Oleh :
Elita Vasra, SST, M Keb
ABSTRACT
Generally, The Family Planning Program has been successful, but from the micro view, it
still remains some problems partly about gender equality. Based on data from The Family
Planning Program Institution and Family Development (BKB-PK) Palembang at 2008 in
Palembang, there are only 3,49% of males participation in The Family Planning Program, whether
3,4% used condoms and 0,09% used MOP. The Implementation of contraception method by male
is influenced by many factors, some of them are knowledge and attitude. The problem of this
research is what there relationship among husbands knowledge, attitude and their involvement in
The Family Planning Program at RT 27 and RT 45 RW 10, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan
Sukarami Palembang year 2009 ?
The objective of this research is to find the relationship among husbands knowledge,
attitude and their involvement in The Family Planning Program at RT 27 and RT 45 RW 10,
Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami Palembang year 2009.
The research methodology in this study used analytic survey by cross sectional approach.
The population of this research are all The Fertil Couple (PUS) husbands who live in RT 27 and
RT 45 RW 10 Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami Palembang with total of sample is
54 males. They are chosen by non-random sampling with purposive sampling technique. Data is
taken through led interview using questionnaire.
The result of univariat analysis is shows that respondents who involve in The Family
Planning Program is 20,4%, the husbands with good knowledge are 16,7%, and the husbands who
have positive attitude The Family Planning Program by male are 27,8%. The result of bivariat
analysis by Chi-Square statistic test shown that is relationship between husbands knowledge and
their involvement in The Family Planning Program, where value is 0,000. There is relationship
between husbands attitude and their involvement in The Family Planning Program where value
is 0,000. So, the prior hypothesis which say there is valuable relationship among husbands
knowledge, attitude and their involvement in The Family Planning Program at RT 27 and RT 45
RW 10, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami Palembang, has been approved
statistically.
The result of this study will become input for education to update and add the literature
according to this research. For the researcher, it can be the information and knowledge source to
study other variables, partly about The Family Planning Program by male. For people, motivating
them to get much more information about The Family Planning Program, partly The Family
Planning Program by male to become more aware how important is the male role in this program.
Keywords :
Husbands involvement in The Family Planning Program,
Knowledge, Attitude.
A. Pendahuluan
Perkembangan penduduk saat ini terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 1989
penduduk dunia telah mencapai 5,2 milyar
jiwa. Kemudian setiap tahunnya meningkat
dengan lebih dari 90 juta jiwa. Dan tahun
2025, diperkirakan jumlah penduduk dunia
akan menjadi 8,5 milyar jiwa. Dan apabila hal
ini tidak segera teratasi, maka selanjutnya
seabad dari sekarang penduduk dunia baru
akan berhenti tumbuh pada angka 10 milyar
(Winkjosastro, 2005).
Berdasarkan hasil pertemuan negaranegara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) tentang kependudukan di New York
akhir Maret 2009, Indonesia merupakan salah
satu dari lima negara berkembang yaitu India,
Pakistan, Brasil, dan Nigeria yang
memberikan
kontribusi
besar
pada
pertambahan penduduk dunia. Oleh karena
itu, kegagalan pengendalian penduduk di lima
negara tersebut akan mempengaruhi dunia
secara keseluruhan baik di bidang pelayanan
kesehatan, pendidikan, dan penyediaan
lapangan pekerjaan (Media Indonesia,
03/04/2009).
Penduduk Indonesia berdasarkan data
sensus tahun 2000, diketahui berjumlah 206,3
juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk
(LPP) sebesar 1,49% dan jumlahnya akan
terus bertambah sesuai dengan LPP. Laju
pertambahan penduduk 1,49 % per tahunartinya setiap tahun jumlah penduduk
Indonesia bertambah 3-3,5 juta jiwa. Bila
tanpa pengendalian yang berarti atau tetap
dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per
tahun, maka jumlah tersebut pada tahun 2010
akan terus bertambah menjadi 249 juta jiwa
dan diperkirakan menjadi 293,7 juta jiwa pada
tahun 2015 (BKKBN,2005).
Dari peningkatan jumlah penduduk
yang cukup pesat pemerintah menyadari
pentingnya penduduk yang berkualitas sebagai
modal
utama
dalam
mempercepat
pembangunan yang pada akhirnya akan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah melakukan berbagai program
pembangunan Sumber Daya Manusia, salah
satunya adalah dilaksanakannya program
Keluarga Berencana (KB). Secara makro,
Keluarga
Berencana (KB)
berfungsi
mengendalikan kelahiran, sedangkan dalam
perspektif mikro bertujuan untuk membantu
keluarga dan individu dalam mewujudkan
hak-hak
reproduksi,
penyelenggaraan
pelayanan, pengaturan, dan dukungan untuk
membentuk keluarga dengan usia kawin ideal,
mengatur jumlah, jarak dan usia ideal
melahirkan anak, serta pengaturan kehamilan
dan pembinaan ketahanan kesejahteraan
keluarga (BKKBN, 2008).
Program KB terus berputar secara
dinamis. Dalam perjalanannya, program KB
mengalami penyesuaian secara signifikan
sejak tahun 1994. Penyesuaian ini sejalan
dengan rekomendasi dari Konferensi
Internasional
Kependudukan
dan
Pembangunan atau International Conference
on Population Development (ICPD) tahun
1994 di Kairo dan Convention on the
Elimination of all Forms of Discrimination
Against Women (CEDAW), saat ini Indonesia
telah mulai melaksanakan pembangunan yang
berorientasi pada keadilan dan kesetaraan
gender dalam program KB dan Kesehatan
Reproduksi
(KR)
(BKKBN,
2003).
Berdasarkan arahan tersebut, sebuah
paradigma baru Program Keluarga Berencana
Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan "Keluarga Berkualitas Tahun
2015". Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan
ke depan, bertanggung jawab, harmonis, dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Saifuddin, 2006).
Beberapa tahun belakangan ini, banyak
program KB dan kesehatan reproduksi tertarik
pada topik laki-laki. Partisipasi pria dalam KB
merupakan manifestasi kesetaraan gender.
Ketidaksetaraan gender dalam bidang KB dan
kesehatan reproduksi sangat berpengaruh pada
keberhasilan program KB. Sebagian besar
masyarakat dan provider serta penentu
kebijakan masih menganggap bahwa
penggunaan kontrasepsi adalah urusan
perempuan (Arief, 2007).
Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a). Keikutsertaan suami dalam ber-KB
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Suami dalam Ber-KB di RT. 27 dan
RT. 45, RW. 10 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan
Sukarami Palembang Tahun 2009
No.
1.
2.
Keikusertaan Suami
dalam Ber-KB
Ya
Tidak
Jumlah
Jumlah
Frekuensi Persentase
11
20,4
43
79,6
54
100
Pada tabel 5.1. dapat diketahui bahwa responden yang berperan serta dalam
program KB berjumlah 20,4% dan responden yang tidak berperan serta dalam
program KB berjumlah 79,6%.
b). Pengetahuan
Pada penelitian ini pengetahuan dibagi menjadi dua kategori yaitu
pengetahuan baik bila responden menjawab benar > 75% dari 16 pertanyaan, dan
pengetahuan kurang bila responden menjawab benar < 75% dari 16 pertanyaan
yang dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Suami dengan Keikutsertaan Ber-KB di
RT. 27 dan RT. 45, RW. 10 Kelurahan
Kebun Bunga Kecamatan Sukarami
Palembang Tahun 2009
No.
Pengetahuan
1.
2.
Baik
Kurang
Jumlah
Jumlah
Persentase
Frekuensi
9
16,7
45
83,3
54
100
c). Sikap
Kategori sikap dibagi menjadi dua
yaitu positif jika jawaban mendapat
skor > mean, dan sikap negatif jika
Tabel 5.3.
Distribusi Frekuensi Sikap Suami
dengan Keikutsertaan Ber-KB di
RT. 27 dan RT. 45, RW. 10
Kelurahan Kebun Bunga
Kecamatan Sukarami Palembang
Tahun 2009
N
o.
1.
2.
Sikap
Positif
Negatif
Jumlah
Jumlah
Frekuensi
Persentase
15
27,8
39
72,2
54
100
2.
Analisis Bivariat
Analisis
ini
dilakukan
untuk
mengetahui tingkat kemaknaan hubungan
antara variabel dependen yaitu keikutsertaan
suami dalam ber-KB dengan variabel
independen yaitu pengetahuan dan sikap.
Menggunakan uji statistik Chi-Square dengan
batas kemaknaan = 0,05. Dan hasil analisis
bila value < 0,05 artinya ada hubungan
Tabel 5.4.
Hubungan antara Pengetahuan Suami dengan Keikutsertaan Ber-KB di
RT. 27 dan RT. 45, RW. 10 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan
Sukarami Palembang Tahun 2009
No.
1.
2.
Pengetahuan
Baik
Kurang
Jumlah
Keikutsertaan Suami
dalam Ber-KB
Ya
Tidak
n
%
n
%
8
88,9
1
11,1
3
6,7
42 93,3
11 20,4 43 79,6
Jumlah
-Value
N
9
45
54
100
100
100
0,000
Dari tabel 5.4. dapat diketahui bahwa value 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05 artinya
proporsi responden berpengetahuan baik dan pengetahuan responden dengan peran serta
berperan serta dalam program KB berjumlah dalam program KB mempunyai hubungan
88,9% sedangkan proporsi responden yang bermakna. Dengan demikian hipotesis
berpengetahuan kurang dan berperan serta awal yang menyatakan bahwa ada hubungan
dalam program KB berjumlah 6,7%. Bila bermakna antara pengetahuan suami dengan
dilihat dari hasil uji Chi-Square didapatkan keikutsertaan dalam ber-KB terbukti.
b). Hubungan antara Sikap Suami dengan Keikutsertaan Ber-KB di RT 27 dan RT
45, RW 10 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang tahun
2009.
Tabel 5.5.
Hubungan antara Sikap Suami dengan Keikutsertaan Ber-KB di RT. 27
dan RT. 45, RW. 10 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami
Palembang Tahun 2009
No.
1.
2.
Sikap
Positif
Negatif
Jumlah
Keikutsertaan
Suami dalam BerKB
Ya
Tidak
n
%
n
%
10 66,7 5 33,3
1
2,6 38 97,4
11 20,4 43 79,6
Jumlah
-Value
N
15
39
54
100
100
100
0.000
C. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di RT 27 dan RT
45 RW 10 Kelurahan Kebun Bunga
Kecamatan Sukarami Palembang pada bulan
Maret sampai dengan Juni 2009. Populasi
pada penelitian ini adalah semua suami
pasangan usia subur dan berdomisili di RT. 27
dan RT. 45, RW 10 Kelurahan Kebun Bunga
Kecamatan Sukarami Palembang yang
berjumlah 120 orang. Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 54 responden diambil dengan
cara non-random sampilng menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria
sampel yang digunakan adalah kriteria inklusi.
Data diperoleh dengan cara melakukan
wawancara terpimpin yaitu dilakukan
berdasarkan
pedoman-pedoman
berupa
kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya.
1. Keikusertaan Suami dalam Ber-KB di
RT 27 dan RT 45 RW 10 Kelurahan
Kebun Bunga Kecamatan Sukarami
Palembang Tahun 2009.
Dari hasil analisis univariat
didapatkan suami yang berperan serta
dalam program KB berjumlah 20,4%,
sedangkan 79,6% responden yang telah
menikah tidak berperan serta dalam
program KB.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
dapat dilihat bahwa masih banyak suami
yang tidak berperan serta dalam program
KB. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan Arief (2007), menyatakan
bahwa partisipasi pria dalam KB
merupakan manifestasi kesetaraan gender.
Ketidaksetaraan gender dalam bidang KB
dan
kesehatan
reproduksi
sangat
berpengaruh pada keberhasilan program
KB. Sebagian besar masyarakat dan
provider serta penentu kebijakan masih
menganggap
bahwa
penggunaan
kontrasepsi adalah urusan perempuan. Hal
ini menunjukkan bahwa keikutsertaan
suami dalam program KB sangat
diharapkan peran sertanya dalam rangka
mewujudkan keberhasilam program KB
dalam manifestasi kesetaraan gender.
Menurut BKKBN (2003), banyak
faktor yang menyebabkan rendahnya
partisipasi pria dalam KB yang dilihat dari
yang
dianjurkan
dalam
rangka
mewujudkan keberhasilam program KB
dalam manifestasi kesetaraan jender. Hal
ini menunjukkan perlunya upaya untuk
memperluas promosi dan peningkatan
akses pelayanan bagi para calon peserta
KB pria. Sehingga pengetahuan pria
mengenai KB bagi pria akan bertambah
dan diharapkan dapat mengubah sikap pria
terhadap program KB lebih positif.
2. Pengetahuan
Suami
dengan
Keikutsertaan Ber-KB
Dari hasil
analisis bivariat
didapatkan
proporsi
responden
pengetahuan baik dan berperan serta dalam
program KB berjumlah 88,9%. Sedangkan
proporsi responden pengetahuan kurang
dan berperan serta dalam program KB
berjumlah 6,7%. Dari hasil data di atas
menunjukkan
bahwa
responden
berpengetahuan baik cenderung ikut
berperan s erta dalam program KB
dibandingkan
responden
yang
berpengetahuan kurang.
Hasil uji statistik Chi-Square
didapatkan nilai value (0,000) <
(0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan
bermakna antara pengetahuan dengan
keikutsertaan suami dalam ber-KB.
Dengan demikian hipotesis awal yang
menyatakan bahwa ada hubungan
bermakna antara pengetahuan suami
dengan keikutsertaan ber-KB terbukti
secara statistik.
Hasil analisis data di atas
menunjukkan adanya keterkaitan antara
pengetahuan dengan keikutsertaan suami
dalam ber-KB, hal ini disebabkan para
suami yang berada di RT 27 dan RT 45
RW 10 Kelurahan Kebun Bunga
Kecamatan Sukarami Palembang yang
mempunyai pengetahuan baik telah
mengetahui mengenai KB pria termasuk
peran sertanya dalam mewujudkan
keberhasilan program KB, sehingga
mempunyai kecenderungan untuk ikut
serta dalam ber-KB dibandingkan dengan
para suami yang tidak mengetahui
mengenai KB pria. Pengetahuan baik yang
dimiliki para suami mengenai KB pria,
a. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan
pengetahuan bagi peneliti yang akan datang dalam meneliti variabel-variabel
lainnya seperti pendidikan, akses informasi, serta keterbatasan pilihan metode
kontrasepsi dan sarana pelayanan yang berhubungan dengan keikutsertaan suami
dalam ber-KB dengan menggunakan metode-metode penelitian yang berbeda
sehingga penelitian mengenai KB bagi pria dapat terus dikembangkan.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan bagi masyarakat warga RT. 27 dan RT. 45 RW 10 Kelurahan
Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Palembang khususnya bagi pria yang telah
menikah/suami untuk lebih banyak mencari informasi mengenai Keluarga
Berencana terutama mengenai KB pria dengan mengikuti penyuluhan mengenai
KB yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas maupun
Kelurahan Kebun Bunga untuk lebih menyadari pentingnya peran serta pria
dalam program KB.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrian. (2006). Strategi Utama
Pembangunan Kesehatan. (online).
(http://www.andrew.wordpress.com/20
06/03/12/strategi-utama-pembangunan.
Diakses 4 Mei 2009).
17. Kompas
Post.
(2005).
Akses
PriaTerhadap Pelayanan KB Rendah.
(online).
(http://www.kompas.com/kompascetak/0505/13/humaniora/1747534.htm
. Diakses 16 April 2009).
18. _____. (2001). Partisipasi Keluarga
Berencana (KB) Pria Masih Rendah.
(online).(http://www.kompas.com/gizic
gibin/berita/fullnews.cgi?Newsid1007.
Diakses 16 April 2009).
19. Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta
: Media Aesculapius.
20. Maryani. 2006. Cara Tepat Memilih
Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana
Bagi
Wanita.
(Online)
(http://www.tempo.co.id/Medika/arsip/
pus.1.htm, Diakses 16 April 2009)
21. Media Indonesia. (2009). Indonesia
KontributorPertambahan Penduduk di
Dunia.
(online).
(http://anax1a.pressmart.net/mediaindo
nesia/MI/2009/04/03.htm. Diakses 12
Mei 2009)
22. Notoatmodjo,
Soekidjo.
(2005).
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
23. ____. (2007). Promosi Kesehatan dan
Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta.