Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN RITEL

“STUDI KASUS HYPERMART”

Untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Ritel yang diampu oleh

Tiara Fitri Rizkiyah, SE., MM

Disusun Oleh :

1. AGUNG PAWENANG
2. ANASTASIA FIRDAUS
3. ARIF SUGIHARTO
4. RISYA QURROTU A’YUN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIRALODRA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi maupun pikirannya.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca agar ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam maklah ini. Oleh karena itu penyusun
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Indramayu, 12 November 2019

Penyusun
BAB I
RUANG LINGKUP, PARADIGMA PENGELOLAAN DAN PELUANG

BISNIS RITEL

1.1. Profil Perusahaan Hypermart


Hypermart adalah peritel dan department store yang mulai beroperasi sejak
2004. Hipermarket besar ini dulunya diawali dengan berdirinya toko kecil bernama
Mickey Mouse yang didirikan Hari Darmawan di gedung dua lantai seluas sekitar
150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta pada tahun 1958.  Pada 1972, Matahari
yang berdiri di bawah bendera PT. Matahari Putra Prima Tbk berhasil menjadi
pelopor konsep toko serba ada (toserba) di Indonesia. keberhasilan ini menggagas
Matahari untuk mengembangkan sayap dengan membuka Sinar Matahari di Bogor
pada tahun 1980. Pada 14 Juli 1991, Matahari melakukan ekspansi bisnis pertama
yang ditandai dengan mengoperasikan supermarket Super Bazaar. Dari sini Super
Bazaar berubah menjadi Matahari Supermarket pada tahun 2000.
Matahari kemudian  memisahkan bisnis inti menjadi bisnis independen demi
kemajuan perusahaan dengan mengembangkan bisnis perusahaan baru seperti
Matahari Supermarket. Ternyata kebutuhan konsumen Indonesia terhadap adanya
supermarket semakin besar. Supermarket saja tidaklah cukup, sehingga perlu
didirikan hipermarket. Maka, Marketplace di WTC Serpong dirubah menjadi
Hypermart pertama yang beroperasi sejak 22 April 2004. Konsep baru dari
hipermarket ini adalah memudahkan konsumen menemukan barang belanjaan
primer dan sekunder dalam satu tempat, Hypermart didesain dengan suasana
hangat, menyenangkan dan bersahabat. Konsep ini pun direspon baik oleh
pelanggan sehingga Hypermart terus berkembang dan dalam sembilan tahun
mampu membangun 83 gerai dan akan bertambah satu lagi pada tahun 2013 ini.
Maka tidaklah heran jika keinginan Hypermart untuk menjadi pemimpin pasar
hypermarket di Indonesia pada tahun 2014 akan segera terwujud. 
Kesuksesan Hypermart tidak lepas dari sumber daya manusia (SDM) yang
mumpuni, kelengkapan jenis barang yang mencapai lebih dari 30.000 item dengan
harga lebih terjangkau di kelasnya, hingga bentuk promosi yang dikemas secara
kreatif plus dukungan lokasi yang strategis. Hypermart biasanya juga memberikan
ilustrasi kaca pembesar untuk beberapa item barang termurah jika dibandingkan
dengan harga di tempat lain. Tidak hanya itu, kenyamanan berbelanja di Hypermart
juga ditambah dengan adanya layanan jasa antar untuk produk-produk elektronik
(radius tertentu) untuk para konsumennya.
Maka dari itu, untuk terus mengejar kesuksesannya, Hypermart tidak akan
berhenti untuk memperkuat logistik, menyelenggarakan pelatihan rutin bagi SDM
serta peningkatan sistem IT ter-up date yang mengikuti perkembangan zaman. 

1.2. Perusahaan Hypermart termasuk Paradigma Ritel Modern


Pola perilaku belanja pelanggan yang sedikit demi sedikit berubah, perlu
direspon secara aktif oleh peritel untuk dapat mempertahankan keberlanjutan
usahanya dalam jangka panjang. Pelanggan sangat memperhatikan hal-hal yang
terkait dengan nilai tambah terhadap kenyamanan mereka dalam melakukan
aktivitas belanja mengingat berubahnya pandangan bahwa belanja merupakan
aktivitas rekreasi, maupun pemenuhan keanekaragaman kebutuhan mereka dalam
satu lokasi (one stop shoping). Paradigma ritel modern merupakan pandangan yang
menekankan pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan modern di mana
konsep pengelolaan peritel lebih ditekankan dari sisi pandang pemenuhan
kebutuhan konsumen yang menjadi pasar sasarannya.

Ciri Penjelasan
1. Pemilihan Lokasi sangat ditentukan Pada Perusahaan Hypermart mencari
lokasi – lokasi baru yang potensial untuk
membuka gerai – gerai nya. Pemilihan ini
tentunya strategis dan dapat dijangkau
oleh semua pihak.
- Hypermart Superblock Mall,
Cirebon
- Hypermart Bandung Indah
Plaza, Kota Bandung
- Hypermart Metro Indah Mall,
Kota Bandung
- Hypermart Technomart,
Karawang
- Hypermart Cianjur, Cianjur
- Hypermart Lippo Cikarang,
Cikarang
- Hypermart Lippo Plaza
Ekalokasari, Kota Bogor
- Hypermart Gajah Mada Plaza,
Kota Jakarta Pusat
- Hypermart Plaza, Kota
Pekalongan
- Hypermart Grand Mall, Kota
Bekasi

2. Potensi Pembelian di Prediksi dan Hypermart akan terus memperbaiki


di Evaluasi kinerja operasional di toko terutama saat
banyak promo karena disinilah biasanya
hal ini terjadi. Hypermart akan
meningkatkan dan menuntut ketelitian
tinggi dari staff operasional.
Pengukuran dan prediksi potensi
pembeli merupakan faktor yang sangat
penting dalam pengelolaan ritel modern.
Dalam memutuskan pemilihan lokasi,
peritel juga harus mempertimbangkan
potensi pembeli pada lokasi tersebut.
Potensi pembeli dapat dievaluasi
sekaligus terkait dengan daya beli atau
kemampuan belanja. Dengan demikian
potensi pembeli dapat dilihat dari dua
perspekstif, yaitu perspektif kuantitas
atau jumlah pembeli potensial maupun
dari perspektif kualitas atau
kemampuan/daya beli pembeli
potensial.

3. Jenis Barang Dagangan Terfokus Dalam konteks ritel modern pengelolaan


dan Disesuaikan dengan Target jenis barang dagangan yang terarah
Pasar merupakan hal yang sangat strategis dan
penting. Pengelolaan barang dagangan
(merchandising) yang terarah harus
disesuaikan dengan segmen pasar yang
dilayani dan hal ini akan berimplikasi
terhadap strategi bauran ritel yang akan
ditetapkan oleh peritel yang memiliki
paradigma pengelolaan ritel modern.
Carrefour siap dengan berbagai macam
medan. Caranya menciptakan warna
yang berbeda, memenuhi kebutuhan
masyarakat, harga bersaing, dan promo-
promo seperti midnight sale ini
4. Seleksi Merek Dagangan Ketat Private Label dihadirkan untuk
menambah pilihan belanja bagi
konsumen. Private Label Hypermart
telah melalui serangkaian proses yang
ketat sebelum ada ditangan konsumen.
5. Ketat Melakukan Seleksi Terhadap Private Label dihadirkan untuk
Pemasok menambah pilihan belanja bagi
konsumen. Private Label Hypermart
telah melalui serangkaian proses yang
ketat sebelum ada ditangan konsumen.
Hypermart melakukan seleksi kepada
calon pemasok sebelum mereka mulai
memproduksi untuk Hypermart.
Hypermart juga melakukan pemeriksaan
berkala yang melibatkan analis
independen demi menjaga kualiatas
produk agar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Hypermart ditiap
rangkaian produknya.
6. Penjualan Dicatat dan Dipelajari

