Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggrisnya juvenile delinquency adalah perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan oleh remaja, baik itu secara individu atau kelompok.

Kenakalan remaja biasanya terjadi pada anak remaja usia belasan tahun. Perbuatan yang
melanggar nilai dan norma sosial ini tentunya bisa mengganggu ketertiban umum.

Selain itu, dampak dari kenakalan remaja juga dapat merugikan diri mereka sendiri hingga
lingkungan masyarakat.

Contoh Kenakalan Remaja


Kenakalan yang tidak melanggar hukum
Kenakalan yang tidak melanggar hukum adalah perbuatan yang penyelesaiannya tidak bisa
dilakukan sesuai undang-undang karena memang tidak diatur di dalam undang-undang.

Contoh kenakalan yang tidak melanggar hukum antara lain:

1. Bohong untuk tujuan menipu.


2. Kabur atau pergi begitu saja dari rumah tanpa izin ke orang tua.
3. Bolos sekolah tanpa izin yang jelas.
4. Keluyuran atau pergi berkelompok tanpa tujuan yang jelas.
5. Bergaul dengan teman yang membawa pengaruh buruk.
6. Membawa benda-benda tajam yang bisa membahayakan orang lain, seperti pisau,
pistol, silet, dan lainnya.
7. Makan di restoran dan kabur tidak mau membayar.
8. Naik transportasi umum dan tidak mau membayar.
9. Membaca buku cabul dan menggunakan bahasa tidak sopan.
10. Pesta pora semalaman dan mengganggu orang lain.
11. Berpakaian tidak pantas dan mabuk-mabukan.
12. Menyontek saat ujian.
13. Melacurkan diri demi mendapat uang.

Kenakalan yang melanggar hukum


Kenakalan yang melanggar hukum adalah perbuatan yang termasuk tindakan kejahatan.
Penyelesaiannya melalui jalur hukum dan bisa dilakukan sesuai undang-undang yang
berlaku.

Contoh kenakalan yang melanggar hukum:

1. Penipuan dan pemalsuan berkas-berkas resmi.


2. Penggelapan barang.
3. Perjudian.
4. Pelacuran sukarela atau terpaksa.
5. Pelanggaran tata susila: menjual buku, foto, atau film porno.
6. Percobaan pembunuhan.
7. Pembunuhan.
8. Penganiayaan.
9. Pengguguran kandungan atau aborsi.
10. Pemerkosaan.
11. Memakai dan mengedarkan obat-obatan terlarang.
12. Tindakan antisosial: perbuatan yang mengganggu atau merusak barang orang lain.

Meski meresahkan, kenakalan remaja termasuk suatu hal yang dapat diatasi dan dicegah
secara bersama-sama.

Kenakalan remaja biasanya terjadi pada anak remaja usia belasan tahun. Perbuatan yang
melanggar nilai dan norma sosial ini tentunya bisa mengganggu ketertiban umum.

Selain itu, dampak dari kenakalan remaja juga dapat merugikan diri mereka sendiri hingga
lingkungan masyarakat.

Faktor yang Memengaruhi Kenakalan Remaja


Remaja bisa berubah sikap menjadi nakal dan bertindak melanggar hukum, biasanya
disebabkan oleh banyak faktor. Baik itu kemauan dari diri sendiri atau pengaruh orang lain.

1. Faktor dari dalam diri sendiri


 Faktor usia: Di usia remaja, jiwa seseorang masih labil dan mudah terpengaruh
sehingga cenderung ikut-ikutan.
 Faktor jenis kelamin: Remaja laki-laki cenderung melakukan kenakalan secara
terbuka seperti berkelahi, mabuk, dan lainnya. Sementara remaja perempuan
cenderung melakukan perbuatan nakal secara sembunyi-sembunyi.
 Faktor urutan kelahiran dari keluarga: Menurut Prof. Noach di Indonesia, kebanyakan
delinquency dilakukan anak pertama, anak satu-satunya baik itu laki-laki atau
perempuan.
 Faktor kecerdasan: Seseorang yang mempunyai kecerdasan tinggi, mereka akan
mampu menilai hal-hal yang masuk akan atau tidak untuk memecahkan suatu
masalah, dan tidak mudah terpengaruh.
. Faktor dari pengaruh luar dan bukan kemauan sendiri
 Faktor keluarga: Tidak memiliki orang tua lengkap, misalnya anak korban perceraian
yang tidak diselesaikan baik-baik, atau kehilangan sosok kedua orang tua karena
meninggal. Bisa juga karena faktor orang tua yang sama-sama sibuk dan tidak punya
waktu dengan anak.
 Faktor pergaulan: Remaja kebingungan karena terhadap perbedaan norma di dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat sehingga, ketika tidak ada yang memandu
mereka jadi mudah terbawa pergaulan dan terjerumus pada hal-hal sesat.

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja


Cara mengatasi kenakalan remaja ini dapat diselesaikan dengan tiga tindakan seperti berikut,
asalkan peran orang tua, keluarga, dan lingkungan sekitarnya saling mendukung.

1. Tindakan pencegahan (preventif)


Tindakan pencegahan ini sangat memerlukan peran orang tua, untuk mempersiapkan mental
anak memasuki usia remaja, dan hal itu harus dibangun sedini mungkin.

Orang tua harus bisa bersikap terbuka sehingga anak tidak ragu ketika menanyakan hal-hal
yang menjadi permasalahan dalam dirinya.
Misalnya, memberi edukasi terkait perubahan fisik di fase pubertas, memberikan pemahaman
ilmu agama, budi pekerti, dan etika, anak-anak mendapat pendidikan seks, mengawasi
pergaulan, memberi kesempatan pada remaja untuk menggali potensi diri, serta bebas
berpendapat dan orang tua membantu mengarahkannya.

2. Tindakan memberi hukuman (represif)


Tindakan memberi hukuman atau represif pada kenakalan remaja juga diperlukan, agar anak-
anak remaja ini mempunyai efek jera ketika mereka bertindak di luar norma.

Contohnya orang tua memberi hukuman sesuai aturan yang berlaku di rumah, di sekolah guru
dan kepala sekolah juga bersikap tegas memberi hukuman pada anak-anak yang melanggar
peraturan, berat atau ringan hukumannya menyesuaikan peraturan sekolah.

Di masyarakat, ada tokoh masyarakat, polisi, sampai hakim yang bisa memberi hukuman
sesuai peraturan undang-undang, dan hukumannya itu sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan remaja.

3. Tindakan kuratif dan rehabilitasi


Tindakan kuratif dan rehabilitasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki sikap
anak remaja yang nakal.

Contoh tindakannya yaitu mencari tahu lebih dulu tentang latar belakang anak remaja, serta
penyebab yang membuatnya bersikap nakal.

Setelah semua data terkumpul, barulah melakukan rehabilitasi sambil terus mengevaluasi
hasilnya, yang diharapkan sikap mereka berubah menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai