ALZHEIMER
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
RAHMATIKA PUTRI
1811401048
BUKITTINGGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa dengan rahmat perkenaa-Nya
pembaca. Juga untuk para mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan di
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Dan kepada teman-teman
yang member dukungan serta ide-ide yang cemerlang demi terciptanya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis
harapan. Demi penyempurnaan makalah ini saran dan kritikan terbuka bagi siapa saja.
Penulis berharap makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAAN
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Patofisiologis
3.1 Intervensi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulis dalam membuat makalah tentang azeihmer ini agar penulis
lebih tau tentang alzeimer tersebut, agar juga orang juga lebih tau, bagaimana
penanganan yang tepat untuk kasus tersebut. Dan agar Masyarakat lebih memahami
dan waspada akan penyakit demensia alzheimer.
BAB II
PEMBAHSAAN
Demensia merupakan hilangnya ingatan yang bisa timbul bersama dengan gejala
gangguan perilaku maupun psikologis pada seseorang (Ikawati, 2009). Gambaran
paling awal berupa hilangnya ingatan mengenai peristiwa yang baru berlangsung.
Terganggunya intelektual seseorang dengan Demensia secara signifikan
mempengaruhi aktivitas normal dan hubungan. Mereka juga kehilangan kemampuan
untuk mengontrol emosi dan memecahkan sebuah masalah, sehingga bukan tidak
mungkin mereka mengalami perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Penyebab pertama penderita demensia adalah penyakit alzheimer (50- 60%) dan
kedua oleh cerebrovaskuler (20%) (Japardi, 2002). Penyakit Alzheimer adalah
penyakit degeneratif otak dan penyebab paling umum dari demensia. Hal ini ditandai
dengan penurunan memori, bahasa, pemecahan masalah dan keterampilan kognitif
lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan
sehari-hari. Penurunan ini terjadi karena sel-sel saraf (neuron) di bagian otak yang
terlibat dalam fungsi kognitif telah rusak dan tidak lagi berfungsi normal.
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Patofisiologis
Pikun
Pikun (mudah lupa) adalah gejala awal yang khas dari penyakit Alzheimer. Orang
dengan penyakit ini biasanya kesulitan untuk mengingat kejadian atau percakapan
yang baru saja ia lakukan.
Seiring waktu, gejala ini akan semakin memburuk sehingga membuat kemampuan
seseorang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik.
Sering mengucapkan kata atau kalimat berulang dan lupa dengan janji yang ia
buat.
Sulit untuk menemukan kata yang tepat untuk mengidentifikasikan objek dan
mengekspresikan pikiran.
Sulit konsentrasi dan membuat keputusan
Mereka juga sulit untuk membuat penilaian dan menentukan keputusan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, memilih pakaian yang tidak sesuai dengan
cuaca saat itu dan terkesan ceroboh dalam melakukan sesuatu.
Pada kasus parah, orang dengan penyakit ini kesulitan untuk melakukan aktivitas
seperti mandi atau membersihkan rumah.
d. Traumatic Brain Injury (TBI) Trauma Cedera Otak sedang dan berat
meningkatkan risiko perkembangan penyakit Alzheimer. Trauma Cedera Otak
adalah gangguan fungsi otak yang normal yang disebabkan oleh pukulan atau
tersentak ke kepala atau penetrasi tengkorak oleh benda asing, juga dapat
didefinisikan sebagai cedera kepala yang mengakibatkan hilangnya kesadaran.
Trauma Cedera Otak dikaitkan dengan dua kali risiko mengembangkan Alzheimer
dan demensia lainnya dibandingkan dengan tidak ada cedera kepala. (Alzheimer’s
Association, 2015)
Masalah yang sering terjadi pada lansia salah satunya adalah masalah
kepikunan. Salah satu bagian dari fungsi kognitif pada lansia (memori). Kepikunan
sendiri dapat terjadi karena berbagai macam faktor termasuk usia, hormon,
kurangnya aktivitas, dll. Berbagai macam terapi telah digunankan untuk dapat
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Maka dari itu rencana intervensi yang
dapat diberikan ke pada lansia yang mengalami alzehmeir adalah terapi. Terapi yang
dapat digunakan adalah Brain Gym (Senam Otak) pada lansia. Saat ini, Brain Gym
telah banyak digunakan oleh berbagai macam Panti Werdha untuk digunakan
sebagai salah satu terapi fisik dalam kebugaran jasmani lansia maupun
meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Dibuktikan dengan berbagai penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa Brain Gym memiliki pengaruh terhadap
peningkatan fungsi kognitif pada lansia.
BAB IV
INTERVENSI
a. Konsumsi makanan sehat yang kadar lemak dan kolesterolnya rendah. Tingkatkan
asupan serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
e. Rutin memeriksakan tekanan darah, serta kadar kolesterol dan gula secara teratur
agar Anda selalu waspada.
f. Berolahraga secara rutin sedikitnya dua setengah jam tiap minggu, seperti
bersepeda atau berjalan kaki. (Tim Alodokter, 2015)
Umumnya, orang-orang yang aktif secara sosial, fisik, dan mental tidak akan
mudah terkena penyakit Alzheimer. Berdasarkan hal tersebut, melakukan kegiatan
yang menyenangkan dapat menstimulasi gerak tubuh dan pikiran.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
http://e-journal.uajy.ac.id/11006/3/2TA14256.pdf
http://scholar.unand.ac.id/20682/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Alzheimer
https://hellosehat.com/saraf/alzheimer/penyakit-alzheimer-adalah/#gref
https://um-surabaya.ac.id/214_20131660071_PKM-P%20Dhani.pdf