cara mengatasi hama pada tanaman, mungkin kita bisa masuk pada materi selanjutnya yakni
bagaimana cara kita memasarkan hasil dari pertanian tadi yang diolah sedemikian rupa,
Sebelum ke pengertian digital marketing mungkin saya jelaskan sedikit tentang pemasaran itu
sendiri apa. Ibuk ibuk ada yang tahu apa yang dimaksud dengan pemasaran atau jika mendengar
kata pemsaran apa yang terpikir oleh ibu,satu kata,, dua kata, atau tiga kata terserah.
Jadi pemsaran simple nya gini, bagaimana caranya supaya suatu produk kita atau hasil pertanian kita
diingat oleh konsumen dibenak kepalanya. Jika mendengar nama merek produk kita misal, atau
nama kita misalnya, mereka akan ingat produk kita.
Digital marketing itu adalah stategi pemmasaran yang di bagian promosi. Jadi digital marketing itu
menggunakan internet dalam promosinya. Yang sering di pakai sekarang adalah sosial media seperti
instagram, facebook, whtapp dan terbaru sekarang tik tok.
Justru itu yang jadi kesalahan kebanyakan orang: JUALAN, JUALAN dan JUALAN...padahal dengan
segera orang langsung malas menyimak social media kita.
Contohnya gini:
kalau kita ditawarkan sebuah produk oleh orang yang tidak kita kenal di jalan (misalnya penjaja kaki
lima) kita tentu "agak malas" membelinya. malah kadang2x takut2x utk membeli
Tapi kalau ada teman kantor/kampus yang menawarkan jualan mereka di kantor, biasanya cepat
ludes. Ini karena faktor kepercayaan yang kita bangun sebagai teman.
Semakin dekat hubungan kita kepada seseorang, maka akan semakin mudah dia menjual
dagangannya kepada kita.
Yang harus diperhatikan nomor 1 adalah SOCIAL-nya: Jadi cari teman sebanyak-banyaknya. Barulah
berpikir mengenai jualan.
"7 Kesalahan Paling Umum yang menyebabkan Gagalnya Strategi Pemasaran Social Media". Part 1
Menurut data penelitian, bahwa 94% orang menggunakan social media itu untuk tujuan keluarga
dan teman. Entah itu melihat foto, chatting, atau membaca status.
Bahkan 62% merasa social media tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Seperti itu
faktanya. Sekarang, coba bayangkan deh, kita sendiri terakhir kali membuka aplikasi Facebook,
Twitter, atau Instagram di smartphone, apa tujuannya ?
Kita sudah tahu bahwa sebagian besar orang menggunakan social media bukan untuk langsung
membeli. Meskipun ada juga sebagian kecil yang seketika langsung membeli, istilahnya 'impulsif
buyer'.
Oleh karena itu, tujuan kita aktif di social media bukan untuk menjual langsung, melainkan untuk
membangun interaksi, reputasi, dan brand, baru lah terjadi transaksi. Melalui sosial medialah bisa
membuat target audience kita mengenal dan merasa erat dengan kita.
Sebetulnya kesalahan kedua ini bukan hanya sering terjadi di social media marketing, di seluruh
strategi marketing juga seperti ini.
Pertama-tama, tadi sudah kita bahas mengenai apa sih yang orang-orang Lakukan di social media.
Makanya, kalau kita setiap hari hanya membuat post tentang produk terbaru, daftar harga produk,
dan sejenisnya, tidak akan ada yang tertarik dengan kita.
Kita sudah tahu apa yang di cari oleh orang-orang di social media. Sediakanlah apa yang mereka cari.
Karena tidak ada orang yang ingin tahu tentang bisnis kita, kita harus membuat konten yang menarik
bagi mereka. Dengan begitu, barulah akun kita layak untuk di-follow.
"Konten adalah raja". Uangkapan ini sering kita temui di bidang-bidang marketing lain. Karena
memang benar, tanpa konten yang berkualitas mustahil bisa mendapatkan hasil yang bagus.
Kualitas konten masih penting, sangat penting. Tapi ada yang lebih penting.
"Konteks adalah sesuatu yang melatarbelakangi sebuah kejadian, ide, pernyataan, atau gagasan
sehingga semuanya terhubung dan bisa di pahami dengan jelas.."
Di kesalahan nomor 2 tadi sudah disebutkan bahwa salah satu penggunaan sosial media adalah
untuk mendapatkan konten yang menarik.
Kalau cuma menarik sih, kita ambil gambar lucu dari situs seperti video iklan Thailand yang membuat
terharu juga sudah beres.
Jawabannya : TIDAK
Justru sebaliknya.
Apabila apa yang kita share melalui social media tidak sesuai konteks, maka orang-orang yang
tertarik bukanlah orang yang tepat sasaran.
Yang datang justru mereka yang tidak tertarik untuk membeli produk atau menggunakan jasa kita.
Buyer persona adalah profil atau gambaran dari orang-orang yang akan tertarik dan mampu untuk
membeli dari kita.
Misalnya kalau kita memasarkan produk suplemen fitnes, maka personanya adalah orang-orang
yang rutin ke gym untuk melatih otot. Bukan orang lain.
Jangan membuat konten yang terlalu umum, apalagi konten yang tidak menarik bagi buyer persona
kita.
Masih berjuang untuk bikin konten yang menarik dan belum memberikan hasil Optimal ??
Mulai sekarang dan seterusnya, kita bisa buat konten sesuai, konteks untuk produk kita dengan
mudah, cepat dan Tanpa pusing!
Artinya, dalam social media marketing kita juga harus bersosialisasi dengan orang lain. Bukan cuma
posting sendiri ke akun sendiri.
Inilah kesalahan yang paling sering di lakukan oleh orang yang baru terjun ke social media
marketing.. Cuma membuat post, tanpa bersosialisasi.
Bayangkan ??
Kalau kita belum punya traffic dari luar, belum punya follower, dan yang kita lakukan setiap hari
hanya membuat konten baru tanpa bersosialisasi keluar. Itu sama halnya Seperti berteriak-teriak di
RUANGAN KOSONG Sekali lagi RUANGAN KOSONG. Hehehe.
Tidak akan didengar oleh orang lain, seberapa bagus dan menariknya pun konten Anda.
Sebagian besar orang melakukan social media marketing dengan tujuan ingin mendapatkan traffic
yang ujungnya terkonversi menjadi pembeli.
Kalau kita sudah punya sumber traffic lain, misalnya blog/website, iklan, dll. Kemudian menjadikan
social media tempat berkomunikasi dengan mereka ini tidak masalah.
Bersosialisasi ke luar artinya kita mencari tempat yang banyak orangnya di social media, seperti
Facebook Groups.
Misalnya.
Yes, dengan demikian, kita akan mulai mendapatkan traffic dan follower.
Ada orang-orang yang menjual follower di Twitter dan like di Facebook dengan harga yang sangat
murah.
Perlu kita ketahui Facebook punya algoritma yang menganalisa tingkat interaksi antara sebuah page
dengan orang-orang yang me-like halaman itu.
Kalau Anda membeli follower, orang-orang yang Anda beli itu sama sekali tidak tertarik dengan
Anda. Mereka tidak akan berinteraksi sama sekali.
Nah, ketika interaksinya rendah maka algoritma tadi secara otomatis akan menganggap bahwa page
Anda adalah spam.
Setelah itu, seluruh post anda tidak akan pernah masuk ke news feed mereka.
Dengan kata lain, kalau kita membeli like di Facebook berarti kita membunuh oge kita sendiri.
Carilah follower dengan cara yang sah, yaitu dengan membuat konten yang menarik Jangan cari
follower yang tidak akan tertarik dengan konten kita.
Apaan tuh, 4P 4E ?
4P, atau istilah lainnya marketing mix atau bauran pemasaran, ini:
- Product
- Price
- Promotion
- Place
Marketing mix adalah sebuah metode yang kita gunakan untuk melakukakan identifikasi, dimana sih
"posisi" bisnis kita apabila ditinjau dari ke empat hal tersebut. Dengan mengetahui posisinya, maka
kita bisa merencanakan strategi pemasaran yang tepat.
Mereka menganggap bahwa ketika melakukan pemasaran di social media (dan media lain) mereka
harus berbicara tentang 4P.
Silahkan di simak.
Product:
Price:
Place:
Promotion:
Solusi kesalahan #6
4P itu hanya dilakukan Di Belakang Layar, bukan untuk dikomunikasikan secara langsung kepada
orang lain,
Excite : Buat konten yang membuat mereka antusias agar mereka kembali lagi kepada kita
Evangelize: buat mereka supaya merekomendasikan produk kita kepada orang lain.
Ketika kita berhasil melakukan keempat hal ini, maka strategi pemasaran social media kita sukses.