DEMAM TYPOID
OLEH :
A. Tinjauan teori
1. Konsep medis
1.1. Definisi demamtypoid
Demam thypoid merupakan penyakit infeksi akut pada
usus halus yang disebabkan oleh salmonella thyposa da hanya
terdapat pada manusia. (Marni, 2016)
Demam thypoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi
akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran. (Titik lestari, 2016)
1.2. Anatomifisiologi
a. Anatomi fisiologi sistempencernaan
6
7
1. Rongga Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya
makanan dan air. Mulut merupakan bagian awal dari
sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk
system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, 8 asam,
asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan
di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi
bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi
dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan
dimulai secara sadar dan berlanjut secaraotomatis.
2. Lidah
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian
lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan
dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai
indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara.
3. Orofaring
Orofaring merupakan suatu bagian faring yang
terletak dibelakang rongga mulut. Orofaring dapat
dilewati udara dan makanan sehingga berperan dalam
sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Selainitu,
8
8. Pangkreas
Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem
pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin
serta menghasilkan beberapa hormon atau fungsi
endokrin . Pankreas terletak pada kuadran kiri atas
abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya
menempel pada organ duodenum
9. UsusHalus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari
saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah
yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar,
lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
a. Ususduodenum
Usus dua belas jari atau duodenum adalah
bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung
dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian
terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus
dua belas jari merupakan organretroperitoneal, yang
11
2. Tinjauankasus
Pengkajian
No. RM 179804
NamaInitial : An. M
JenisKelamin : Perempuan
Tgl Lahir/Umur : 14/5/2014
Alamat : Jl gunungmakmur
Rujukan :Ya dari, RS PKM √ Dr Lainnya
Diagnosa :Febris
Tidak DatangSendiri Diantar Nama √
Keluarga yang bisa dihubungi :Ny.N No Hp/Tlp :-
Alamat : Jl gunungmakmur
Transportasiwaktu datang : AmbulansRS Ambulans Lain Kendaraan
√
Lain
AlasanMasuk : Demam (+),Muntah (+) 1 kali, Nyeri perut (+), Kejang 1
kali
PRIMARY SURVEY
AIRWAY TRAUMA SCORE
24
PENILAIAN NYERI :
Nyeri: Tidak √ Ya, Lokasi :abdomen Intensitas :4-10
b. Tanda tandavital
1. Frekuensinadi : 151 x/menit
2. Suhutubuh : 40,3 oC
3. Frekuensi pernapasan : 30 x/menit
c. Pemeriksaanfisik
a. Kepala
1) Inspeksi : rambut tipis danmerata
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeritekan
b. Mata
1) Inspeksi : Tidak ada perdarahan sub kujungtiva, konjungtiva tidak
anemis, skelera tampak jernih, tidak ada cedera pada kornea, nampak
cekung dan pupilisokor
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa, tidak ada nyeri tekan
c. Telinga
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanyaserumen
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeritekan
d. Hidung
1) Inspeksi : Tampak bersih, tidak ada benjolan pada hidung, terdapatsekret
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak adamassa
e. Mulut dan Gigi : tidak dikaji
f. Wajah
1) Inspeksi : nampakmenangis
2) Palpasi : tidak ada massa tidak ada nyeritekan
g. Leher
1) Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis
2) Palpasi : tidak ada nyeritekan,
h. Thoraks
1) ParuParu
27
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin Tanggal,30-12-
2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Hematologi rujukan
WBC 24,35 4.50-13.50 103/mm3
28
Teswidal
Widal S.TYP S.PaR.A S.Par.B S.Par.C
O NEG NEG NEG 1/160
H 1/160 NEG NEG NEG
PENGOBATAN
Nama Obat Golongan Dosis Kegunaan
KLASIFIKASI DATA
Data subjektif Data objektif
1. Ibu klien mengatakan 1. Nampak kulitmemerah
anaknya demam kurang 2. Suhu40.3OC
lebih 1hari 3. Kulit terabahangat
2. Demam meninggi tadi 4. Mukosa bibirkering
5. Pasien nampaklemas
pagi dan mengalami
6. Pasien nampakmeringis
kejang 1kali
7. Pasien nampak memegang area
3. Ibu pasien mengatakan
perut
anaknya sakit pada
bagianperut
4. Skala nyeri4
29
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Salmonella typi
- Ibu klien
mengatakan
anaknya demam Makanan
kurang lebih 1 terkontaminasi
hari typi
- Demam meninggi Hipertermi
tadi pagi dan Masuk
mengalami kejang kesaluran cerna
1kali
DO : Menuju organ
- Nampak kulit RES
memerah
- Suhu40.3OC Replikasi
- Kulit teraba kuman yang
hangat tidak di fagosit
- Mukosa bibir di organ RES
kering
Kuman
mengeluarkan
endotoxin
Merangsang
pelepasan at
pyrogen
Mentimulasi
30
pusat
termoregulasi di
hypothalamus
Peningkatan
suhu tubuh
Hipetermia
2 DS; Kuman
- Ibu pasien salmonella typi
mengatakan masuk
anaknya sakit ke saluran cerna
pada bagianperut
- Skala nyeri 4 Sebagian masuk
DO: usus halus
- Pasien nampak Di ileum Nyeri akut
lemas terminalis
- Pasien nampak membentuk
meringis limfoid plaque
- Pasien nampak peyeri
memegang area
perut Sebagian hidup
dan menetap
Perdarahan
Perforasi
Peritonitis
31
Nyeri akut
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b/d prosespenyakit
2. Nyeri akut b/d agen pencederabiologis
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Hipertermi Termoregulasi Manajemen Hipertermia 1. Agar perawat
berhubungan Setelah dilakukan Tindakan dapat
dengan proses tindakan keperawatan Observasi : mengetahui
penyakit diharapkan suhu 1. Monitor suhu tubuh shuhu tubuh dan
tubuh tetap berada Terapeutik : memudahkan
pada rentang normal. 2. Berikan cairanoral intervensi
Dengan kriteriahasil 3. Longgarkan dan lepas 2. Untuk suhu
: pakaiananak tubuh yang
- Suhu tubuh Kolaborasi : meningkat
membaik 4. Kolaborasi pemberian sehingga perlu
- Frekuensi nadi antipiretik diimbangi
membaik dengan asupan
- Pucatmenurun cairan yang
- Mukosa bibir banyak.
membaik 3. Untuk
mempercepat
proses evaporsi
keringat
4. Untuk
32
menurunkan
panas pada pusat
hipotalamus
Nyeri akut Setelah dilakukan Menejemen nyeri
1. untuk
berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
mengetahui
dengan agen selama 1x6 jam, maka 1. Identifikasi lokasi,
daerah nyeri,
pencedera diharapkan tingkat karasteristik, durasi,
kualitas, kapan
fisiologis nyeri membaik : frekuensi, kualitas,
nyeri dirasakan,
1. Keluhan nyeri intensitasnyeri
factor pencetus,
menurun 2. Identifikasi skalanyeri
berat ringannya
2. Meringis 3. Identifikasi factor yang
nyeridirasakan
menurun memperberat dan
2. untuk
memperingannyeri
mengetahui
Terapiutik :
berapa skala
1. Berikan non tehnik
nyeri yang
farmakologi untuk
dirasakanpasien
mengurangi rasanyeri
3. mempertahanka
Edukasi:
n rasa nyaman
1. Ajarkan tehnik non
padapasien.
farmakologi untuk
4. Untuk
mengurangi rasanyeri
mengurangi
ketegangan
akibat nyeri
5. Untuk
mengurangi rasa
nyeri
33
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO JAM/TGL IMPELEMENTASI EVALUASI
DX
I 30/12/2012 S:
10.00 1. Memonitor suhu tubuh - Ibu pasien
Hasil : 37OC mengatakan
10.20 2. Memberikan cairan anaknya hanya
oral diberi airmineral
Hasil : Ibu pasien
10.30 mengatakan anaknya O:
hanya diberi air - Suhu 37OC
mineral - ibu nampak
10.40 3. Melakukan kompres membuka pakaian
hangat pada anak M anak
Hasil : 37OC A: masalah belum teratasi
11.00 4. Melonggarkan dan P: pertahankan intervensi
melepas pakaian anak - monitor suhutubuh
Hasil : ibu nampak - memberikan cairan
membuka pakaian oral
anak - kalaborasi
11.35 5. Berkolaborasi pemberian
pemberian antiperetik analgesik
Hasil : PCT 190
MG/IV, IVDF asering
12 tpm
34
II 30/12/2021 1. Mengidentifikasi S:
10.45 skalanyeri - pasien mengatakan
10.50 Hasil : skala nyeri 3 nyeri dirasakan
2. Mengidentifikasi pada saatbergerak
factor yang - pasien mengatakan
memperberat dan nyeriberkurang
11.00 memperingan nyeri - skala nyeri3
Hasil :pasien
mengatakan nyeri O:
dirasakan pada saat - pasien nampak
bergerak lemas
11.25 3. Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas dalam A: masalah teratasi
Hasil : pasien P: pertahankan intervensi
mengatakan nyeri - Identifikasi skala
berkurang nyeri
- Identifikasi factor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
- Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas
dalam
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahap ini penulis perbandingan antara teori, dan kasus yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan yang penulis lakukan kepada An.
M dengan Demam Thypoid.
1. Pengkajiankeperawatan
a. Teori : Pada pengkajian didapatkan adanya demam pada pasien typoid
Kasus : didapatkan An. M juga mengalami demam mencapai 40,3 0c
Analisa : tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus pada demam
typoid Hal ini di karenakan adanya bakteri salmonella typhii dan toksin
yang dihasilkan yang merangsang produksi dan pelepasan zat pirogen
oleh leukosit pada jaringan yang meradang sehingga mengalami
demam tinggi.
b. Teori :Pada pengkajian terdapat adanya Mual muntah
Kasus : Pada pengkajian An, M juga didapatkan adanya mual dan
muntah 1kali.
Analisis : tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dimana mual
muntah terjadi setelah menyebabkan peradangan kuman melewati
pembuluh limfe masuk ke darah dan terjadi bakterimia primer melalui
ductus thoracitus kuman menuju retikulo endothelial system (RES), hati
dan limfa ditempat ini kuman difagosit oleh sel – sel fagosit (RES),
kuman yang tiak fagosit berkembang biak dan menyebabkan organ-
organ yang membesar ( hati dan limfa) dapat mendesak lambung
sehingga mengalami mual dan
38
39
2. Diagnose keperawatan
40
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada An.
M dengan demam typoid di ruang IGD RSUD Haji Makassar, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian keperawatan kasus An. M didapatkan pasien mengalami
keluhan suhu tubuh meningkat diatas rentang normal yaitu 40,3 0c
dengan kesdaran komposmentis, An. M mengalami demam 1 hari dan
demam naik turun dan lemas, ibu klien mengatakan anaknya kejang 1
kali dan nyeri pada bagian perut skala nyeri 3 menggunakan
pengkajian nyeri FLACC. dan muntah sebanyak 1 kali, suhu tubuh
teraba hangat S : 40,3 0c N : 151 x/i, pernafasan : 30x/i.
2. Setelah dilakukan pengkajian dan Analisa kasus muncul dua diagnose
pada pasien An. M yaitu diagnose pertama Hipetermia b/d proses
infeksi dan diagnose kedua yaitu nyeri akut b/d agen pencedafisiologis
3. Perencenaan yang digunakan pada pasien disesuaikan dengan
masalah keperawatan yang ditegakkan berdasarkan kriteria hasil tanda
dan gejala dan kondisi pasien saat ini dan intervensi yang muncul pada
pada diagnosa pertama yaitu : menejemen hipetermia dan yang kedua
adalah menejemennyeri.
4. Implementasi pada kasus ini dilaksanakan sesuai dengan intervensi
yangtelahdibuat.penulisjugamelakukanimplementasihipetermi
44
45
pada An. M yaitu : monitor suhu tubuh, berikan cairan oral, longgarkan
baju, kalaborasi pemberian antiperetik. Sedangkan implementasi nyeri
ikut pada An.M yaitu : mengidentifikasi skala nyeri membaik,
mengjarkan tehnik nafas dalam, mengidentifikasi factor yang
memperberat dan memperingan nyeri
5. Evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, yaitu penulis
lakukan selama 6 jam pada pasien dengan masalah keperawatan
berupa hipetermia b/d proses infeksi dan nyeri akut b/d agen
pencedera fisiologis dapat teratasi sesuai dengan kriteria hasil yang
ada.
6. Akhir dari proses keperawatan yaitu pendokumentasian setelah
dilakukan rencana keperawatan maka pasien An.M diberikan Tindakan
keperawatan seperti menejemen hipetermi dan menejemen nyeri pada
menejemen hipetermia penulis melakukan monitor suhu tubuh yaitu
melakukan kompres hangat, memberikan cairan oral seperti
menganjurkan An.M untuk minum air putih yang banyak dan
melakukan kalaborasi pemberian antiperetik yaitu paracetamol sesuai
dosis yang diberikan oleh dokter agar demam dapat teratasi sesuai
tujuan keperawatan yaitu suhu tubuh Kembali normal. Sedangkan
menejemen nyeri dilakukan Tindakan keperawatan seperti
mengidentifikasi skala nyeri pada An.M dengan menggunakan FLACC,
mengidentifikasi faktor yang memperberat dan ringannya nyeri dan
mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam pada pasien. Dan kemudian
mengevaluasi hasil tindakan yang diberikan yaitu hipetermia setelah
dilakukan Tindakan maka terdapat suhu dalam rentang normal yaitu
370c dari suhu 40,30c. sedangkan pada nyeri akut didapatkan hasil
nyeri berkurang dari skala 4 menjadi3.
46
B. SARAN
1. Untuk rumahsakit
Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat mempertahankan
hasil waktu tanggap yang cepat dan tepat serta lebih meningkatkan lagi
pelayanannya dan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien dan masyarakat terutama pada pasien kasus demam typoid.
2. Untuk institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi Pendidikan agar lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan yang bersumber pada notebook, penelitian- penelitian
terbaru (journal) mengenai asuhan keperawatan secara tepat dan
sesuai kebutuhan karasteristik pasien agar lebih mudah menganalisa
kasus.
DAFTAR PUSTAKA