1.3 Fungsi yang dijalankan oleh Perusahaan Hypermart


Meyediakan berbagai macam produk dan jasa
1.4 Perusahaan Penyimpan Persediaan
material di dalam rantai pasok. Pengelolaan rantai pasok ini kemudian harus
dijalankan secara tepat guna dan tepat sasaran sehingga membutuhkan strategi tepat.
Proses pembuatan desain rantai pasok yang strategik ini kemudian disebut sebagai supply
chain strategy. Supply chain strategy didefinisikan oleh Krajewski, Ritzman, dan
Malhotra (2007) sebagai upaya pembuatan desain rantai pasok perusahaan untuk
memenuhi prioritas kompetitif dari strategi operasi perusahaan Obrien (2010)
mendefinisikan supply chain management sebagai sebuah cross-functional interenterprise
system yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung dan
mengelola hubungan antara sejumlah proses bisnis kunci perusahaan dengan pemasok,
pelanggan, dan rekanan bisnis. Perangkat lunak yang menangani beberapa proses bisnis
dalam supply chain management Hypermart yaitu meliputi : a. Inbound Logistics b.
Perencanaan dan pengadaan persediaan c. Operasi Gudang d. Outbound Logistics e.
Pelaporan Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya berupa
laporan yang diperlukan manajemen dan operator sebagai pertimbangan untuk
pengambilan keputusan teknis dan strategis. 1. Inbound Logistics Inbound logistics
merupakan aktivitas penerimaan dan penggudangan barang (Porter 1985). Kegiatan ini
meliputi : a. Advanced Shipping Notification (ASN) Kegiatan ini juga dikenal dengan
vendor confirmation, yaitu informasi yang diberikan oleh pemasok atau rekanan bisnis
eksternal lainnya seputar barangnya yang dipesan termasuk di dalamnya kuantitas yang
dipesan. Sebuah ASN dapat berupa konfirmasi pemasukan barang atau pengangkutan,
pernyataan pemesanan, atau notifikasi pengiriman. Penggunaan ASN ditujukan untuk
memperbaharui dokumen transaksi pembelian seperti purchase order, perjanjian
penjadwalan, permintaan transfer persediaan (Altavilla, 2010). Carrefour menggunakan
sistem ini untuk menjamin bahwa apa yang dikirim sesuai dengan apa yang dipesan. Hal
ini akan menyebabkan kedua belah pihak baik pemasok maupun Carrefour apabila
spesifikasi barang yang dikirim tidak sesuai dengan spesifikasi yang dipesan. Pihak
Carrefour akan mengalami kerugian karena stok dapat kosong karena barang harus di
retur dan pemasok harus menanggung biaya retur dan transportasi. b. Reservasi Lokasi
Revervasi lokasi dalam gudang dilakukan berdasarkan ASN yang diterima gudang dan
disesuaikan dengan kode penempatannya di dalam gudang. c. Various Receipts Proses
inbound ini mengangani berbagai proses seperti blind, against ASN, import, local, Stock
Transfer, Cross Dock & Back to Back. d. Fungsi konversi dan penangkapan Barang yang
diterima umumnya berupa dalam satuan pack, sementara satuan yang digunakan dalam
rangka penyimpanan barang di distribution center Hypermart adalah SKU. Oleh karena
itu ketika barang diterima dilakukan pengkonversian satuaTugas Besar Business
Management
BAB II

PEMBAHASAN

1. Perspektif Pengambilan Keputusan


a. Menurut Agung : Keputusan keterlibatan tinggi

Alasan : karena dalam pemebelian suatu pemebelian produk, konsumen selalu


memikirkan resiko tertinggi setelah pemebelian produk tersebut.

2. Perspektif Dalam Perilaku Konsumen


a. Pengaruh perspektif perilaku konsumen terhadap perusahaan hypermart yakni sebagai
perspektif pengalaman (Pembelian yang dilakukan berdasarkan kata hati atau
impulsif).
Alasan : karena dalam proses pemebelanjaan di hypermart biasanya konsumen
melakukan pembelanjaan karena kata hati atau implusif, atau dalam kata lain pada
proses pemelanjaan, konsumen tidak mendapat paksaan dari pihak pihak lain atau
menurut hati nya sendiri.
3. Perspektif Pengaruh Perilaku.
a. Actual self (konsep diri aktual)
konsep diri sesungguhnya menurut pemikiran dan penilaian dari individu yang
berasangkutan
b. Ideal Self Concept (konsep diri ideal)
Adalah konsep diri yang ideal yang diinginkan atau diharapkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Social Self Concept (konsep diri sosial)
Adalah konsep diri berdasarkan penilaian orang lain atas diri seorang individu.
d. Ideal Social Concept (konsep diri sosial ideal)
Adalah konsep diri dari deal yang diharapkan oleh lingkungan masyarakat atau diri
seorang individu.
4. Motiv Belanja Konsumen.
a. Motiv rasional.
Alasan : karena pada saat berbelanja saya selalu mengutamakan oemikiran rasional
saya untuk memilih suatu produk yang akan saya beli.

5. Kategori Hedonic Motivation.


a. Idea shoping.
Alasan : karena pada saat berbelanja say selalu mengikuti teren trend model fashion
yang baru.
6. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Tak Terencana.
a. Tata letak toko.
Alasan: karena pada sat saya berbelanja saya selalu memilih tempat yang strategis
termasuk salah satunya adalah tata letak toko yang mudah diakses dan memiliki
desain toko yang menarik.
7. Tahap Proses Belanja.
SELEKSI RITEL
a. Pengenalan kebutuhan.
Ketika saya membutuhkan suatu barang dan saya perlu untuk membelinya maka saya
akan mencari dimana toko yang menyediakan produk/barang yang saya inginkan.
b. Pencarian informasi mengenai ritel.
Pencarian imformasi mengenai ritel bisa dilakukan dengan mencari tahu melalui web,
teman. Ataupun mendatangi toko yang dimaksud,mengenai produk apa saj ayang
dijual, mengenai harga serta kenyamanan toko.
c. Evaluasi ritel
Setelah saya mengetahui informasi mengenai ritel saya bias mengambil kesimpulan
bahwa di hypermart saya bias mengevaluasi dan membandingkan dengan ritel lain,
bahwa di hypermart ,menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan semua kalagan
dengan produk yang beragam.
d. Penentuan memilih ritel.
sesuai denagn kebutuhan dan informasi yang telah saya dapatkan maka say
memutusakan untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan say di hypermart.
e. Transaksi (mengurangi toko atau situs internet atau mencari melalui).
Di hypermart saya lebih memilih bertransaksi secara langsung, Karena saya dapat
melihat detail produk secara langsung, dengan itu dapat mengurangi resiko resiko
yang akan terjafdi jika melakukan transaksi menggunakn cara lain.
f. Kesetiaan (mengulang patrone toko).
Jika menurut pengalaman yang saya alami sebelumnya,dalam pemilihan ritel, saya
memilih kenyamanan dalam lingkungan, tempat yang strategis dan desain toko yang
menarik serta produk yang beragam.

SELEKSI PRODUK.

a. Pengenalan kebutuhan.
Ketika saya membutuhkan suatu barang dan saya perlu untuk membelinya maka saya
akan mencari dimana toko yang menyediakan produk/barang yang saya inginkan.
b. Pencarian informasi mengenai produk.
Pencarian informasi mengenai produk bisa dilakukan dengan mencari tahu melalui
web, teman. Ataupun mendatangi toko yang dimaksud,mengenai produk apa saj
ayang dijual, mengenai harga serta kenyamanan toko.
c. Evaluasi produk
Setelah saya mengetahui informasi mengenai ritel saya bisa mengambil kesimpulan
bahwa saya akan membeli kebutuhan yang saya butuhkan di hypermart
d. Penentuan (menyeleksi produk)
e. Transaksi
f. Kesetiaan atau evaluasi produk
1. Persepektif Pengambilan Keputusan

a. Menurut Risya “Keputusan Keterlibatan Tinggi”

Alasan = karena setiap pembelian barangnya yang kita beli atas dasar atau hak dan
ketentuan masing kita pribadi sebagai konsumen.

2. Persepektif Dalam Perilaku Konsumen

a. Menurut Nanas pengaruh perspektif perilaku konsumen terhadap Perusahaan


Hypermart yakni sebagai Perspektif Pengalaman (Pembelian yang dilakukan
berdasarkan kata hati atau implusif).

Alasan = karena menurut saya meskipun kita ke Hypermart dengan tujuan membeli
sesuatu yang sudah di rencanakan tatapi di tengah perjalanan mengelilingi
Hypermart ada sesuatu yang menarik perhatian yang muncul atau timbul
dari kata hati,di situlah pembelian dari kata hati.

3. Perspektif Pengaruh Perilaku

a. Actual Self Concept (Konsep diri)

Konsep diri sesungguhnya menurut pemikiran dan penilaian dari individu yang
bersangkutan.

b. Ideal Self Concept (Konsep Diri Ideal)

Konsep diri yang ideal yang ingin atau diharapkan oleh individu yang bersangkutan.

c. Social Self Concept (Konsep Diri Sosial)

Konsep diri berdasarkan penilaian orang lain atas diri seorang individu.

d. Ideal Social Concept (Konsep Diri Sosial Ideal)


Konsep diri ideal yang diharapkan oleh lingkungan masyarakat atas diri seorang
individu.

4. Motif Belanja Konsumen

- Menurut Nanas “Motif Emosinal” yaitu suatu motif yang menyebabkan pemilihan
yang berkaitan perasaan individu dan pengalaman masa lalu seseorang.

Alasan = karena jika saya berbelanja, saya melihat produk yang sesuai dengan sesuai
kepribadian saya sendiri,tentunya dilihat dari model, warna, dan bahan
apakah produk tersebut cocok dengan saya atau tidak. Jika produk tersebut
sesuai, maka produk tersebut akan saya beli tentunya dengan pertimbangan
yang matang.

5. Kategori Hedonic Motivation

- Menurut Nanas “Social Shopping”

Alasan = Karena menurut saya kegiatan berbelanja bukan saja mengenai hal membeli
sebuah barang, tetapi melihat segala kegiatan pada suatu tempat tersebut,
baik itu sikap konsumen terhadap produk dan respon atau tanggapan kasir
dan SPG dalam melayani konsumen serta saling bertukar fikiran antar
konsumen.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Tak Terencana

- Menurut Nanas “penerangan”

Alasan = Karena Perusahaan Hypermart secara dari secara penerangan bisa membuat
para konsumen nyaman untuk memilih produk apa saja yang mau di beli
dengan jelas agar para konsumen setia atau yang baru datang ke perusahaan
Matahari pun tidak khawatir.

7. Tahapan Proses Belanja


SELEKSI RITEL

a. Pengenalan Kebutuhan

Ketika saya membutuhkan sesutau barang, maka akan saya teliti terlebih
dulu apakah barang tersebut ada di toko tersebut atau tidak. Jika ada maka saya
akan memilih toko tersebut. Seperti contoh, kosmetik wardah. Hypermart juga
memiliki kosmetik dengan brand terkenal, salah satunya adalah brand Make Over,
maka Carrefour menjadi pilihan saya untuk mencari kosmetik wardah tersebut.

b. Pencarian Informasi Mengenai Ritel

Pencarian informasi mengenai Ritel bisa melewati teman yang sudah


berkunjung maupun dari situs web, mengenai produk apa saja yang dijual, harga
yang terjangkau, kenyamanan dan good will dari perusahaan tersebut.

c. Evaluasi Ritel

Setelah saya memperoleh informasi mengenai ritel saya bisa mengambil


kesimpulan bahwa di Hypermart saya bisa mengevaluasi dan membandingan
dengan Ritel lain, bahwa di Carrefour menyediakan produk-produk yang sangat
terkenal sehingga tidak diragukan kualitasnya, serta kenyamanan mulai dari
lingkungan dan pemberi layanan terhadap konsumen pun baik.

d. Penentuan Memilih Ritel

Sesuai dengan kebutuhan dan informasi yang saya dapatkan, maka saya
memilih ritel Hypermart sebagai tempat saya dalam berbelanja memenuhi
kebutuhan.

e. Transaksi (Mengurangi toko atau situs internet atau mencari melalui


katalog)
Di Hypermart saya lebih suka bertransaksi secara langsung di toko.
Karena dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai kebutuhan saya.
Dan lebih leluasa dalam memilih produk tersebut, saya bisa melihat ukuran,
bentuk dan aroma dari produk tersebut karena kita bisa mencoba terlebih dahulu
sebelum membelinya.

f. Kesetiaan (Mengulang Patrone Toko)

Jadi melalui pengalaman yang saya lakukan di atas, dalam pemilihan ritel,
saya memilih kenyamanan dalam lingkungan, respon penjual dalam menangani
konsumen serta produk-produk yang berbrand masa kini. Kemungkinn saya akan
tetap memilih ritel Carrefour dalam memenuhi kebutuhan.

SELEKSI PRODUK

a. Pengenalan Kebutuhan

Ketika saya membutuhkan sesutu barang, maka akan saya teliti dulu
apakah barang tersebut ada di toko itu atau tidak. Jika ada maka saya akan
memilih toko tersebut. Seperti contoh, kosmetik maybelline, Hypermart
terkenal dengan produk kosmetik dengan brand yang terkenal, salah satunya
adalah brand Maybelline, maka Hypermart menjadi pilihan saya untuk mencari
kosmetik Maybelline tersebut.

b. Pencarian Informasi Mengenai Produk

Pencarian informasi mengenai lipstik wardah tersebut baik dari teman


terdekat, maupun dari majalah atau web Carrefour sendiri, mulai dari harga,
jenis, warna, tekstur hingga kesetiaan konsumen terhadap produk tersebut agar
informasi yang saya dapatkan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan pembelian.
c. Evaluasi Produk

Setelah saya mendapatkan produk tersebut, saya bisa mengevalusi dan


membandingkan produk tersebut dengan produk yang sudah saya miliki
sebelumnya. Mulai dari ketahanan, warna dan kenyamanan ketika dipakai.

d. Penentuan (Menyeleksi Produk)

e. Transaksi

f. Kesetiaan atau Evaluasi Produk

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Belanja

- Aspek kejiwaan atau pesikologi


Ketika saya melakukan keputusan dalam belanja, saya memilih produk sesuai dengan
seperti apa karakter saya pribadi untuk memotivasi diri kita sendiri agar tidak ada
kejanggalan dalam pribadi sendiri.
1. Perspektif pengambilan keputusan
a. Menurut Arif Keputusan keterlibatan tinggi
Alasan : karena dalam pemebelian suatu pemebelian produk, konsumen selalu
memikirkan resiko tertinggi setelah pemebelian produk tersebut.

2. Perspektif dalam pedrilaku konsumen


a. Pengaruh perspektif perilaku konsumen terhadap perusahaan hypermart yakni sebagai
perspektif pengalaman (Pembelian yang dilakukan berdasarkan kata hati atau
impulsif).
Alasan : karena dalam proses pemebelanjaan di hypermart biasanya konsumen
melakukan pembelanjaan karena kata hati atau implusif, atau dalam kata lain pada
proses pemelanjaan, konsumen tidak mendapat paksaan dari pihak pihak lain atau
menurut hati nya sendiri.
3. Perspektif pengaruh perilaku.
a. Actual self (konsep diri aktual)
konsep diri sesungguhnya menurut pemikiran dan penilaian dari individu yang
berasangkutan
b. Ideal Self Concept (konsep diri ideal)
Adalah konsep diri yang ideal yang diinginkan atau diharapkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Social Self Concept (konsep diri sosial)
Adalah konsep diri berdasarkan penilaian orang lain atas diri seorang individu.
d. Ideal Social Concept (konsep diri sosial ideal)
Adalah konsep diri dari deal yang diharapkan oleh lingkungan masyarakat atau diri
seorang individu.
4. Motiv belanja konsumen.
a. Motiv rasional.
Alasan : karena pada saat berbelanja saya selalu mengutamakan oemikiran rasional
saya untuk memilih suatu produk yang akan saya beli.
5. Kategori hedonic motivation.
a. Idea shoping.
Alasan : karena pada saat berbelanja say selalu mengikuti teren trend model fashion
yang baru.
6. Faktor yang mempengaruhi pembelian tak terencana.
a. Tata letak toko.
Alasan: karena pada sat saya berbelanja saya selalu memilih tempat yang strategis
termasuk salah satunya adalah tata letak toko yang mudah diakses dan memiliki
desain toko yang menarik.
7. Tahap proses belanja.
SELEKSI RITEL
a. Pengenalan kebutuhan.
Ketika saya membutuhkan suatu barang dan saya perlu untuk membelinya maka saya
akan mencari dimana toko yang menyediakan produk/barang yang saya inginkan.
b. Pencarian informasi mengenai ritel.
Pencarian imformasi mengenai ritel bisa dilakukan dengan mencari tahu melalui web,
teman. Ataupun mendatangi toko yang dimaksud,mengenai produk apa saj ayang
dijual, mengenai harga serta kenyamanan toko.
c. Evaluasi ritel
Setelah saya mengetahui informasi mengenai ritel saya bias mengambil kesimpulan
bahwa di hypermart saya bias mengevaluasi dan membandingkan dengan ritel lain,
bahwa di hypermart ,menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan semua kalagan
dengan produk yang beragam.
d. Penentuan memilih ritel.
sesuai denagn kebutuhan dan informasi yang telah saya dapatkan maka say
memutusakan untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan say di hypermart.
e. Transaksi (mengurangi toko atau situs internet atau mencari melalui).
Di hypermart saya lebih memilih bertransaksi secara langsung, Karena saya dapat
melihat detail produk secara langsung, dengan itu dapat mengurangi resiko resiko
yang akan terjafdi jika melakukan transaksi menggunakn cara lain.
f. Kesetiaan (mengulang patrone toko).
Jika menurut pengalaman yang saya alami sebelumnya,dalam pemilihan ritel, saya
memilih kenyamanan dalam lingkungan, tempat yang strategis dan desain toko yang
menarik serta produk yang beragam.

SELEKSI PRODUK.

a. Pengenalan kebutuhan.
Ketika saya membutuhkan suatu barang dan saya perlu untuk membelinya maka saya
akan mencari dimana toko yang menyediakan produk/barang yang saya inginkan.
b. Pencarian informasi mengenai produk.
Pencarian informasi mengenai produk bisa dilakukan dengan mencari tahu melalui
web, teman. Ataupun mendatangi toko yang dimaksud,mengenai produk apa saj
ayang dijual, mengenai harga serta kenyamanan toko.
c. Evaluasi produk
Setelah saya mengetahui informasi mengenai ritel saya bisa mengambil kesimpulan
bahwa saya akan membeli kebutuhan yang saya butuhkan di hypermart
d. Penentuan (menyeleksi produk)
e. Transaksi
f. Kesetiaan atau evaluasi produk

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan belanja


a. Aspek kejiwaan atau psikologi
Ketika saya melakukan keputusan dalam belanja, saya memilih produk sesuai dengan
karakter saya pribadi, agar lebih menyesuaikan dengan pribadi diri saya sendiri.
1. Persepektif Pengambilan Keputusan

- Menurut Risya “Keputusan Keterlibatan Tinggi”

- Alasan : karena setiap pembelian barangnya yang kita beli dan inginkan atas dasar
hak dan ketentuan pribadi dan sesuai kebutuhan sebagai konsumen.

2. Persepektif Dalam Perilaku Konsumen

b. Menurut Risya pengaruh perspektif perilaku konsumen terhadap Perusahaan


Hypermart yakni sebagai Perspektif Pengalaman (Pembelian yang dilakukan
berdasarkan kata hati atau implusif).

Alasan = karena menurut saya walaupun kita ke Hypermart dengan tujuan membeli
sesuatu yang sudah di rencanakan tatapi di tengah perjalanan mengelilingi
Hypermart ada sesuatu yang menarik perhatian yang muncul atau timbul
dari kata hati,di situlah pembelian dari kata hati, dan melakukan transaksi
tanpa paksaan.

3. Perspektif Pengaruh Perilaku

e. Actual Self Concept (Konsep diri)

Konsep diri sesungguhnya menurut pemikiran dan penilaian dari individu yang
bersangkutan.

f. Ideal Self Concept (Konsep Diri Ideal)

Konsep diri yang ideal yang ingin atau diharapkan oleh individu yang bersangkutan.

g. Social Self Concept (Konsep Diri Sosial)

Konsep diri berdasarkan penilaian orang lain atas diri seorang individu.
h. Ideal Social Concept (Konsep Diri Sosial Ideal)

Konsep diri ideal yang diharapkan oleh lingkungan masyarakat atas diri seorang
individu.

4. Motif Belanja Konsumen

- Menurut Risya “Motif Emosinal” yaitu suatu motif yang menyebabkan pemilihan
yang berkaitan perasaan individu dan pengalaman masa lalu seseorang perihal apa
yang sudah terjadi.

- Alasan : karena jika saya berbelanja, saya melihat produk yang sesuai dengan sesuai
kepribadian saya sendiri,tentunya dilihat dari model, warna, dan bahan apakah produk
tersebut cocok dengan saya atau tidak. Jika produk tersebut sesuai, maka produk
tersebut akan saya beli tentunya dengan pertimbangan yang matang.

5. Kategori Hedonic Motivation

- Menurut Risya “Social Shopping”

- Alasan = Karena menurut saya berbelanja bukan saja mengenai hal membeli sebuah
barang, tetapi melihat segala kegiatan pada suatu tempat tersebut, baik itu sikap
konsumen terhadap produk dan respon atau tanggapan kasir dan SPG dalam
melayani konsumen serta saling bertukar fikiran antar konsumen.

6. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Tak Terencana

- Menurut Risya “penerangan”

- Alasan : Karena Perusahaan Hypermart secara dari secara penerangan bisa membuat
para konsumen nyaman untuk memilih produk apa saja yang mau di beli dengan jelas
dan mampu melihat detail barang atau produk yang akan dibeli.

7. Tahapan Proses Belanja


SELEKSI RITEL

a. Pengenalan Kebutuhan

Ketika saya membutuhkan sesutau barang, maka akan saya teliti terlebih
dulu apakah barang tersebut ada di toko tersebut atau tidak. Jika ada maka saya
akan memilih toko tersebut. Seperti contoh, kosmetik wardah. Hypermart juga
memiliki kosmetik dengan brand terkenal, salah satunya adalah brand Make Over,
maka Carrefour menjadi pilihan saya untuk mencari kosmetik wardah tersebut.

b. Pencarian Informasi Mengenai Ritel

Pencarian informasi mengenai Ritel bisa melewati teman yang sudah


berkunjung maupun dari situs web, mengenai produk apa saja yang dijual, harga
yang terjangkau, kenyamanan dan good will dari perusahaan tersebut.

c. Evaluasi Ritel

Setelah saya memperoleh informasi mengenai ritel saya bisa mengambil


kesimpulan bahwa di Hypermart saya bisa mengevaluasi dan membandingan
dengan Ritel lain, bahwa di Carrefour menyediakan produk-produk yang sangat
terkenal sehingga tidak diragukan kualitasnya, serta kenyamanan mulai dari
lingkungan dan pemberi layanan terhadap konsumen pun baik.

d. Penentuan Memilih Ritel

Sesuai dengan kebutuhan dan informasi yang saya dapatkan, maka saya
memilih ritel Hypermart sebagai tempat saya dalam berbelanja memenuhi
kebutuhan.

e. Transaksi (Mengurangi toko atau situs internet atau mencari melalui


katalog)
Di Hypermart saya lebih suka bertransaksi secara langsung di toko.
Karena dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai kebutuhan saya.
Dan lebih leluasa dalam memilih produk tersebut, saya bisa melihat ukuran,
bentuk dan aroma dari produk tersebut karena kita bisa mencoba terlebih dahulu
sebelum membelinya.

f. Kesetiaan (Mengulang Patrone Toko)

Jadi melalui pengalaman yang saya lakukan di atas, dalam pemilihan ritel,
saya memilih kenyamanan dalam lingkungan, respon penjual dalam menangani
konsumen serta produk-produk yang berbrand masa kini. Kemungkinn saya akan
tetap memilih ritel Carrefour dalam memenuhi kebutuhan.

SELEKSI PRODUK

a. Pengenalan Kebutuhan

Ketika saya membutuhkan sesutu barang, maka akan saya teliti dulu
apakah barang tersebut ada di toko itu atau tidak. Jika ada maka saya akan
memilih toko tersebut. Seperti contoh, kosmetik maybelline, Hypermart
terkenal dengan produk kosmetik dengan brand yang terkenal, salah satunya
adalah brand Maybelline, maka Hypermart menjadi pilihan saya untuk mencari
kosmetik Maybelline tersebut.

b. Pencarian Informasi Mengenai Produk

Pencarian informasi mengenai lipstik wardah tersebut baik dari teman


terdekat, maupun dari majalah atau web Carrefour sendiri, mulai dari harga,
jenis, warna, tekstur hingga kesetiaan konsumen terhadap produk tersebut agar
informasi yang saya dapatkan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan pembelian.
c. Evaluasi Produk

Setelah saya mendapatkan produk tersebut, saya bisa mengevalusi dan


membandingkan produk tersebut dengan produk yang sudah saya miliki
sebelumnya. Mulai dari ketahanan, warna dan kenyamanan ketika dipakai.

d. Penentuan (Menyeleksi Produk)

Setelah saya mengevaluasi produk tersebut, saya harus bisa


memutuskan apakah produk itu kita beli atau tidak.

e. Transaksi

Transaksai ini terjadi ketika keputusan membeli itu menjadi penentu,


dan kemudian melakukan pembelanjaan dalam jumlah satuan atau besar.

f. Kesetiaan atau Evaluasi Produk

Kesetiaan produk ini akan terjadi ketika konsumen merasa ditoko


tersebut nyaman dan memberikan pelayanan terbaik , maka konsumen akan
membeli produk ke situ lagi

8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Belanja

- Aspek kejiwaan atau pesikologi


Ketika saya melakukan keputusan dalam belanja, saya memilih produk sesuai dengan
seperti apa karakter saya pribadi untuk memotivasi diri kita sendiri agar tidak ada
kejanggalan dalam pribadi sendiri.

Anda mungkin juga menyukai