DISUSUN OLEH:
MELSI
1914401003
TINGKAT 2 REGULER 1
2. Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu
lama.
3. Rentang respon
a. Respon adaptif
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu
tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya
adalah :
Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan
Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan sengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya
diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain
b. Faktor Presipitasi
Trauma : penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa
yang mengancam kehidupan.
Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit : dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh;
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal;
prosedur medis dan keperawatan.
c. Manifestasi klinis
Menurut Stuart (2007: hal.188) manifestasi klinis pada klien dengan harga diri
rendah adalah sebagai berikut:
1) Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2) Penurunan produktifitas
3) Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4) Gangguan dalam berhubungan
5) Rasa diri penting yang berlebihan
6) Perasaan tidak mampu
7) Rasa bersalah
8) Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
9) Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
10) Ketegangan peran yang dirasakan
11) Pandangan hidup yang pesimis
12) Keluhan fisik
13) Pandangan hidup yang bertentangan
14) Penolakan terhadap kemampuan personal
15) Destruktif terhadap diri sendiri
16) Pengurangan diri
17) Menarik diri secara social
18) Penyalahgunaan zat
19) Menarik diri dari realitas
20) Khawatir
d. Penilain stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis,
sosiologis, atau fisiologis. Eleman yang penting adalah persepsi pasien tentang
ancaman.
e. Sumber koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman terhadap
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien antara lain: Aktifitas
olahraga dan aktifitas diluar, hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif,
kesehatan dan perawatan diri, pendidikan dan pelatihan, pekerjaan, vokasi atau
posisi, bakat tertentu, kecerdasan, imajinasi dan kreatifitas serta hubungan
interpersonal.
f. Mekanisme koping
Menurut Stuart (2007, hlm 191) mekanisme koping termasuk pertahanan
koping jangka panjang atau jangka pendek serta penggunaan mekanisme
pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri
yang menyakitkan.
1) Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan pelarian
sementara dari krisis identitas diri misalnya konser musik, bekerja keras,
menonton tv, Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
misalnya ikut serta dalam klub social, agama, politik, kelompok. Aktifitas
yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu misalnya olahraga yang kompetitif, prestasi akademik. Aktifitas
yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas diluar dari
hidup yang tidak bermakna saat ini.
2) Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang merupakan
adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa
memerhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu dan identitas
negative merupakan asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
g. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
h. Pohon Masalah
Isolasi sosial
C. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Koping Individu Tidak Efektif
D. Rencana Tindakan Keperawatan (Tulis Sesuai Dengan Masalah Utama)
Dengan Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
Perencanaan
No Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Pasien Setelah 3x SP 1
Mampu : pertemuan, pasien 1) Identifikasi 1) Membuat pasien
1) Bina dapat : kemampuan menyadari aspek
hubungan 1) Membina melakukan positif yang dimiliki
saling hubungan saling kegiatan dan sehingga
percaya percaya bantu aspek meningkatkan harga
2) Dapat 2) Mengindetifikasi positif (buat diri pasien
mengidentifi aspek positif daftar 2) Membantu pasien
kasi aspek yang dimiliki kegiatan) dalam menyusun
positif 3) Menilai 2) Bantu pasien jadwal kegiatan
3) Dapat kemampuan menilai 3) Mengetahui
menilai yang dimiliki kegiatan kegiatan yang dapat
kegiatan untuk yang dapat dilakukan pasien
yang dapat dilaksanakan dilakukan hingga saat ini
dilakukan 4) Merencakan saat ini (pilih 4) Memberikan latihan
saat ini kegiatan sesuai dari daftar praktik langsung
4) Dapat dengan kegiatan) untuk meningkatkan
memilih kemampuan dan lalu buat kemampuan pasien
salah satu jadwal yang daftar 5) Mengontrol kegiatan
kegiatan telah ditetapkan kegiatan apa saja yang
yang dapat 5) Melakukan yang dapat dilakukan pasien
dilakukan kegiatan sesuai dilakukan
5) Dapat dengan rencana saat ini
melakukan secara mandiri 3) Bantu pasien
kegiatan memilih
secara salah satu
mandiri kegiatan
yang dapat
dilatih saat
ini
4) Latih
kegiatan
yang dipilih
(alat dan
cara
melakukann
ya)
5) Masukkan
pada jadwal
kegiatan
untuk latihan
sesuai
kesepakatan
dengan
pasien
SP 2
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kegiatan hasil dan harapan.
pertama 2) Memberikan latihan
yang telah praktik langsung
dilatih dan untuk meningkatkan
berikan kemampuan pasien.
pujian 3) Mengontrol kegiatan
2) Latih yang dilakukan
kegiatan pasien
kedua (cara
dan alat)
sesuai
dengan
jadwal
kegiatan
yang telah
disepakati
bersama
pasien
3) Masukkan
dalam
jadwal
kegiatan
untuk latihan
..../hari
SP 3
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kegiatan hasil dan harapan.
yang lalu 2) Memberikan latihan
(SP 1 dan SP praktik langsung
2) untuk meningkatkan
2) Latih kemampuan motorik
kegiatan ke pasien.
tiga (cara 3) Mengontrol kegiatan
dan yang dilakukan
alat)sesuai pasien
dengan
jadwal
kegiatan
yang telah
disepakati
bersama
pasien
3) Masukkan
pada jadwal
kegiatan
untuk latihan
..../hari
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kemampuan hasil dan harapan.
pasien yang 2) Memberikan latihan
lalu (SP 1, praktik langsung
SP 2 dan SP untuk meningkatkan
3) kemampuanpasien.
2) Latih 3) Mengontrol kegiatan
kegiatan ke pasien
empat (cara 4) Membandingkan
dan alat) hasil dan membantu
3) Masukkan meningkatkan harga
pada jadwal diri pasien
kegiatan 5) Meingkatkan
harian kemampuan pasien
...../hari 6) Mengetahui
4) Evaluasi seberapa jauh
kegiatan kemampuan pasien
latihan dan
berikan
pujian
5) Latih
kegiatan
dilanjutkan
sampai tak
terhingga
6) Nilai
kemampuan
yang telah
mandiri
Keluarga Setelah 4x SP 1
mampu pertemuan keluarga 1) Diskusikan 1) Mencari tahu atau
merawat mampu meneruskan masalah menggali apa saja
anggota melatih pasien dan yang aspek yang akan di
keluarga yang mendukung agar dirasakan tingkatkan pada diri
mengalami kemampuan dalam dalam pasien
masalah harga melakukan kegiatan merawat 2) Memberi
diri rendah dapat menigkat. pasien pengetahuan
2) Jeaskan 3) Memberi
pengertian, pengetahuan
tanda gejala, 4) Memberikan latihan
dan proses praktik langsung
terjadinya dalam melakukan
harga diri perawatan.
rendah 5) Mengontrol apa apa
3) Jelaskan cara saja yang pasien
merawat lakukan untuk
harga diri latihannya.
rendah
terutama
memberikan
pujian semau
hal positif
pada pasien
4) Latih
keluarga
memberi
tanggung
jawab
kegiatan
pertama
yang dipilih
pasien,
bimbing dan
beri pujian
5) Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
memberikan
pujian
SP 2
1) Evaluasi SP 1) Membandingkan
1 hasil dan harapan.
2) Bersama 2) Memberikan latihan
keluarga praktik langsung
melatih dalam melakukan
pasien dalam perawatan.
melalukan 3) Mengontrol apa apa
kegiatan saja yang pasien
kedua yang lakukan untuk
dipilih latihannya.
pasien
3) Anjurkan
membantu
pasien sesuai
dengan
jadwal dan
memberi
pujian
SP 3
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kemampuan hasil dan harapan.
SP 2 2) Memberikan latihan
2) Bersama praktik langsung
keluarga dalam melakukan
melatih perawatan.
pasien dalam 3) Mengontrol apa apa
melakukan saja yang pasien
kegiatan lakukan untuk
yang dipilih latihannya.
pasien
3) Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
memberi
pujian
SP 4
1) Evaluasi 1) Membandingkan
kemampuan hasil dan harapan.
SP 3 2) Membandingkan
2) Evaluasi hasil dan harapan.
kemampuan 3) Mengontrol
keluarga. 4) Dorongan/motivasi
3) Rencana untuk mampu
tindak lanjut 5) Untuk
keluarga. meningkatkan
4) Follow up perkembangan
5) Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah, Intisari. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Fik-Ui (2014). Standar Asuhan Keperawatan: Spesialis Keperawatan Jiwa. Workshops Ke- 7,
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC
Stuart, G.W., And Laraia (2005), Principles And Practice Of Psychiaatric Nursing, (7th Ed.) St.
Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W. (2009). Principles And Pratice Of Psichiatric Nursing. ( 9th Ed.) St. Louis : Mosby
Suliswati, Dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC