Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN AGREGAT DALAM KOMUNITAS KESEHATAN


ANAK DAN REMAJA

Dosen Pengampu:
Rudi Winarno, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh:
Rekka Septilia (20320007)
Ladin Juliawan (20320013)
Ida Rahmatika (20320020)
Idfy Dwi Prayogo (20320021)
Khoirul Nadira (20320022)
Monica Bela Dwi Shintia (20320025)
Rama Rajasa Ferlanda A (20320028)
Mulia Ayunisa (21320024P)
Neisa Adhani (21320025P)
Novindri Ryalita (21320029P)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah asuhan keperawatan Agregat
Dalam Komunitas Kesehatan Anak dan Remaja. Adapun maksud dari penyusunan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan medikal bedah.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 10 April 2023

Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nasib suatu bangsa terletak pada kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan anak.
Kesehatan anak memiliki implikasi jangka panjang. Kebiasaan kesehatan yang diadopsi
oleh anak dan remaja akan mempengaruhi potensi mereka untuk hidup sehat dan
produktif. Kesehatan fisik dan emosional yang dialami oleh seorang anak memainkan
peran penting dalam perkembangan secara keseluruhan dan kesejahteraan seluruh
keluarga. Anak-anak yang pergi ke sekolah dalam kondisi sakit atau lapar, yang tidak
dapat melihat cukup baik untuk membaca, yang tidak bisa mendengar guru, yang
memiliki ketidakmampuan belajar, yang terganggu keadaan hidup, atau yang takut untuk
keselamatan mereka di rumah atau di sekolah, seringkali tidak dapat berperilaku seperti
teman-teman mereka yang sehat, cukup gizi,dirawat di rumah, dan aman dalam dunia
mereka. Dari kehidupan janin dan seterusnya, kesehatan dan kesejahteraan individu
memiliki dampak besar pada masa depan mereka.

Anak-anak adalah populasi yang bergantung terutama pada orang tua lain untuk
melindungi dan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraannya. Perawat kesehatan
komunitas/masyarakat dapat mempelajari lebih lanjut tentang kelompok populasi yang
penting ini dan befaktor positif dan negatif yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan
mereka. Perawat dapat menggunakan informasi ini untuk membantu meningkatkan anak-
anak untuk tumbuh menjadi sehat, baik secara fisik dan emosional. Bab ini berfokus pada
status kesehatan anak-anak dan remaja, kesehatan medisnya, faktor sosial ekonomi,
budaya, lingkungan, pendidikan, keamanan, dan kesehatan masyarakat. Perawat
kesehatan komunitas/masyarakat harus mampu meningkatkan kesehatan anak dan remaja.

B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan isu kehamilan dan bayi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan anak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan remaja
4. Mahasiswa mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak
dan remaja
5. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi untuk meningkatkan kesehatan anak dan
remaja
6. Mahasiswa mampu menyebutkan peran tanggung jawab dari beberapa sektor untuk
meningkatkan kesehatan anak dan remaja
7. Mahasiswa mampu menjelaskan hukum dan etika dalam kesehatan anak dan remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Keperawatan Agrerat dalam Komunitas: Kesehatan Anak dan Remaja


1. Isu Kehamilan Dan Bayi
Kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan memiliki dampak langsung
pada kesehatan dan kesejahteraan anaknya. Suatu pendekatan yang komprehensif
yang membantu perempuan mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko dan
hambatan terhadap kesehatan pada saat sebelum, antara dan diluar kehamilan.

a. Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi dan anak-anak selama tahun pertama
kehidupan, merupakan indicator penting dari status kesehatan anak-anak.
Kematian bayi mencerminkan kesehatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat
dan digunakan sebagai indicator luas tentang pelayanan kesehatan dan status
kesehatan. Lima penyabab utama kematian bayi adalah cacat bawaan, gangguan
yang berkaitan dengan usia kehamilan pendek atau berat badan lahir rendah,
sindrom bayi meninggal tiba-tiba (SIDS), komplikasi pada ibu hamil dan
kecelakaan seperti sesak napas.
b. Bayi Lahir Prematur Dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Kelahiran prematur
(lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan) dan bayi berat lahir rendah (berat
kurang dari 2,5 kilogram saat hamil) adalah tanda yang paling penting dari
kesehatan bayi. Bayi yang lahir premature atau berat badan lahir rendah memiliki
resiko yang jauh lebih besar dari kematian dibandingkan bayi yang lahir cukup
bulan dengan berat normal, sama seperti pada kasus cacat mental dan fisik seperti
palsy, masalah penglihatan otak seperti retinopati prematuritas, masalah nutrisi,
dan gangguan pendengaran. Factor yang terkait dengan kelahiran premature dan
berat badan lahir rendah adalah sebagai berikut:
1) Status minoritas
2) Stress kronis
3) Usia ibu kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
4) Masalah kesehatan kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi dan beberapa
infeksi
5) Kurangnya perawatan prenatal
6) Multipra
7) Masalah tertentu dengan rahim atau serviks
8) Status sosial ekonomi rendahkebiasaan ibu yang tidak sehat

c. Kesehatan Prekonsepsi Kesehatan yang baik untuk semua perempuan pada usia
reproduksi-kesehatan prekonsepsi dapat membantu meningkatkan perkembangan
dan kesehatan janin yang optimal karena hampir setengah dari kehamilan yang
terjadi adalah kehamilan tidak diinginkan. Langkah-langkah gaya hidup sehat
untuk perempuan adalah mencapai berat badan yang sehat dan gizi yang baik,
merawat masalah kesehatan kronis seperti diabetes, melakukan vaksinasi,
menghindari racun lingkungan, mengurangi stress dan menghilangkan hubungan
yang kasar dan menghindari obat- obatan terlarang, rokok dan alcohol.
Kontrasepsi yang efektif dapat membantu perempuan menghindari kehamilan
yang tidak diinginkan dan memperpanjang jarak kehamilan. Jarak kehamilan yang
terlalu dekat (kurang 18 bulan) dapat meningkatkan kemungkinan berat badan
lebih rendah, kelahiran premature dan masalah plasenta.

d. Perawatan Prenatal
Perawatan prenatal lebih awal dan teratur dapat meningkatkan seseorang
perempuan melahirkan bayi secara sehat dan cukup bulan. Perawatan prenatal
termasuk memberikan edukasi pada klien, mengidentifikasi resiko dan
pemantauan dan mengatasi gejala. Hal ini juga termasuk rujukan kesehatan,
nutrisi, edukasi setelah melahirkan, dan program-program pelayanan sosial yang
dapat membantu seorang perempuan mengoptimalkan kehamilan yang sehat.
Perawatan prenatal yang komprehensif dapat mengidentifikasi penyebab spesifik
mortalitas dan morbiditas bayi seperti anemia ibu, diabetes, hipertensi, ingeksi
saluran kemih, infeksi menular seksual dan gizi buruk. Langkah-langkah
sederhana seperti mengkonsumsi 400 mikrogram (mcg, mg) asam folat vitamin B
setiap hari selama setidaknya satu bulan sebelum hamil dan selama kehamilan
dapat membantu kemungkinan cacat otak dan tulang belakang, yang dikenal
sebagai cacat tabung saraf sebesar 50% sampai 70%.

e. Penggunaan Zat Pada Saat Prenatal


Rokok, alcohol, dan penggunaan narkoba adalah faksor sosial yang
mempengaruhi kesehatan perempuan dan anak-anak. Selama kehamilan,
penggunaan narkoba sangat mempengaruhi perkembanagan saraf dan fisik janin.
Penggunaan zat ini, dalam kombinasi apapun, berbahaya untuk kesehatan
perempuan dan memperburuk kesehatan dan perkembangan bayi. Karena potensi
berisiko serius bagi perekembangan janin, wanita yang sedang hamil atau akan
hamil harus bertanya tentang penggunaan narkoba dan menjauhkan dari alcohol,
rokok dan penggunaan obat-obatan terlarang, melalui penggunaan praktik berbasis
bukti.

f. Menyusui
Menyusui adalah prose salami dan merupakan sumber nutrisi yang bermanfaat
dan merupakan awal sehat untuk bayi. Selain manfaat gizi, ASI meningkatkan
hubungan yang unik dan emosional anatara ibu dan bayi. The American Academy
of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama kehidupan bayi, diikuti dengan menyusui dalam kombinasi dengan
pengenalan makanan pendamping ASI sampai usia 12 bulan, dan melanjutkan
menyusui selama saling diinginkan oleh ibu dan bayi. Sel-sel, hormon dan
antibody dalam ASI melindungi bayi dari penyakit seperti infeksi dan
menurunkan risiko kecil asma, obesitas, diabetes dan SIDS. Bagi ibu menurunkan
risiko kanker payudara dan ovarium, depresi postpartum dan diabetes tipe 2.
g. Sudden Unexplained Infant Death
Sudden unexplained infant death (SUID) didefinisikan sebagai kematian pada
bayi kurang dari 1 tahun yang terjadi tiba-tiba dan tak terduga dan penyebabnya
belum jelas. Kematian pada bayi dengan SUID adalah dari keracunan, gangguan
metabolic, hipertermia atau hipotermia, penelanataran dan pembunuhan, dan sesak
nafas.

2. Masalah Kesehatan Anak

Anak pada umunya merupakan periode waktu hidup yang sehat, dibuktikan dengan
peningkatan indicator status kesehatan anak selama abad terakhir. Misalnya, insiden
penyakit masa anak-anak telah berkurang karena sebagian besar anak-anak menerima
imunisasi lengkap selama masa bayi dan balita.

Penyebab kematian anak bervariasi tergantung usia. Orang tua dan masyarakat memiliki
tanggung jawab penting dalam mempromosikan gaya hidup sehat, menciptakan
lingkungan yang aman dan menjamin akses ke perawatan medis.

a. Cedera
Bayi dan anak-anak berisiko besar untuk cedera yang tidak disengaja. Mereka
mempunyai rasa penasaran dan semangat untuk mengeksplorasi lingkungan, tetapi
kurang mampu dalam hal koordinasi dan kognitif dalam menjaga diri dari bahaya.

Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah ketika meninggalkan anak-anak tanpa
pengawasan dalam kendaraan bermotor. Mobil bisa menjadi cukup panas dalam
beberapa menit dan dapat menyebabkan heat stroke pada anak kecil. Anak-anak juga
bisa menjadi terperangkap dalam bagasi mobil atau terkunci didalam mobil. Mereka
tidak boleh ditinggalkan sendirian didalam mobil. Alarm kebakaran harus dipasang
pada setiap rumah dan dikamar tidur. Topic edukasi tentang keamanan yang dapat
diberikan seperti cara penyimpanan obat dan bahan berbahaya dan keselamatan taman
bermain. Cedera kepala karena bersepeda dan olahraga roda lainnya, seperti
skateboard adalah penyebab utama kematian anak dan kecacatan. Penyebab cedera
otak traumatic adalah kurangnya perlindungan kepala yang tepat dan jatuh dari
sedikitnya 2 kaki. Penggunaan helm dan peralatan pelindung diri yang tepat secara
substansial dapat mengurangi risiko cedera.

b. Malnutrisi dan Gizi oleh Pemerintah Indonesia


Indikator program Bina Gizi dan Kesehatan Anak adalah meningkatnya ketersediaan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat.
Pembinaan perbaikan gizi masyarakat mempunyai sasaran kegiatan yaitu
meningkatnya pelayanan gizi masyarakat. Selain itu juga pemerintah melakukan
pembinaan kesehatan bayi, anak dan remaja dengan sasaran kegiatan ini adalah
meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bayi, anak dan remaja.

c. Imunisasi
Imunisasi adalah petunjuk kesehatan anak. Imunisasi yang sesuai akan melindungi
semua anggota masyarakat, terutama untuk kekebalan individu dan wanita hamil,
yang sangat rentan terhadap penyakit infeksi tertentu.

Tingkat penyakit dapat dicegah dengan vaksin berada pada tingkat yang rendah, tetapi
banyak anak-anak dan remaja tetap berada di level yang belum diimunisasi. Vaksinasi
berikut direkomendasikan untuk anak-anak :
1) Hepatitis B
2) Polio
3) BCG 4) DPT
5) Hib (Haemophilus influenza tipe b
6) PCV (pneumokokus)
7) Rotavirus
8) Influenza
9) Campak
10) MMR
11) Tifoid
12) Hepatitis A
13) Varisela
14) HPV (Human Papiloma Virus) 15) Japanese Encephalitis
16) Dengue

d. Masalah Lingkungan
Potensi ancaman terhadap kesehatan anak-anak kadang- kadang ada di lingkungan
hidup mereka. Ancaman dapat ditemukan di udara, di dalam air, an dari eksposur
beracun bahan kimia. Misalnya, polusi udara, kualitas udara ruangan yang buruk dan
asap rokok dapat menyebabkan atau memicu asma. Asma adalah salah satu gangguan
kronis anak-anak yang paling umum, mempengaruhi sekitar 9,3 anak setiap tahun.
Penurunan kadar timbale dalam darah anak-anak adalah salah satu sejarah kesehatan
masyarakat terbesar, pengobatan untuk anak-anak dengan nilai-nilai timbale darah
memerlukan waktu yang panjang dan lama dan membawa risiko. Upaya untuk
mengurangi ancaman keracunan timah dapat dilakukan dengan cara pencegahan,
menghilangkan risiko di lingkungan, khususnya di unit rumah tua,pencarian kasus dan
pendidikan masyarakat. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah paparan produk
pembersih beracun, pestisida, obat-obatan dan herbisida. Langkah sederhana dapat
membantu mengurangi anak-anak dari paparan seperti child resistant packaging,
lemari keselamatan dan pengawaan.
e. Penganiayaan Anak
Penganiayaan anak adalah indicator lain dari status kesehatan fisik dan emosional
anak-anak.

f. Anak Berkebutuhan Khusus


Anak-anak dan remaja dengan kebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki
kondisi fisik, perkembangan, perilaku atau emosional kronis yang memerlukan
pelayanan kesehatan dan kebutuhan lainnya seperti anak pada umumnya. Kondisi ini
termasuk gangguan perkembangan seperti sindrom Down dan gangguan spectrum
autism, gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, kejang, alargi,
asma, dan attention deficit/ hyperactivity disorder (ADHD).

Kondisi kronis diperkirakan berlangsung 12 bulan atau lebih. Seringkali anak-anak


dengan kebutuhan khusus juga mengalami dua atau lebih kondisi kronis. anak-anak
dengan kebutuhan khusus sering memiliki beberapa kebutuhan layanan, termasuk
kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan fisik dan mental, layanan diagnostic
khusus, pelayanan sosial dan pendidikan, kejuruan dan kadang-kadang layanan
korektif. Keluarga harus menghadapi tantangan dalam mendapatkan perawatan untuk
anak- anak dengan kebutuhan khusus seperti kriteria perlakuan yang berbeda,
duplikasi dan kesenjangan dalam layanan, sumber pendanaan fleksibel, geografis,
budaya dan hambatan keuangan dan koordinasi yang buruk dari perawatan.

Anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa mendapatkan keuntungan dari sistem


terkoordinasi yang komprehensif, perawatan terpadu yang sering disebut rumah
perawatan. Sebuah perawatan terpadu yang sering disebut rumah perawatan. Sebuah
rumah perawatan bukanlah tempat, melainkan sebuah pendekatan untuk memberikan
perawatan. Memiliki rumah perawatan memperkuat kemampuan anak dengan
kebutuhan beberapa pelayanan untuk menerima perawatan yang komprehensif untuk
kondisi yang kompleks.

3. Masalah Kesehatan Remaja


Masa remaja adalah masa kesehatan yang baik. Ini adalah periode ketika praremaja dan
remaja membentuk kebiasaan kesehatan seumur hidup, termasuk pola makan dan
kebiasaan olahraga dan keterampilan kesehatan emosional seperti pemecahan masalah
dan strategi koping. Biasanya, remaja tidak menggunakan layanan kesehatan kecuali
mereka memiliki kondisi kronis atau penyakit akut. Mereka jarang menggunakan
pelayanan kesehatan preventif.

Dalam mendapatkan kebebasan, banyak remaja yang mempunyai perilaku berisiko,


termasuk alkohol dan penyalahgunaan narkoba, penggunaan tembakau, awal dan aktivitas
seksual tanpa kondom, mengemudi tidak aman. dan kenakalan remaja dan kekerasan
yang mengancam kesehatan mereka. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh teman sebaya,
keluarga, dan karakteristik masyarakat di mana mereka tinggal.
Risiko di kalangan remaja sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka untuk mengontrol
impuls mereka pada tahap perkembangan otak. Bagian dari otak yang bertanggung jawab
untuk "fungsi eksekutif." korteks prefrontal, tidak sepenuhnya matang sampai menjelang
usia 25 tahun. Meskipun remaja memahami perilaku yang berisiko, ia mungkin
mengalami kesulitan "mengontrol diri" karena ketidakmatangan perkembangan otak dan
koneksi (USDHHS, Kantor Urusan Kependudukan, 2013).

Pendekatan tradisional untuk meningkatkan kesehatan remaja telah berfokus pada risiko
tertentu. Namun, sebuah kolaborasi, pendekatan multipartner antara kekuatan yang
berfokus masyarakat dibanding dengan berfokus pada risiko individu. mungkin lebih
efektif dalam membantu remaja menghindari risiko dan mengembangkan kompetensi
sosial. Perawat kesehatan komunitas/masyarakat dapat membantu orang tua dan
masyarakat dalam memahami perilaku berisiko dan dapat membantu dalam
pengembangan strategi masyarakat menangani mereka secara efektif. Youth Risk
Behaviour Surveillance System (YRBSS), yang dikelola oleh CDC Divisi Remaja dan
Kesehatan Sekolah, memonitor perilaku berisiko kesehatan melalui siswa kelas dua belas
yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas (CDC, 2012c).

a. Perilaku Seksual Berisiko


Salah satu perilaku remaja yang berisiko adalah hubungan seksual. Aktivitas seksual
remaja sering tidak terlindungi dan dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak
diinginkan, infeksi human immunodeficiency virus (HIV), dan infeksi menular
seksual lainnya (IMS).

Konsekuensi melahirkan dini untuk ibu, anak, dan masyarakat sangat penting. Remaja
yang melahirkan dini berpengaruh terhadap tingginya angka putus sekolah. Untuk
bayi, memiliki seorang ibu remaja menimbulkan risiko kesehatan yang serius,
termasuk kematian, prematuritas, berat badan lahir rendah, dan risiko sosial, termasuk
prestasi sekolah yang lebih rendah, penahanan, kehamilan remaja, dan pengangguran
dewasa. Anak yang lahir dari orang tua remaja memiliki prestasi sekolah yang lebih
rendah dan tinginya angka putus sekolah. Masa remaja mereka menjadi terkurung,
memerlukan bantuan dan menjadi pengangguran.

Infeksi menular seksual (IMS) adalah akibat lain dari perilaku seksual berisiko. IMS
termasuk human papillomavirus (HPV), Chlamydia trachomatis, virus herpes
simpleks tipe 2 (HSV-Z), human immunodeficiencyvirus / acquired
immunodeficiency syndrome (HIV / AIDS), hepatitis B, gonorrhea, sifilis, dan
trikomoniasis vagina. Remaja lebih sering terkena IMS dibandingkan orang dewasa
(CDC, 2011c). Untuk beberapa infeksi, seperti Chlamydia trachomatis, perbedaan
mungkin karena kerentanan fisiologis. Hambatan dalam perawatan kesehatan seperti
kurangnya transportasi, kekhawatiran tentang kerahasiaan, dan kurangnya akses ke
pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap tingginya prevalensi IMS di kalangan
remaja. IMS mungkin tanpa gejala pada laki-laki dan perempuan.

Cara pencegahan HIV, IMS lain, dan kehamilan yang 100 persen efektif adalah
dengan cara menghindari hubungan seks melalui vaginal, anal dan oral. Model
pencegahan primer yang paling berhasil adalah dengan cara berdasarkan bukti dan
disesuaikan dengan kebutuhan individu masyarakat. Komponen program tersebut
dapat mencakup sebagai berikut:
1) Promosi hindari berhubungan seks
2) Pendidikan tentang kontrasepsi dan ketersediaan
3) Pendidikan Seks
4) Pengembangan karakter
5) Pengembangan keterampilan pemecahan masalah
6) Program konseling sebaya
7) Strategi untuk memastikan keberhasilan sekolah remaja
8) Pelatihan kerja
Upaya tersebut akan lebih berhasil ketika ada kemitraan antara orang tua, remaja, dan
lembaga untuk kesehatan, pendidikan, agama, pelayanan sosial. dan pemerintah.
Perawat yang bekerja dalam organisasi tersebut dapat memainkan peran
kepemimpinan dalam mengembangkan program-program masyarakat untuk
pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak dan Remaja


a. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ancaman terbesar bagi kesehatan anak. Faktor yang terkait dengan
kemiskinan meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan, dan orangtua tunggal. Bahkan
jika orang tua memiliki pekerjaan penuh-waktu. tingkat pendidikan yang rendah
membuat anak-anak mereka rentan terhadap kemiskinan.

Demikian juga, anak-anak di rumah tangga yang dikepalai oleh orangtua tunggal
(biasanya ibu) jauh lebih mungkin untuk hidup dalam kemiskinan dan dengan
demikian memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.

Kemiskinan tidak selalu menempatkan anak pada risiko; Namun, anak-anak


miskin menghadapi risiko kesehatan dan sosial ekonomi yang dapat memperberat
kemiskinan (Federal Interagency Forum on Child and Family Statistics, 2013):

1) Anak-anak miskin kurang memiliki akses terhadap makanan bergizi, tempat


tinggal, dan perawatan kesehatan.
2) Anak-anak miskin sering kehilangan kesempatan seperti sekolah yang baik,
perpustakaan, dan sumber daya masyarakat lainnya.
3) Kematian akibat cedera yang tidak diinginkan, penganiayaan anak, pembunuhan,
IMS, dan penyakit menular (termasuk AIDS) lebih umum di antara anak-anak
miskin.
4) Banyak anak-anak miskin tinggal di perumahan di bawah standar, memiliki stres di
rumah. Obato-batan dan kejahatan. dan kurangnya role model yang positif dan
matang.
5) Anak-anak miskin yang merasa putus asa tentang masa depan. 6) Anak-anak
miskin sering menderita berat badan lahir rendah, asma, kerusakan gigi, kadar
tunbal dalam darah tinggi, ketidakmampuan belajar, Dan remaja hamil di luar
nikah (belum menikah telah melahirkan anak)
6) Anak-anak miskin lebih cenderung untuk sering bergerak. Ketidak stabilan
perumahan dan kondisi hidup yang ekstrim dari anak-anak miskin yang tidak
punya rumah atau migran biasanya menambah masalah kesehatan mereka.

Beban sosial dan ekonomi ini dapat menyebabkan orang tua atau pengasuh dapat
mengabaikan hal-hal lain, seperti menyediakan sarapan bergizi sebelum sekolah,
menjaga anak, dan imunisasi selesai sesuai jadwal. Hal ini dapat menyebabkan rasa
putus asa dan di kalangan orang tua dan anak-anak, yang sangat menghambat
perilaku sehat. Faktor-faktor ini jelas meningkatkan risiko kesehatan fisik dan
emosional anak.

b. Penggunan Pelayanan Kesehatan


Anak-anak tumbuh dan berkembang pesat antara masa bayi dan remaja; Oleh karena
itu mereka sangat rentan terhadap efek dari penyakit dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan fisik dan emosional. Upaya preventif dan perawatan gigi
menawarkan anak-anak dan orang tua untuk bertemu secara berkala dengan penyedia
layanan kesehatan untuk melakukan hal berikut:
1) Mendiskusikan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan emosional anak
2) Mempelajari tentang gizi yang baik.
3) Masalah keselamatan, seperti penggunaan kursi mobil dan sabuk pengaman
4) Menerima imunisasi, dan skrining pendengaran dan penglihatan
5) Mempelajari tentang ancaman lingkungan yang berisiko untuk kesehatan anak.
6) Mulai pengobatan yang cepat untuk kondisi yang ditemukan selama pemeriksaan.
7) Tanyakan pertanyaan lain atau mendapatkan rujukan jika diperlukan.
Akses ke sumber pelayanan kesehatan secara teratur dapat memfasilitasi dengan cepat
masalah medis akut, yang dapat membantu mencegah menjadi kronis, menonaktifkan
kondisi. Misalnya, infeksi telinga yang tidak diobati dapat menyebabkan gangguan
pendengaran. yang dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar, masalah sekolah, dan
bahkan putus sekolah. Sehingga harga (ini rendah dapat meningkatkan kemungkinan
depresi. masalah perilaku, aktivitas seksualawal. IMS. Dan kehamilan yang tidak
direncanakan. Secara keseluruhan perawatan kesehatan dengan teratur membantu semua
anak mencapai potensi mereka.

5. Strategi Untuk Meningkatkan Kesehatan Anak dan Remaja


a. Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit lebih penting dan hemat biaya untuk
anak-anak daripada untuk kelompok usia lainnya. Perawatan kesehatan primer dan
intervensi dini untuk anak-anak dan keluarga dapat membantu mencegah masalah
biaya, penderitaan, dan potensi manusia hilang.

Promosi kesehatan dan strategi pencegahan penyakit untuk meningkatkan kesehatan


anak dan remaja muncul dalam berbagai bentuk dan berasal lembaga penelitian,
lembaga-lembaga publik, perusahaan swasta, dan organisasi berbasis masyarakat.
Mereka dapat mencakup sebagai berikut:
1) Intervensi klinis
2) Upayakesehatan masyarakat yang mengidentifikasi tren dan mengembangkan
populasi berbasis, masyarakat luas, atau strategi individu untuk mempengaruhi
mereka
3) Usaha filantropis yang mendanai inisiatif di masyarakat, negara, dan regional
4) Inisiatif kebijakan publik yang membuat atau memperbaiki program publik atau
memberikan insentif bagi entitas nonpemerintah untuk mengatasi masalah yang
teridentifikasi

6. Berbagi Tanggung Jawab Untuk Meningkatkan Kesehatan Anak dan Remaja


a. Peran Orangtua
Dimulai dengan menyusui, orang tua harus memberikan anak-anak mereka makanan
bergizi dan memastikan bahwa mereka diimunisasi, menerima pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan, dan memperoleh gaya hidup sehat. Menyusui memberikan banyak
manfaat kesehatan bagi ibu dan anak-anak mereka.

Tugas penting lain bagi orang tua adalah memastikan bahwa anak-anak mereka
memiliki lingkungan yang aman di rumah, lingkungan, dan di sekolah. Mereka harus
melindungi anak-anak mereka dari cedera, kekerasan, pelecehan, dan pelantaran.
Orang tua harus belajar bagaimana untuk memelihara, membimbing, dan melindungi
anak-anak mereka secara efektif melalui tahap perkembangan dari masa kanak-kanak
dan remaja.

b. Peran Masyarakat
Keluarga perlu dukungan dari komunitas dan masyarakat untuk memenuhi peran dan
tanggung jawab mereka. Hal ini terutama berlaku bagi keluarga yang hidup dalam
kemiskinan dan bagi orang tua yang terisolasi dan tersingkir. Memastikan akses ke
pelayanan kesehatan adalah peran penting masyarakat, tetapi masyarakat juga
bertanggung jawab untuk mempromosikan kesejahteraan, yang jauh melampaui
penyediaan perawatan medis tradisional Masyarakat harus hekeria untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan mendukung pengembangan kesehatan berbasis masyarakat
yang luas, pendidikan, perumahan, dan program-program pelayanan sosial.
Kolaboratif, pendekatan multi- partner yang berkonsentrasi pada membantu anak-
anak dan remaja menghindari risiko dan mengembangkan kompetensi sosial lebih
mungkin untuk menjadi efektif daripada program terfragrnentasi berfokus pada risiko
individu, seperti penggunaan narkoba pada remaja.
c. Peran Swasta
Sektor swasta dapat berperan dalam meningkatkan kesehatan individu anak-anak atau
masyarakat pada umumnya. Seorang pengusaha dapat membuat pelayanan kesehatan
lebih mudah diakses untuk keluarga dengan anak-anak dengan menawarkan asuransi
kesehatan yang terjangkau yang mencakup karyawan dan tanggungan karyawan
tersebut. Penyediaan rencana asuransi yang menawarkan manfaat pelayanan
kesehatan pada masa kehamilan penuh dan well-child adalah penting untuk promosi
kesehatan karyawan.

d. Peran Pemerintah
Setiap anak usia sekolah dan remaja harus diberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan
Kesehatan anak usia sekolah dan remaja ditujukan agar setiap Anak memiliki
kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup sehat,
dan keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja dilakukan melalui kegiatan usaha
kesehatan sekolah dan pelayanan kesehatan peduli remaja. Pelayanan kesehatan
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan guru pembina usaha kesehatan
sekolah, guru bimbingan dan konseling, kader kesehatan sekolah dan konselor sebaya.
Usaha Kesehatan Sekolah dilakukan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
e. Peran Perawat Kesehatan Komunitas

Perawat kesehatan masyarakat selalu memainkan peran penting dalam meningkatkan status
kesehatan ibu hamil, anak anak, dan remaja. Dalam masyarakat, perawat kesehatan
masyarakat seringkali yang paling mengetahui status anak-anak kesehatan, setiap hambatan
yang mencegah anak-anak menerima perawatan yang diperlukan, dan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Berbekal informasi dan pengetahuan tentang sumber
daya kesehatan yang tersedia di masyarakat, perawat kesehatan masyarakat adalah:

1) Sebuah advokat untuk meningkatkan respons individu dan

masyarakat terhadap kebutuhan anak-anak

2) Seorang peneliti untuk strategi yang efektif untuk melayani perempuan dan anak-anak

3) Seorang peserta dalam program yang didanai publik


4) Sebuah promotor intervensi sosial yang meningkatkan situasi kehidupan keluarga berisiko
tinggi

5) Seorang mitra dengan profesional lain untuk meningkatkan pelayanan kolaborasi dan
koordinasi

Salah satu peran penting dari perawat kesehatan masyarakat adalah untuk membantu
menghubungkan pelayanan kesehatan dan sosial setempat dengan sistem sekolah. Anak-anak
harus sehat untuk belajar; namun, anak-anak mungkin datang ke sekolah dengan masalah
penglihatan, pendengaran, dan masalah kesehatan lainnya sehingga pendidikan yang sesuai,
skrining, dan pengobatan bisa dicegah atau diatasi. Ketika anak-anak melewati usia
prasekolah, perawat kesehatan sekolah terkadang mereka hanya sambungan ke sistem
pelayanan kesehatan. Perawat kesehatan sekolah dapat menjadi sumber penting dari
pelayanan kesehatan primer dan informasi kesehatan bagi siswa dan keluarga mereka.
7. Hukum dan Etika Dalam Kesehatan Anak dan Remaja

Dalam setiap pertemuan dengan klien, keputusan perawat atau pilihan keluarga memiliki
potensi untuk mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan keluarga atau masyarakat luas
untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Orang sering berasumsi bahwa profesional kesehatan, khususnya perawat, secara alami
diselaraskan dengan implikasi etis dari keputusan mereka. Selain itu, masyarakat percaya
bahwa Perawat menyadari konsekuensi hukum dari tindakan dan keputusan mereka,
keputusan klien mereka, dan keputusan dari sistem kesehatan dan hukum. Pada
kenyataannya, tekanan yang selalu berubah dari melayani kebutuhan kesehatan masyarakat
meninggalkan sedikit waktu untuk merefleksikan implikasi etis dan moral situasi tertentu.

Dalam beberapa kasus, hal itu mungkin tampak lebih mudah untuk menghindari keputusan
sulit. Pendekatan etis untuk pengambilan keputusan memungkinkan perawat kesehatan
masyarakat untuk mengevaluasi klien atau kebutuhan populasi secara lebih jujur, lengkap,
dan mengambil tindakan yang tepat. Memahami lingkungan hukum akan membantu perawat
membuat keputusan dan secara hukum akan membantu perawat membuat keputusan dan
secara efektif membantu klien dengan proses pengambilan keputusan mereka.

a. Masalah Etika.
Sifat kompleks kesehatan masyarakat dan lingkungan pelayanan kesehatan sering menyajikan
konflik kepentingan dan nilai-nilai. Sementara itu, perawat dan profesional kesehatan lainnya
harus bekerja di dalam sistem untuk meningkatkan kesehatan anak dan remaja di negara yang
memiliki banyak perbedaan besar. Perbedaan tersebut antara lain ras dan budaya, dan ada
dikotomi besar, seperti kemakmuran pada beberapa orang dan kemiskinan pada banyak orang
lainnya. Untuk perawat perinatal, misalnya, dilema etika mungkin timbul karena dia adalah
seorang advokat untuk dua klien: wanita hamil dan janinnya. Ruang lingkup dilema etika dan
hukum sangat luas. Kotak wawasan etika berisi masalah etika khusus yang berhubungan
dengan kesehatan anak dan remaja.

BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1.Pengkajian
Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
a. Identitas anak dan/atau orang tua
Nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, ras/kelompok entries, jenis kelamin, agama, tanggal
wawancara, informan.
b. Keluhan Utama
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani
karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi yang akan memicu fungsi imunnya,
namun seiring dengan kondisi anak yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan,
tidak menutup kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam kondisi
sakit. Maka dari itu, perlu ditanyakan apakah anak memiliki keluhan kesehatan baik secara
langsung pada anak ataupun orang tua/pengasuhnya beberapa saat sebelum diimunisasi.
Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi harus dilanjutkan, ditunda sementara
waktu, atau tidak diberikan sama sekali.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan utama. Jika saat ini
kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan
tetapi jika anak dalam kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk
mengetahui status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini juga
dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan lebih lanjut mengenai
penyakitnya.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau pembedahan sebelumnya yang
pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian
imunisasi.

1) Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).


2) Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.

3) Alergi.

4) Pengobatan terbaru.

5) Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi

terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.

6) Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan imunisasi dapat pula dikaji
pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi
serta pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku anak baik ditujukan
secara langsung pada anak ataupun keluarganya).

7) Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

e. Tinjauaan Sistem
Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah kesehatan
pada anak, walau tampak jarang dilakukan saat akan diimunisasi, namun tinjauan ini akan
menjadi pilihan yang lebih baik selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam
pengkajian cenderung hanya berfokus pada informasi yang diberikan anak/keluarga
sedangkan kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari
olehnya dan juga keluarga, sehingga alangkah baik jika sebelum diimunisasi anak
mendapatkan tindakan pemeriksaan fisik untuk peninjauan terhadap sistem tubuhnya.
Tinjauan sistem meliputi: Integument, Kepala, Mata, Telinga, Hidung, Mulut, Tenggorokan,
Leher, Dada, Respirasi, Kardiovaskular, Gastrointestinal. Genitourinaria, Ginekologik,
Muskuluskeletal, Neurologik dan Endokrin.

f. Riwayat pengobatan keluarga


Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang memiliki kecenderungan
terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji pajanan terhadap penyakit menular pada anggota
keluarga dan kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti merokok
dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan keluarga saat anak mengalami
sakit.
g. Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama terfokus pada riwayat
imunisasi yang pemah ia dapatkan, apabila riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada
anak maka akan lebih baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini penting untuk
mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta diperlukan keterlibatan keluarga
yang dapat memberikan dukungan mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam
menghadapi imunisasi.

h. Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan sebagai anggota
keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus pada sejauh mana keluarga memahami
tentang imunisasi yang akan diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan
diimunisasi, manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat membantu jika
keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai langkah penting yang diperlukan
untuk mencegah penyakit pada anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu
memahami imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan pendidikan
kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.
i. Pengkajiaan Nutrisi

Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan dan kebutuhan nutrisi anak dalam
kaitannya dengan kesehatan anak saat ini sebelum ia mendapatkan imunisasi dan dapat
dijadikan bahan untuk pendidikan kesehatan pasca imunisasi anak. Pengkajian nutrisi
meliputi pengkajian terhadap asupan diet dan pemeriksaan klinis. j. Pengkajian Pertumbuhan
dan Perkembangan

Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan mengumpulkan data-data yang


berkaitan dengan tumbuh kembang anak, sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui
mengenai keadaan anak yang dapat membantu proses imunisasi dan juga pendidikan
kesehatan seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan pengkajiaan atas pertumbuhan
dan perkembangan anak, hal penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana
mempersiapkan anak agar pemeriksaan berjalan lancar. Sebelum melakukan pengkajiaan,
prinsip-prinsip yang perlu di perhatikan dan dapat diterapkan di lapangan adalah:

k. Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti terinfeksi
TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain, serta apakah ehamilannya
dipantau berkala. Kehamilan risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan
anaknya dapat diperkirakan.
1. Riwayat Kelahiran

Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya,

apakah secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran
dengan tindakan seperti forceps, partuss lama, atau kasep), maka gangguan tersebut dapat
mempengaruhi keadaan tumbuh kembang anak.
m. Pertumbuhan Fisik

Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran


antropometri dan pemeriksaan fisik. Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya,
pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh
kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan lingkar
dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada anak. Apabila petugas akan
mengkaji pertubuhan fisik anak, maka petugas tersebut cukup mengukur BB, TB, dan lingkar
kepala.

n. Pemeriksaan fisik

Meskipun pemeriksaan fisik tidak dilakukan apabila dilapangkan, namun petugas perlu
mengetahui bahwa pemeriksaan fisik perlu dilakukan agar keadaan anak dapat diketahui
secara keseluruhan. Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstremitas. Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu dikaji.
Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah sama seperti cara
pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik tidak dibahas secara
khusus pada bagian ini.
o. Perkembangan anak

Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku Pedoman Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat
diketahui mengenai keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam keadaan
normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut, maka dapat dilakukan DDST yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh
Soetjiningsih (1996).
p. Data lain

Yang termasuk data lain adalah pola makan, pola aktivitas anak, data penunjang lainnya,
seperti pemeriksaan laboratorium, serta data yang diperlukan terutama apabila anak berada di
klinik.

2.Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh

masyarakat. Tujuan analisa data: a. Menetapkan kebutuhan komunitas

b. Menetapkan kekuatan

c. Mengidentifikasi pola respon komunitas

d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.


3.Prioritas Masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang perlu
pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria

penapisan, diantaranya:

a. Sesuai dengan perawat komunitas

b. Jumlah yang berisiko

c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

e. Minat masyarakat

f. Kemungkinan untuk diatasi

g. Sesuai dengan program pemerintah

h. Sumber daya tempat

i. Sumber daya waktu

j. Sumber daya dana

k. Sumber daya peralatan

1. Sumber daya orang

Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu: 1 = sangat
rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan
diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.

B. Diagnosa Keperawatan

Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa


keperawatan komunitas yang terdiri dari :

1. Masalah (Problem)

Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.


2. Penyebab (Etiologi)

Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan
biologis, psikologis dan sosial serta interaksi

perilaku dengan lingkungan.

3. Tanda dan Gejala (Sign and Sympton) Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan
diagnosa serta

serangkaian petunjuk timbulnya masalah. Diagnosa keperawatan NANDA untuk


meningkatkan kesehatan yang

bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu :


1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:

a. Pilihan gaya hidup

b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat

c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi

d. Aktivitas seksual

2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:

a. Aktivitas seksual

b. Malnutrisi

c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:

a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan

b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan

c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau

mesin penjual makanan

d. Kemiskinan

e. Efek penggunaan alcohol atau obat

4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:

a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal

b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah

5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:

a. Perasaan negative tentang tubuh

b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens

C. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan

Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan


komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi
perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.

Intervensi promosi kesehatan

1. Cedera tidak disengaja


a. Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan

mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan

b. Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan

minum dan berkendaraan; penggunaan obat

c. Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan

kendaraan bermotor

d. Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua alat
olahraga

2. Penggunaan zat

a. Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta informasikan risiko
penggunaannya 3. Bunuh diri

a. Berikan informasi tentang bunuh diri

b. Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri

4. Penyakit menular seksual


a. Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan,

dan gejala yang berhubungan

b. Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang penggunaan
kondom

B. Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual

C. Implementasi Keperawatan

Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah
disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu:

1. Berdasarkan respon masyarakat.

2. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri

serta lingkungannya.

4. Bekerja sama dengan profesi lain.

5. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan

pencegahan penyakit.

6. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.

7. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan

implementasi keperawatan.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana
proses tersebut.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak-anak adalah populasi yang bergantung terutama pada orang tua lain untuk
melindungi dan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraannya. Perawat kesehatan
komunitas/masyarakat dapat mempelajari lebih lanjut tentang kelompok populasi yang
penting ini dan befaktor positif dan negatif yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan
mereka. Makalah ini menjelaskan tentang status kesehatan anak-anak dan remaja,
kesehatan medisnya, faktor sosial ekonomi, budaya, lingkungan, pendidikan, keamanan,
dan kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas/masyarakat harus mampu
meningkatkan kesehatan anak dan remaja.

Konsep teoritis dalam makalah ini terkait status kesehatan anak dan remaja. Asuhan
keperawatannya memiliki fokus pengkajian utama. Fokus pengkajian tersebut adalah
melakukan anamnesis dengan menanyakan kepada klien terkait keluhan yang terjadi saat
ini, pengumpulan riwayat secara seksama meliputi tanggal awitan, pengobatan yang
digunakan baik yang diresepkan atau yang dibeli sendiri, diagnosis lain yang ada
termasuk pembedahan, diit, paritas jika wanita, dan dampak gaya hidup.

B. Saran

Diharapkan makalah ini bisa dijadikan acuan dan menambah wawasan tentang Asuhan
Keperawatan Komunitas pada Kesehatan Anak dan Remaja. Sehingga, pembaca
khususnya mahasiswa/i keperawatan mampu menerapkan asuhan keperawatan ini secara
komperehensif dan holistik.

DAFTAR PUSTAKA

Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Harmoko.
(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muhlisin, A.
(2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Potter dan Perry. (2005).
Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC.
httpProdopised wii-4488234/ASKEP REMAJA diakses tanggal 20

Nies, Mary.A., McEwen, Melanie. (2019). Keperawatan Kesehatan Komunitas dan Keluarga.
Singapore: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai