Disusun oleh:
Putri rahmatia waunira s
(PO7120120024)
Frengki olii
(PO7120120023)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Saya telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan saya, semoga bisa
menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pengampu atas bimbingan, dorongan
dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga saya dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang saya harapkan. Dan saya ucapkan
terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita
semuanya. Amin.
Penulis
PEMBAHASAN
1. Pengertian
80%
paratyphoid abdominalis.
usus dan peyer’s patch dan juga dapat menular pada orang lain
kesadaran.
.2. Anatomi Dan Fisiologi
kandung empedu.
1. Mulut
berakhir di anus.
otomatis.
2. Kerongkongan (Esofagus)
lambung.
proses peristaltik.
3. Lambung
a. Kardia.
b. Fundus.
c. Antrum.
a. Lendir
tukak lambung.
b. Asam klorida(HCl)
Usus halus /usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan juga lemak.
dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari duodenum), usus kosong
(jejenum) dan usus penyerapan (ileum). Villi usus halus terdiri dari
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus
diligamentumTreitz.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari
dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh,
adalah bagian dari usus halus, diantara usus dua belas jari
makroskopis.
c. Usus Penyerapan (ileum)
Usus besar /kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
peritoneum.
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan juga tinja
akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan juga anak yang lebih muda mengalami
dari permukaan tubuh (kulit) dan juga sebagian lainnya dari usus.
Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar –
dalam air, sampah dan debu. Namun bakteri ini dapat mati dengan
14hari
9. Epiktaksis
14. Dapat timbul gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi
muda sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok
dan hipotermia Periode infeksi demam thypoid, gejala dan
tanda :
Minggu Keluhan Gejala Patologi
Minggu 1 Panas Gangguan saluran Bakteremia
berlangsung cerna
insidious, tipe
panas stepladder
yang mencapai
39-40º c,
menggigil, nyeri
kepala
Minggu 2 Rash, nyeri Rose sport, Vaskulitis,
abdomen, diare splenomegali, hiperplasi pada
atau konstipasi, hepatomegali peyer’s patches,
delirium nodul typhoid
pada limpa dan
hati
Minggu 3 Komplikasi : Melena, ilius, Ulserasi pada
perdarahan ketegangan payer’s patches,
saluran cerna, abdomen, koma nodul tifoid pada
perforasi dan syok limpa dan hati
Minggu 4 Keluhan Tampak sakit Kolelitiasis, carrier
menurun, relaps, berat, kakeksia kronik
penurunan berat
badan
Tabel 2.1 Gejala Dan Tanda Typhoid (Nurarif & Kusuma, 2015)
5. Patofisiologi
Bakteri Salmonellatyphi bersama makanan atau minuman masuk
Menginfeksi
saluran Demam Hipertemi
Tifus abdominalis
Mual, nafsu
makan Diserap usus Tukak di Nyeri
menurun halus usus
Skema 2.1
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar
infeksi sekunder
4. Kultur
1) Klorampenicol
2) Amoxicillin
3) Kotrimoxasol
4) Ceftriaxon
5) Cefixim
1) paracatamol
2. keperawatan
b. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7hari bebas demam atau
kurang lebih dari selam 14hari. Maksud tirah baring adalah untuk
kekuatan pasien.
f. Diet
.8 Komplikasi
tanda-tanda renjatan.
lain
Daftar pustaka
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.Jakarta: Interna Publishing.
Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart (Alih bahasa Agung
Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC
Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Direktorat Bina Gizi
Galuh, 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid Pada Anak Di RSUD
Tugurejo Semarang. (Di download tanggal 20 juni 2019)
Handayani, 2017. Kejadian Demam Typoid Di Wilayah Puskesmas Karang Malang. (Di download
tanggal 20 juni 2019)
Hilda, 2013. Analisis Risiko Kejadian Demam Tifoid Berdasarkan Kebersihan Diri Dan Kebiasaan Jajan
Di Rumah. (Di download tanggal 20 juni 2019)