Anda di halaman 1dari 17

LOG BOOK PERTEMUAN 03

MASALAH KESEHATAN JIWA


LOGBOOK 03.1
Diagnosis dan terapi Skizofrenia

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian skizofrenia
2. Menjelaskan tanda dan gejala Skizofrenia
3. Menjelaskan Pedoman Diagnostik Skizofrenia
4. Menjelaskan Penatalaksanaan non Famakologis dan Famakologis Skizofrenia
5. Mengidentifikasi Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien skizofrenia
LOGBOOK 03.2
Diagnosis dan terapi Psikotik Akut

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian Psikotik akut
2. Menjelaskan tanda dan gejala Psikotik akut
3. Menjelaskan Pedoman Diagnostik Psikotik akut
4. Menjelaskan Penatalaksanaan non Famakologis dan Famakologis Psikotik akut
5. Mengidentifikasi Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien psikoik akut
LOGBOOK 03.3
Diagnosis dan terapi Depresi

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian Depesi
2. Menjelaskan tanda dan gejala Depesi
3. Menjelaskan Pedoman Diagnostik Depesi
4. Menjelaskan Penatalaksanaan non Famakologis dan Famakologis Depesi
5. Mengidentifikasi Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Depesi
TUGAS 1
Kasus
Seorang perempuan, 32 th tinggal di Panjang bersama suami dan 2 orang
anaknya. S udah 1 minggu ini pasien memperlihatkan perilaku yang
membingungkan. Kadang-
kadang b icara atau tertawa-tawa sendiri d i kamarnya. Bila diingatkan suaminya
ia m arah
Menurut suaminya sejak orang tuanya menjadi korban kecelakaan pesawat
dan
jenazahnya tidak ditemukan 1 tahun yang lalu pasieni mulai sering
melamun dan
m enangis. Selama itu perilaku pasien belum banyak berubah. Tetapi di minggu
terakhir
i ni ia tidak mengurusi anak, suami bahkan dirinya sendiri. Sering t idur larut
malam

Soal 1
Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok

Soal 2
Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada Klien sesuai klasifikasi medis
dalam modul ini

Soal 3
Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang tersedia

N0 Nama Tanda & Gejala Diagnosi Terapi/obat Diagnosis


s Keperawatan
Medik
1 Ny.S Ds: Gangguan - Halo Gangguan
- Suami pasien persepsi Peridol persepsi sensori
mengatakan sensori - Chlorpro b.d Distorsi
pasien sering mazine sensori
melamun dan - Risperid
one
menangis
- Olanzapi
sejak orang ne
tua pasien - Quetiapi
mengalami ne
keelakaan

Do:
- Tampak
pasie
berbicara
sendiri
- Tampak
pasien
tertawa-tawa
sendiri

Non
Farmakolo
g is

PASIEN :
- Memba
ntu pasi
enmeng
enalhal
usinasi
nya,me
njelask
an
carame
ngontro
l
halusin
asi,men
gajarka
n
pasien
mengon
trol
halusin
asideng
an
carame
nghardi
k
halusin
asi.
- Melatih
pasien
mengon
trol
halusin
asideng
an
bercaka
p-cakap
bersam
a
orangla
in.
- Melatih
pasien
mengon
trol
halusin
asideng
an
melaks
anakan
aktivita
s
terjadw
al
- Melatih
pasien
minum
obat
secarate
ratur

KELUARGA :
- Membe
rikan
pendidi
kankese
hatan
tentang 
pengert
ian
halusin
asi, jeni
s
halusin
asi
yangdia
lami
pasien,
tandada
n gejala
halusin
asi,dan
cara-
cara
merawa
t pasien
halusin
asi
- Melatih
keluarg
a
praktik
merawa
t pasien
langsun
gdi
hadapa
n
pasien.
Membe
ri
kesemp
atankep
ada
keluarg
a
untukm
empera
gakan
caramer
awat
pasien
dengan
halusin
asi
langsun
g
dihadap
an
pasien.
- Membu
at peren
canaan 
pulang
bersam
akeluar
ga

TUGAS 2
Kasus
Seorang laki-laki, 38 th tinggal di Kedaton dengan 1 orang anaknya. pasien di
bawa tetangganya ke puskesmas karena gelisah, berteriak-teriak, menyerang
orang lain, bicara tertawa sendiri, curiga dengan orang lain. Perilaku ini mulai
tampak sejak ia bercerai dengan istrinya 1 bulan yang lalu.

Soal 1
Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok

Soal 2
Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada pasien sesuai klasifikasi medis
dalam modul ini

Soal 3
Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang tersedia

N0 Nama Tanda & Gejala Diagnosi Terapi/obat Diagnosis


s Keperawat
Medik an

TUGAS 3
Kasus
Seorang perempuan, 22 th, belum menikah, tinggal di Gedung meneng bersama
pamannya, kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Satu bulan yang lalu ia
di putus pacarnya. Sejak seminggu ini pasien tanpak banyak diam, malas
melakukan kegiatan yang biasa dilakukannya, tidak merawat diri, murung dan
sering menangis. Tiga hari yang lalu minum racun serangga namun tertolong

Soal 1
Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok

Soal 2
Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada pasien sesuai klasifikasi medis
dalam modul ini

Soal 3
Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang tersedia

N0 Nama Tanda & Gejala Diagnosi Terapi/obat Diagnosis


s Keperawat
Medik an
Diagnosis dan Terapi Materi
Skizofrenia (F20) 03.1
Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di
masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu profesi kesehatan meyakini adanya
kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami individu, keluarga maupun masyarakat sehingga beberapa
tindakan keperawatan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai
profesi kesehatan lainnya; salah satunya adalah dokter.

Identifikasi masalah kesehatan dlakukan dengan melakukan


diagnosis dan terapi pada klien. Salah satu masalah gangguan jiwa
terbanyak yang diteukn di unit psikiatri adalah skizofrenia.

Skizofrenia adalah sekelompok gangguan jiwa berat yang umumnya


ditandai oleh distorsi proses pikir dan persepsi yang mendasar, alam
perasaan yang menjadi tumpul dan tidak serasi, kesadaran umumnya
tetap jernih dan kemampuan intelektual biasanya dapat
dipertahankan

Mengetahui penyebab skizoprenia perlu dikaji secara mendalam


dari aspek bio-psiko-sosial-spirritual dan kultural klien. Diagnosis
yang tepat akan berpengaruh terhadap terapi yan tepat pula bagi
klien. Hal ini tentu saja mempengruhi keberhasilan klien untuk
memperoleh kualitas hidup yang tinggi.

Saat ini, penatalaksanaan klien dengan skizofrenia tidak hanya


dapat dilakukan di pelayanan spesialis seperti rumah sakit jiwa.
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
jiwa disemua tatanan, diharapkan pelayanan kesehatan jiwa
termasuk klien gangguan jiwa dapat diberikan di pelayanan dasar
seperti puskesmas. Obat psikiatri atau psikofarmaka Yang banyak
digunanakan adalah antipsikotik generasi satu. Tanpa
Antipsikotik, perilaku klien khususnya pada konDIsi k ronis sulit
dikontrol. Hal ini tentu saja berbahaya baik bagi lien, orang lain
maupun lingkungan. Terlepas dari pemberian terapi biologis, terapi
psikologis (psikoterapi/terapi modalitas merupakan terapi
pendukung yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup
klien. Yang perlu ditekankan pada klien dan keluarga adalah waktu
pengobatan yang relatif lama dan dukungan keluarga untuk
mempertahankan kemampuan fungsional klien merupakan faktor
yang berperan mencegah kambuh.
Perawatan skizofrenia harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang
cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan
dan pengobatan dijalankan. Medikasi antipsikotik dimulai dengan
dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap. (misalnya
Haloperidol 3 x 1,5-5 mg sehari atau Chlorpromazine 3 x 100-200
mg sehari). Dosis harus serendah mungkin untuk menghilangkan
gejala, walaupun beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih
tinggi.

Tujuan Setelah mempelajari diagnosis dan terapi skizofreni diharapkan


pembelajara peserta didik mampu memahami prinsip diagnosis dan
n umum penatalaksanaan pada klien skizofenia berdasarkan proses
keperawatan.

Tujuan Setelah mempelajari askep Skizofrenia diharapkan peserta didik


pembelajara mampu:
n khusus 1. Melakukan pengkajian klien Skizofrenia
2. Merumuskan diagnosis keperawatan klien Skizofrenia
3. Menyusun rencana keperawatan klien Skizofrenia
4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien Skizofrenia
1. Melakukan edukasi/pendidikan kesehatan Skizofrenia
2. Melakukan evaluasi tindakan perawatan klien Skizofrenia
5. Melakukan pendokumentasian proses perawatan klien
Skizofrenia

Strategi 1. Kuliah/penyampaian materi askep Skizofrenia


pembelajara 2. Akses informasi askep Skizofrenia
n 3. Menyelesaikan tugas dengan mengisi log-book (mandiri)
4. Berdiskusi
5. Mengkoreksi log-book
6. Praktikum

Waktu
Fasilitator Tim
Evaluasi Cognitif : logbook, test
pembelajara tulis Afektif
n Performance assessment : SOP

Referensi Stuart dan Larian, (2010), Principles and practice of Psychiatric


Nursing, Lippicot: Mosby
Maslim, R. (2005), Peedoman Pengolongan Gaanggan Jiwa,
Jakarta: EGC
Maramis, A. (2010), Ilmu Kesehatan Jiwa, Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Diagnosis dan Terapi Modul
Psikotik Akut (F23) 03.2
Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di
masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu profesi kesehatan meyakini adanya
kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami individu, keluarga maupun masyarakat sehingga beberapa
tindakan keperawatan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai
profesi kesehatan lainnya; salah satunya adalah dokter.

Identifikasi masalah kesehatan dlakukan dengan melakukan


diagnosis dan terapi pada klien. Salah satu masalah gangguan jiwa
terbanyak yang diteukn di unit psikiatri adalah skizofrenia.

Gangguan psikotik akut adalah gangguan jiwa yang ditandai adanya


gangguan daya nilai realitas yang muncul secara tiba-tiba dan
durasinya singkat (dalam masa 2 minggu atau kurang).

Mengetahui penyebab Psikotik perlu dikaji secara mendalam dari


aspek bio-psiko-sosial-spirritual dan kultural klien. Diagnosis yang
tepat akan berpengaruh terhdap terapi yan tepat pula bagi klien. Hal
ini tentu saja mempengruhi keberhasilan klien untuk memperoleh
kualitas hidup yang tinggi.

Saat ini, penatalaksanaan klien dengan Psikotik tidak hanya dapat


dilakukan di pelayanan spesialis seperti rumah sakit jiwa. Semakin
tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan jiwa
disemua tatanan, diharapkan pelayanan kesehatan jiwa termasuk
klien gangguan jiwa dapat diberikan di pelayanan dasar seperti
puskesmas. Obat psikiatri atau psikofarmaka Yang banyak
digunanakan adalah antipsikotik generasi satu. Tanpa Antipsikotik,
perilaku klien khususnya pada kondIsi kronis sulit dikontrol. Hal ini
tentu saja berbahaya baik bagi lien, orang lain maupun lingkungan.
Terlepas dari pemberian terapi biologis, terapi psikologis
(psikoterapi/terapi modalitas merupakan terapi pendukung yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup klien. Yang perlu
ditekankan pada klien dan keluarga adalah waktu pengobatan yang
relatif lama dan dukungan keluarga untuk mempertahankan
kemampuan fungsional klien merupakan faktor yang berperan
mencegah kambuh.
Perawatan psikotik akut harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang
cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan
dan pengobatan dijalankan. Untuk mengontrol gejala-gejala
psikotik akut secara tepat, sebaiknya memulai terapi antipsikotik
secepatnya sesudah penilaian. Pertimbangkan terapi intramuskular
akut jika terapi oral tidak mungkin dilaksanakan. Jangan
meresepkan injeksi depo/jangka panjang untuk mengontrol gejala-
gejala psikotik akut secara tepat. Resepkan satu antipsikotik dalam 1
waktu (monoterapi). “Start low, go slow” dan naikkan dosis secara
perlahan hingga mencapai dosis efektif.

Tujuan Setelah mempelajari dignosis dan terapi psikotik diharapkan peserta


pembelajara didik mampu memahami prinsip diagnosis dan penatalaksanaan
n umum pada klien skizofenia berdasarkan proses keperawatan.

Tujuan Setelah mempelajari askep Skizofrenia diharapkan peserta didik


pembelajara mampu:
n khusus 1. Melakukan pengkajian klien psikotik
2. Merumuskan diagnosis keperawatan klien psikotik
3. Menyusun rencana keperawatan klien psikotik
4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien psikotik
5. Melakukan edukasi/pendidikan kesehatan psikotik
6. Melakukan evaluasi tindakan perawatan klien psikotik
7. Melakukan pendokumentasian proses perawatan klien psikotik

Strategi 1. Kuliah/penyampaian materi askep psikotik


pembelajara 2. Akses informasi askep psikotik
n 3. Menyelesaikan tugas dengan mengisi log-book (mandiri)
4. Berdiskusi
5. Mengkoreksi log-book
6. Praktikum

Waktu
Fasilitator Tim
Evaluasi Cognitif : logbook, test
pembelajara tulis Afektif
n Performance assessment : SOP

Referensi Keliat. B.A . dkk (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas


CMHN (basic Course). EGC: Jakarta
Maslim, R. (2005 Buku Saku Diagnosis Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2006). Buku Pedoman Pelayanan
Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa,
Kementerian Kesehatan RI.

Diagnosis dan Terapi Modul


Depresi (F32) 03.3
Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di
masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu profesi kesehatan meyakini adanya
kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami individu, keluarga maupun masyarakat sehingga beberapa
tindakan keperawatan membutuhkan kolaborasi dengan berbagai
profesi kesehatan lainnya; salah satunya adalah dokter.

Identifikasi masalah kesehatan dlakukan dengan melakukan


diagnosis dan terapi pada klien. Salah satu masalah gangguan jiwa
terbanyak yang ditemukan di pelayanan primer adalah depresi.

Gangguan depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai


dengan suasana hati (alam perasaan) yang menurun,
proses pikir melambat dan perilaku lamban (trias depresi).

Mengetahui penyebab depresi perlu dikaji secara mendalam dari


aspek bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural klien. Diagnosis yang
tepat akan berpengaruh terhdap terapi yan tepat pula bagi klien. Hal
ini tentu saja mempengruhi keberhasilan klien untuk memperoleh
kualitas hidup yang tinggi.

Saat ini, penatalaksanaan klien dengan depresi banyak ditemukan di


pelayanan umum, bahkan di masyarakat. Untuk itu semakin
tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan jiwa
disemua tatanan, diharapkan pelayanan kesehatan jiwa termasuk
klien gangguan jiwa dapat diberikan di pelayanan dasar seperti
puskesmas. Tidak semua gejala fisik yang dikeluhkan pasien saat
berobat menginformasikan adanya gangguan pada fisik pasien. Jika
dikaji lebih dalam tidak mentup kemungkinan pasien mengalami
keluhan psikosomatik atau adanya masalah psikis yang
dimanifestasikaan dengan keluhan fisik. Untuk itu terapi psikologis
(psikoterapi/terapi modalitas merupakan terapi yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas hidup klien. Yang perlu ditekankan
pada klien dan keluarga adalah motivasi hidup klien dan dukungan
keluarga untuk mempertahankan kemampuan fungsional klien
merupakan faktor yang berperan meningkatkan harga diri pasien.

Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal


apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan
kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Pasien
berisiko melakukan perilaku bunuh diri.

Tanyakan tentang risiko bunuh diri. Apakah pasien sering berpikir


tentang kematian. Apakah pasien mempunyai rencana bunuh diri
yang khas. Apakah ia telah membuat rencana yang serius untuk
percobaan bunuh diri di masa yang lalu. Apakah pasien bisa yakin
untuk tidak bertindak atas ide bunuh diri. Mungkin diperlukan
pengawasan yang ketat oleh keluarga dan teman, atau hospitalisasi
(rawat inap). Tanyakan tentang risiko mencederai orang lain.
Dorong pasien untuk melawan pesimisme atau kritik diri yang
berlebihan, tidak bertindak atas dasar ide pesimistik (misalnya,
mengakhiri perkawinan, meninggalkan pekerjaan), dan tidak
memusatkan pada pikiran negatif atau bersalah.

Medikasi antidepresan sampai mencapai dosis efektif (misalnya


Imipramin atau amitripilin), dimulai dengan dosis 25-50 mg setiap
malam dan dinaikkan sampai 100-150 mg dalam dosis terbagi. Pada
pasien usia lanjut atau sakit fisik, berikan dosis yang lebih rendah
atau menggunakan antidepresan lain dengan efek samping yang
minimal. Jelaskan kepada pasien bahwa obat harus diminum setiap
hari, bahwa perbaikan akan terjadi dalam 2-3 minggu sesudah
medikasi dimulai, dan mungkin timbul efek samping ringan, tapi
biasanya menghilang dalam 7-10 hari. Tekankan bahwa pasien
harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan obat.

Tujuan Setelah mempelajari dignosis dan terapi depresi diharapkan peserta


pembelajara didik mampu memahami prinsip diagnosis dan penatalaksanaan
n umum pada klien depresi berdasarkan proses keperawatan.

Tujuan Setelah mempelajari askep depresi diharapkan peserta didik


pembelajara mampu:
n khusus 1. Melakukan pengkajian klien depresi
2. Merumuskan diagnosis keperawatan klien depresi
3. Menyusun rencana keperawatan klien depresi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien depresi
5. Melakukan edukasi/pendidikan kesehatan depresi
6. Melakukan evaluasi tindakan perawatan klien depresi
7. Melakukan pendokumentasian proses perawatan klien
depresi
Strategi 1. Kuliah/penyampaian materi askep depresi
pembelajara 2. Akses informasi askep Skizofrenia
n 3. Menyelesaikan tugas dengan mengisi log-book (mandiri)
4. Berdiskusi
5. Mengkoreksi log-book
6. Praktikum

Waktu
Fasilitator Tim
Evaluasi Cognitif : logbook, test
pembelajara tulis Afektif
n Performance assessment : SOP

Referensi Stuart dan Larian, (2010), Principles and practice of Psychiatric


Nursing, Lippicot: Mosby
Maslim, R. (2005), Peedoman Pengolongan Gaanggan Jiwa,
Jakarta: EGC
Maramis, A. (2010), Ilmu Kesehatan Jiwa, Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Anda mungkin juga menyukai