Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Varises merupakan pembuluh darah balik yang mengalami pelebaran. Penyakit vena

kronis maupun insufisiensi vena kronis sering disebut oleh orang awam dengan istilah varises.
Kelainan pada pembuluh darah vena ini menepati tempat yang pertama untuk dibicarakan,
karena kasusnya adalah yang paling sering dan terbanyak ditemukan dalam klinik rawat jalan
bedah vascular. Walaupun kelainan vena kronis pada ekstremitas inferior tidak mengancam jiwa,
tetapi menimbulkan morbiditas yang nyata dan memerlukan pengelolaan yang benar.
Penyakit vena kronis pada tungkai adalah keadaan yang menyatakan adanya ganguan
aliran darah vena (venous return) pada tungkai, dimana gangguan fungsi pada vena tersebut akan
bertambah berat dengan berjalannya waktu.
Perdarahan spontan jarang terjadi, biasanya ada trauma ringan, dan ini akan
menyebabkan pasien datang berobat. Kemajuan yang besar telah dicapai mengenai terapi, dan
pengetahuan yang mendasar dihimpun melalui anatomi, etiologi, patologi, dan patofisiologi.
Varises dan komplikasinya jarang sekali menyebabkan kematian, betapapun besar dan
banyaknya keluhan yang diderita pasien. Karena itu kesalahan yangberakibat fatal harus dicegah.

BAB II
1

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Varises (varices) adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan berkelokkelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja disebut
venektasi. Varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh
darah balik atau vena. Pada dasarnya vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk
mendorong darah kembali ke peredaran, karena arah alirannya ke atas. Untuk membantu
darah bergerak ke atas, vena dilengkapi katup. Ini terjadi lantaran ketidakmampuan
katub (klep ) vena dalam mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya
mengalir lancar ke arah jantung, mengalami hambatan dan terjadi arus balik sebagian
aliran darah dalam pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena melebar dan
berkelok-kelok.
Terdapat tiga jenis vena pada tungkai , yaitu :
1. Vena Tepi terletak dibawah kulit dan hanya dilindungi oleh jaringan
longgar dan kulit. Vena tepi yang utama adalah vena safena magna
(VSM) dan vena safena parva (VSP). Kedua vena ini berhubungan
dibeberapa tempat melalui vena-vena kecil.
-

VSM merupakan vena terpanjang ditubuh, mulai dari kaki sampai ke


fossa ovalis dan mengalirkan darah dari bagian medial kaki serta kulit
sisi medial tungkai. Vena ini merupakan vena yang paling sering
menderita varises.

VSP terletak di antara tendon Achilles dan maleolus lateralis. Pada


pertengahan betis VSP menembus fascia, kemudian bermuara ke v.
poplitea beberapa sentimeter di bawah lutut. Vena ini mengalirkan
darah dari bagian lateral kaki. Mulai dari maleolus lateralis sampai
proksimal betis VSP terletak sangat berdekatan dengan n. suralis
yaitu saraf sensorik yang mensarafi kulit sisi lateral kaki.

2. Vena Dalam diliputi otot dan fascia serta berdampingan dengan


arterinya.
2

3. Vena Penghubung (Perforantes) adalah vena yang menghubungkan


vena tepi ke vena dalam, yaitu dengan cara langsung menembus fascia.
Vena ini mempunyai katup yang mengarahkan aliran darah dari vena tepi
ke vena dalam. Bila katup ini tidak berfungsi maka aliran darah a
kan
terbalik sehingga tekanan vena tepi makin tinggi dan varises den
gan
mudah akan terbentuk.

2.2. Etiologi
3

Varices dibedakan menjadi primer dan sekunder. Namun, penyebab varices vena yang
pasti belum diketahui. Penderita dianggap mempunyai kelemahan pada vena yang bersifat
herediter, sehingga terbentuk varices yang primer dan spontan. Varices sekunder merupakan
gejala sisa thrombosis vena profunda akibat dilatasi vena kolateral dan kerusakan katup vena
profundus.
Faktor penyokong lain :
Faktor keturunan
Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat
badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor
keturunan.
Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang kaki
semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut
bagian bawah pun terhambat.
Kurang gerak
Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah
vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
Faktor berdiri lama
Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperpara
h
beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Pada posisi tersebut tekana
n
vena 10 kali lebih besar, sehingga vena akan teregang diluar batas kemamp
uan
elastisitasnya sehingga terjadi inkompetensi pada katup. Bila pekerjaan mengharuskan
banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi teta
p
bergerak. Misalnya dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerj
a memompa darah ke jantung.
4

Obesitas
Hal ini dihubungkan dengan tekanan hidrostatik yang meningkat akibat peningkatan
volume darah serta kecenderungan jeleknya struktur penyangga vena.
Faktor usia
Pada usia lanjut insiden varices akan meningkat. Dinding vena menjadi lemah karena
lamina elastic menjadi tipis dan atrofik bersama dengan adanya degenerasi otot polos.
Disamping itu akan terdapat atrofi otot betis sehingga tonus otot menurun.
Menderita kolesterol tinggi dan kencing manis
Kedua jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, kelainan
pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya varises.
Memakai sepatu hak tinggi
Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu kerja
pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.
Faktor risiko
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena varises, diantaranya :
1. Genetik : Varises merupakan penyakit keturunan yang berhubungan dengan faktor
kecenderungan lemahnya katup di pembuluh vena.
2. Jenis kelamin : Perempuan dua kali lebih berisiko menderita varises dibanding laki-laki.
Fluktuasi hormon progesteron dan estrogen sangat berpengaruh terhadap timbulnya uraturat halus ini. Risiko ini umumnya lebih sering timbul pada perempuan hamil, premenstruasi atau menopause, sedang mengkonsumsi pil KB ataupun melakukan terapi
sulih hormon.
3. Pekerjaan : Anda yang lebih sering berdiri dan selalu menggunakan high heels dalam
bekerja lebih berisiko terkena varises. Hal ini berpengaruh karena pembuluh darah vena
akan mendapat beban lebih lama hingga munculah varises.
4. Berat badan : Berat badan yang berlebih dapat membuat katup vena mendapat tekanan
berlebih sehingga fungsinya menurun. Inilah sebabnya mengapa orang yang gemuk
cenderung mudah terserang varises.
5

5. Usia : Semakin berumur maka vena akan makin kehilangan elastisitasnya sehingga
mudah meregang dan melebar. Namun bukan berarti Anda yang masih berusia muda jauh
dari penyakit ini. Bila Anda memiliki faktor-faktro risiko seperti di atas dan ditambah
dengan gaya hidup yang tidak sehat, varises pun dapat menghampiri Anda.
2.3. Patofisiologi
Penyebab varices primer adalah kelemahan struktural pada dinding pembuluh
darah yang diturunkan. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena, karena daun katup
tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varices primer cenderung terjadi pada
vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya resistensi
jaringan subkutan.
Varices sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena dalam, yang
timbul kongenital atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan dilatasi vena-vena
permukaan, penghubung, atau kolateral. Misalnya, kerusakan katup vena pada system
vena dalam akan mengganggu aliran darah menuju jantung, resultan statis, dan
penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam. Jika katup vena penghubung
(penyambung) tidak berfungsi dengan baik, maka peningkatan tekanan sirkuit vena
dalam akan menyebabkan aliran balik darah ke dalam vena penghubung. Darah vena
akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dalam. Hal ini merupakan faktor predisposisi
timbulnya varices sekunder pada vena-vena permukaan. Pada keadaan ini, vena permukaan
berfungsi sebagai pembuluh kolateral untuk sistem vena dalam.

Keterangan : biasanya kerusakan diakibatkan karena adanya suatu hambatan aliran


darah dan tekanan hidrostatik yang terlalu besar.

2.4. Klasifikasi
Secara klinis varices tungkai dikelompokan berdasarkan jenisnya, yaitu :
1. Varices trunkal
Merupakan varices v. saphena magna dan v. saphena parva, diameter lebih dari 8 mm,
warna biru-biru kehijauan.
2. Varices reticular
Varices yang mengenai cabang v.saphena magna atau v. saphena parva yang umumnya
kecil dan berkelok-kelok, diameter 2-8 mm, warna biru-biru kehijauan.
3. Varices kapiler
Merupakan vena subkutis yang tampak sebagai kelompok serabut halus dari pembuluh
darah, diameter 0,1-1 mm, warna merah atau sianotik (jarang).

2.5. Jenis Varises


1.

Varises jenis spider navy.


Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu yang terlalu panas atau dingin, terpapar

sinar matahari terus menerus, sedang hamil, faktor keturunan, kebiasaan makanan sarat rempah
dan pedas, serta pengobatan hormonal.
Varises jenis ini bisa terjadi di beberapa tempat, yaitu di wajah, pangkal lengan, paha,
daerah lutut, pergelangan kaki dan tumit. Terapi yang digunakan biasanya dengan memakai sinar
laser, sehingga pembuluh darah mengering. Ada juga terapi alat listrik dengan memasukkan zat
tertentu ke dalam kulit, untuk mengecilkan atau mengerutkan pembuluh darah.
2.

Varises dalam kulit


Varises ini terjadi pada pembuluh vena yang halus dan tipis di dalam kulit bagian kaki.

Mengobatinya, dokter memberi obat-obatan yang menguatkan dinding vena dan memperlancar
aliran darah, atau menggunakan stocking khusus varises.
Stocking ini berfungsi menekan pembuluh vena sehingga otot dan dinding vena bisa
kembali bekerja maksimal. Stocking mampu mencegah, mengurangi gejala awal, dan rasa sakit
penderitanya meski hanya temporer. Jadi, tetap harus minum obat.
3.

Varises Reticular Varicose Veins


Ini adalah varises yang lebih parah, karena terjadi di pembuluh vena bawah kulit. Untuk

mengobatinya, dokter akan melakukan beberapa tahap:

Memberi obat yang diminum untuk menguatkan dinding vena dan melancarkan
peredaran darah.

Memberikan suntikan zat iritasi ke dalam pembuluh darah yang rusak atau melebar.

Obat tersebut akan membentuk jaringan ikat sekaligus menutup aliran darah, sehingga
pembuluh darah vena akan menyempit. Darah akan mencari 'jalan lain' melalui
pembuluh vena yang normal.

Setelah disuntik, Anda harus menggunakan stocking varises dan tidak boleh
menggunakan sepatu hak tinggi.

Olahraga yang dianjurkan adalah jalan kaki, berenang dan joging, agar otot kaki mampu
berkontraksi dengan baik.
9

2.6. Manifestasi Klinis


1. Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku,
panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan
menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
3. Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
4.

Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran
darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.

5. Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.


6. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat
kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.

2.7. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan :
1. Tes Trendelenburg

untuk menentukan kompetensi katup-katup

superficial dan vv. Komunikantes .


-

Vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa


waktu, lalu muara vena safena magna ditekan dengan kuat atau
dipasang torniket pada paha bagian atas. Pasien diminta berdiri,
lalu tiba-tiba penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera
berarti katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua
10

kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira 20-30


detik vena-vena terisi, maka berarti katup vena komukantes tidak
inkompeten lagi.
2. Tes Perthes
-

untuk menentukan kompetensi katup-katup profunda

Torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalanjalan berkeliling. Bila vena-vena tungkai juga melebar, berarti ada
obstruksi. Bila tidak melebar, berarti vv.komunikantes profunda
masih baik dan darah terus naik lewat system profunda.

3.

Tes Perban
-

untuk menentukan kompetensi katup-katup profunda

Vena-vena superficial tungkai bawah ditekan dengan perban


elastis. Pasien berjalan-jalan selama 10 menit . bila ada obstruksi
pada system profunda, pasien akan merasa nyeri.

2.8. Penatalaksanaan
Perawatan varises bertujuan untuk menghilangkan akibat dari katup yang
tidak berfungsi lagi. Ada tiga cara yang dapat diterapkan sendiri-sendiri at
au
berasama-sama :
a.

Perawatan non pembedahan

b.

Perawatan dengan pembedahan

c.

Perawatan dengan suntikkan sklerotik.

a.

Perawatan non pembedahan


Cara ini memakai balutan elastik dari ujung kaki sampai ke paha denga

n
maksud memberikan penekanan yang merata untuk membantu aliran darah
vena. Hasilnya akan bertambah baik bila penderita disuruh banyak jalan.

11

Terutama pada varises sewaktu hamil cara ini paling baik. Pemakaian kaos
elastik akan memberikan penekanan yang lebih merata dan mudah diganti.
Juga pada perawatan koreng karena varises, cara ini dapat diterapkan.
b.

Perawatan dengan pembedahan


Pembedahan pada varises terdiri atas : vena safena magna pad

a
ekstremitas yang terlihat diikat pada percabangannya dengan vena femoralis
dan dipotong, kemudian dengan memakai alat khusus dikeluarkan beserta
cabang cabang-cabangnya yang menderita varises (total striping). Hal ini
dilakukan

pada

vena

safena

parva

bila

vena

tersebut

ada

varisesny

a.
Kemudian semua vena penghubung yang rusak katupnya diikat. Jahitan kulit
diusahakan dengan adaptasi kulit sebaik mungkin. Mobilisasi dan berjalan
tanpa menekuk lutut dimulai sehari setelah operasi. Pada varises dengan
koreng tindakan pembedahan lebih baik daripada perawatan tanpa operasi.
Bengkak yang mungkin terjadi pasca iperasi dapat dicegah dengan
memakai kaos kaki elastik selama dua bulan.
Indikasi bedah pada varises primer tungkai adalah kelainan yang
bersifat progresif, adanya komplikasi dan pertimbangan kosmetik. Sebelum
tindakan bedah, komplikasi varises yang terjadi diobati terlebih dahulu.
Tujuan metode pembedahan adalah untuk menghilangkan gejala, mengurangi
atau mencegah komplikasi, memulihkan fisiologi vena dan memperbaiki
penampilan (kosmetik).
Kontraindikasi tindakan pembedahan adalah usia lanjut atau keadaan
umum yang buruk, berat badan yang berlebih, tromboflebilitis aktif, tukak
vena

terinfeksi,

kehamilan

sumbatan

arteri

menahun

pada

tungk

ai
bersangkutan dan tumor besar intra abdomen.
Komplikasi tindakan bedah pada varises safena adalah :
-

Perdarahan, biasanya mudah diatasi.


12

Infeksi, sering terjadi pada sayatan di lipatan paha, infeksi berat


bisa terjadi bekas saluran stripper.

Edema tungkai, untuk mencegahnya dianjurkan memakai kaos


kaki elastis

Kerusakan saraf kulit (n. safena atau n. suralis)

Limfokel,

terbentuk

karena saluran

limfe

terpotongpada saat

operasi, pengobatannya cukup dengan aspirasi.


-

Thrombosis vena dalam.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan atau hematoma selama operasi


varises vena safena diusahakan dengan memakai torniket atau elevasi tungkai
setinggi 30 derajat.
c.

Perawatan dengan suntikkan sklerotik


Penyuntikkan bahan sklerotik dianjurkan bila penderita tidak mau
dioperasi atau bila varisesnya masih sedikit dengan diameter kurang dari 1
mm. seringkali varises ini hanya terdapat didaerah lutut saja.
Bahan suntikkan sklerotik yang dipakai adalah cairan hipertonik atau
cairan alkali kuat yang dapat menyebabkan obliterasi pembuluh vena yang
bersangkutan. Suntikan pada varises dilakukan tidak lebih dari enam tempat
pada sekali perawatan.
Dua macam larutan yang banyak dipakai adalah monoetanolamin oleat
(diberikan 2 ml) dan fenol 2 % dalam gliserin 30 % (dosis maksimum 6 ml).
Larutan disuntikkan dibagian distal. Dibagian proksimal dipasang torniket
agar obat tidak segera masuk ke sirkulasi umum dan bisa bekerja loc

al
semaksimum mungkin.
Walaupun pemberian suntikan skleroterapi telah digunakan secara
meluas, cara ini masih berhubungan dengan angka kekambuhan yang lebih
besar, terutama sekiranya ada inkompetensi pada percabangan (junctional
incompetence).

13

2.9. Pencegahan
Langkah Pencegahan Varises
Sebelum terjadi langkah atau cara mencegah munculnya Varises:
1. Untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena, lakukan olahraga yang teratur
2. Kurangi menggunakan sepatu hak tinggi karena penggunaan otot betis menjadi tidak
maksimal. Bila memang harus selalu menggunakan sepatu hak tinggi, sering istirahat dan
menggerakkan kaki setiap 15 menit.
3. Hindari berdiri terlalu lama. Bila tuntutan kerja mengharuskan anda banyak berdiri,
pindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lainnya setiap beberapa menit.
4. Jangan duduk sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat menghambat
peredaran darah
5. Jangan sering menggunakan pakaian ketat pada bagian pinggang, paha dan kaki
6. Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan E sebab baik untuk pembuluh darah.
7. Banyak mengkonsumsi makanan berserat, buah dan sayur
8. Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakkan
9. Hindari makanan pedas karena dapat merangsang pelebaran pembuluh darah
10. Lakukan senam kaki. Sambil duduk putar pergelangan kaki searah jarum jam dan
sebaliknya
11. Angkat kaki saat beristirahat
12. Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja seharian
13. Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik untuk peredaran darah.
Selain langkah diatas untuk mencegah terjadinya varesis dapat dilakukan dengan :

Batasi pemakaian high heels


Menghindari tumpuan berlebihan pada tungkai antara lain dengan mengatur berat badan
dan menghindari pemakaian sepatu tumit tinggi yang terlalu lama dan terlalu sering.
Bobot tubuh ekstra membuat kerja tungkai menjadi lebih berat daripada normal, kerja

14

otot-otot tungkai menjadi lebih giat. Imbasnya, arus aliran balik darah dari tungkai
menuju jantung menjadi lebih besar dan tekanannya menjadi semakin meninggi.
Pemakaian sepatu tumit tinggi menambah jarak yang harus dicapai aliran balik darah dan
membuat beberapa otot tungkai bekerja lebih giat sehingga kompensasinya tekanan arus
aliran balik darah menjadi semakin meninggi.

Istirahatkan tungkai
Mengatur aktivitas tungkai dan mengatur posisi tungkai saat istirahat dengan
menyempatkan tungkai beristirahat di antara interval aktivitasnya. Julurkan tungkai lurus
dan ganjal dengan satu atau dua bantalan saat duduk istirahat atau saat berbaring agar
aliran arus balik darah mengalir dengan lancar dalam tekanan yang normal. Dalam
beberapa keadaan, memberi rendaman air hangat pada kaki dan tungkai bawah dapat
membantu lancarnya aliran balik darah.

Selalu bersih dan lembab


Jaga kebersihan dan kelembaban kulit tungkai untuk menghindari kemungkinan
perlukaan dan infeksi.

15

DAFTAR PUSTAKA

1.Engram Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah Volume 3, EGC:


Jakarta.
2. Tieney M. Lawrence, Jr.,MD. 2003. Diagnosis dan Terapi Kedokteran Penyakit Dalam Buku 2
Salemba Medika. Jakarta.
3.Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2005.
4.UniversitasGrace, Pierge A., 2006. At A Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai