Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggrisnya juvenile delinquency adalah perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja, baik itu secara individu atau kelompok.
Kenakalan remaja biasanya terjadi pada anak remaja usia belasan tahun. Perbuatan yang
melanggar nilai dan norma sosial ini tentunya bisa mengganggu ketertiban umum.
Selain itu, dampak dari kenakalan remaja juga dapat merugikan diri mereka sendiri hingga
lingkungan masyarakat.
Meski meresahkan, kenakalan remaja termasuk suatu hal yang dapat diatasi dan dicegah
secara bersama-sama.
Kenakalan remaja biasanya terjadi pada anak remaja usia belasan tahun. Perbuatan yang
melanggar nilai dan norma sosial ini tentunya bisa mengganggu ketertiban umum.
Selain itu, dampak dari kenakalan remaja juga dapat merugikan diri mereka sendiri hingga
lingkungan masyarakat.
Orang tua harus bisa bersikap terbuka sehingga anak tidak ragu ketika menanyakan hal-hal
yang menjadi permasalahan dalam dirinya.
Misalnya, memberi edukasi terkait perubahan fisik di fase pubertas, memberikan pemahaman
ilmu agama, budi pekerti, dan etika, anak-anak mendapat pendidikan seks, mengawasi
pergaulan, memberi kesempatan pada remaja untuk menggali potensi diri, serta bebas
berpendapat dan orang tua membantu mengarahkannya.
Contohnya orang tua memberi hukuman sesuai aturan yang berlaku di rumah, di sekolah guru
dan kepala sekolah juga bersikap tegas memberi hukuman pada anak-anak yang melanggar
peraturan, berat atau ringan hukumannya menyesuaikan peraturan sekolah.
Di masyarakat, ada tokoh masyarakat, polisi, sampai hakim yang bisa memberi hukuman
sesuai peraturan undang-undang, dan hukumannya itu sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan remaja.
Contoh tindakannya yaitu mencari tahu lebih dulu tentang latar belakang anak remaja, serta
penyebab yang membuatnya bersikap nakal.
Setelah semua data terkumpul, barulah melakukan rehabilitasi sambil terus mengevaluasi
hasilnya, yang diharapkan sikap mereka berubah menjadi lebih baik.