Anda di halaman 1dari 12

Tugas 6

Pengantar Manajemen
Membuat Artikel Bab 6

Dosen Pengampu:
Rita Yuanita Toendan, SE., M. Si
Dra. Talawang Mayang Murniati, MM

Disusun Oleh:
Deni Dwiyan Ryadi
213020302071

Tanggal tugas:
14 Oktober 2021

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Palangka Raya
BAB 6 PENGORGANISASIAN

A. Pengertian Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang


berkaitan erat dengan perencanaan dan merupakan suatu proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang
statis. Pengorganisasian merupakan penentuan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas, dan membagi-
bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-
departemen (Sub Sistem) serta penentuan hubungan-hubungan.
Malayu S.P. Hasibuan (2006:118) mendefinisikan
pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokan,
dan pengaturan berbagai macam aklivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan
melakukan aktivitasaktivitas tersebut. M. Manullang mengatakan
organisasi sebagai proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang
akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta
wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur
organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja
bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
G.R. Terry mengemukakan "Organizing is the establishing Of
effective behavioral relationship among persons so thal they may
work together efficiently and gain personal satisfaction in doing
selected tasks under given environmental conditions for the purpose
of achieving some goal or objective". Konntz dan O’Donnel juga
mendefinisikan "The organization function of the manager involves
the determination and enumeration of the activities, the assignment of
such group of activation to a department headed by a manager and the
delegation of authority carry them out". Selanjutnya Louis Allen
mengemukakan "'We can define organization as the process
identifying and the grouping the work to be performed, defining, and
1
PENGANTAR MANAJEMEN
delegating responsibility and authority, and establishing relationships
for the purpose of enabling people to work most effectively together
in accomplishing objectives".
James D. Mooney mengemukakan "Organization is form of
every human association for the attainment of common purpose".
Chester I. Barnard mendefinisikan "As a system of consciously
coordinated activity of forces of two or more person". Stephen P.
Robbins mengatakan "Organizational behaviour (frequently
abbreviated as OB) is a field of study that investigates the impact that
individuals, groups an structure have on beluwiour within
organizations for the purpose of applying such knowledge forward
improving as organizations effectiveness”.
Keith Davis mendefinisikan "Organizational behaviour is the
study and application of knowledge about how people act within
organizations". Fred Luthans juga mengemukakan "Is summary, then
organizational behavior is directly uncorned with the understanding,
prediction, and control of human behaviour in organizational" .

B. Tahap Pengorganisasian

1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk


mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang atau
sekelompok orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan


membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut
akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek
penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu: a) pembagian
kerja, b) departementalisasi, c) bagan organisasi formal, d) rantai
perintah dan kesatuan perintah, e) tingkat-tingkat hirarki manajemen,
f) saluran komunikasi, g) penggunaan komite, h) rentang manajemen
dan kelompok informal.
2
PENGANTAR MANAJEMEN
C. Asas – Asas Pengorganisasian

Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien


serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif pengorganisasian harus
didasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip) organisasi sebagai berikut
(Malayu S.P. Hasibuan, 2006:123-124):
1. Principle oforganizational objectives (asas tujuan organisasi).
Menurut asas ini tujuan organisasi harus jelas dan rasional,
organisasi bertujuan untuk mendapatkan laba (business
organization) ataukah untuk memberikan layanan (public
organization)

2. Principle of unity of objective (asas kesatuan tujuan). Menurut


asas ini, di dalam suatu organisasi (perusahaan) harus ada
kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan
dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha mencapai tujuan tersebut.
Organisasi akan kacau kalau tidak ada kesatuan tujuan.

3. Principle of unity of command (asas kesatuan perintah). Menurut


asas ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang
atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang
bawahan.
4. Principle of the span of management (asas rentang kendali).
Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara
efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai 9 orang.
Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan
manajer bersangkutan.

5. Principle of delegation of authority (asas pendelegasian


wewenang). Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian
wewenang dari seorang atau sekelompok orang kepada orang lain
jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya.

6. Principle of parity of authority (asas keseimbangan wewenang dan


tanggung jawab). Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan
tanggung jawab harus seimbang. Wewenang yang didelegasikan
3
PENGANTAR MANAJEMEN
dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus sama
besarnya, hendaknya wewenang yang didelegasikan tidak
meminta pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang itu
sendiri atau sebaliknya.

7. Principle of responsibility (asas tanggung jawab), Menurut asas


ini, hendaknya pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan
harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dan
pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab
kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut.

8. Principle of depurtementation/principle of division of work (asas


pembagian kerja). Menurut asas ini pengelompokan tugas-tugas,
pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam
satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan atas eramya
hubungan pekerjaan tersebut.

9. Principle of personnel placement (asas penempatan personalia).


Menurut asas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap
jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan
keterampilannya (the right man in the right job). Mismanagement
penempatan harus dihindarkan. Efektivitas organisasi yang
optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat. Untuk itu
harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman kepada job
specification dari jabatan yang akan diisinya.

10. Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai). Menurut asas


ini, hendaknya saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah
harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak
terputusputus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya
pertanggungjawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata
rantai vertikal, jelas, dan menempuh jarak terpendeknya. Hal ini
penting, karena dasar organisasi yang fundamental adalah
rangkaian wewenang dari atas ke bawah.

4
PENGANTAR MANAJEMEN
11. Principle of efficiency (asas efisiensi). Menurut asas ini, suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil
yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.

12. Principle of continuity (asas kesinambungan). Organisasi harus


mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.

13. Principle of coordination (asas koordinasi). Asas ini merupakan


tindak lanjut dari asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi
dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala
tindakan supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.

D. Macam – Macam Organisasi

Membahas mengenai organisasi dapat dilihat dari berbagai sudut


pandang, sehingga juga memunculkan berbagai jenis orgnisasi yang
tentunya memiliki ciri khas masing-masing. Para ahli pada umumnya
mengelompokkan jenis-jenis organisasi berdasarkan beberapa hal,
diantaranya berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk
pimpinan, berdasarkan sifat hubungan personalnya, dan berdasarkan
tujuannya.

Jenis organisasi berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk


pimpinan, dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Bentuk tunggal
Organisasi bentuk tunggal merupakan organisasi dimana
pucuk pimpinan berada di tangan satu orang saja. Dengan kata
lain, organisasi ini mengharuskan bahwa semua kekuasaan dan
tugas pekerjaan bersumber hanya dari satu orang, yaitu
pimpinan.

2. Bentuk komisi.
Dalam organisasi bentuk komisi, pimpinan dipandang
sebagai suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang. Sehingga
semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan
tersebut sebagai suatu kesatuan yang tidak boleh dipisah-
pisahkan.
5
PENGANTAR MANAJEMEN
Berdasarkan Proses Pembentukkannya
1. Organisasi formal merupakan organisasi yang diatur secara
resmi yang pada umumnya peraturannya bersifat tertulis. Pada
organisasi resmi seperti pemerintahan, peraturannya disebut
konstitusi dan berbagai jenis pearturan lainnya sebagai turunan,
sedangkan orgnisasi resmi selain pemerintahan, pada umumnya
menggunakan istilah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) atau peraturan dengan istilah lain yang sejenis.

2. Organisasi informal merupakan organisasi yang terbentuk


karena hubungan bersifat pribadi. Aturan dalam organisasi ini
tidak dibakukan dan biasanya hanya bersifat sementara.
Organisasi informal dapat berupa berbagai jenis sesuai dengan
apa yang menjadi tujuan bersama beberapa orang, seperti
kesamaan minat atau hobby, dan lain sebagainya.

Berdasarkan Kaitan Hubungannya dengan Pemerintah


1. Organisasi resmi, adalah organisasi yang dibentuk dengan
pemerinlah dan atau harus terdaftar pada Lembaran Negara.
Misalnya: jawatan-jawatan, lembaga pemerintah, yayasan, dan
perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum.

2. Organisasi tidak resmi, yaitu organisasi yang tidak ada


hubungannya dengan pemerintah dan atau tidak terdaftar pada
lembaran negara, seperti organisasi-organisasi swasta, mungkin
juga organisasi yang dibentuk pemerintah tetapi merupakan
unit-unit yang sifatnya swasta. Misalnya klub bola voli, klub
sepak bola, grup kesenian, organisasi pendaki gunung, dan
kelompok belajar.

Berdasarkan Skala (Ukuran) Besar Kecilnya


1. Organisasi besar
2. Organisasi sedang (menengah)

6
PENGANTAR MANAJEMEN
3. Organisasi kecil
Tolok ukur atau skala besar kecilnya organisasi ini sifatnya
relatif, karena ditentukan oleh banyak faktor, tetapi besar kecilnya
organisasi perlu diketahui karena akan mempengaruhi pilihan
manajemen yang diterpkan.

Berdasarkan tujuannya, organisasi dikelompokkan dalam dua jenis,


yaitu:
1. Organisasi yang tujuannya mencari keuntungan (profit
oriented)
Organisasi ini juga dikenal dengan istilah organisasi
komersial yang tujuan utama dibentuknya adalah semata-mata
mencari keuntungan. Keuntungan tersebut tentunya untuk
kemakmuran organisasi dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Pemilik dan para pegawai yang terlibat di dalamnya
mendapatkan keuntungan sesuai dengan dedikasinya terhadap
organisasi. Bentuk dari organisasi ini sangat banyak, misalnya
berbentuk PT (Perseroan Terbatas), CV (Commanditaire
Vennootshap) atau Perseroan Komanditer, FA (Firma),
Koperasi, dan lain sebagainya.

2. Organisasi sosial (non profit oriented)


Organisasi sosial ini dikenal juga dengan organisasi
kemasyarakatan karena dibentuk oleh perkumpulan masyarakat.
Organisasi ini ada yang berbadan huku dan ada juga yang tidak
berbadan hukum atau hanya sekedar perkumpulan biasa. Namun
demikian, dari organisasi sosial yang berbadan hukum atau
tidak, sama-sama memiliki tujuan sebagai wadah masyarakat
berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara serta
mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat diupayakan dengan
jalan sendiri-sendiri. Pada umumnya organisasi sosial berawal
dari adanya norma-norma yang dianggap penting dalam
kehidupan bermasyarakat, yang pada akhirnya juga menjadi
aturan sebagai pedoman dalam organisasi tersebut.

7
PENGANTAR MANAJEMEN
E. Bentuk – Bentuk Organisasi

Pada umumnya, organisasi diklasifikasikan dalam beberapa


bentuk berdasarkan struktur yang digunakan sebagai berikut:
1. Organisasi Lini (Line Organization)
Menurut Herujito Organisasi jenis ini efektif untuk organisasi atau
perusahaan-perusahaan yang belum berkembang. Setiap atasan
diminta pengetahuan dan pandangannya yang luas sebab ia tidak
mempunyai pembantu ahli yang dapat memberi nasihat atas saran
dari berbagai bidang keahlian yang cukup kegiatan organisasi
tersebut. Menurut Athoillah bahwa organisasi lini merupakan suatu
bentuk organisasi yang memandang dan menerapkan sumber
wewenang tunggal. Segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab
berada pada satu tangan, yaitu berada pada kepala eksekutif (chief
axecutif).
Herujito mengatakan bahwa ciri-ciri dari organisasi lini adalah
sebagai berikut:
a) Wewenang dari pucuk pimpinan mengalir langsung kepada para
pemimpin unit pada tata jenjang organisasi.
b) Masing-masing unit memegang wewenang dan tanggung jawab
penuh.

Direktur
Utama

Dir ektur Direktur Dir ektur Dir ektur


....... ........ ....... ........ ....... ........ ....... ........

Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag

Gambar 1 Struktur Organisasi Lini

2. Organisasi Staf (Staff Organization)

8
PENGANTAR MANAJEMEN
Kristiadi (1995) mengatakan bahwa organisasi staf merupakan
organisasi yang hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan
dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pikiran
maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam
mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk organisasi ini tidak
memiliki garis komando ke bawah/ke daerah-daerah.

3. Organisasi Lini Dan Staf (Line And Staff Organization)

Organisasi lini/garis dan staf (line and staff organization)


diciptakan oleh Harrington Emerson. Organisasi lini dan staf
merupakan kombinasi dari organisasi lini, azas komando
dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh
para staf, dimana staf berperan memberi masukan, bantuan pikiran,
saran-saran, data informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan atau oleh
bidang masing masing (Herujito, 2001 & Athoillah, 2010). Ciri-ciri
dari organisasi ini adalah sebagai berikut:
a) Unit-unit organisasi disusun menurut garis lurus;
b) Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staf;
c) Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staf;
d) Jumlah karyawan banyak.

Direktur
U tama

Staf .....................

Dir ektur Dir ektur Dir ektur Dir ektur


....... ........ ....... ........ ....... ........ ....... ........

Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag


Gambar 2 Struktur Organisasi Garis/Lini dan Staf

4. Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun


berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan,
masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian
9
PENGANTAR MANAJEMEN
yang sungguh-sungguh. Dengan kata lain bahwa dalam organisasi
fungsional, pimpinan tidak memiliki staf yang jelas. Setiap atasan
dapat memberikan perintah kepada para bawahan sealama masih
dalam koridor wewenang tanggung jawabnya, bahkan yang paling
penting adalah berada dalam lingkaran sistem organisasi
bersangkutan. Adapun ciri-ciri dari organisasi ini adalah sebagai
berikut:
a) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan;
b) Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis;
c) Target-target jelas dan pasti;
d) Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.
Pimpinan/
Manajer

Direktur Direktur Direktur Direktur


............... ............... ............... ...............

Karyawan

Gambar 3 Struktur Organisasi Fungsional

5. Organisasi Lini dan Fungsional (Line and Functional


Organization)
Merupakan suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit di bawahnya
dalam bidang pekerjaan tertentu. Selanjutnya pimpinan tertinggi tadi
juga melimpahkan wewenangnya kepada pejabat fungsional yang
melaksanakan bidang pekerjaan operasional. Hasil dari pekerjaan
pejabat fungsional diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa
memandang eselon atau tingkatan. Adapun ciri-ciri dari organisasi ini
adalah sebagai berikut:
a) Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-
tugas yang bersifat bantuan;
b) Terdapat spesialisasi yang maksimal;
c) Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja.

10
PENGANTAR MANAJEMEN
Presiden
Direktur

Direktur Direktur Direktur


................ ................ ................

Departemen D epartemen Departemen


.................. .................. ..................

Unit Unit Unit


................. ................. .................

Unit Unit Unit


................. ................. .................

Unit Unit
................. .................

Unit
.................

Gambar 4 Struktur Organisasi Lini dan Fungsional

Gambar 5 Rantai
Perintah Organisasi

11
PENGANTAR MANAJEMEN

Anda mungkin juga menyukai