Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

“DEMENSIA”

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D)


SMF Ilmu Penyakit Saraf

Disusun oleh :
Dokter Muda Kelompok 4 angkatan 2017

Preseptor:
Asep Saefulloh, dr., Sp.S

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RSUD AL IHSAN KABUPATEN BANDUNG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEMENSIA
Bidang Studi : Penyakit Saraf
Topik : Demensia
Sub Topik : Pengenalan mengenai demensia
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari/Tanggal : Jum’at, 19 Oktober 2018
Jam : 09.00 s/d selesai
Waktu : ± 60 menit
Tempat : Poliklinik Saraf RSUD Al-Ihsan

LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan status gizi
masyarakat menyebabkan meningkatnya umur harapan hidup. Di Indonesia sendiri pada
tahun 2015 diperkirakan umur harapan hidup akan lebih dari 65 tahun sehingga jumlah
lansia bisa lebih banyak dari balita yang ada (Depkes, 2005).
Penigkatan jumlah lansia menuntut perhatian dari semua pihak baik pemerintah, pihak
swasta, masyarakat serta keluarga yang memiliki lansia di rumah, terutama tenaga perawat
selaku tenaga propesional pemberi pelayanan pada klien.
Pada lansia akan terjadi proses penuaan, akan dialami oleh semua orang. Pada proses
penuaan akan terjadi perubahan dan penurunan struktur dan fungsi tubuh. Salah satu yang
terjadi adalah kemunduran fungsi kognitif yaitu : Demensia.
Selain lansia sendiri, keluarga yang memiliki lansia dan bahkan setiap orang
hendaknya mengetahui bagaimana perawatan pada demensia ini. Mengingat pentingnya hal
tersebut maka pada kesempatan penyuluhan di poliklinik Saraf RSUD Al-Ihsan memilih
topik penyuluhan mengenai Demensia.
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengerti dan
memahami definisi, factor resiko, penyebab, gejala dan penanganan demensia.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat :
1. Memahami pengertian demensia
2. Memahami factor resiko dan penyebab demensia
3. Memahami tanda dan gejala demensia
4. Memahami penanggulangan demensia
III. METODE
1. Pemaparan
2. Tanya jawab
IV. MEDIA
1. Slide power point
2. Proyektor
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PASIEN
1. 3 menit Pembukaan: - Menjawab salam
- Membuka kegiatan dengan ucapan salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Memperhatikan
- Menyebutkan materi yang akan diberikan
2. 30 menit Pelaksanaan: - Memperhatikan
- Menggali pengetahuan mengenai demensia - Memperhatikan
- Menjelaskan pengertian tentang demensia - Memperhatikan
- Menjelaskan faktor risiko, penyebab, gejala,
penolongan awal demensia
3. 25 menit Evaluasi: - Bertanya dan menjawab
- Memberi kesempatan kepada pasien dan keluarga
pasien untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
4. 2 menit Penutupan: - Mendengarkan
- Mengucapkan terimakasih atas perhatiannya kepada - Menjawab salam
pasien
- Mengucapkan salam
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DEMENSIA
A. Definisi
Dimensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual
dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup
sehari-hari.

B. Faktor Resiko dan Etiologi


1. Intoksikasi (obat, termasuk alkohol, dan lain-lain)
2. Infeksi susunan saraf pusat
3. Gangguan metabolik
4. Gangguan nutrisi
5. Gangguan vesikuler (dimentia nulti-infrak, dll)
6. Lesi desak ruang
7. Hidrosefalus bertekanan normal
8. Depresi (pseudo-dinentia defrensif)
9. Penyakit degeneratif progresif
a. Penyakit alzheiner
b. Penyakit dick
c. Penyakit parkinson
d. Penyakit hantinton
e. Kelumpuhan supranuklear progresif
f. Penyakit degeneratif alin

C. Manifestasi Klinis

Setidaknya ada salah satu:


1. Emosi yang labil
2. Lekas marah
3. Apatis
4. perilaku sosial yang kasar
D. Kriteria klinis untuk diagnosis Demensia berdasarkan DSM IV

E. Apa gejala-gejala awal dari demensia?

Tanda-tanda awal demensia bisa hampir tidak terlihat tidak jelas, dan mungkin tidak

segera nyata. Beberapa gejala umum dapat termasuk:

• Sering lupa, semakin lama semakin berat

• Merasa bingung

• Perubahan kepribadian

• Tidak peduli dan menyendiri


• Kehilangan kemampuan melakukan pekerjaan sehari-hari

F. Penanganan Awal

Pada waktu ini tidak ada obat untuk kebanyakan jenis demensia. Tetapi,
beberapa jenis obat ternyata dapat mengurangi beberapa gejalanya. Dukungan
sangat penting bagi orang yang menderita demensia dan bantuan dari keluarga,
teman dan yang merawatnya dapat membawa perbedaan positif dalam menangani
penyakit ini.
Tatalaksana
Terapi farmakologi harus sejalan dengan intervensi spikososial untuk
memperbaiki kognisi, fungsi dan perilaku. Hanya spesialis yang menangani
demensia (neurolog, psikiater, geriatrik) yang boleh memulai terapi.
Setelah terapi dimulai, pasien harus dinilai secara berkala setiap 6 bulan.
Pemeriksaan kognisi, fungsi secara global dan perilaku harus dilakukan berkala.
Penilaian keluarga terhadap kondisi pasien baik saat sebelum mulai terapi dan saat
follow up harus diperhatikan.

G. Tatalaksana Medis

Terfokus pada dua macam :

1. Obat-obatan untuk penyakit Alzheimer

2. Pengobatan untuk behavioural and psychological symptoms of dementia

(BPSD)

- Obat-obatan untuk Alzheimer

1. Cholenistesterase inhibitors

Meningkatkan transmisi kolinergik dengan menghambat pemecahan dari

asetilkolin.

NICE guideline merekomendasikan tiga acethylchomlinesterase inhibitors

(AChEIS) doezepil, rivastigmine dan galantamine

2. Memantine
Merupakan non-competitive N-methyl-D-aspartate receptor antagonist

(NMDA).

Terpai dengan memantin (20mg/hari) pada pasien DA sedang-berat memberikan

sedikit manfaat dengan durasi 6 bulan.

- Obat-obatan untuk BPSD

1. Antipsikotik
Penguat kognisi

Menurut NICE guideline, donepezil (10 mg / hari) dibandingkan plasebo

mengurangi gejala neuropsikiatrik pada psien demensia.


DOKUMENTASI KEGIATAN
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DEMENSIA

Anda mungkin juga menyukai