PENYAKIT ALZHEIMER
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui definisi Alzheimer.
2. Mengatahui patogenesis Alzheimer.
3. Mengetahui Klasifikasi Alzheimer.
4. Mengetahui tatalaksana penyakit Alzheimer
5. Dapat menyelesaikan kasus terkait Alzheimer secara mandiri dengan
menggunakan metode SOAP
c. Agen Antiradang
Studi epidemiologi menunjukkan pelindung efek terhadap AD pada
pasien yang telah menggunakan NSAIDS. Pengobatan untuk kurang dari 2
tahun dikaitkan dengan risiko relatif lebih rendah, namun durasi
pengobatan yang lebih lama menurunkan risiko ini lebih lanjut (Dipiro et
al, 2008).
d. Linid-Lowering Agents
Lipid-Lowering Agents Kepentingan dalam efek proteksi yang
potensial pada pasien AD adalah agen penurun lipid (Lipid-Lowering
Agents), khususnya 3-hidroksi- 3-methylglutaryl-koenzim A reduktase
inhibitor. Studi epidemiologi menunjukkan hubungan antara tinggi usia
pertengahan, kadar kolesterol total dan AD. Uji klinis prospektif perlu
dilakukan, seperti uji untuk mengatasi kognitif, durasi efek pengobatan,
efektivitas individu agen, dan dosis yang optimal. Simvastatin telah
dipelajari dalam satu percobaan klinis menunjukkan penurunan BAP pada
pasien dengan AD yang ringan, tetapi tidak pada pasien dengan tingkat
penyakit yang parah. Atorvastatin saat ini sedang dipelajari dalam uji
klinis (Dipiro et al, 2008).
e. Antioksidan
Berdasarkan teori patofisiologis yang melibatkan oksidatif stres dan
akumulasi radikal bebas di AD, telah berkembang tentang penggunaan
antioksidan dalam pengobatan AD. Vitamin E seringkali
direkomendasikan sebagai pengobatan adjunctive untuk pasien AD. Efek
samping yang terjadi dengan mengkonsumsi vitamin E adalah gangguan
hemostasis, kelelahan, mual, diare dan nyeri perut. Vitamin E dapat
menyebabkan pendarahan jika digunakan bersama dengan obat lain seperti
aspirin, ibuprofen atau naproxen. Sebuah analisis menemukan bahwa dosis
tinggi vitamin E meningkatkan kematian pada orang yang berusia lanjut.
Untuk itu, perlu menghindarkan pemberian vitamin E dalam dosis tinggi
per hari pada pasien AD (Dipiro et al, 2008).
f. Ginkgo biloba
Ginkgo biloba Ginkgo biloba adalah ekstrak dari tanaman Ginkgo
yang mengandung bahan-bahan yang mempunyai efek yang positif pada
sel-sel otak dan tubuh. Ginkgo biloba memiliki efek antioksidan dan anti-
inflamasi yang dapat melindungi membran sel, dan mengatur kerja dari
sistem saraf. Produk dari metabolisme oksidatif, seperti radikal bebas,
dapat merusak sel saraf (neurotoksik). Ginkgo biloba dapat mengurangi
kerusakan saraf yang terjadi akibat radikal bebas tersebut dan secara
potensial dapat memperlambat onset dan progresivitas penyakit Alzheimer
(Chisholm-burns et al, 2008 ; Dipiro et al, 2008).
DAFTAR PUSTAKA