Anda di halaman 1dari 8

PENGUKUHAN NEGATIF

NEGATIVE REINFORCEMENT
Pengertian Pengukuhan Negatif
• Pada pengukuhan positif, pemberian pengukuh akan
meningkatkan kemungkinan berulangnya perilaku-
sasaran.
• Sebaliknya, pada pengukuhan negatif, meningkatnya
kemungkinan berulangnya perilaku-sasaran
disebabkan oleh terhindarnya subyek dari, atau
dihilangkannya stimulus yang tidak menyenangkan
(aversive stimulus) sebagai konsekuensi dari
munculnya atau ditampilkannya perilaku tersebut.
• Jadi, suatu perilaku mendapat pengukuhan negatif
bila perilaku tersebut meningkat atau terpelihara
karena berasosiasi/dikaitkan dengan hilangnya atau
berkurangnya suatu stimulus.
• Pengukuh negatif: stimulus yang pengurangannya
atau penghilangannya menyebabkan perilaku
meningkat atau terpelihara.
• Pengukuhan negatif ini merupakan kejadian umum.
Manusia belajar berbagai tingkah laku karena
dalam pengalaman hidupnya tingkah laku-tingkah
laku tersebut dikukuhkan oleh hilangnya atau
berkurangnya stimulus aversif.
Misalnya, ketika meletakkan tangan mendatar pada
dahi, ternyata silau matahari terasa berkurang.
Perilaku meletakkan tangan mendatar di dahi
cenderung berulang dilakukan bila silau.
Bentuk-bentuk Pengukuh Negatif
• Segala hal yang tidak menyenangkan secara
potensial dapat menjadi pengukuh negatif
• Kekurangan serta ketiadaan sarana atau benda-
benda yang memenuhi berbagai kebutuhan,
secara potensial dapat menjadi pengukuh negatif.
• Pengukuh negatif yang berbentuk sosial misalnya
dicemberuti, diomeli, dipelototi, disindir, atau
diancam..
• Perilaku anak sering sekali bersifat pengukuh
negatif bagi orang tuanya.
Misalnya, tangis dan kerewelan anak (yang bersifat
aversif bagi orang tua) akan berhenti kalau ayahnya
menggertak. Maka pola menggertak ini akan
berulang dilakukan oleh ayah setiap kali anak
menangis atau rewel karena gertakan membuat
sang ayah terhindar dari tangis anak yang tidak
disukainya.
Kelemahan Pengukuhan Negatif
• Harus disajikan stimulus aversif
– Tidak menyenangkan subyek target maupun pemodifikasi sendiri.
• Penyajian pengukuh negatif secara berulangkali dapat
menghilangkan daya aversifnya.
• Reaksi terhadap pengukuh negatif tidak selalu berupa
prilaku sasaran.
– Berbagai alternatif tingkah laku dapat timbul sebab tujuannya ialah
menghindari stimulus aversif yang mengenainya.
– Reaksi tersebut dapat berupa agresi atau emosi yang tidak konstruktif
terhadap pemberi pengukuh ataupun terhadap suasana lingkungan
pemberian pengukuhan.
• Pemberi pengukuh negatif atau situasi di mana
pengukuhan negatif diberikan akan diasosiasikan
dengan hal-hal yang aversif.
– Dapat membuat buruk hubungan antara penerima dan
pemberi pengukuh, dan antara penerima pengukuh
dengan lingkungannya.
• Usaha menghindari stimulus aversif dapat
menimbulkan kecemasan yang bila berlebihan
dapat menjadi penyimpangan tingkah laku yang
lebih parah, misalnya neurotis, psikosomatis, dan
lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai