NPM
: 1341011040
Jurusan
: Manajemen (non-reg)
Tugas
: Manajemen Ritel
membeli berbagai variasi produk dengan jumlah yang mereka inginkan. Ada empat fungsi
utama pedagang eceran yaitu:
1.
2.
3.
4.
b. Price (Harga)
Strategi dalam penetapan harga bias dilakukan dengan beberapa cara, misalnya: Harga
building, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga berorientasi pasar,
harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and Armstrong: 2010). Ada tiga
pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel
yaitu: konsumen, dirinya sendiri dan pesaing. Menurut Maruf (2005). Implementasi strategi
harga antara lain:
Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang di tetapkan
Leader pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripada tingkat
yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit
per-itemnya.
Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan
Lokasi merupakan factor factor terpenting dalam pemasaran ritel. Pada lokasi yang
tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang
strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama dengan pramuniaga yang sama
terampilnya dan mempunyai citra toko yang bagus. Strategi pemasaran yang baik juga harus
didukung dengan kualitas pelayanan yang baik. Menurut Christopher H. Lovelock et.al(1996)
menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan bentuk pelayanan yang harus disesuaikan
dengan harapan dan kepuasan konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Salah satu cara perusahaan untuktetpa dapat unggul bersaing dengan memberikan
pelayanan dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan
konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut kemulut serta
promosi yang dilakukan kemudian dibandingkannya. Menurut Payne (2000) membentuk
model kualitas pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama memberikan kulaitas
pelayanan diantaranya adalah:
Resume BAB IV
Aspek Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Ritel
- Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Ritel
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bidang manajemen yang berfokus
pada pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan seefektif mungkin agar diperoleh suatu
kesatuan tenaga kerja yang memuaskan..
Manajemen sumber daya dalam bisnis ritel adalah upaya untuk mengelola sumber daya
manusia (SDM) ritel serta hubungannya dengan pelanggan dan kultur tentang ritel hingga
menjadi manfaat kompetitif yang mendukung.
Pengelolaan sumber daya manusia dalam ritel sangat menantang, karena pada dasarnya bisnis
ritel sangat berbeda dengan bisnis atau perusahaan pada umumnya. Ada beberapa ciri yang
dapat dijadikan pembeda yaitu :
a.
pada umumnya. Jam buka toko yang paling panjang membuat perusahaan harus
membagi pekerjaan dengan sistem shift. Toko buka 7 hari dalam seminggu dan akan
ramai pada hari-hari libur, membutuhkan komitmen yang tinggi dari karyawan yang
harus membuka tokonya selama 24 jam.
b.
Kontribusi biaya karyawan cukup besar pada total biaya toko keseluruhan.
Sehingga perlu sangat hati-hati dalam merinci secara tepat kebutuhan karyawan yang
efisien sesuai dengan tingkat keahliannya masing-masing.
c.
ide dan solusi yang imajinatif, cepat mengenali kebutuhan konsumen dan mampu
bertindak dan mengantisipasi perubahan.
-
Leadership.
Recruitment (pengadaan),
Pengadaan Manajemen Sumber Daya Manusia Recruitment disini diartikan pengadaan, yaitu
suatu proses kegiatan mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman,
pelamaran, penyarigan sampai dengan pengangkatan dan penempatan. Pengadaan yang
dimaksud disini lebih luas maknanya, karena pengadaan dapat merupakan salah satu upaya
dari pemanfaatan. Jadi pengadaan disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi
maupun dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan SDM yang berkualitas.
Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within. Recruitment from
within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang sudah ada, antara lain melalui
pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan
seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open competition)
yang didasarkan kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada
seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi, harus
memperhatikan unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kepribadian.
2.
Maintenance (pemeliharaan)
organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang yang ada dalam
organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal. Sumber daya manusia
yang tidak terpelihara dan merasa tidak memperoleh ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat
mendorong pekerja tersebut keluar dari organisasi atau bekerja tidak optimal.
Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan secara
seksama hakikat manusianya. Manusia memiliki persamaan disamping perbedaan, manusia
mempunyai kepribadian, mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta.
3.
Development (pengembangan).
Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia yang ada didalam suatu
organisasi perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan
organisasi. Apabila organisasi ingin berkembang yang diikuti oleh pengembangan sumber
daya manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk
pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian.
Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan
oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan
atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau
need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:
a. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana organisasi melakukan
pelatihan bagi pekerjanya,
b. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar
pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya dan,
c. Analisis pribadi, menekankan Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa. Hasil
analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja
pegawai yang ada di organisasi tersebut.