Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MANAJEMEN 2019

PENDEKATAN YANG DILAKUKAN PT. CARREFOUR


TERHADAP PASAR RITEL NONDOMESTIK DI INDONESIA

Kelompok 2 Mata Kuliah Bisnis Ritel, Pembimbing : Afif Ulinuha, S.Kom, MBA
Muhammad Iqbal Ramadhan, Muh. Arif Ma’ruf, Muhammad Fakhrurrazi Firdaus, Muhammad Amir Mahfudz,
Muhammad Albyan, Nadyya Marthiana, Muhammad Rizal Pathurrohman, Muhammad Rifqi Muzzaki, Nabilah
Anindya Sagita, Nawaz Zoel Akbar Ma’asy

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam


UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jln A.H Nasution, No. 105, Bandung
1. Abstrak
Bisnis ritel adalah sebuah bisnis yang menjalankan penjualan barang atau jasa secara
eceran atau satuan. Sebuah perusahaan ritel banyak yang meluaskan pasarnya hingga ke negara
lain, seperti PT Carrefour masuk ke Indonesia. Pendekatan oleh PT Carrefour untuk masuk ke
Indonesia adalah dengan Investasi Langsung, Usaha Gabungan, Penggabungan Strategis, dan
Permintaan Hak. Metode yang diuraikan dalam analisis ini adalah metode Deskriptif. Sebagai
perusahaan non domestik, PT Carrefour bekerja keras untuk melebarkan sayapnya hingga
menggunakan semua pendekatan.
Kata Kunci : Non Domestik, Pendekatan, Pasar Ritel
2. Pengertian Bisnis Ritel
Pengertian bisnis ritel adalah sebuah bisnis yang menjalankan penjualan barang atau jasa
secara eceran atau satuan. Dan produknya langsung ditujukan kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya bukan sebagai produk yang akan dijual kembali atau diproses
sebagai bahan membuat produk lain.

Istilah lain yang lebih sederhana dapat juga disebut sebagai penjual eceran. Beberapa
contoh bisnis ritel diantaranya seperti toko yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari termasuk
kedalamnya juga minimarket serta swalayan dan bisnis yang menawarkan beragam jasa.
3. Jenis-jenis Bisnis Ritel
Pelaku usaha ritel yang cukup banyak jumlahnya diklasifikasikan kedalam
beberapa jenis yang dibedakan besar kecinya usaha, cara pemasaran, bentuk kepemilikan,
dan berdasarkan barang yang dijual. Berikut jenis-jenis dari bisnis ritel.
a. Bisnis Ritel Skala Besar dan Kecil
Sesuai namanya retailer besar ini memiliki usaha yang besar dan sanggup
melayani konsumen yang banyak. Bentuk fisik bangunan yang dignakan untuk
usahanya pun rata-rata cukup luas sehingga dapat menampung barang dagangan
dengan jumlah yang banyak. Contohnya seperti yang sudah beberapa disebut tadi
yakni minimarket, swalayan, supermarket, hypermart, departemen store, dan lain
sebagainya. Kebalikan dari sebelumnya, retailer kecil cakupan usahanya pun
terbatas untuk melayani konsumen disekitarnya saja sehingga tidak bisa
dibandingkan dengan usaha ritel besar. Contohnya seperti warung sehari-hari,
warung makanan dan minuman, termasuk juga para pedagang yang menjajakan
jualannya secara keliling.

b. Bisnis Ritel Toko dan Non Toko


Berdasarkan cara pemasarannya, ada dua jenis bisnis ritel yaitu berbentuk
toko (In Store Retailing) dan Non Toko (Non Store Retailing). Seperti namanya
transakasi penjualan yang dilakukan didalam suatu bangunan seperti toko ataupun
warung mereka masuk kedalam kategori In Store Retailing. Sedangkan bisnis ritel
yang dikategorikan sebagai Non Store Retailing ialah bisnis yang memasarkan
produknya secara langsung ditawarkan kepada konsumen, tidak terjadi di toko aau
tempat usahanya. Contoh seperti produk yang ditawarkan lewattelepon, email, dan
lain sebaginya.
c. Bisnis Ritel Independent, Waralaba, Corporate
Berikut jenis bisnis ritel berdasarkan kepemilikannya, ada yang disebut
bisnis ritel independent yang berarti dimiliki sendiri tanpa ada kerjasama dengan
pihak lain. Bisnis ritel waralaba yang dijalankan seorang individu namun berjalan
berdasarkan ketentuan perusahaan pemilik merk. Dan bisnis ritel corporate sebuah
bisnis yang dibangun oleh sebuah badan usaha.
d. Bisnis Ritel Rented Good Service, Owned Goods Service, dan Non Good Service
Bisnis yang bergerak dibidnag persewaan barang semacam tenda, mobil,
dan sebaginya dikategorikan kedalam bisnis ritel jenis Rented Goods Sevice. Dan
untuk usaha jasa yang menawarkan perbaikan, reparasi, ataupun modifikasi,
diklasifikasikan kedalam bisnis ritel Owned Goods Service. Sedangkan pelaku
usaha yang menawarkan hanya jasanya saja seperti babershop, sopir, ataupun jasa
pembantu, masuk kedalam bisnis ritel Non Goods Service.
4. Pendekatan Bisnis Ritel

a. Investasi Langsung : Dengan memiliki surat berharga (saham) pemilik dapat


menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga
yang dimilikinya. Investasi langsung ini dapat dilakukan oleh investor asing , investasi
asing langsung mensyaratkan adanya transfer modal baik berwujud maupun tidak
berwujud, Investasi luar negeri langsung biasanya dianggap bentuk lain dari pemindahan
modal yang dilakukan oleh perusahaan orang-orang dalam suatu negara dalam aktifitas
ekonomi negara lain yang melibatkan beberapa bentuk partisipasi modal di bidang usaha
yang mereka investasikan.
berbagai variasi investasi langsung
Terdapat tiga variasi :
1. Suatu perusahaan di luar negeri yang 100% dimiliki oleh perusahaan dalam negeri dan
bergerak sebagai perwakilan untuk perusahaan dalam negeri.
2. Suatu perusahaan di luar negeri yang dimiliki 100% oleh warga negara investor, tetapi
dibentuk untuk bekerja di luar negeri.
3. Pemilikan bersama atas perusahaan di luar negeri antara warga negara investor dan
warga negara asing dimana investasi dilakukan. Hal ini sering disebut juga join
venture.
(sumber : Didit Herlianto MNJ Investasi 2013)
b. Usaha Gabungan : Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan
suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan
ekonomis.

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha


merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan
perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

c. Penggabungan Srategis : Penggabungan Strategis adalah upaya peritel untuk


membangun hubungan kolaboratif antara perusahaan-perusahaan mandiri. Format yang
direncanakan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan target pasar. Format ritel
adalah gabungan, ritel didasarkan pada sifat atau ciri barang dan jasa yang ditawarkan.

d. Permintaan Hak : Permintaan hak adalah upaya peritel memasuki pasar luar melalui
permintaan hak pada peritel lokal dalam hal pengendalian dan pengoperasian ritel, dalam
upaya ini peritel menawarkan risiko terkecil dan membutuhkan investasi paling sedikit.

5. Sejarah Perkembangan Carrefour

1. Sejarah Carefour Di Dunia

Sejarah singkat Carrefour Internasional Carrefour ialah sebuah kelompok


supermarket internasional, berkantor pusat di Perancis. Carrefour adalah kelompok ritel
kedua terbesar setelah WalMart. Gerai Carrefour pertama dibuka pada 3 Juni, 1957, di
Annecy di dekat sebuah persimpangan (carrefour, dalam Bahasa Perancis). Kelompok ini
didirikan oleh Marcel Fournier dan Louis Deforey. Hingga kini, gerai pertama ini adalah
gerai Carrefour terkecil di dunia. Kelompok Carrefour memperkenalkan konsep
hipermarket untuk pertama kalinya, sebuah supermarket besar yang mengombinasikan
departmentstore ("toko serba ada"). Mereka membuka hipermarket pertamanya pada
1962 di Sainte-Geneviève-des-Bois, dekat Paris, Perancis. Pada tahun 1999, bergabung
dengan Promodes Carrefour, dan menjadi pemimpin bisnis ritel di Eropa, perusahaan
terbesar kedua di seluruh dunia. Selama 40 tahun, Carrefour telah tumbuh menjadi salah
satu terkemuka di dunia kelompok distribusi, di dunia pengecer, dan di Eropa. Saat ini
Carrefour mengoperasikan empat format toko utama yaitu: hypermarket, supermarket,
toko diskon dan kenyamanan. Grup Carrefour saat ini memiliki lebih dari 12.500 toko,
perusahaan, baik yang dioperasikan atau waralaba. Carrefour saat ini beroperasi di tiga
pasar utama yaitu: Eropa, Amerika Latin dan Asia. Dengan hadir di 29 negara, lebih dari
52 persen omset Carrefour berasal dari luar Perancis. Carrefour melihat potensi kuat
untuk pertumbuhan 52 internasional lebih lanjut di masa depan, terutama di pasar
nasional besar seperti Cina, Brasil, Indonesia, Polandia dan Turki. Di manapun berada,
Carrefour selalu secara aktif berkomitmen untuk mempromosikan pembangunan ekonomi
lokal. Karena kegiatan eceran di Carrefour berhubungan dengan konsumen secara
langsung, maka perekrutan lokal Carrefour secara konsisten menekankan pada pelatihan
manajemen dan staf pada pekerjaan di mana pun mereka bekerja. Biasanya, kelompok
Carrefour akan menjadi salah satu perusahaan swasta terkemuka di setiap negara dimana
perusahaan beroperasi. Kelompok Carrefour di negara-negara seperti Brazil, Argentina,
Kolombia, Italia dan Yunani berupaya untuk mendukung pemasok lokal, dengan 90-95
persen produk pada rak-rak bersumber secara lokal, tergantung pada negara.

4.2. Sejarah Carefour di Indonesia:

Carrefour hadir menjadi Sahabat berbelanja keluarga di Indonesia sejak 1998.


Sejak tanggal 19 November 2012, Carrefour di Indonesia sudah dimiliki 100% sahamnya
oleh CT Corp. Seiring dengan pergantian pemegang saham tersebut, nama perusahaan
berubah menjadi PT. Trans Retail Indonesia dari sebelumnya PT. Carrefour Indonesia,
sehingga Brand Carrefour menjadi berubah menjadi Transmart Carrefour. Hingga saat
ini, terdapat 13 gerai Transmart dengan konsep onestopShopping yang telah memiliki
area khusus untuk mom&baby, Electronicpro, fashion, homeliving, fresh, breadshop dan
juga areagroceries. Dari gerai tersebut terdapat 4 gerai Transmart dengan konsep yang
lebih Premium dan 53 lifestyle dimana konsep tersebut digabung dengan area entertain
yaitu arena bermain keluarga kidcity-“Mini Trans Studio”. Hingga saat ini, sebanyak 100
gerai Carrefour tersebar di seluruh Indonesia. Transmart Carrefour bermitra dengan lebih
dari 4.000 pemasok dari seluruh Indonesia yang 70% dari jumlah tersebut termasuk
dalam kategori Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Melalui Transmart Carrefour, para
pemasok ini dapat memberikan akses kepada pelanggan ke puluhan ribu jenis produk
yang 90% nya merupakan produk lokal.
6. Visi dan Misi Carrefour
1) Visi Carrefour
Menjadi paserba terbesar di dunia dan menjadi acuan paserba modern untuk
perlindungan kesehatan, kenyamanan konsumen dan lingkungan. Seluruh usaha ditujukan demi
kepuasan pelanggan sehingga segala kegiatan usaha Carrefour adalah untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah baik pilihan produk, kualitas, dan dengan harga yang
paling bersaing.
Tujuan Carrefour adalah sebagai berikut.
a. Menjadi kekuatan internasional yang diperhitungkan pada setiap pasar.
b. Terus-menerus berusaha merebut pangsa pasar untuk memperkokoh kemandirian dan citra
perusahaan dalam jangka waktu panjang.
c. Mengembangkan sinergi saling menguntungkan dengan seluruh mitra bisnis.
d. Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda di setiap negara di mana
Carrefour beroperasi.
2) Misi Carrefour
Untuk mencapai visi dan tujuan yang telah ditentukan, Carrefour mengarahkan semua
kegiatannya dengan berlandaskan aspek kebebasan, tanggung jawab berbagi, menghargai,
integritas, solidaritas, dan progres, yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Menciptakan paserba dengan konsep tempat belanja keluarga.
b. Memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang.
c. Menciptakan harga yang diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang strategis.
d. Membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas.
e. Memberikan dukungan yang terbaik bagi para karyawan untuk berkembang dan mencapai
potensi maksimal guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.

7. ANALISIS PT. CARREFOUR DI INDONESIA

Carrefour merupakan Perusahaan Ritel besar yang telah dikenal diberbagai belahan dunia
seperti Brazil, Singapura, China, polandia, Turki, Collombia, Italia, Yunani dan termasuk
Indonesia. Seperti yang telah di sampaikan di atas mengenai perkembangannya di Indonesia, hal
ini menarik perhatian dari kami untuk bisa menganalisis mengenai Pendekatan apa yang
dilakukan oleh PT. Carrefour untuk bisa masuk di pasar ritel indosesia. Di tinjau dari
perkembangan saat pertama kali untuk masuk ke pasar indonesia serta melihat dari segi
kepemilikan asset finansial, di dapatlah 3 fase pendekatan yang dilakukan PT. Carrefour sebagai
berikut :

1. Fase 1998

Carrefour mulai merambah bisnis ritel di indonesia dimulai pada Oktober 1998, dengan
membuka unit di Cempaka putih, dengan menggunakan sistem franchise atau dengan pendekatan
investasi langsung. Dilansir Tribun-Timur.com- carrefour hadir di inonesia sejak tahun 1996
kemudian membuka gerai pertamanya pada oktober 1998.

Pada pengghujung 1999, Carrefour melakukan penggabungan usaha dengan Promodes,


promodes adalah pemegang saham utama dari continent, sebuah Paserba (Pasar Serba Ada) di
Perancis, yang menjadikan Carrefour sebagai Usaha Ritel terbesar kedua di dunia. Dengan begitu
Carrefour dapat memaksimalkan usahanya menjadi lebih baik.

Pada 21 Januari 2008, carrefour resmi mengakuisisi PT. Alfa Retailindo, dilansir
detikfinance- Pada Awal tahun 2008 carrefour resmi membeli 75% atau 351.019.450 saham Alfa
dari Prime Horizon Pte Ltd dan PT. Sigmantara Alfaindo. Crrefour membeli saham publik
seharga Rp 2300 per lembar saham. Yanng membuat pangsa pasar Carrefour naik dari 14,5%
sebelum akuisisi dan setelah akuisisi menjadi 17% persen. Dilansir Kompas.com, carrefour
menjadi market Leader (pemimpin pasar) setelah mengkuisisi PT.Alfa Retailindo, berdasarkan
riset Nielsen pangsa pasar carrefour dalam ritel modern sebelum akuisisi hanya sebesar 14,5
persen dan naik menjadi 17 persen setelah akuisisi Alfa.

2. Fase 2010

Berawal dari kedatangan yang dilakukan oleh pihak Carrefour ke Chairul Tanjung Corp. dengan
menggunakan jasa konsultan untuk mencari mitra bisnis potensial Indonesia yang pada waktu
itu masih menggunakan nama Para Group termasuk dalam jajaran pilihan dari berbagai
perusahaan yang ada di Indonesia. Dengan melakukan penyaringan di berbagai sudut ternyata
Para Group yang keluar sebagai pemenangnya.

MoU yang diteken di prancis pada 12 Maret 2010 berhasil di setujui dan melakukan
penggabungan Strategis dan akuisisi pada 16 April 2010 dengan pembelian total saham 40% atau
senilai $300 juta, Pemegang saham lain adalah Carrefour SA 39 persen, Carrefour Nederland BV
9,5 persen, dan Onesia BV 11,5 persen untuk selanjutnya merubah nama menjadi PT. Trans Ritel
Indonesia. Mengapa dikatakan sebagai penggabungan Strategis karena pada saat itu posisi Para
Group sebagai perusahaan mandiri dan membeli saham Carrefour sebesar 40% untuk di akuisisi
sekaligus mengganti nama perusahaan menjadi PT. Trans Ritel Indonesia.

3. Fase 2012

Tidak berselang lama sekitar 2 tahun 6 bulan, yaitu pada tanggal 20 November 2012 PT. Trans
Ritel Indonesia menggenapkan akuisisi 100% atas Carrefour dengan nilai $750 Juta Saat itu
disebut-sebut sebagai akuisisi terbesar bidang ritel di Indonesia. Harga yang pantas untuk sebuah
perusahaan dengan omzet Rp13,75 triliun di 2011. Ini menandakan bahwa bisnis ritel yang
dijalankan oleh Chairul Tanjung memiliki peranan yang besar sehingga di percaya seutuhnya
untuk dikelola.
Namun, hingga saat ini penggunaan nama di beberapa gerai masih terdapat Carrefour, ini
dikarenakan kerja sama franchise penggunaan nama Carrefour berlaku sejak awal 2013 dan
berakhir pada 2018. Trans Retail masih punya hak untuk memperpanjang lagi sejak 2018 hingga
lima tahun ke depan hingga 2022. “Soal masih ada nama Carrefour, kita membayar franchise
kepada mereka,” kata Satria kepada Tirto di gerai Transmart Carrefour Pasaraya Blok M.

seperti yang dikatakan Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali melihat
strategi CT melalui Trans Retail, bagian dari strategi co-branding dalam dunia bisnis. Strategi
agar merek yang sudah kuat bisa mengungkit nama merek baru yang akan dipakai. Positifnya,
pemilik merek yang kuat terutama merek global akan menjaga nama baik mereknya agar tak
dirugikan dengan mitranya.

8. Daftar Pustaka

https://tirto.id/kenapa-chairul-tanjung-masih-pakai-nama-carrefour-di-transmart-cBBZ

https://infopeluangusaha.org/pengertian-bisnis-ritel-jenis-serta-contohnya/

http://carrefourindonesia1991.blogspot.com/2013/01/sejarah-carrefour-indonesia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai