Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan oleh Pemerintah


Perkembangan Penduun Dunia dan Implikai pada Peraturan Pelayanan
Kesehatan dan, SDGs

DOSEN PEMBIMBING :

Eka Rahmawati, S.Tr.Keb,.M.Tr.Keb

Disusun Oleh:

1. Novia Kharisma 21251084P

2. Nova Sari

3. Nurmalela

4. Oktarina Mutika Rani

5. Penti Sundari

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN KHUSUS


UNIVERSITAS KADER BANGSA
PALEMBANG
2022
Kata Pengantar
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
menciptakan alam semesta dengan segala ilmu-ilmu pengetahuan yang penuh manfaat
sehingga mendorong paramakhluk-Nya untuk menggali ilmu-ilmu demi kesejahteraan
manusia. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan umat-umatnya.
Adapun makalah ini kami buat selain untuk melengkapi tugas mata kuliah Kebijakan
Dalam Kebidanan, juga sebagai sumber informasi kepada masyarakat luas khususnya para
tenaga kesehatan. Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini , baik itu secara material ataupun
spiritual. Karena tanpa bantuan berbagai pihak, makalah ini tidak dapat selesai tepat pada
waktunya
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan .
Oleh karena itu , kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini . Akhirnya , semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi pembaca dan masyarakat luas di masa yang akan datang.

Palembang, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Tujuan........................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan ……..............................................
a. Defenisi Organisasi………………………………...………………
b. Defenisi Pengorganisasian…………………………………………
c. Tujuan Organisasi……………………...…………………………..
d. Unsur-Unsur Pokok Pengorganisasian…………………………….
e. Prinsip Pokok Organisasi……………….………...…….………….
f. Manfaat Pengorganisasian ………..……………..………………...
g. Langkah-Langkah Pengorganisasian………..……………………..
B. Perkembangan Penduduk dan Implikasi pada Peraturan Pelayanan Kesehatan…….
a. Penerapan Program Keluarga Berencana ………………..……..
b. Faktor Penghambat Dan Pendukung program KB
C. SDGs
a. Pengertian Sustainable Development Goals (SDGs)
b. Tujuan Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs)
c. Perbedaan Millenium Development Goals (MDGs) dengan Sustainable
Development Goals (SDGs)
d. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs)
e. Tujuan Sustainable Development Goals
f. Prinsip Sustainable Development Goals

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………..…………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat melaksanakan

pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan

berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola segala sesuatu tentang kliennya sehingga

tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan

pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan pengorganisasian dalam

pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas.

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai

peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian seluruh

sumber daya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penulisan makalah ini agar penulis memahami tentang membuat

perencanaan dan pengorganisasian pelayanan kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Memahami tentang perencanaan

b. Memahami tentang pengorganisasian

c. Memahami tentang perencanaan dan pengorganisasian dalam pelayanan

kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan

a. Definisi Organisasi

Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari bahasa latin yaitu

organum, yang berarti alat bagian atau anggota badan. Pengertian organisasi telah banyak

disampaikan oleh para ahli, tetapi pada dasarnya ada persamaan, bersama ini disampaikan

pengertian organisasi diantaranya adalah:

a. Menurut James D. Money, organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk

mencapai tujuan bersama.

b. Menurut Ralp Cuuir Davis, organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang

sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.

c. Menurut Chester I Bernard, organisasi merupakan suatu susunan skematis di mana

tergambar sistem dari pada aktifitas kerjasama.

d. Menurut Dimock, organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-

bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan

yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

e. Menurut John Price Jones, organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu pada

bekerja untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dan dengan

alat-alat yang tepat.

Berdasarkan beberapa pengertian organisasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok orang yang bekerjasama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.


b. Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-

hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai

tujuan

c. Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar organisasi yaitu meliputi: adanya sekelompok

orang, antara hubungan atau kerjasama, adanya tujuan yang akan dicapai.

b. Defenisi Pengorganisasian (Organizing)

Menurut G.R. Terry, pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-

hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas-tugas

terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan dari sasaran.

Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi

wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi dan mengelompokkan

pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja

diantara satuan organisasi atau para pejabatnya.

Pengorganisasian adalah pengkoordinasian secara rasional berbagai kegiatan dari

sejumlah orang tertentu untuk mencapai tujuan bersama, melalui pengaturan pembagian kerja

dan fungsi menurut penjenjangannya secara bertanggung jawab

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan,

menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan

wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

c. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan


b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan, prosedur,

metode, strategi peraturan

c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang diusahakan untuk

dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.

d. Unsur-Unsur Pokok Pengorganisasian

1. Hal yang Diorganisasikan

Ada 2 macam hal yang diorganisasikan yaitu:

a. Kegiatan

Pengorganisasian kegiatan adalah pengaturan berbagai kegiatan yang ada

dalam rencana sehingga terbentuk satu kesatuan yang terpadu, secara keseluruhan

diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. Tenaga pelaksana

Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur organisasi,

susunan personalia serta hak dan wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian

rupa sehingga setiap kegiatan ada tanggung jawabnya.

2. Proses Pengorganisasian

Proses yang dimaksudkan adalah yang menyangkut pelaksanaan, langkah-langkah

yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta

tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang sebaik-baiknya, serta

setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung jawab

pelaksanaannnya.

3. Hasil Pengorganisasian
Hasila pengorganisasian adalah terbentuknya suatu wadah (entity), yang pada dasarnya

merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang

dibutuhkan untukmelaksanakan kegiatan tersebut.

e. Prinsip pokok Organisasi

Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu pula dipahami

berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip pokok yang dimaksud banyak

macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting ialah:

Mempunyai pendukung

Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat untuk membentuk

organisasi. Tentu mudah dipahami bahwa untuk satu organisasi yang bersifat badan usaha,

pendukung yang dimaksud di sisni termasuk juga karyawan yang bekerja di perusahaan

tersebut.

Mempunyai tujuan

Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat umum dan ataupun

yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang mengikat

para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara umum

disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para pendukung, maka makin kokoh

lah ikatan persekutuan antara para pendukung. Agar organisasi dapat berfungsi sebagaimana

yang diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada

dalam organisasi.

Mempunyai kegiatan

Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya berbagai kegiatan. Suatu

organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas dan

terarah. Secara umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan kegiatannya,

maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama halnya dengan tujuan, maka kegiatan ini
haruslah dipahami oleh semua pihak yang berada dalam organisasi.

Mempunyai pembagian tugas

Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya adalah kegiatan yang

dilakukan oleh para pendukung organisasi. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan

baik, perlu diatur pembagian tugas antara para pendukung. Secara umum disebut organisasi

dinilai suatu organisasi yang baik, apabila setiap tugas yang ada dalam organisasi tersebut

dapat dibagi habis antar para pendukung untuk selanjutnya setiap pendukung tersebut

mengetahui serta dapat melaksanakannya setiap tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Prinsip pembagian tugas ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip bagi habis tugas.

Mempunyai perangkat organisasi

Agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat terlaksana, diperlukan

adanya perangkat organisasi yang popular disebut dengan satuan organisasi. Satuan

organisasi banyak macamnya, yang jika ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta

wewenang yang dimiliki dapat dibedakan atas beberapa macam. Mulai dari yang bersifat

pengarah dan penentu kebijakan sampai dengan yang bersifat pelaksana kegiatan. Tentu

mudah dipahami setiap organisasi ini harus dimiliki fungsi dan wewenangnya yang jelas.

Prinsip memiliki fungsi yang seperti ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip

fungsional.

Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang

Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi tidak sama, perlu diatur

pembagian dan pendelegasian wewenang untuk setiap satuan organisasi. Secara umum

disebutkan, wewenang suatu organisasi pimpinan semestinya hanya bersifat memutuskan hal-

hal yang bersifat penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan keputusan yang bersifat

rutin harus didelegasikan kepada suatu organisasi yang lebih bawah. Prinsip pendelegasian

wewenang yang seperti ini dikenal dengan nama prinsip pengecualian.


Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah

Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu

organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta sederhana. Selanjutnya untuk menjamin kegiatan

yang dilaksanakan oleh setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan yakni

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada prinsip kesatuan perintah

serta kesatuan arah yang semuanya harus dapat membentuk suatu hubungan mata rantai yang

tak terputus. Sebab, apabila tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan organisasi akan

sulit dicapai.

f. Manfaat Pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat

mengetahui:

a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.

b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut melalui

kegiatan yang dilakukannya.

c. Pendelegasian wewenang

d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

g. Langkah-Langkah Pengorganisasian

3 Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada saat fungsi

perencanaan.

4 Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk mencapai

tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan

visi dan misi organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada. Dari sini

akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya sesuai

dengan kegiatan pokok.


5 Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis. Pembagian tugas

pokok ke dalam elemen kegiatan harus mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh

staf.

6 Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas pendukung

yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan dukungan alat-

lat kerja adalah salah satu contohnya.

7 Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang dianggap

mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting dipahami oleh manajer personalia pada

saat mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan melaksanakan tugas-tugas

tertentu organisasi.

8 Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan wewenang

dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti

puskesmas yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan

kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya integratif perlu diterapkan.

Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan kewenangan

mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan

wilayah kerjanya cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas

dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut sehingga semua

penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif.
B. Perkembangan Penduduk dan Implikasi pada Peraturan Pelayanan Kesehatan

A. Penerapan Program Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana adalah program yang membantu tercapainya

tujuan-tujuan yaitu menekan lajunya pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini untuk

mengatasi lajunya pertumbuhan penduduk dari setiap tahunnya mengalami kenaikan

maka program Keluarga Berencana merupakan program pengendalian penduduk dengan

membatasi kelahiran melalui menggunakan alat kontrasepsi.

Kebijakan dan Program Kependudukan termasuk Program KB tidak semata-mata

hanya upaya mempengaruhi pola dan arah demografi tetapi juga untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat lahir dan batin bagi generasi sekarang dan generasi yang akan

mendatang. Keberhasilan Program Keluarga Berencana dalam menurunkan laju

pertumbuhan penduduk tak lepas dari bagaimana upaya Pemerintah Desa dan

koordinator Keluarga Berencana (KB) atau pelaksana dalam menjalankan tugasnya yang

telah dibebankan kepadanya.

Berdasarkan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dan instansi yang

terkait dalam mengatasi masalah kepadatan penduduk dengan program Keluarga

Berencana. Sosialisasi adalah merupakan titik awal yang menentukan keberhasilan

program dalam memcapai tujuan yang diharapkan. Sosialisasi yang dilakukan

koordinator KB dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat atau yang menjadi

sasaran program, yakni PUS tentang pentingnya program keluarga berencana.

Adapun menurut koordinator KB yang menjadi program Keluarga Pelayanan Konseling

1. Pelayanan Konseling

Sebagai komponen Kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB)

diarahkan untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan
menunda, menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup.

Kehamilan yang diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih

menjamin keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB

sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak

diinginkan atau tidak tepat waktu.

Di bawah ini merupakan hasil wawancara peneliti dengan koordinator KB tentang program

yang diberikan kepada PUS.

Program yang diberikan bermacam-macam namun biasanya sebelum program diberikan

perlu adanya pembinaan pada PUS itu sendiri dengan cara home visit, wawancara terhadap

suami istri. Mengapa perlu karena program akan tersampaikan dengan baik apabila PUS

sudah kita pahami kebutuhan serta apa yang ia butuhkan. Tetapi program ini belum

terealisasi karena tidak ada PLKB untuk menjalankannya. Namun ada beberapa PUS yang

berantusias datang ke saya untuk menanyakan tentang program KB.

2. Sosialisasi KB

Kegiatan ini memaparkan capaian kinerja Dinas Pengendalian penduduk dan keluarga

berencana desa sungai beras. Menurut hasil wawancara tentang sosialisasi pada program

keluarga berencana bahwa:

program sosialisasi keluarga berencana, namun program sosialisasi ini tidak berjalan

efektif (kadang setahun sekali atau 2-3 kali setahun dilaksanakan). Adapun peserta dari

program ini hanya berkisaran 50 jiwa yang menghadiri. Sosialisasi ini dilaksanakan dengan

terbuka, artinya siapa saja boleh ikut tanpa adanya paksaaan dari pihak manapun. Sosialisasi

ini ditujukan pada pasangan usia subur.

3. Pelayanan Kontrasepsi

Pelayanan kontrasepsi adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi ataupun tindakan-


tindakan lain yang berkaitan dengan kontrasepsi kepada calon dan peserta keluarga

berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB. Penyelenggaraan pelayanan

kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan dari segi agama,

norma budaya, etika serta segi kesehatan.

B. Faktor Penghambat Dan Pendukung program KB

Banyak faktor yang dapat memengaruhi terlaksananya program KB (Keluarga

Berencana). Julianto (2000) berpendapat bahwa terdapat pendukung dan penghambat

dalam menjalankan program KB, yaitu dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang, dan

tantangan.58

1. Faktor penghambat program KB

Di dalam penerapan suatu program terutama dalam program KB tentu tidak terlepas

dari banyaknya kendala-kendala yang di hadapi oleh pihak implementor Pemerintah,

berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama dengan Koordinator KB penulis

menemukan faktor penghambat dan pendukung. Adapaun faktor penghambat di dalam

penerapan Program KB di desa Sungai Beras antara lain :

a. Rendahnya antusiasme PUS

Dari hasil penelitian bahwa peneliti melihat antusiasiasme Pasangan Usia Subur

di desa Sungai Beras masih sangat rendah, karena rendahnya pemahaman masyarakat

terhadap program KB yang sangar penting untuk kesejahteraan masyarkat dan menekan

laju pertumbuhan penduduk. Di samping itu pemerintah juga berperan penting dalam

mengajak masyarakat untuk ikut program KB.

b. Pendapatan keluarga

Dari hasil penelitian bahwa peneliti melihat pendapatan keluarga di desa Sungai

beras masih sangat rendah sebagian besar masyarakat tidak mengiku KB karena

pendapatan keluarga tidak memadai. Pendapatan keluarga yang mayoritas tidak


mendukung program KB di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: latar belakang

pendidikan, kebutuhan dasar tidak terpenuhi

Penelitian Adhyani (2011) mengemukakan bahwa ada hubungan antara status ekonomi

dengan pemilihan alat kontrasepsi, hal ini di sebabkan karena masysarakat beranggapan

bahwa didalam pemilihan alat kontrasepsi harus dilihat dari kapasitas kemampuan ekonomi

untuk membeli alat kontrasepsi. Pada saat ini pemerintah menyediakan secara gratis tiga

jenis Alokon diseluruh wilayah indonesia, yaitu: kondom, alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR), dan susuk KB. Terdapat 7 provinsi yang menyediakan alokon lainnya juga secara

gratis, yaitu: Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara,

Papua, dan Papua Barat. Di provinsi lain, selain kondom, AKDR, dan susuk KB, jenis

alokon lainnya hanya tersedia secara gratis bagi masyarakat miskin (Keluarga Pra Sejahterah

dan Keluarga Sejahterah), dengan demikian memang ada sebagian masyarakat yang harus

membayar sendiri penggunaan alokon yang dibutuhkan.

c. Fanatisme/fanatic terhadap agama dan budaya

Pengaruh besar terhadap pemahaman agama dan budaya masyarakat pada

program KB masih banyak yang berpegang pada agama dan budaya mereka sehingga

program pemerintah pada KB masih blum berjalan 100%. Program KB ini menawarkan

keluarga yang berkualitas dengan memiliki anak hanya cukup dua saja. Tetapi

masyarakatyang masih tetap mengikuti budaya masih banyak yang menginginkan punya

anak lebih dari dua anak karena mereka masih berpegang dari kata semboyan yang

mengatakan bahwa banyak anak banyak rezki, sehinggah sulit untuk ikut serta program

KB yang di inginkan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan untuk

kesejahteraan masyarakat agar memiliki keluarga yang berkualitas .

2. Faktor Pendukung Program KB

a. Pemberian obat gratis


Dari hasil penelitian bahwa peneliti melihat pemerintah desa sudah antusias

terhadap program KB yang ada di desa Sungai Beras, Pemerintah adalah salah satu

faktor pendukung dalam pelaksanaan program KB sehinggah program KB bisa

berjalan dengan baik. Keberhasilan program KB ditandai dengan menurunya laju

pertumbuhan penduduk, penurunan tingkat fertilitas dan Melembaga NKKBS (Norm

Keluarga Kecil Bahagia Dan Sejahtera) peningkatan kepedulian serta peran

masyarakat dalam pengelolaan program KB oleh LSM, swasta, tokoh masyarakat,

dan isntansi pemerintah lainnya.

b. Wajib Ikut KB PUS

Program KB adalah program pemerintah yaitu bertujuang untuk menekan laju

pertumbuhan penduduk dan angka kematian anak. Pemerintah sangat menganjurkan

ikut perogram KB agar masyarakat bisa mengatur jarak kehamilan untuk menjadikan

keluarga yang berkualitas.

Program KB dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi, ada macam-

macam pilihan alat kontrasepsi jika ingin menunda kehamilan hendaknya memakai

kondom, pil, atau suntik. jika ingin mengatur jarak kelahiran bisa mengunakan

implant atau IUD/spiral. Dan apabila tidak ingin hamil lagi maka bisa menggunakan

MOP/vasektomi atau MOW/tubektomi, Setiap alat kontrasepsi

mempunyaikeunggulan dan kelemahannya masing-masing jadi setiap PUS (Pasangan

Usia Subur) bisa memilih alat kontrasepsi mana yang mereka mau dan cocok

untuk gunakan.

Yaitu tujtuannya ingin menekan laju pertumbuhan penduduk dan

mengurangi angka kematian ibu dan bayi, dan menjadiakan kelurga yang

berkualitas yaitu keluarga kecil bahagia dan sejahterah. Menurut megawati, salah
satu akseptor KB di desa Sungai beras yg berusia kurang lebih 25 tahun mangatakan

bahwa: “tidak mau punya banyak anak satu ajak susah ngurusnya apa lagi sampai

3 anak atau 5 anak kehidupan kedepannya gimana maka dari itu kami dan suami

mau ikut KB” karena sebagian ibu-ibu muda berfikinya jauh lebih maju untuk

kualitas anak mereka.

Dengan mengikuti program KB tersebut adalah salah satu perencanaan

kepemilikan anak dalam keluarga, agar bisa menyusun keluarga yang berkualitas.

Inilah yang membuat ibu-ibu muda mengikuti program KB yang dilaksanakan agar

bisamempersiapkan keluarga yang berkualitas.

C. SDGs
a. Pengertian Sustainable Development Goals (SDGs)
Singkatan atau kepanjangan dari sustainable development goals, yaitu sebuah
dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan
perundingan negara-negara di dunia.
SDG’s merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium
Development Goals), Tujuan Pembangunan Millenium, yang mulai dijalankan pada
September 2000 dan berakhir di tahun 2015. Adapun target MDGs adalah tercapainya
kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015 yang merupakan
tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi
Milenium. Deklarasi ini diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
di New York pada bulan September 2000 tersebut.
Deklarasi Millenium berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas
internasional untuk mencapai 8 buah Tujuan Pembangunan Milenium sebagai satu paket
tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.
b. Tujuan Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) :
1. Menanggulangi Kemiskinan Dan Kelaparan
Pendapatan populasi dunia sehari $10.000 dan menurunkan angka kemiskinan.
2. Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar
3. Mendorong Kesetaraan Gender Dan Pemberdayaan Perempuan
Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan
menengah.
4. Menurunkan Angka Kematian Anak
Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, Dan Penyakit Menular Lainnya
Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan
penyakit berat lainnya.
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam
kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya
lingkungan, mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses
air minum yang sehat, dan mencapai pengembangan yang signifikan dalam
kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
8. Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan
Mengembangkan perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan
aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi, membantu kebutuhan-
kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang dan negara-negara
terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil, mengusahakan persetujuan mengenai
masalah utang negara-negara berkembang dan membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang, mengembangkan usaha produktif yang layak
dijalankan untuk kaum muda, menyediakan akses obat penting yang terjangkau
dalam negara berkembang, dan dalam kerjasama dengan pihak swasta
membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru,
terutama teknologi informasi dan komunikasi.
c. Perbedaan Millenium Development Goals (MDGs) dengan Sustainable
Development Goals (SDGs)
Pada dasarnya MDGs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan yang sama.
Yakni, SDGs melanjutkan cita-cita mulia MGDs yang ingin konsen menanggulangi
kelaparan dan kemiskinan di dunia.
Namun, dokumen yang disepakati pimpinan dunia pada tahun 2000 tersebut habis
pada tahun 2015. Para pemimpin dunia merasa agenda Millenium Development Goals
perlu dilanjutkan, sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama Sustainable
Development Goals.
Menulis 7 alasan mengapa SDGs akan jauh lebih baik dari MDGs, yakni:
1) SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya. MDGs
sebelumnya dibuat oleh anggota negara OECD dan beberapa lembaga internasional.
Sementara SDGs dibuat secara detail dengan negosiasi internasional yang juga terdiri
dari negara berpendapatan menengah dan rendah.
2) Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang sama, bahkan lebih besar.
3) MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM). MDGs dianggap gagal
untuk memberikan prioritas keadilan yang merata dalam bentuk-bentuk diskriminasi
dan pelanggaran HAM, yang akhirnya berujung kepada masih banyaknya orang yang
terjebak dalam kemiskinan. Sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan dasar-
dasar dan prinsip-prinsip HAM yang lebih baik.
4) SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit tertuju kepada
orang dengan kecacatan, dan tambahan enam target untuk situasi darurat, ada juga
tujuh target bersifat universal dan dua target ditujukan untuk antidiskriminasi.
5) Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan untuk keterlibatan
masyarakat sipil.
6) PBB dinilai bisa menginspirasi negara-negara di dunia dengan SDGs.
7) COP21 di Paris adalah salah satu kesempatan untuk maju.

d. Konsep Sustainable Development Goals (SDGs)


Tujuan pembangunan dalam Millennium Development Goals (MDGs) sebagai
nomenklatur tidak akan berhenti pada tahun 2015. Agenda ke depan untuk melanjutkan
MDGs, dikembangkan suatu konsepsi dalam konteks kerangka/agenda pembangunan
pasca 2015, yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). Konsep SDGs ini
diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan
yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia
sejak tahun 2000 mengenai isu deplation sumber daya alam, kerusakan lingkungan,
perubahan iklim semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan
pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin.
Adapun tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu,
pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development), di
antaranya pendidikan, kesehatan. Indikator kedua yang melekat pada lingkungan
kecilnya (Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana dan prasarana
lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, indikator ketiga melekat pada
lingkungan yang lebih besar (Environmental Development), berupa ketersediaan sumber
daya alam dan kualitas lingkungan yang baik.
Dalam penyusunan indikator dalam konsep SDGs pasca MDGs 2015, selain memikirkan
standar global dalam mengedepankan suatu konsep pembangunan yang berkelanjutan,
tetapi ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Di antaranya, segala sesuatu itu
harus terukur, tidak terlepas dari prinsip Environmental Sustainability, Economic
Sustainability dan Social Sustainability. Serta juga ditentukan apakah ini difokuskan
pada negara berkembang atau negara maju.
Terkait dengan pengembangan konsep awal SDGs tersebut, pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan pasca MDGs 2015 semestinya dapat menjamin kelanjutan dari
lingkungan hidup dan sumber daya alam. Terutama yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi oleh dunia internasional kedepannya, yaitu ketahanan pangan, ketahanan
energi dan ketahanan air. Ketiga masalah tersebut sangat penting diperhatikan dalam
pengembangan konsep SDGs 2015. Meski dalam pengembangan indikator dalam
pembangungan berkelanjutan harus mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup.

e. Tujuan Sustainable Development Goals


SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan
kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri
kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga
tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global berikut ini:
1. Tanpa Kemiskinan
Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
2. Tanpa Kelaparan
Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh
masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas
Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan kesempatan
belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6. Air Bersih dan Sanitasi
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau
Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan
dan modern untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja
yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang
inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di antara negara-
negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan bekelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13. Aksi Terhadap Iklim
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut
untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan di Darat
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus
serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan
degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.

f. Prinsip Sustainable Development Goals


Prinsip-prinsip SDGs berdasarkan Outcome Document Rio+20, yaitu:
1. Tidak melemahkan komitmen internasional terhadap pencapaian MDGs pada tahun
2015.
2. Mempertimbangkan perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional.
3. Fokus pada pencapaian ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan secara
berimbang ekonomi, sosial dan lingkungan.
4. Koheren dan terintegrasi dengan agenda pembangunan pasca 2015.

Anda mungkin juga menyukai