Judul Pengujian sifat fisik dan cemaran mikroba pada cangkang
kapsul pati sagu rumbia (Metroxylon sagu Rottb) dan karagenan Nama jurnal Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya Volume dan halaman Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.11, No.1, Juni 2019: 13 22 Tahun terbit 2019 Penulis Hamlan Ihsan, I Dewa Gede Putra Prabawa, Dwi Harsono, Rinne Nintasari, Rina Apriani, Afandy Bayu Nurcahyo Reviewer Nelly Aryanti Tanggal reviewer 21-01-2023 Latar belakang Tanaman rumbia atau yang disebut sagu merupakan tanaman serbaguna (multiple purposes trees) yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai atap rumah, tangkai daun dibuat tikar maupun dinding bangunan, isi batang dapat diolah sagu, serta untuk ijuknya dimanfaatkan sebagai sapu (Fatriani, 2010). Bagian yang paling penting dari sagu adalah bagian tengah batang tempat akumulasi pati. Pati sagu terdiri atas amilosa dan amilopektin. Amilosa sebagai fraksi terlarut ada dalam pati sagu dengan kadar ±27% memiliki struktur linier. Sedangkan amilopektin sebagai fraksi tidak larut, ada dalam pati sagu dengan kadar ±73% memiliki struktur bercabang. sampai ke tangan konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya. Saat ini penelitian cangkang kapsul dikembangkan dari bahan baku seperti kulit kambing (Said, Triatmojo, Erwanto, & Fudholi, 2011), kulit ikan cucut(Suptijah, Suseno, & Ku rniawati, 2012), rumput laut (Rakhman & Darni, 2017), Christi A, Ambarsari, & Purwoto (2016) mengembangkan amilopektin dari pati singkong untuk pembuatan cangkang kapsul. Amilopektin mempunyai sifat granuler dan daya pengikat yang baik, dari sifat tersebut amilopektin pada pati sagu dapat diaplikasikan sebagai bahan baku pembuatan cangkang kapsul. Pada penelitian ini akan dikembangkan pemanfaatan sagu yang juga memiliki kandungan amilopektin yang tinggi. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kemampuan fisik dan cemaran mikroba dari cangkang kapsul yang dibuat dengan bahan baku pati sagu agar dapat memenuhi syarat mutu industri. Permasalahan Demikian pula dengan makanan atau minuman yang berasal dari bahan alami, kemungkinan pencemarannya dapat ditimbulkan pada waktu pengolahan melalui tangan, atau peralatan yang tidak steril, atau melalui bahan mentah. Oleh karena itu, kualitas mikrobiologis dari makanan dan minuman merupakan suatu masalah yang penting dan sangat perlu diperhatikan. Metodologi penelitian Pengujian sifat fisik dan antibakteri ini menggunakan metode uji ALT. Penentuan ALT bakteri berdasarkan perhitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan tingkat pencemaran tertentu setelah kapsul diinokulasikan pada medium NA dan diinkubasikan pada suhu 370C selama 24- 48 jam. Pengujian ini dilakukan untuk melihat cemaran dari 3 bakteri yaitu Bakteri Escherichia coli, Bakteri Salmonella typhosa, Staphylococcus aureus. Hasil penelitian Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan uji cemaran mikroba dari cangkang kapsul berbahan dasar pati sagu termodifikasi yang dibandingkan dengan cangkang kapsul komersial dan cangkang kapsul dari rumput laut memberikan hasil pada Tabel 2.
Kelarutan (waktu hancur) merupakan waktu yang
diperlukan untuk hancurnya kapsul sehingga tidak ada bagian yang tertinggal. Sebagai pembungkus Sediaan obat, cangkang kapsul haruslah mudah dimetabolisme oleh tubuh karena setelah ditelan oleh pasien, kapsul akan langsung menuju ke lambung sehingga cangkangkapsul harus sudah hancur dalam waktu kurang dari 15 menit.
Pengujian cemaran mikroba pada penelitian ini dilakukan
pada jenis E. coli, Salmonella Sp, dan Staphylococcus aureus. Sebagai standar digunakan peraturan Departemen Kesehatan RI (1995) dan COA PT. Capsulgel Indonesia yang mengembangkan pembuatan cangkang kapsul dari rumput laut. Nilai dari hasil pengujian pada Tabel 2. Yaitu negative untuk E. coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus. Pengujian angka lempeng total (ALT) untuk cangkang pati sagu 1,5x10 2 cfu/g, cangkang komersial menunjukkan sprider (koloni melebar menutupi media) dan cangkang dari rumput laut negatif. Berdasarkan standar PT. Capsugel untuk uji ALT yaitu kurang dari 1000 cfu/g sehingga nilai masih memenuhi syarat mutu untuk cangkang pati sagu dan rumput laut. Hasil analisis ini sangat dipengaruhi oleh bahan dan tempat dilakukan preparasi pada saat pembuatan cangkang kapsul.
Pengujian kelarutan cangkang kapsul pati sagu
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan produk cangkang kapsul komersial dan cangkang kapsul rumput laut. Sedangkan pada pengujian cemaran mikroba dimana sangat dipengaruhi oleh tempat dan proses pembuatan cangkang kapsul sehingga nilai hasil pengujian ALT untuk cangkang pati sagu masih positif, untuk pengujian E. coli, dan Staphylococcus aureus, sedangkan untuk Salmonella telah sesuai standar. Dari penelitian ini perlu dilakukan optimalisasi formula dan pengujian agar cangkang kapsul yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu. Kesimpulan Pengujian cemaran mikroba pada jenis bakteri yang bersifat patogen yaitu E. coli, Salmonella Sp, dan Staphylococcus aureus memberikan hasil uji negatif, sedangkan untuk nilai angka lempeng total (ALT) cangkang kapsul pati sagu menunjukkan nilai 1,5x10 2 cfu/g
Aplikasi Ekstrak Pelepah Pisang Ambon Musa Paradisiaca Dengan Dosis Berbeda Pengaruh Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas Hydrophila
PEMANFAATAN MEDIA LIMBAH SEKAM PADIDAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF TAMBAHAN UNTUK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotusostreatus) DI BLK LEMBANG
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Eucheuma SP) PADA BERBAGAI TINGKAT KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia Coli DAN Staphylococcus Aureus PDF