Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN RITEL

ANALISIS PARADIGMA RITEL MODERN PADA


HYPERMART

Oleh Kelompok 3:
1. Elsa Yuni Hercia
2. Ivan Chandra F.
3. M. Roby

1341011027
1341011040
1341011049

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

Pola perilaku belanja pelanggan yang sedikit demi sedikit berubah, perlu
direspon secara aktif oleh peritel untuk dapat mempertahankan keberlanjutan
usahanya dalam jangka panjang. Pelanggan sangat memperhatikan hal-hal yang
terkait dengan nilai tambah terhadap kenyamanan mereka dalam melakukan
aktivitas belanja mengingat berubahnya pandangan bahwa belanja merupakan
aktivitas rekreasi, maupun pemenuhan keanekaragaman kebutuhan mereka dalam
satu lokasi (one stop shoping).
Paradigma

ritel

modern merupakan

pandangan

yang

menekankan

pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan modern dimana konsep peritel


lebih ditekankan dari sisi pandang pemenuhan kebutuhan konsumen yang menjadi
pasar sasarannya. Ritel modern yang dianalisis dalam laporan ini ialah Hypermart.
Beberapa ciri dari paradigma pengelolaan ritel modern pada hypermart adalah
sebagai berikut:

1. Lokasi strategis merupakan faktor penting dalam bisnis ritel


Lokasi merupakan faktor yang sangat penting dipertimbangkan dalam
pengelolaan ritel, mengingat sekali keputusan pilihan lokasi ditetapkan maka akan
diikuti oleh konsekuensi investasi maupun strategi yang kompleks. Pilihan lokasi
dalam suatu area perdagangan seperti mall dan plaza banyak dipertimbangkan
dalam paradigma ritel modern dewasa ini dengan mempertimbangkan banyak
aspek, antara lain: kemudahan akses oleh pelanggan, keamanan dan fasilitas yang
lebih terjamin baik bagi peritel, pelanggan, maupun pemenuhan terhadap
kebutuhan pelanggan yang menginginkan one stop shopping. Dengan demikian
aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi strategis tidak
boleh terabaikan dalam konteks pengelolaan ritel modern. Peritel modern sangat
menyadari bahwa sekali keputusan lokasi ditetapkan maka akan berimplikasi pada
biaya investasi dan keputusan tersebut adalah keputusan dalam orientasi jangka
panjang.
Pemilihan lokasi hypermart ini berasaskan beberapa karakter yaitu mendekati
paar (penduduk sebagai pasar) dan lokasi yang mudah diakases. Strategi ini
digunakan untuk memenuhi keinginan konsumen yang keinginannya serba mudah

dan cepat. Hypermart berada di Central Plaza lantai dasar, Jl. R.A. Kartini No. 21,
Penengahan, Tanjung Karang Pusat, Lampung. Konsep lokasi yang di rancang
manajemen berhasil membuat masyarakat menjadi konsumen Hypermart. Lokasi
strategis hypermart yang berada di dalam Central Plaza ini didukung dengan
fasilitas yang ada pada Central Plaza seperti adanya tempat makan, bioskop,
salon, pusat perbelanjaan pakaian, sepatu, dan lain-lain.
2. Prediksi Cermat Terhadap Potensi Pembeli
Potensi pembeli merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam bisnis
ritel, oleh sebab itu sebagai perusahaan penyedia kebutuhan pokok masyarakat,
hypermart melakukan survei potensi pembeli sebelum membuka sebuah gerai
baru.
Hypermart dengan penuh percaya diri memasuki pasar Lampung karena
mereka paham tentang budaya masyarakat Lampung yang telah mengalami
moderenisasi dalam melakukan pembelian. Masyarakat Lampung sekarang
cenderung lebih memilih ritel modern ketimbang tradisional. Selain faktor di atas,
kita dapat melihat masyarakat Lampung ini sangat konsumtif, inipun menjadi
suatu hal yang menggiurkan untuk sebuah ritel modrn seperti Hypermart.
Hypermart juga menerapkan berbagai konsep untuk menarik perhatian
banyak pengunjung karena salah satu ukuran keberhasilan suatu ritel adalah
banyak-sedikitnya pengunjung berbelanja. Salah satu yang membedakan modern
dengan tradisional adalah adanya analisis potensi pasar yang dilakukan oleh pihak
ritel modern.
Keberadaan hypermart di Central Plaza yang merupakan tempat yang
menyediakan berbagai fasilitas seperti bioskop, tempat makan, pusat perbelanjaan,
dan lain-lain dapat meningkatkan potensi pembelian bagi hypermart.

3. Pengelolaan jenis barang dagangan terarah

Dalam konteks ritel modern pengelolaan jenis barang dagangan yang


terarah merupakan hal yang sangat strategis dan penting. Pengelolaan barang
dagangan yang terarah harus disesuaikan dengan segmen pasar yang dilayani dan
hal ini akan berimplikasi terhadap strategi bauran ritel yang akan ditetapkan oleh
peritel yang memiliki paradigma pengelolaan ritel modern.
Faktor segmen pasarlah yang membuat hypermart terus menyesuaikan
barang dagangan(merchandising) dengan kebutuhan penduduk (segmen pasar).
Jadi pengelolaan barang di Hypermart yang terarah membuat perusahaan satu ini
hanya menerima katagori barang dagangan dari pemasok yang telah tersegmen
sesuai kebutuhan. Jika kita perhatikan barang-barang yang tersedia di rak
Hypermart itu semuanya bersifat daily comsumtive.
4. Seleksi merek yang sangat ketat
Hypermart seringkali mematok untuk menyiapkan merek-merek produk
barang dagangannya yang mempunyai pangsa pasar yang cukup besar. Hal ini
dilakukan dengan tujuan menyeleksi barang dagangan mereka untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dalam hal penyediaan merek-merek favorit pelanggan.
Karena kebanyakan pelanggan yang berbelanja di Hypermart atau ritel modern
adalah orang-orang yang peduli terhadap keberadaan merek. Mereka terus
mekosumsi barang-barang yang ada brand nya. Oleh sebab itu Hypermart tidak
memasok produk-produk yang sifatnya non-brand dari pemasok barang.
5. Seleksi ketat terhadap pemasok
Hypermart adalah salah satu ritel modern yang betul-betul memperhatikan
pemasok. Pihak manajemen Hypermart membuka peluang bagi pemasok luar
untuk menjadi mitra kerja dalam hal penyediaan barang dengan syarat yanga
sangat ketat. Misalnya menetapakan komitmen atas pemenuhan order, jadwal
pengiriman, sitem pembayaran dan juga produk itu harus ada regretasi dari
departemen kesehatan terkait.

Pemasok

Hypermart

memperhatikan:

kualitas

barang

dagangan,

kesinambungan pengiriman untuk menjaga ketersediaan barang dagangan di toko,


maupun mekanisme pembayaran barang dagangan. Dalam konteks ritel modern
Hypermart seleksi atas tiga hal yang telah disebutkan untuk menyeleksi pemasok
mendapat perhatian yang sangat besar, khususnya dalam hal jaminan kualitas dan
ketersediaan

barang

dagangan.

Ritel

modern

memiliki

posisi

tawar

(bargaining)yang cukup besar untuk dapat melakukan seleksi terhadapsupliernya,


mengingat suplier yang dapat memasok ritel-ritel modern dan besar juga dapat
menggunakan referensi tersebut dalam mengembangkan bisnisnya menjadi lebih
maju. Sekarang Hypermart menjalin lebih dari 500 pemasok.
6. Melakukan pencatatan penjualan dengan cermat
Paradigma ritel modern mensyaratkan untuk melakukan pencatatan dengan
cermat berangkat dari pemikiran bahwa bisnis ritel adalah bisnis yang sangat
detail dan hanya memiliki marginkeuntungan yang sangat kecil. Dengan demikian
sebagian besar ritel yang memiliki paradigma ritel modern melakukan pencatatan
penjualan dengan cermat bahkan dengan bantuan perangkat lunak (software) yang
memungkinkan melakukan pencatatan ribuan transaksi penjualan setiap harinya.
Hal inilah yang diterapkan oleh Hypermart sebagai ritel modern, mereka
melakukan pencatatan sedetail mungkin.
Kondisi ini menjadi mutlak dilakukan oleh peritel modern (Hypermart)
mengingat jumlah item produk yang mencapai jumlah puluhan ribu. Kondisi
inilah yang tidak memungkinkan lagi ditangani dengan mekanisme pencatatan
penjualan secara manual.

7. Melakukan evaluasi terhadap Keuntungan Per Produk


Evaluasi terhadap keuntungan per produk barang dagangan yang
ditawarkan pada pelanggan merupakan dasar untuk dapat menetapkan strategi
pengelolaan ritel dengan lebih komprehensif. Melalui evaluasi keuntungan per
produk, peritel dapat mengklasifikasikan mana produk-produk yang tergolong

sebagai produk cepat laku (fast moving product) dan mana yang dikelompokkan
sebagai produk yang kurang laku (slow moving product).
Hypermart terus melakukan evaluasi terhadap keuntungan per produk,
sehingga berdasarkan data evaluasi tersebut, Hypermart bisa menerapkan space
produk mana yang perlu dipasok lebih banyak dari segi kuantitas dan mana yang
tidak, sehingga dengan adanya evaluasi seperti ini maka keuntungan dapat terus
dikendalikan untuk mencapai maksimum profit.
8. Arus kas terencana
Pengelolaan aliran dana tunai merupakan hal yang sangat penting dalam
bisnis ritel. Kesuksesan ritel akan sangat tergantung pada ketersediaan dan
keragaman barang dagangan. Apabila aliran dana tunai tidak terencana dengan
baik maka peritel tidak akan mampu menjamin ketersediaan barang dagangan
bagi pelanggannya. Paradigma ritel modern yang berpandangan bahwa cash flow
harus terencana biasanya memiliki sistem dan prosedur yang mendukung
perencanaan cash flow dengan baik.
Ini diterapkan pada Hypermart peuniti, sehingga perputaran uang terus stabil
untuk mengontrol persediaan barang dagangan. Sehingga memberi dampak positif
terhadap pelayanan konsumen.
9. Pengembangan Bisnis Terencana
Arah pengembangan bisnis ritel modern direncanakan dengan baik dan
berkesinambungan dalam jangka panjang. Hal ini terkait dengan investasi besar
yang harus disiapkan dalam bisnis ritel modern maupun dukungan sistem
informasi dan pengelolaan yang andal dan memungkinkan untuk melakukan
pengembangan bisnis ritel dengn terencana.
.

LAMPIRAN

a. Bagian Elektronik pada Hypermart

b. Diskon/ potongan harga di hypermart

c. Bagian kosmetik di hypermart

d. Peralatan dan Perlengkapan Bayi

e. Peralatan rumah tangga di hypermart

f. Bagian sayur dan buah di hypermart

Anda mungkin juga menyukai