Anda di halaman 1dari 17

1 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya,
sarana-parasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi identik dengan sekelompok
individu yang terstruktur dan sistematis yagn tergabung dalam suatu sistem.
Siapapun memerlukan pengalaman dalam organisasi, ini dikarenakan manusia
adalah makhluk sosial yang pasti akan berinteraksi dengan yang lain.
Keperawatan adalah sekumpulan sistem yang terdiri dari kumpulan manusia
yang berkelompok untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Dalam kenyataannya,
hubungan antar perawat pun memiliki suatu garis tegas yang sebenarnya telah
disusun dalam suatu bentuk susunan sistematis yang disebut dengan organisasi.
Mempelajari konsep pengorganisasian adalah hal yang sangat penting oleh
seorang perawat guna dapat memahami proses sistematis dalam praktek dan
interaksinya. Dari latar belakang diatas, tugas konsep pengorganisasian ini kami
susun.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari organisasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan job descciption, job analisis, dan job
evaluasi ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pengorganisasian ?
5. Apa saja kegiatan dalam pengorganisasian ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari organisasi.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan struktur organisasi.
2 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

3. Mengetahui yang dimaksud dengan job descciption, job analisis, dan job
evaluasi.
4. Mengetahui prinsip-prinsip dalam pengorganisasian.
5. Mengetahui kegiatan dalam pengorganisasian.




















3 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Organisasi
Istilah organisasi dapat diartikan sebagai :
Wadah : sekelompk manusia untuk saling bekerja sama.
Proses : pengelompokan manusia dalam suatu kerja sama yang efisien.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 803) organisasi adalah
kelompok kerjasama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut Boone dan Katz organisasi didefinisikan sebagai suatu proses
tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Organisasi adalah perserikatan orang, yang masing-masing diberi peranan
tertentu dalam suatu sistem kerja dan pembagian kerja di man pekerjaan dibagi
menjadi rincian tugas, diberikan di antara pemegang peranan, dan kemudian
digabung ke beberapa bentu hasil. (Sutarto,2006: 36)

2.2 Struktur Organisasi
2.2.1 Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi sehingga menggambarkan
secara jelas pemisahan kegiatan, fungsi, aktivitas, dan wewenang antara yang satu
dengan yang lain bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme
formal dengan organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan
kerangka dan perwujudan pola tetap hubungan antarfungsi, bagian, atau posisi
maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung
4 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-
unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi
dalam proses pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Struktur organisasi adalah susunan subsistem dengan hubungan
wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi merupakan struktur hirarki
dengan manajemen puncak paling atas, manajemen tingkat menengah yang berada
pada posisi tengah, serta manajemen tingkat bawah yang berada pada tingkat yang
paling bawah. Bagan oganisasi yang berbentuk piramida menunjukkan bahwa
manajemen puncak jumlahnya relative sedikit terhadap manajemen tingkat bawah.
Organisasi membagi pekerjaan atas tugas-tugas khusus sehingga menimbulkan
spesialisasi.
2.2.2 Faktor Perancangan Struktur Organisasi
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
adalah :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuan
2. Teknologi yang digunakan
3. Anggota dan orang-orang yang terlibat di dalam organisasi
4. Ukuran organisasi
2.2.3 Unsur-unsur Struktur organisasi
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan
2. Standarisasi kegiatan
3. Kordinasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
Modal dasar struktur organisasi menekankan garis wewenang, kesatuan
perintah, rentang kendali yang sempit, dan penggunaan dukungan staff terhadap
organisasi tersebut. Eksekutif di dalam organisasi tersebut harus bertanggung
jawab atas prestasi semua bawahannya.
Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai oleh
individu-invididu sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama
secara kooperatif dan dikoordinasi dapat mencapai sinergi. Tiang dasar
5 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang
memungkinkan sinergi terjadi.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur
organisasi yaitu:
1. Pembagian kerja
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
2.2.4 Tujuan Pembuatan Struktur Organisasi :
Memperlihatkan pola hubungan antara anggota organisasi dan sarana
yang dimiliki agar setiap anggota organisasi mengerti dengan jelas tugasnya,
kewajiban, hak dan tanggung jawab.
2.2.5 Bentuk Struktur Organisasi
Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta
tanggungjawab, maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai berikut :
a. Struktur Organisasi Lini : Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh
Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan
disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada
atasan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai
struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya
sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
Bagan 1. Struktur Organisasi Lini.
6 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

Ciri-ciri Struktur Organisasi Lini :
Kesatuan perintah terjamin; Pembagian kerja jelas dan mudah
dilaksanakan; Organisasi tergantung pada satu pimpinan.
b. Struktur Organisasi Fungsional : Struktur organisasi fungsional
diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya
pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan
mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap
pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang
berberda-beda.

Bagan 2. Struktur Organisasi Fungsional

Ciri-ciri Struktur Organisasi Fungsional :
a) Tidak menjamin adanya kesatuan perintah.
b) Keahlian para pengawas dan pegawai berkembang menuju
spesialisasi.
7 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

c) Penghematan waktu dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan
yang sama.
c. Struktur Oranisasi Garis dan Staf : Struktur organisasi ini merupakan
struktur organisasi gabungan yang di kembangkan oleh Harrington
Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar,
daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah
bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri,
melainkan memerlukan bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam bidang
tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan
dalam organisasi tersebut.
Bagan 3. Struktur Organisasi Garis dan Staf
d. Struktur Organisasi Fungsional dan Staf : Struktur organisasi ini
merupakan gabungan dari bermacam-macam struktur
organisasi.dengan memakai sistem gabungan ini di mungkinkan
memilih, yang menguntungkan di pakai yang merugikan di
tinggalkan.
8 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

Bagan 4. Struktur Organisasi Fungsional dan Staf
2.2.6 Jenis Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih
mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
a. Struktur Tradisional.
Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah jenis
struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan
memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen. Jenis struktur
dibawah struktur tradisional adalah :
1. Struktur Lini - adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang
sangat spesifik. Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke
lini yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor
akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini memudahkan pengambilan
keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki departemen yang lebih
sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat desentralisasi.
2. Struktur Lini dan Staff meskipun struktur lini sesuai untuk
kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk
9 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staff memainkan
perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan
persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf
departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat. Manajer lini dan staff
memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai ini, proses
pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan panduan yang
tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
3. Struktur fungsional jenis struktur organisasi ini mengelompokkan
orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau
menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk
organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department,
Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi,
departemen Akunting dan Administratif .
b. Struktur Divisional.
Ini adalah jenis struktur yang berdasarkan divisi yang berbeda dalam
organisasi. Struktur-struktur ini dibagi ke dalam :
1. Struktur produk struktur sebuah produk berdasarkan pada
pengelolaan karyawan dan kerja yang berdasarkan jenis produk yang
berbeda. Jika perusahaan memproduksi tiga jenis produk yang
berbeda, mereka akan memiliki tiga divisi yang berbeda untuk produk
tersebut .
2. Struktur pasar struktur pasar digunakan untuk mengelompokkan
karyawan berdasarkan pasar tertentu yang dituju oleh perusahaan.
Sebuah perusahaan bisa memiliki 3 pangsa pasar yang digunakan dan
berdasarkan struktur ini, maka akan membedakan divisi dalam
struktur.
3. Struktur geografis organisasi besar memiliki kantor di tempat yang
berbeda, misalnya ada zona utara, zona selatan, barat, dan timur.
Struktur organisasi mengikuti struktur zona wilayah.
c. Struktur Matrix
10 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

Merupakan struktur, yang menggabungkan struktur fungsi dan produk.
Kedua gabungan ini merupakan gabungan terbaik untuk membuat struktur
organisasi yang efisien. Ini adalah struktur organisasi yang paling kompleks.
Penting untuk menemukan struktur organisasi yang terbaik untuk organisasi,
karena penetapan yang keliru akan merusak fungsi organisasi
2.2.7 Bentuk bentuk Organisasi
a. Functional Organization ( Organisasi Fungsional )
Bagan 5. Functional Organization (Organisasi Fungsional)
Organisasi fungsional umum ditemui pada perusahaan-perusahaan yang
memproduksi suatu barang. (Kebanyakan perusahaan di Indonesia mungkin
menggunakan Functional Organization). Pada organisasi fungsional, semakin
besar organisasi, semakin dalam pula hirarkinya dan semakin terspesialisasi
pekerjaannya. Semua orang melapor kepada hirarki diatasnya, seterusnya hingga
mencapai puncak hirarki (CEO).
Keuntungan dari functional organization adalah kesederhanaan dalam
komunikasi dan efisiensi proses yang berulang. Kerugiannya bila menghadapi
sebuah proyek antar divisi, pergerakan dari tiap anggota tim akan terbatasi oleh
sekat-sekat divisi dan manajer proyek dapat merangkap menjadi manajer salah
satu divisi yang mengakibatkan keputusannya terpengaruh kedudukannya pada
divisi. Kerugian lain dari sistem ini adalah komunikasi menjadi sangat terbatas
(umumnya top down) dan kreativitas terbatasi oleh rangkaian persetujuan
birokratis.
b. Projectized Organization ( Organisasi Proyek )
Organisasi proyek seperti ini berfokus hanya saja proyek daripada
fungsionalitas. Saya sendiri belum pernah menemukan organisasi besar yang
menggunakan tipe organisasi proyek ini. Mungkin tipe organisasi ini ada pada
11 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

beberapa kelompok konsultan freelancer yang bekerja secara lepas tetapi memiliki
seorang koordinator. Manajer proyek memiliki kuasa yang besar selama sebuah
proyek berlangsung.
Keuntungan dari tipe organisasi ini adalah kemudahan untuk memasukkan
seorang konsultan luar, efisiensi dalam mengerjakan proyek, kemudahan untuk
membagikan sumber daya antar proyek, fleksibilitas dan independensi yang besar
dari tiap karyawannya.
Kekurangan yang dapat muncul adalah setiap karyawan harus cukup
memiliki motivasi, bertanggung jawab, dan terbiasa untuk mengambil inisiatif.
Struktur ini tidak terlalu cocok bila perusahaan memiliki banyak aspek
administrasi atau operasi.
Bagan 6. Projectized Organization (Organisasi Proyek)
c. Matrix Organization ( Organisasi Matrix )
Organisasi Matrix merupakan peleburan dari kedua tipe organisasi diatas.
Organisasi Matrix mencari keseimbangan antara operasional/administrasi dan
proyek. Contohnya adalah seorang manajer proyek yang ingin mengerjakan
proyek inventory. Tim proyek akan terdiri dari bagian purchasing dan finance.
Organisasi Matrix mempunyai tiga buah sub Organisasi berdasarkan
12 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

kekuatan manajer proyek dan manajer fungsional.
Bagan 7. Matrix Organization (Organisasi Matriks)
Keuntungan yang diberikan tipe organisasi matrix adalah pemanfaatan
sumber daya manusia yang efisien, anggota tim mempunyai pekerjaan operasional
tetap setelah proyek selesai, sharing pengetahuan antar divisi yang lebih baik dari
pada tipe fungsional, dan adanya keterlibatan stakeholder yang kuat.
Kekurangan yang dapat muncul adalah dengan adanya dua buah atasan,
karyawan bawah harus melapor pada dua atasan dan hal ini dapat
membingungkan. Atasan-atasan dapat memperebutkan karyawan sehingga
membingungkan mereka dalam membuat prioritas kerja dan memahami perannya.
Prosedur komunikasi dan pemanfaatan sumber daya harus ada dan jelas untuk
menghindari kekacauan ini.

2.3 Job Description, Job Analisis, Job Evaluasi
2.3.1 Job Analisis
Analisis jabatan merupakan alat dari manajemen untuk melaksanakan
pengadaan karyawan. Job analisis merupakan kegiatan menganalisis dan
mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan. Job analisis
merupakan Informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan
dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.
Langkah-langkah Job analisis:
1. Tentukan kegunaan hasil informasi analisis jabatan (spt : uraian
jabatan, spesifikasi jabatan, evaluasi jabatan, dll ).
2. Kumpulkan informasi tentang latar belakang organisasi (spt: bagan
organisasi, jenis-jenis pekerjaan yang ada, dll).
3. Seleksi orang yang akan diserahi jabatan yang akan dianalisis.
4. Kumpulkan informasi analisis jabatan ( spt : aktvitas pekerjaan,
perilaku karyawan, kondisi kerja, syarat-syarat pengisi jabatan).
13 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

5. Verifikasi kebenaran data/informasi kepada pekerja dan atasan
langsung.
6. Susun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
7. Ramal atau perhitungkan kemungkinan pengembangan analisis
jabatan terhadap perkembangan perusahaan pada masa yang akan
datang
Informasi analisis jabatan digunakan untuk Rekrutmen dan Seleksi,
kompensasi, evaluasi jabatan, Penilaian Prestasi Kerja, Program Latihan dan
Pengembangan, promosi dan mutasi, pemerkayaan pekerjaan, penyederhanaan
pekerjaan, penempatan karyawan, peramalan kebutuhan tenaga kerja, orientasi
karyawan baru.
2.3.2 J ob Description
Job description adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan
tertentu dalam organisasi.
Isi uraian pekerjaan :
1. Identifikasi jabatan/pekerjaan
2. Hubungan tugas dan tanggung jawab
3. Standar pekerjaan (prestasi yang harus dicapai)
4. Syarat kerja (alat, mesin, bahan baku )
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan
6. Penjelasan tentang jabatan di bawah dan di atasnya.
2.3.3 J ob Evaluation
Job evaluation adalah menilai berat atau ringan, mudah atau sukar, besar
atau kecil resiko pekerjaan dan memberikan nama, rangking, serta harga atau
gaji suatu jabatan. Bila pekerjaan berat, sukar, berisiko besar, dan rangking
jabatan semakin tinggi, maka harga atau gaji semakin besar. Sebaliknya, bila
pekerjaan mudah, ringan, resiko kecil, tanggung jawab kecil, dan rangking jabatan
rendah, maka gaji jabatannya semakin kecil
2.4 Prinsip Pengorganisasian
1. Prinsip Rantai Komando
14 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

Menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis,
dan berhasil dalam mencapai tujuan mereka, organisasi dibuat dengan hubungan
hirarkis dalam alur autoritas dari atas kebawah.
Prinsip ini mendukung struktur mekanistis dengan autoritas sentral yang
mensejajarkan autoritas dan tanggung jawab. Komunikasi terjadi sepanjang rantai
komando dan cenderung satu arah-kebawah. Pada organisasi keperawatan modern
rantai komando ini adalah datar, dengan garis manajer dan staf teknis serta
administrasi yang mendukung staf perawat klinis.
2. Prinsip Kesatuan Komando
Menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu penyelia dan
terdapat satu pemimpin dan satu rencana untuk kelompok aktivitas dengan
objektif yang sama. Prinsip ini masih diikuti pada kebanyakan organisasi
keperawatan tetapi masih terus dimodifikasi dengan memunculkan teori
organisasi. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prnsip
kesatuan komando ini, seperti juga praktik bersama.
3. Prinsip Rentang Kontrol
Menyatakan bahwa individu harus menjadi penyelia suatu kelompok
bahwa ia dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi.
Prinsip asal ini telah menjadi elastis makin sangat terlatih pekerja, makin kurang
pengawasan yang diperlukan. Pekerja dalam pelatihan memerlukan lebih banyak
pengawasan untuk mencegah terjadinya kesalahan lebih banyak pengawasan
untuk mencegah terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari
pekerja keperawatan, manajer perawat harus lebih banyak menkoordinasikan.
4. Prinsip Spesialisasi
Menyatakan setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal. Sehingga ada divisi tenaga kerja : suatu perbedaan
diantara berbagai tugas. Spesialisasi dianggap oleh kebanyakan orang menjadi
cara terbaik untuk menggunakan indivdu dan kelompok. Rantai komando
menggabungkan kelompok-kelompok dengan spesialisasi yang menimbulkan
fungsi departementalitas.
15 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

2.5 Kegiatan Pengorganisasian
1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan.
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis
kewenangan dan tanggungjawab.
3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia/tenaga kerja.
4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling
tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi adalah. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa bentuk
organisasi yang memiliki struktur berbeda. Terdapat keunggulan maupun
kelemahan dari berbagai jenis struktur organisasi, namun hal ini tergantung dari
kebutuhan organisasi. Dalam membangun suatu organisasi, dibutuhkan
pembagian kinerja, maupun strategi untuk jalannya organisasi. Hal ini akan
tergambar pada job analisis, job description, dan job evaluation. Seperti suatu
ketentuan, suatu pengorganisasian memiliki prinsip-prinsip yang akan terus
dijalankan seperti prinsip rantai komando, prinsip kesatuan komando, prinsip
rentang kontrol, maupun prinsip spesialisasi. Prinsip-prinsip ini memiliki
perhatian pusat yang berbeda-beda. Dalam pengorganisasian, terdapat beberapa
kegiatan yang akan dialami secara garis besar seperti pengalokasian sumber daya,
penetapan struktur organisasi, perekrutan,penempatan sumber daya manusia,
maupun beberapa jenis kegiatan lainnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai aktivitas
sistematis yang akan dilalui oleh sebuah pengorganisasian.

3.2 Saran
Dunia medis, terutama keperawatan memerlukan sikap manajerial yang baik
dalam terapannya. Ilmu dalam pengorganisasian adalah hal yang harus dipahami
16 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

dengan baik, karena keperawatan adalah badan yang dibentuk dari seperangkat
ilmu, terapan, dan klinis yang sistematis. Untuk menjalankan sistematisnya,
pengorganisasian adalah utama yang harus diikuti oleh semua unsur yang terkait.
Pemaparan konsep pengorganisasian adalah ilmu secara umum, perlu dilakukan
pemaparan lebih lanjut untuk tugas selanjutnya dalam hal pengorganisasian
bidang keperawatan untuk pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Arti Pentingnya Organisasi dan Metode. Gunadarma. Diakses
pada tanggal 10 September 2014 dari
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_organisasi_dan_met
ode/bab1_arti_penting_organisasi_dan_metode.pdf
Kuspriatni, L. Studi Tentang Organisasi. Diakses pada tanggal 10 September
2014 dari
lista.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Studi+Tentang+Organisasi.pdf
Makmur, H. (2007). Patologi Serta Terapinya dalam Ilmu Administrasi dan
Organisasi. Bandung : PT. Refika Aditama.
Sutabri, T. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Penerbit Andi
Yogyakarta.
Sutarto. (1998). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Swanburg, Russel C. (2000). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen
Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta : Balai Penerbit EGC.
Winanti, Marliana B. (2009). Kegiatan Dalam Pengorganisasian. Diakses pada
tanggal 11 September 2014 dari
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=56410
17 | M a n a j e m e n K e p e r a w a t a n K o n s e p P e n g o r g a n i s a s i a n

Anda mungkin juga menyukai