Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi,

preposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antara konsep. Penelitian ilmiah merupakan suatu

bentuk penelitian dengan cara berpikirdan bertindak secara sistematis. Sebab

itu kajiannya perlu didukung oleh suatu landasan teori yang di pilih dari

literatur maupun berbagai referensi sebagai landasan dasar teoritik yang

menghubungkan konsep-konsep, preposisi-preposisi dan defenisi variabel

yang hendak diteliti, sehingga dapat meramalkan, menerangkan dan

memecahkan gejala sosial sementara yang dihadapi (Sugiyono, 2012:77).

1. Pelaksanaan

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)

merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi

perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan

aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan

justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung

dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, Terry (2010 : 81)

mengemukakan bahwa pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan

anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan

7
8

dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-

anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin

mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian tersebut, pelaksanaan

(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan

menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian

agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai

dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.

Fungsi pelaksanaan lebih menekankan pada kegiatan yang

berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan

dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan

penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada

pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus

dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.

Setiap sumber daya manusia harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan

peran, keahlian dan kompetensi masing-masing sumber daya manusia

untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah

ditetapkan.

Manajemen menurut Fathoni (2006: 27), adalah suatu proses yang

khas terdiri dari tindakan-tindakan yang dimulai dari penentuan tujuan

sampai pengawasan, dimana masing-masing bidang digunakan baik ilmu

pengetahuan maupun keahlian yang diikuti secara berurutan dalam rangka

usaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.


9

Manajemen diartikan oleh George R. Terry dalam Manullang

(2005: 3) sebagai pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu

dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Berdasarkan beberapa

definisi manajemen, maka dapat disimpulkan manajemen adalah seni dan

ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan

pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Berikut ini pemaparan mengenai unsur-unsur dan fungsi manajemen :

a. Unsur-Unsur Manajemen

George R. Terry dalam Manullang (2005: 3) mengemukakan

bahwa unsur adalah pecahan bagian dari suatu badan tubuh yang utuh,

misalnya unsur manusia terdiri dari rohani dan jasmani tetapi dalam

sudut pandang lain, juga dapat dibagi atas tangan, kaki, kepala dan

badan. Unsur-unsur manajemen adalah sub-subbagian manajemen itu

sendiri, jadi dapat sama dengan fungsi manajemen tetapi bisa pula tidak

sama sekali. Unsur-unsur tersebut antara lain :

1) Komunikasi, yaitu keberadaan tata hubungan,baik timbal balik

maupun searah antara atasan dan bawahan (langsung maupun tidak

langsung).

2) Tata Usaha, yaitu keberadaan pengaturan dan pengurusan

surat-surat, baik pengiriman, penerimaan, maupun pengarsipan.

3) Perbekalan, yaitu keberadaan pengaturan dan pengurusan

barang-barang, baik pemesanan, pengadaan, penyimpanan,

penghapusan, pengiriman dan pemakaian.


10

4) Keuangan, yaitu keberadaan pengaturan dan pengurusan uang,

baik pendanaan, pembiayaan, pembelanjaan, pemasukan maupun

hutang piutang lainnya.

5) Kepegawaian, yaitu keberadaan pengaturan dan pengurusan

personalia,baik pemindahan, pemberhentian, pengangkatan maupun

pemberian hadiah dan sanksi.

6) Kepemimpinan, yaitu keberadaan pengaturan dan pengurusan

seluruh pengarahan dan pengomandoan organisasi.

b. Fungsi Manajemen

Manajemen adalah bagian penting dalam pengelolaan suatu

kegiatan dalam organisasi. Aspek penting dalam suatu implementasi

fungsi-fungsi manajemen adalah pada tahap pelaksanaan karena pada

tahap pelaksanaan inilah akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu

kegiatan organisasi. Soekidjo Notoatmodjo (2003: 117) dalam bukunya

pengembangan sumber daya manusia mengemukakan fungsi-fungsi

manajemen mencakup : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi,

pemeliharaan, dan pemisahan.

Menurut Terry dalam Fathoni (2006: 29) fungsi manajemen

meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pergerakan / pelaksanaan,

dan pengawasan. Sedangkan menurut Koontz O’Donnel dalam Fathoni

(2006: 29), rincian fungsi manajemen tersebut meliputi : perencanaan,


11

pengorganisasian, penyusunan pegawai, pengarahan, dan pengawasan.

Selanjutnya, Siagian dalam Fathoni (2006: 29) memberikan rincian

fungsi manajemen meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pemberian

motivasi, pengawasan, dan evaluasi. Dalam menjelaskan fungsi-fungsi

manajemen yang dirumuskan Terry dalam Fathoni (2006: 29), Siagian

lebih lanjut memberikan penjelasan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Perencanaan berarti persiapan atau penentuan-penentuan terlebih

dahulu tentang apa yang akan dikerjakan di kemudian hari dalam

batas waktu tertentu untuk mencapai hasil tertentu.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan kegiatan membentuk ikatan dalam

rangka menjalin hubungan baik antara tiap-tiap bagian atau sub-sub

bagian sehingga didapat koordinasi yang baik di antara orang-orang

yang terlibat dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan.

3) Pelaksanaan

Pelaksanaan berarti suatu tindakan untuk dapat mengusahakan agar

semua anggota kelompok mau bekerja dengan senang hati sehingga

tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif.

4) Pengawasan

Pengawasan berarti suatu proses untuk menetapkan aparat atau unit

bertindak atas nama pimpinan organisasi dan bertugas


12

mengumpulkan segala data dan informasi yang diperlukan oleh

pimpinan organisasi untuk menilai kemajuan dan kemunduran dalam

pelaksanaan pekerjaan.

2. Manajemen Strategi

Menurut David (2013: 4), manajemen strategik dapat didefinisikan

sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan,

serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang

memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Atau definisi

lainnya serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi

tersebut (Siagian, 2012: 15).

Selanjutnya, Usman (2015: 20), mengemukakan bahwa manajemen

strategik terdiri atas tiga proses, yaitu formulasi/pembuatan strategi, yang

diawali penetapan visi, misi dan tujuan jangka panjang, analisis peluang

dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi,

pengembangan alternatif-alternatif strategik dan pemilihan alternatif

strategik yang sesuai untuk diadopsi. Yang kedua implementasi /

penerapan strategi meliputi sasaran-sasaran operasional tahunan,

kebijakan organisasi, memotivasi sumber daya manusia dan

mengalokasikan sumber-sumber daya lainya agar strategi yang telah

ditetapkan dapat diimplimentasikan dan yang ketiga pengendalian dan

evaluasi strategi, mencakup usaha-usaha untuk mengontrol seluruh hasil


13

dari penerapan strategi termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi

serta mengambil langkah-langkah perbaikan.

Manajemen Strategik adalah sekumpulan keputusan manajerial dan

aksi pengambilan keputusan jangka panjang didalam perusahaan. Hal ini

termasuk analisis lingkungan (lingkungan eksternal dan internal),

formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi dan kontrol

(Wheelen and Hunger, 2012: 53).

Bagan 1
Proses Tahapan Manajemen Strategi

Analisis Formulasi Implementasi Evaluasi dan


Lingkungan Strategi Strategi Kontrol

Sumber : Wheelen dan Hunger (2012: 63)

Dari bagan 1 diatas, dapat dilihat bahwa dalam tahapan manajemen

strategik saling memiliki interaksi dan timbal balik dari tahap pertama

hingga akhir. Manajemen Strategik ini dapat dilihat sebagai suatu proses

yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan

(Kuncoro, 2006: 13). Proses manajemen strategik bersifat dinamis dan

merupakan sekumpulan komitmen, keputusan, dan aksi yang diperlukan

suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai strategic

competitiveness dan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata (Kuncoro,

2006: 13). Dari tahapan proses manajemen strategik tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen strategik merupakan sekumpulan


14

keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan implementasi

rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.

Manajemen strategik melibatkan pengambilan keputusan jangka panjang

yang berorientasi masa depan serta rumit dan membutuhkan cukup banyak

sumber daya, maka partisipasi manajemen puncak sangat penting (Pearce

& Robinson, 2008: 21).

Dengan pendekatan manajemen strategik, manajer pada semua

tingkatan perusahaan berinteraksi dalam perencanaan dan

implementasinya. Sebagai akibatnya, konsekuensi perilaku manajemen

strategik serupa dengan pengambilan keputusan partisipatif. Oleh karena

itu, penilaian yang akurat mengenai dampak dari formulasi strategi

terhadap kinerja organisasi tidak hanya memerlukan kriteria evaluasi

keuangan, tetapi juga non keuangan pengukuran dampak berbasis perilaku

(Pearce & Robinson , 2008:13).

a. Analisis Lingkungan

Analisis lingkungan ini meliputi dari kegiatan memonitor,

evaluasi, dan mengumpulkan informasi dari lingkungan eksternal dan

internal perusahaan. Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi faktor

strategis, elemen eksternal dan internal akan memutuskan strategi

dimasa yang akan datang bagi perusahaan (Wheelen and Hunger,

2012: 64).
15

Untuk melakukan analisis lingkungan ini memerlukan suatu alat

analisis yang dinamakan analisis SWOT. SWOT merupakan akronim

yang digunakan untuk mendeskripsikan Strengths (Kekuatan),

Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threaths

(Ancaman) yang merupakan factor strategis bagi perusahaan spesifik

(Wheelen and Hunger, 2012: 224). Analisis SWOT ini bermula dari

sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford Research Institute

pada tahun 1960-1970. Penelitian berawal dari suatu ide untuk

mempelajari mengapa banyak perusahaan gagal dalam membangun

perencanaan strategi.

Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana

para manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai

situasi strategis perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi

bahwa strategi yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik

antara sumber daya internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan)

dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman). Kesesuaian yang

baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan serta

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan secara akurat,

asumsi sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam

bagi desain dari strategi yang berhasil (Pearce & Robinson, 2008:200).

Dari bahasan mengenai analisis SWOT, maka peluang-peluang dan

ancaman-ancaman dari hasil analisis eksternal, bersama dengan

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan perusahaan dari hasil


16

analisis internal akan menjadi masukan dalam menyusun analisis

SWOT.

Setelah dilakukan analisis SWOT yang memetakan analisis

lingkungan eksternal dan internal perusahaan, maka perusahaan

tentunya memikirkan bagaimana perusahaan menggunakan analisis

SWOT dalam menuangkan strategi yang akan dilakukan. Dalam

penyusunan strategi, perusahaan tidak selalu harus mengejar semua

peluang yang ada. Tetapi, perusahaan dapat membangun suatu

keuntungan kompetitif dengan mencocokkan kekuatannya dengan

peluang masa depan yang akan dikejar. Untuk dapat membangun

strategi yang mempertimbangkan hasil dari analisis SWOT,

dibangunlah TOWS Matriks. TOWS Matriks (TOWS hanya kebalikan

atau kata lain dalam ungkapan SWOT) mengilustrasikan bagaimana

peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal dapat dipadukan

dengan kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, sehingga hasil yang

diperoleh dapat digambarkan melalui empat set alternatif strategi

(Wheelen and Hunger, 2012: 230).

b. Formulasi Strategi

Formulasi strategi merupakan pengembangan perencanaan

jangka panjang untuk manajemen yang efektif melalui analisis

lingkungan. Termasuk juga didalamnya terdapat misi, visi, dan tujuan


17

dari perusahaan, mengembangkan strategi, dan pengarahan kebijakan

(Wheelen and Hunger, 2012: 65).

1) Misi

Misi dapat didefinisikan sebagai alasan atau tujuan suatu organisasi

berdiri. Misi merupakan langkah awal dari proses pengembangan

strategi perusahaan. Oleh karena itu, sebuah misi yang efektif akan

sangat membantu perusahaan dalam memformulasikan strateginya

(Luis et al, 2011:41). Pengertian lain dari misi yaitu maksud unik

yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang

sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal

produk, pasar, serta teknologi (Pearce & Robinson, 2008: 31). Misi

merupakan langkah awal dari proses pengembangan strategi

perusahaan. Oleh karena itu, sebuah misi yang efektif akan sangat

membantu perusahaan dalam memformulasikan strateginya.

2) Visi

Visi menggambarkan aspirasi dasar atau mimpi dari sebuah

organisasi, yang biasanya merupakan inisiatif pendiri atau

pemimpin organisasi dengan dukungan dari semua karyawan. Visi

menggambarkan keberhasilan masa depan yang ingin dicapai,

berjangka waktu 10-20 tahun, bahkan 50 tahun kedepan (Luis et al,

2011:43). Pernyataan visi menyajikan maksud strategis perusahaan

yang memfokuskan energi dan sumber daya perusahaan pada


18

pencapaian masa depan yang diinginkan (Pearce & Robinson,

2008:44). Dalam pembentukan visi dan misi perusahaan, nilai

budaya merupakan sesuatu pernyataan yang tidak terpisahkan.

3) Tujuan

Pernyataan tujuan merupakan uraian dari visi yang menjadi

sasaran jangka menengah yang konkret dan terukur. Pernyataan

tujuan adalah sebuah “foto” dari apa yang diharapkan dalam visi

dan misi untuk jangka waktu 3-5 tahun ke depan dan merupakan

perjalanan untuk mencapai visi. Karena pernyataan tujuan adalah

gambaran jangka menengah dari perjalanan mencapai visi, target

yang dibuat, pernyataan tujuan perlu mencerminkan keadaan masa

depan yang ingin dicapai perusahaan secara konkret dan terukur.

4) Strategi

Strategi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara

berbeda atau lebih baik dari kompetitor (atau masa lalu) untuk

memberi nilai tambah kepada pelanggan sehingga mampu

mencapai sasaran jangka menengah atau jangka panjang

perusahaan (Luis et al, 2011:61). Menurut Chandler (1962) yang

dikutip dalam Kuncoro (2006:1), strategi adalah penentuan tujuan

dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan


19

alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

c. Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah sebuah proses yang mana strategi

dan kebijakan diarahkan kedalam tindakan melalui pengembangan

program, anggaran, dan prosedur. Proses ini memerlukan perubahan

dalam budaya, struktur, dan sistem manajemen pada seluruh organisasi

atau perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012: 69).

1) Program

Program merupakan pernyataan aktivitas atau langkah yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah perencanaan. Program

dibuat sebagai tindakan orientasi strategi.

2) Anggaran

Anggaran adalah pernyataan dari program perusahaan dalam

kondisi keuangan. Dalam anggaran digunakan perencanaan dan

kontrol anggaran, supaya anggaran dapat diketahui secara detail

berapa besarnya biaya yang dibutuhkan dari suatu program

3) Prosedur

Prosedur, terkadang dikatakan Standard Operating Procedures

(SOP), adalah sebuah sistem yang berisi langkah atau teknik yang

mendeskripsikan secara detail bagaimana tugas khusus atau

pekerjaan dilakukan secara benar.


20

d. Evaluasi dan Kontrol

Evaluasi dan kontrol adalah proses dimana kegiatan perusahaan

dan hasil kinerja dimonitor sehingga kinerja aktual dapat dibandingkan

dengan kinerja yang diinginkan. Meskipun evaluasi dan kontrol adalah

unsur akhir dari elemen model dasar manajemen strategis, unsur ini

juga dapat menunjukkan kelemahan dalam rencana strategis yang

dilaksanakan sebelumnya sehingga dapat merangsang seluruh proses

untuk memperbaiki dari awal.

Pengendalian strategik merupakan pengendalian yang mengikuti

strategi yang sedang diimplementasikan, mendeteksi masalah atau

perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya, dan melakukan

penyesuaian yang diperlukan (Budiyono, 2004: 122). Tahap

pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari

pengendalian organisasi yang berfokus pada pemantauan dan

pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk

memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi

sebagaimana mestinya. Dalam tahap ini akan coba dievaluasi apakah

implementasi strategi benar-benar sesuai dengan formulasi strategi atau

tidak. Atau apakah asumsi-asumsi yang kita gunakan dalam analisis

lingkungan masih valid atau tidak dan sebaliknya. Hasil dari tahap

pengendalian strategi ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi

input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya. Dengan

demikian perusahaan diharapkan akan tetap memiliki daya saing yang


21

berkelanjutan dalam persaingan (Purnomo & Zulkieflimanysah, 2007:

14). Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang

terus berubah, implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan sehingga jika diperlukan dapat dilakukan

tindakan-tindakan perbaikan yang tepat (Tripomo dan Udan, 2005: 27).

3. Konsep Pengasuhan Taruna

Menurut Kementrian Pendidikan dan Budaya, Indonesia Proses

interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung perkembangan

fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam kandungan

sampai dewasa. Pada Kamus Besar Indonesia Pengasuhan adalah proses,

cara, perbuatan mengasuh. Kamus: OXFORD Pengasuhan adalah : The

activity of bringing up a child as a parent. (Proses membesarkan anak

yang dilakukan oleh orangtua). Pengasuhan adalah cara yang dilakukan di

seluruh dunia dalam hubungan antara orangtua dan anak, dengan memiliki

tiga tujuan utama :

a. Memastikan kesehatan dan keselamatan anak-anak,

b. Mempersiapkan anak-anak untuk hidup sebagai orang dewasa

yang produktif

c. Menurunkan nilai-nilai budaya.

Masud Hoghughi (1978), menyampaikan : “Pengasuhan merupakan

hubungan antara orang tua dan anak yang multidimensi dapat terus

berkembang”. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan anak mampu


22

berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Oleh

karenanya pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan

pengasuhan sosial. Dimana komponen dari kunci pengasuhan adalah :

a. Upaya memenuhi kebutuhan anak untuk kesejahteraan fisik, sosial


dan emosionalnya. Dan melindungi anak, melalui menghindarkan
dari potensi kecelakaan/ kondisi bahaya atau pelecehan.
b. Memberikan aturan dan memastikan bahwa aturan terkontrol serta
mampu ditegakkan.
c. Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya
Prinsip pengasuhan menurut Hoghughi tidak menekankan pada
siapa (pelaku) namun lebih menekankan pada aktifitas dari
perkembangan dan pendidikan anak.

Secara Etimologi Pengasuhan berasal dari kata “asuh“ artinya

memimpin, mengelola, membimbing. Pengasuh berarti orang yang

melaksanakan tugas memimpin, mengelola atau membimbing. Sedangkan

dalam bahasan kali ini, Pengasuhan yang dimaksud ialah mengasuh anak.

Mengasuh anak maknanya ialah mendidik dan memelihara anak,

mengurus sandang, papan, pangan dan keberhasilannya sejak awal

dilahirkan sampai dewasa.

Dari berbagai pendapat dan sudut pandang tersebut, maka penulis

menyimpulkan Pengasuhan adalah segala tindakan yang menjadi bagian

dalam proses interaksi yang berlangsung terus-menerus dan

mempengaruhi bukan hanya bagi anak tapi juga bagi orang tua, yang

dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak yang dilakukan sejak awal

anak dilahirkan hingga dewasa dalam rangka melindungi, merawat,

mengajari, mendisiplinkan dan memberi panduan.


23

Tujuannya adalah untuk memfasilitasi agar anak mampu

bertanggung jawab (mandiri) dan berkontribusi sebagai bagian dari

masyarakat yang tidak pernah lepas dalam melaksanakan nilainilainya

sebagai manusia (sesuai dengan jaman dimana mereka akan hidup) dengan

melibatkan tiga kunci pengasuhan yaitu :

a. Upaya memenuhi kebutuhan anak untuk kesejahteraan jasmani, rohani,

sosial dan emosionalnya. Dan melindungi anak, melalui menghindarkan

dari potensi kecelakaan / bahaya atau pelecehan.

b. Memberikan aturan dan memastikan bahwa aturan terkontrol serta

mampu ditegakkan.

c. Mendukung anak, mampu mengembangkan potensi dalam dirinya. Jika

hal ini dilakukan dengan benar, maka anak-anak dalam pengasuhan

mampu menjadi generasi terbaik dan juga menjadi penyejuk mata serta

hati orangtua.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Pasal 1 ayat 4 Peraturan

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan

Nomor PK 2/BPSDMP-2018 tentang Pedoman Pengasuhan Taruna Pada

Lembaga Diklat Transportasi di Lingkungan Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan, disebutkan bahwa “Pengasuh adalah

tenaga profesional yang tugasnya melakukan pengasuhan taruna yang

merupakan jabatan fungsional sebagai pengasuh”.

Politeknik Penerbangan Palembang yang selanjutnya disebut

Poltek Penerbangan Palembang adalah perguruan tinggi negeri di


24

lingkungan Kementerian yang menyelenggarakan program Pendidikan

Vokasi di bidang penerbangan. Berkaitan dengan hal tersebut, pola

pengasuhan taruna/I di Politeknik Penerbangan Palembang dilaksanakan

sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan Nomor PK 2/BPSDMP-2018 tentang Pedoman

Pengasuhan Taruna Pada Lembaga Diklat Transportasi di Lingkungan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan.

Tujuan pengasuhan adalah tercapainya tujuan pndidikan dan

pelatihan melalui penyelenggaraan yang efektif dan efisien dengan

mengoptimalkan kemampuan taruna Lembaga Diklat Transportasi di

lingkungan BPSDMP untuk mengembangkan aspek sikap dan prilaku,

pengetahuan danketerampilan, serta jasmani selama mengikuti pelatihan.

Selain itu juga untuk pembentukan soft skill comnpetency yang meliputi

integritas, etos kerja, inisiatif, komunikasi, keriasama, hubungan

interpersonal dan adaptasi. Pedoman Pengasuhan Taruna pada Lembaga

Diklat Transportasi di lingkungan BPSDMP dilaksanakan dengan sasaran:

a. Tercapainya pembentukan, pengembangan dan pemantapan sikap dan

perilaku taruna padaLembaga Diklat Transprtasi di lingkungan

BPSDMP, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pelatihan;

b. Tercapainya penguasaan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

tujuan pendidikan dan pelatihan;


25

c. Tercapainya pembentukan postur tubuh, terpeliharanya kesegaran

jasmani dan penguasaan ketangkasan jasmani sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pelatihan.

B. Penelitian Yang Relevan

Nining Idyaningsih (2020), dalam penelitian yang berjudul “Evaluasi

Pola Pengasuhan Sistem Daring Taruna Politeknik Penerbangan Makasar”.

Dalam sistem pengasuhan daring ini perlu menyiapkan infrastruktur berupa

jaringan dan platform aplikasi. Bagian yang akan menentukan efektivitas

dalam pengasuhan jarak jauh. Tujuan penelitian ini adalah (a) Mengetahui

pola pengasuhan sistem daring di Poltekbang Makassar (b) Mengetahui

Pengasuh dalam mengadapi pola pengasuhan system daring (c) Mengetahui

seberapa besar pengaruh handphone terhadap minat belajar Taruna/i

Politeknik Penerbangan Makassar (d) Mengetahui seberapa besar pengaruh

handphone terhadap kedisiplinan Taruna/i selama berada di Asrama.

Metoda dalam pengumpulan data melalui wawancara yang berupa

tanya jawab secara langsung kepada informan perwakilan pengasuh maupun

taruna dan dengan observasi yang kemudian dilanjutkan analisis data

sehingga data akan lebih terarah pada permasalahan yang sudah ditentukan

sebelumnya. Teknik yang digunakan dalam menganalisis untuk penelitian ini

yaitu diskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Pertama, pola

pengasuhan sistem daring memiliki kelebihan yaitu memudahkan dalam


26

mengoordinir kehadiran taruna untuk apel pagi dan malam. Cukup

menggunakan smartphone atau perangkat teknologi lain seperti laptop yang

terhubung dengan internet sudah bisa mengakses keberadaan taruna/i.

Dengan menerapkan pengasuhan secara on line pengasuh dapat melakukan

kegiatan pengasuhan dengan tetap menggunakan pakaian lengkap di mana

saja dan kapan saja. Namun memiliki kekurangan dalam hal keterbatasan

pengasuh dalam memberikan pendidikan dan pembinaan tidak bisa secara

langsung dan yang mana hasilnya kurang maksimal serta membuat

pembelian kuota internet akan berlebih.

Kedua, dalam menghadapi pola pengasuhan sistem daring pengasuh

menggunakan metode pembinaan jarak jauh seperti membuat grup whatsapp

untuk menyampaikan intruksi dan meneruskan arahan. Namun akan memiliki

kendala apabila daerah tempat tinggal taruna memiliki signal yang kurang

baik. Beberapa metode pengasuhan secara daring bersifat satu arah. Hal

tersebut menyebabkan interaksi pengasuh dan taruna menjadi berkurang.

Ketiga, handphone memberikan dampak positif dan negatif. Adapun

dampak positif dari penggunaan handphone bagi taruna adalah memudahkan

taruna dalam mengakses informasi dan berita yang update serta memudahkan

taruna dalam mengakses materi tambahan yang untuk menunjang

pengetahuan taruna. Dampak negatif dalam penggunaan handphone dengan

sistem daring yaitu berpengaruh terhadap kediplinan taruna.


27

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian teori yang ada sebelumnya, maka kerangka

pemikiran dalam penelitian ini yang berkaitan dengan Strategi Pencapaian

Pengasuhan Taruna/I di Masa Pandemi Covid 19 di Politeknik Penerbangan

Palembang, sebagai berikut :

Bagan 2
Kerangka Pemikiran

Strategi Pengasuhan Taruna/I di Masa Pandemi Covid 19


di Politeknik Penerbangan Palembang

Analisis Lingkungan : Formulasi Strategi : Implementasi Strategi : Evaluasi dan Kontrol :

a. Kekuatan dan a. Visi dan Misi a. Program a. Monitoring


Kelemahan b. Tujuan dan b. Anggaran b. Evaluasi
b. Peluang dan Sasaran c. Prosedur
Ancaman

Pencapaian Pengasuhan Taruna/I di Masa Pandemi Covid 19


di Politeknik Penerbangan Palembang

Sumber : adopsi manajemen strategi oleh Wheelen dan Hunger (2012: 63)

Anda mungkin juga menyukai