Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

SIKLUS KEPERAWATAN MATERNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.S DENGAN DISMENORE

KELOMPOK W

OLEH
YOLANDA PUTRI ABDARI, S.Kep
NIM: 1941312056

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

I. PENGKAJIAN
Hari/ tanggal : Senin/ 27 Juli 2020
Oleh : Yolanda Putri Abdari, S.Kep

A. Identitas Pasien Penanggung Jawab :


Nama : Nn.S Nama : Ny.I
Umur : 22 Tahun Umur : 47 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 BK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa Pekerjaan : IRT
Alamat : Villa Permata Putri 3 Alamat : Villa Permata Putri 3

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nn.S mengatakan merasakan nyeri di bagian perut bawah. Nyeri dirasakan semenjak
pertama haid hingga sekarang (haid hari ke-2). Nyeri dirasakan meningkat dari hari
sebelumnya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari senin, 27 Juli 2020, Nn.S sedang haid hari
ke-2, Nn.S mengatakan merasakan nyeri diperut bagian bawah. Nn.S mengatakan
nyeri saat ini meningkat dari hari sebelumnya. Nyeri yang dirasakan seperti diremas-
remas pada perut bagian bawah. Nn.S mengatakan nyeri hilang timbul dirasakan
setiap 5-10 menit. Nn.S mengatakan nyeri yang dirasakan berada pada skala 5. Nn.S
mengatakan jika merasakan nyeri yang hebat ia hanya beristirahat tidur, menimpalkan
bantal atau guling dibagian bawah perut dan meminum obat asam mefenamat hingga
nyerinya berkurang. TD: 120/70 mmHg, Nadi: 95x/i, Nafas: 20x/i, S: 36,7 oC. Klien
tampak meringis menahan sakit, klien tampak memegang perut bagian bawah.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan merasakan nyeri setiap bulannya setiap datang siklus haid.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit sama dengan
klien.
5. Riwayat Obstetri sebelumnya
Nn.S mengatakan satu setengah tahun yang lalu pernah dirawat di RS dengan
penyakit endometriosis dan dilakukan tindakan operasi.
6. Riwayat Menstruasi
 Menarche : Umur 13 tahun
 Siklus haid : Teratur (28 hari)
 Lama haid : 6-7 hari
 Banyaknya : Minimal 3x/hari mengganti pembalut
 Sifat darah : Merah segar
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Tanda-tanda vital : TD: 120/70 mmHg, Nadi: 95x/i, Nafas: 20x/i, S: 36,7 oC
c. Pengukuran Antropometri : TB: , BB: , IMT
d. Pemeriksaan Head to Toe :
1) Kepala : simetris ki/ka, luka tidak ada, nyeri tidak ada
2) Rambut : warna hitam, rambut panjang, ikal, dan tidak beruban, rambut mudah
rontok, kulit kepala bersih.
3) Mata : simetris ki/ka, reflek cahaya +/+, ukuran pupil 2/2 mm, tidak ada edema
palpebra, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis.
4) Hidung : simetris ki/ka, secret (-), polip (-)
5) Telinga : daun telinga simetris, membran tymphani utuh, pendengaran baik.
6) Mulut dan tenggorokkan: bibir (mukosa lembab, warna merah muda, kondisi
baik), mukosa mulut (luka tidak ada, keadaan gusi tidak berdarah), lidah (warna
pucat, luka tidak ada), gigi (jumlah lengkap, kondisi kurang rapi, gigi palsu tidak
ada)
7) Leher : KGB (-), Kelenjer tiroid tidak ada pembengkakan dan kaku kuduk (-)
8) Wajah : ekspresi meringis, edema (-), nyeri (-)
9) Dada dan thorax : Inspeksi (bentuk, pergerakan dada, alat bantu gerak nafas.
luka/tdk
a. Paru-paru :
i. Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris ki/ka, nafas teratur, RR:
20x/i
ii. Palpasi : vocal fremitus kiri = kanan
iii. Perkusi : sonor
iv. Auskultasi : suara nafas vesikuler
b. Jantung
i. Inspeksi : ictus tidak terlihat
ii. Palpasi : ictus teraba di IRC V
iii. Perkusi :
iv. Auskultasi : Bunyi jantung normal
c. Payudara
i. Inspeksi : simetris ki/ka, tidak ada luka atau memar
ii. Palpasi : teraba masa (-), bengkak (-), pengeluaran sekret (-)
10) Abdomen
a. Inspeksi : bentuk simetris, ascites (-), terdapat bekas operasi (post op
laparatomy indikasi endometriosis)
b. Palpasi : nyeri tekan (+), tidak ada benjolan, teraba masa (-)
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : Bising usus (+)
11) Eksremitas atas/bawah
a. Inspeksi kuku : kuku merah muda pucat, capillary refill segera kembali (< 2
detik)
b. Papasi : capillary refill segera kembali (< 2 detik), edema (-), nyeri (-)
c. Kemampuan otot : baik
12) Genitalia (alat kelamin, anus) : tidak dilakukan
e. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Klien beranggapan bahwa kondisinya adalah hal wajar yang dialami setiap
wanita. Apabila rasa sakitnya tidak tertahankan klien meminum obat penghilang
nyeri. Jika nyeri yang bisa di tahan klien hanya beristirahat. Klien mengatakan
jika sakit dia berobat ke bidan, klien jarang berobat ke dukun.
2) Pola nutrisi dan metabolic
Klien makan 3x sehari. Konsumsi air putih ± 8 gelas/hari. Nafsu makan hilang
apabila nyeri haid muncul.
3) Pola eliminasi
BAK klien 4-5x/ hari bewarna jernih, BAB 1x di pagi hari.
4) Pola istirahat dan tidur
Kadang-kadang klien sulit tidur karena nyeri yang ia rasakan, biasanya klien
tidur 6-7 jam/ hari dan merasa segar ketika bangun tidur
5) Pola hubungan dengan orang lain
Klien adalah anak perempuan dari 2 bersaudara, klien memiliki hubungan baik
dengan lingkungan sekitarnya.
6) Pola reproduksi dan seksual
Siklus menstruasi klien teratur.
7) Pola mekanisme koping
Klien jika merasa sakit ia akan mencoba beristirahat terlebih dahulu, jika masih
merasa sakit ia akan mengkonsumsi obat
8) Pola nilai dan keyakinan
Klien beragama islam dan yakin bahwa Allah akan memberikan kesehatan yang
baik jika ia bisa menjaga dirinya dan menerapkan perilaku hidup sehat
f. Data Penunjang : tidak ada

A. Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 DS: Agen cidera Nyeri akut
- Nn.S mengatakan merasakan fisiologis
nyeri di bagian perut bawah, (kontraktilitas
dan sedang haid hari ke-2 uterus)
- Nn.S mengatakan nyeri yang
dirasakan seperti diremas-remas
pada perut bagian bawah.
- Nn.S mengatakan nyeri hilang
timbul dirasakan setiap 5-10
menit.
- Nn.S mengatakan nyeri yang
dirasakan berada pada skala 5.
DO:
- Nn.S tampak meringis menahan
sakit
- Nn.S tampak memegang perut
bagian bawah
- TD: 120/70 mmHg
- Nadi: 95x/i
- Nafas: 20x/i
- S: 36,7 oC

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis (kontraktilitas uterus)

C. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri akut berhubungan NOC : Manajemen nyeri
dengan agen cidera Pain Control a) Lakukan pengkajian
fisiologis (kontraktilitas Indikator : nyeri secara
uterus) a) Mengenali kapan nyeri komprehensif termasuk
terjadi lokasi, karakteristik,
b) Menjelaskan faktor durasi, frekuensi,
penyebab nyeri kualitas dan faktor
c) Menggunakan tindakan presipitasi
pengurangan nyeri dengan b) Observasi reaksi non
non analgesik seperti yang verbal dari
dianjurkan ketidaknyamanan
d) Melaporkan nyeri yang c) Gunakan teknik
terkontrol komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
d) Gali bersama faktor-
faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
e) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
 Memberikan terapi
kompres hangat
(Dahlan, Asmita &
Tri Veni, 2017).
 Terapi nafas dalam
(Rahayuningrum,
D.C, 2016).
f) Tingkatkan istirahat
g) Evaluasi tindakan
pengontrolan nyeri yang
dilakukan

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Hari Diagnosa Implementasi Evaluasi
/Tgl Keperawatan
Kam Nyeri akut  Melakukan pengkajian nyeri S:
is/30 berhubungan dengan secara komprehensif  Klien mengatakan
Juli agen cidera fisiologis  Mengajarkan klien untuk memahami cara
2020 (kontraktilitas uterus) melakukan terapi
mengukur skala nyeri
kompres hangat dan
 Mengajakan klien tentang
teknik relaksasi untuk
terapi kompres hangat dapat mengurangi nyeri
digunakan pada pengobatan  Klien mengatakan mau
nyeri dan merelaksasikan melakukan terapi
otot-otot yang tegang, kompres hangat dan
kompres hangat dilakukan teknik relaksasi untuk
dengan botol yang diisi air mengurangi nyeri haid
hangat dengan suhu 37-40 oC yang akan datang
secara konduksi dimana O:
terjadi pemindahan panas Klien tampak paham cara
melakukan terapi kompres
dari botol ke perut sehinga
hangat dan teknik relaksasi
perut yang dikompres
A:
menjadi hangat (Dahlan,
Asmita & Tri Veni, 2017).  Masalah teratasi sebagian
 Mengajarkan klien tentang P :
teknik relaksasi nafas dalam  Optimalkan manajemen
yang dilakukan secara nyeri non farmakologi
berulang akan menimbulkan secara mandiri dirumah.
rasa nyaman. Adanya rasa
nyaman inilah yang akhirnya
akan meningkatkan toleransi
seseorang terhadap nyeri
(Rahayuningrum, D.C,
2016).
 Tingkatkan istirahat
 Evaluasi tindakan
pengontrolan nyeri yang
dilakukan
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai