Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 5

Anastasya Cahya Lestari (1914301061)


Feni Meliani (1914301085)
Ilham Adiansyah (1914301087)
Wayann Yuli (1914301071)
Berliana Oktavia (1914301081)
M. Luthfan Amirudin (1914301095)
Rara Suci Ariati (1914301077)
Nessie Nina Azalia (1914301073)
Pemberdayaan Keluarga
A. Pengertian Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan atau empowerment berawal dari kata
daya (power). Daya dalam arti kekuatan yang berasal
dari dalam, dapat diperkuat dengan unsur-unsur
penguatan yang diserap dari luar. Pemberdayaan
merupakan sebuah konsep untuk memotong lingkaran
yang menghubungkan power dengan pembagian
kesejahteraan.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan, ikatan emosional dan
yang mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari
keluarga (Marilynn M. Friedman, 1998).
B. Tujuan Pemberdayaan Keluarga
1. Tujuannya antaralain :
• Membantu sasaran untuk menerima/melewati/mempermudah
proses perubahan yang harus/akan dijalani/ditemui
individu/keluarga.

• Menggali kapasitas/potensi laten anggota keluarga (kepribadian,


ketrampilan manajerial dan keterampilan kepemimpinan).

• Mendorong sasaran agar memiliki daya ungkit/daya lompat serta


sebagai lecutan untuk lari mengejar cita-cita keluarga.
Lanjutan

• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan hidup


seluruh anggota keluarga sepanjang tahap perkembangan
dan siklus hidupnya.

• Membangun daya tahan dan adaptasi yang tinggi


terhadap perubahan agar mampu menjalani kehidupan
dengan sukses tanpa kesulitan dan hambatan yang
berarti.

• Membina dan mendampingi proses perubahan sampai


pada tahap kemandirian dan tahap tujuan yang dapat
diterima.
2.Agar tujuan pemberdayaan dapat tercapai,perlu
memperhatikan beberapa prinsip;
• Pemberdayaan keluarga hendaknya tidak memberikan bantuan
pendampingan yang bersifat charity yang akan mendatangkan
ketergantungan dan melemahkan.

• Hendaknya menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan


pihak yang dibantu/dibina/didamping menjadi lebih kuat melalui
latihan daya juang/tahan, menghadapi masalah.

• Meningkatkan partisipasi yang membawa pihak yang diberdayakan


meningkat kapasitasnya.

• Menjadikan pihak yang diberdayakan mengambil kontrol penuh,


pengambilan keputusan penuh, dan tanggung jawab penuh untuk
melakukan kegiatan yang akan membawanya menjadi lebih kuat.
C. Strategi Pemberdayaan Keluarga

Menurut Herawati (2013), strategi pemberdayaan keluarga yang


dimaksud adalah:

1. Sistemik–holistic Strategi yang memperhatikan berbagai dimensi


kehidupan keluarga

2. Sinergistik Strategi yang memperhatikan dan menempatan kegiatan


pemberdayaan keluarga diantara program keluarga atau program
kemasyarakatan

3.Kemandirian dan ketahanan keluarga Strategi pemberdayaan adalah


mendorong kemandirian dan menguatkan ketahanan keluarga.
Lanjutan
Menurut Herawati (2013), strategi pemberdayaan keluarga yang
dimaksud adalah:
4. Fokus yaitu proses perubahan Strategi ini menekankan bahwa
pemberdayaan adalah sebuah proses oleh karnanya perlu memberi
ruang dan memasukkan perjalanan sebuah proses dalam perencanaan
serta memastikan agar proses perubahan tersebut dilalui sampai tujuan
tercapai

5. Kepedulian atau kemitraan Strategi ini memperhatikan aspek utama


dalam proses pembangunan manusia yaitu kepedulian, serta
meningkatkan kemitraan untuk mendorong perubahan yang lebih luas.

6. Keberlanjutan (sustainability) Strategi yang memperhatikan


keberlanjutan program, mengingat perubahan sosial membutuhkan
waktu yang lama dan panjang.
Lanjutan
7. Meningkatkan partisipasi dan menggunakan
pendekatan pendidikan orang dewasa.

8. Memanfaatkan dan atau meningkatkan kapasitas


kelembagaan lokal agar perubahan lebih mengakar
untuk menjamin keberlanjutan dan kelangsungannya.

9. Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi lokal.


Pemberdayaan ekonomi keluarga hendaknya
memanfaatkan potensi lokal yang bertujuan memberi
nilai tambahan serta meningkatkan potensi ekonomi
wilayah.
D. Cara Mendorong Keluarga Untuk Menangani Masalah
Mendorong keluarga untuk dapat menangani masalah
kesehatan, diantaranya:

• Meningkatkan potensi atau kapasitas individu dalam keluarga


untuk berkembang.

• Pelatihan di berbagai tingkat sasaran untuk meningkatkan


produktifitas keluarga dalam meningkatkan sumber daya
ekonomi.
• Pelatihan, bimbingan konseling untuk meningkatkan ketrampilan
keluarga: menilai sumber daya

• Kampanye sosial dan penyuluhan untuk meningkatkan dukungan


sosial bagi ketahanan keluarga.
Lanjutan

• Pelatihan ketrampilan organisasi di masyarakat:


managemen, kepemimpinan dan ekonomi orang,
kerjasama jaringan organisasi kelembagaan di
masyarakat.

• Menciptakan lingkungan supaya kapasitas


keluarga untuk berkembang dapat terwujud
E. Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga
Ruang lingkup substansi pemberdayaaan keluarga
meliputi :
1. Ketahanan keluarga Pemberdayaan keluarga
menekankan pada peningkatan pengetahauan,
kesadaran, serta peningkatan kapasitas keluarga dalam
kaitannya dengan kondisi dinamik suatu keluarga yang
harus memiliki keuletan dan ketangguhan serta
kemampuan secara fisik-material dan psikis mental
spiritual
2. Keberfungsian, peran, dan tugas keluarga
Pemberdayaan keluarga menekankan pada peningkatan
potensi dan kapasitas keluarga dalam memenuhi
fungsinya
Lanjutan
Sementara itu terdapat lima peran utama
keluarga bagi efektifnya fungsi keluarga yaitu:

• Penyediaan sumberdaya yang dibutuhkan


keluargau untuk tumbuh dan berkembang
• Dukungan, pengasuhan, dan kasih sayang
• Pengembangan keterampilan hidup
• Pemeliharaan dan pengelolaan sistem keluarga
• Kepuasan seksual suami-istri.
 Pengolahan masalah dan stress keluarga
Membahas kemampuan keluarga dalam
menghadapi stressor atau penyebab stress yang
berpotensi menyebabkan stress dan krisis.
Dalam proses tersebut, tipologi keluarga,
persepsi keluarga terhadap stress serta
kemampuan koping mekanisem keluarga
menentukan timbulnya stress atau krisis dalam
keluarga.
 Tipologi keluarga Tipologi keluarga mengidentifikasi keluarga
dari 4 dimensi yaitu:
1. Family regenerative (kemampuan keluarga tumbuh
berkembang), family resilien (kelentingan keluarga), rhythmic
(kebersamaan keluarga) dan tradisionalistic family (Mc Cubbin &
Thompson,1997).

2. Analisis tipologi keluarga menggunakan tujuh perubah :


-family hardness
-family coherence
-family bonding
-family time and routine
-valuing family time and routine
-family traditions
-family celebration
Lanjutan
3. Tipologi kelurga regenerative menghasilkan 4 tipologi keluarga
turunan yaitu regenerative families, durable families, secure families
dan fulnerable families.

4. Tipologi resilient menghasilkan 4 tipologi turunan yaitu resilien


(lentur) families, pliant (liat) families, bonded families, dan fragile
(mudah pecah) families.

5. Tipology of rhythmic, menghasilkan 4 tipologi turunan yaitu


rhythmic families, intentional families, structural families dan
unpattern families.

6. Tipology of traditionalistic families menghasilkan 4 tipologi


turunan yaitu ritualistic families, celebratory families, traditionalistic
families, situational families.
Lanjutan
7. Kelentingan keluarga (family resilience), Kelentingan keluarga
diartikan sebagai kemampuan keluarga untuk merespon secara
positif terhadap situasi yang menyengsarakan atau merusak
kehidupan keluarga, sehingga memunculkan perasaan kuat, tahan,
dan bahkan situasi dimana kelarga merasa lebih berdaya dan lebih
percya diri disbanding situasi sebelumnya.

8.Kelentingan keluarga dialami ketika anggota keluarga


menunjukkan perilaku seperti percaya diri, kerja keras, kerjasama,
memanfaatkan hal tersebut merupakan faktor yang menolong
keluargga dapat menghadapi stressor sepanjang siklus
kehidupannya.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai