LAPORAN PERCOBAAN IV
OLEH:
KELOMPOK VI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kosmetik kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih
atau higienis, cara pengepakan yang kurang baik, cara penyimpanan tidak baik
mikrobiologik pada produk tersebut dari udara, air, tanah, peralatan yang
pengolahan.
beracun. Adanya mikroorganisme pada obat non steril dan kosmetik dapat
tidak diinginkan. Demikian juga pada obat tradisional yang telah banyak
B. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk melakukan uji mikrobiologis pada
bahan makanan, minuman, obat tradisional, sedian non steril dan kosmetik
C. Tujuan Percobaan
minuman, obat tradisional, sediaan non steril dan kosmetik memenuhi syarat
atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
dan fungsi, sel mikroba, metabolisme umum mikroba. Faktor limgkungan dan
Dharma. 2021).
dikembalikan kedalam tanah dan atmosfer (ch4 atau co2). Mikroorganisme secara
Uji mikroorganisme terbagi menjadi dua yaitu uji kualitatif dan uji
yang ada dalam sediaan tersebut, sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk
Metode difusi menjadi dua yaitu, dilusi cair dan padat. Metode dilusi cair
dilusi padat digunakan untuk menentukan KBM (kadar butuh minuman) (Arinda,
2019).
Metode dilusi digunakan untuk menentukan sensitivas mikroba uji
cakram kedalam media agar yang disinakulasi dengan bakteri dimasukkan kertas
cakram dan diisi dengan senyawa uji. Area jernih pada permukaan media agar
(Arinda, 2019).
Pada media cair adalah media yang tidak ditambahkan zat pemadat (agar),
sehingga media ini dalam keadaan encer (cair) contoh : lactose broth, Nutrient
broth. Media padat adalah media cair yang ditambahkan dengan agr-gar sehingga
padat contoh : Nutrient Agar (NA), Potato Rexbrose Agar (PPA) (Nengah. 2017).
adalah suatu cairan yang masuk dalam rongga mulut, kebiasaan intake minuman
seperti kopi, coklat dan larutan kumur misalnya kloheksiden beberapa kali sehari
juga cenderung membentuk skatin dan mengubah warna lesin alaritik (Naini,
2018).
serta tidak memiliki persyaratan bebas dari mikroorganisme baik bakteri maupun
Obat tradisional adalah obat herbal yang memenuhi kriteria desinisi obat
tradisional. Adapun pengertian obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan steril atau
(Zakiah, 2018).
2. Air yang digunakan untuk pencucian dan pembersih bukan menggunakan air
bersih.
pencernaan.
diantaranya :
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
2017).
dengan bidang penyehatan makanan, seperti diare, muntabr, tipes, dan infeksi
Rumus Struktur :
tidak berasa
pH : 6,0 – 7,6
warna hijau.
C. Uraian Sampel
- ½ sdt garam
- ½ sdt vanili
D. Uraian Medium
Komposisi cetremi agar yaitu : agar 13g, kalsium klorida 10g, magnesium
meleleh basah
mikroba bakteri
Komposisi eosin blue yaitu : Agar, asam fosfat, laktosa methyin blue dan
pepton
Rumus Struktur :
Pemerian : Larutan asam fosfat pekat tidak berwarna,
tidak berbau.
dan kering
yang kuat
sederhana
Komposisi lactosa broth yaitu : Esktrak Beef 0,3% lactosa 0,5% dan pepton
0,5%
Komposisi lactosa broth yaitu : Agar 15 g, Ekstrak Beef 1,5 g dan pepton 5 g.
5. PW (Pepton Water)
dinatrium hydrogen
panas
dan kering
selenit 4 g.
COOH
berbau
Rumus Struktur :
33o merapuh
dalam etanol
kering
Komposisi triptic soy broth yaitu : asam fosfat 2,5 g, glukosa 2,5 g, natrium
1
Kelarutan : Larut dalam bagian air, mudah larut
2
Kegunaan : Antiseptikum
manis
mannogen
dari alkohol
a. Klasifikasi
Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
b. Morfologi
batang dengan ukuran berkisar antara 1,0 – 1,5 nm × 2,0 – 6,0 nm, tidak
motil atau motil dengan flagela serta dapat tumbuh dengan atau tanpa
oksigen, bersifat fakultatif anaerobik dan dapat tahan pada media yang
c. Patogenesis
manusia dan hewan. Escherichia coli tumbuh dengan baik di air tawar,
air laut atau tanah pada kondisi tersebut Escherichia coli terpapar
a. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
b. Morfologi
berwarna hijau kebiruan, serta berbau seperti buah anggur (Husna, 2007).
c. Patogenesis
penderita diare atau enteritis akut. Bakteri ini sering ditemukan pada
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Kelas : Gamaproteobacteria
Ordo : Enterobacterialis
Family : Enterobactericeae
Genus : Salmonella
b. Morfologi
mm, memiliki flagela peritrikh. Salmonella typhi pada media SSA ketika
suhu 37oC maka koloni yang tampak cembung, transparan dan memiliki
c. Patogenesis
Bakteri tersusun dari dinding sel dan isi sel. Disebelah luar
dinding sel terdapat selubung atau kapsul. Dimana sel bakteri tidak
Nofri, 2022).
a. Klasifikasi
Kingdom : Monera
Divisi : Firmibacteria
Kelas : Firmibacteria
Bangsa : Eubacteriales
Suku : Micrococcaceae
Marga : Staphylococcus
b. Morfologi
(Rosilando, 2019).
c. Patogenesis
METODOLOGI KERJA
1. Alat
pinset, spoit 1ml, spoit 10 ml, rak tabung reaksi, tabung reaksi, tabung
2. Bahan
sterile, BTB (brom timol blue), CETA (cetremi agar), EMBA (eosin
shigella agar), TSB (triptic soy broth), dan VJA (vogel johnsen agar)
B. Cara Kerja
1. Penyiapan sampel
2. Pengujian kuantitatif
inkubator pada suhu 37°C selama 1x24 jam, diamati dan dihitung jumlah
koloni bakteri.
3. Pengujian kualitatif
ditetesi 1-3 tetes BTB. Tiap tabung reaksi ditutup dengan sumbat
pada inkubator pada suhu 37°C selama 1x24 jam, diamati jika timbul
gas dan terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning maka
dengan karet. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37°C selama 1x24
jam, diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk
Staphylococcus aureus
dengan karet. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37°C selama 1x24
jam, diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk
Pseudomonas aeruginosa.
d. Pengujian Salmonella thypi
dengan karet. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37°C selama 1x24
jam, diamati jika timbul kekeruhan dan endapan maka positif untuk
Salmonella thypi.
4. Pengujian lanjutan
steril diambil sampel uji positif dari medium LB dan digoreskan pada
1x24 jam, diamati jika timbul koloni merah dalam hijau metalik maka
steril diambil sampel uji positif dari medium PW dan digoreskan pada
medium VJA. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37°C selama 1x24
jam, diamati jika timbul koloni hitam dan zona bening maka positif
steril diambil sampel uji positif dari medium TSB dan digoreskan
selama 1x24 jam, diamati jika timbul koloni floresensi hijau biru
steril diambil sampel uji positif dari medium SCB dan digoreskan
pada medium SSA. Diinkubasi pada inkubator pada suhu 37°C selama
1x24 jam, diamati jika timbul koloni coklat hitam dengan zona bening
.
BAB IV
A. Hasil
1. Pengujian kuantitatif
Ʃ Koloni
No. Sampel
10-2
10-3 10-4
1. Makanan (Kue lapis) 481 koloni 234 koloni 59 koloni
2. Pengujian kualitatif
Sampel
No. Bakteri Uji Medium
10-2 10-3 10-4
LB + + +
1. Escherichia coli
EMBA - - -
PW + + +
2. Staphylococcus aureus
VJA + + +
TSB + + +
3. Pseudomonas aeruginosa
CETA - - -
SCB + + +
4. Salmonella thypi
SSA + + +
Keterangan:
≠ : Tidak dilakukan
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini dilakukan uji kualitatif dan uji kuantitatif terhadap
Sedangkan pada uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui jumlah koloni bakteri
Makanan merupakan semua subtansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Makanan dapat menjadi sumber bahaya bagi tubuh, apabila terkontaminasi oleh
makanan, air, hama, hewan peliharaan, serangga, sampah, tanah dan udara
(Nugraheni, 2017).
keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain, juga berperan didalam
(Nugraheni, 2017).
Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu dilusi cair dan padat.
Minimum) sementara metode dilusi padat digunakan untuk metode KMB (Kadar
Bakteriosidal Minimum).
atau protein sederhana dari sumber lain yang sangat dibutuhkan oleh bakteri
untuk tumbuh dan berkembang, media ini dapat digunakan untuk budidaya
bakteri dan isolasi biakan murni yang mana media ini rutin digunakan
dilaboratorium (Radji,2010).
(Kusuma, 2009).
3. TSB dan CETA pada bakteri Pseudomonas aeruginosa , karena TSB
4. SCB dan SSA pada bakteri Salmonella thypi , karena SCB merupakan
bakteri gram negatif seperti Salmonella thypi dan Escherichia coli dan SSA
menumbuhkan bakteri jenis vibrio, dan VJA merupakan media kultur yang
(Holic,2020).
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat terdiri
dari batang pengaduk, bunsen spiritus, cawan petri, erlenmeyer 250 ml,
erlenmeyer 50 ml, lumpang dan alu, pinset, spoit 1cc, spoit 10cc, rak tabung
reaksi, tabung durham, tabung reaksi dan vial. Sedangkan bahan yang digunakan
terdiri dari alkohol, aquadest steril, Cetremi Agar (CETA), Eosin Methyln Blue
Agar (EMBA), kue lapis, Lactosa Broth (LB), Nutrien Agar (NA), Pepton Water
(PW), Slenite Cystime Broth (SCB), Salmonella Shigella Agar (SSA), Triptic Soy
diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam. Diamati dan dihitung jumlah koloni
bakteri.
medium LB ke tabung reaksi dan tabung durham ditetesi 1-3 tetes BTB,
diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam, lalu dituang medium EMBA ke
dalam cawan petri steril, medium LB digoreskan pada medium EMBA, diinkubasi
pada suhu 37°C selama 1x24 jam, diamati jika timbul koloni merah dalam hijau
selama 1x24 jam, lalu dituang medium CETA ke dalam cawan petri steril,
medium TSB digoreskan pada medium CETA, diinkubasi pada suhu 37°C selama
1x24 jam, diamati jika timbul koloni floresensi hijau biru maka positif untuk
Pseudomonas aeruginosa.
Pengujian Salmonella typhi pada medium SCB dan SSA yaitu diambil 1 ml
medium SCB ke tabung reaksi, diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam, lalu
dituang medium SSA ke dalam cawan petri steril, medium SCB digoreskan pada
medium SSA, diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam, diamati jika timbul
koloni coklat hitam dengan zona bening maka positif untuk Salmonella typhi.
medium PW ke tabung reaksi, diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam, lalu
dituang medium VJA ke dalam cawan petri steril, medium PW digoreskan pada
medium VJA, diinkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam, diamati jika timbul
koloni hitam dan zona bening maka positif untuk Staphylococcus aureus.
Berdasarkan percobaan ini diperoleh hasil sampel makanan (kue lapis) ada
yang positif atau mengandung bakteri dan ada yang negatif atau tidak
mengandung bakteri. Hal ini ditunjukkan dengan timbulnya koloni hitam dan
zona bening (positif) pada media VJA dengan bakteri Staphylococcus aureus,
tidak timbulnya koloni merah dalam hijau metalik (negatif) pada media EMBA
dengan bakteri Escherichia coli,tidak timbulnya koloni hijau biru (negatif) pada
coklat hitam denganzona bening (positif) pada media SSA dengan bakteri
Salmonella typhi.
Menurut jurnal penelitian (Nisa Farihatun Inda, 2019) pada media EMBA
tidak ditumbuhi bakteri Escherichia coli dan karna dipengaruhi oleh suhu,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. ASISTEN
2. LABORATORIUM
Dirjen POM III. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
Fitriana Nur A. Y. eta al. 2019. “Aktivitas Antibakteri Daun Sirih Uji Ekstrak
Kulit (Kadar Bakterisidal Minum)”. Universitas Muhammadiyah.
Indonesia
Fitria Eliza dan Rullen Nia. 2022. “Buku Ajar Sanitasi Makanan dan Minuman”
Rudi, N.A, et al. 2018. “Identifikasi bakteri Patogen Pada Olahan daging Sapi
Penyebab Keracunan Patogen DiLemanggung Tahun 2018”. Yogyakarta
A. SKEMA KERJA
1. Penyiapan sampel
5.
9. Pengujian
pseudomonas aureginosa
Diambil medium TSB dan digoreskan menggunakan katembat
pada medium CETA
thypi
B. PERHITUNGAN MEDIA
200 g
1. Nutrient agar (NA) X 200 ml = 4 gram
1000 ml
13 g
2. Lactose Broth (LB) X 200 ml = 2,6 gram
1000 ml
30 g
3. Triptic Soy Broth (TSB) X 200 ml = 6 gram
1000 ml
20 g
4. Pepton water (PW) X 200 ml = 4 gram
1000 ml
C. Gambar
Ket: NA
NA10
10-2-4terdapat
terdapat481
59 koloni
koloni Ket: SSA
LB
NA10
10
10 ,-2 10
-2-3
terdapat
sebelum
-3
, 10-4234
berwarna
inkubasi
koloni1X24
hijau
metalik dan ada gelembung udara
jam
ditabung durham setelah diinkubasi
1X24 jam
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN
PROGRAM STUDI S1-FARMASI PROGRAM STUDI S1-FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN
PROGRAM STUDI S1-FARMASI PROGRAM STUDI S1-FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR
Ket: CETA 10-2 setelah inkubasi Ket: CETA 10-3 setelah inkubasi
1X24 jam negatif bakteri 1X24 jam negatif bakteri
Ket: CETA 10-4 setelah inkubasi Ket: EMBA 10-2 sebelum inkubasi
1X24 jam negatif bakteri 1X24 jam
Ket: EMBA
EMBA 10 10-3-2 sebelum
setelah inkubasi Ket: EMBA
EMBA 10 10-4-3 sebelum
setelah inkubasi
1X24 jam negatif bakteri 1X24 jam negatif bakteri
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN
PROGRAM STUDI S1-FARMASI PROGRAM STUDI S1-FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI TERAPAN
PROGRAM STUDI S1-FARMASI PROGRAM STUDI S1-FARMASI
UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGARESKY MAKASSAR
Ket: VJA 10-2 setelah inkubasi 1X24 Ket: VJA 10-3 setelah inkubasi 1X24
jam positif bakteri jam positif bakteri
Ket: VJA 10-4 setelah inkubasi 1X24
jam positif bakteri