahasan
Seseorang dapat didiagnosa menderita kanker serviks dengan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu:
IVA ( Inspeksi Visual Asetat) yang merupakan pemeriksaan menggunakan asam asetat dengan cara
mengoleskan asam asetat secara langsung pada leher rahim dan ditunggu 1 menit maka akan terlihat
bercak putih bila terdapat perubahan sel (Irwan, 2016).
Pada kasus diatas, berdasarkan tanda gejala yang dikeluhkan ibu mengalami penyakit kanker serviks.
Pada kasus pemeriksaan penunjang adalah IVA test karena prosedurnya dengan mengoleskan cairan
asam pada daerah serviks.
Jawaban :
A IVA test
b. Pap smear
c. Kolposkopi
d. Biopsi
e. Pemeriksaan panggul

Anda mungkin juga menyukai